Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Konsepsional

Beberapa definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal

dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013:).

2. Model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

scientific adalah suatu model pembelajaran yang mendorong peserta didik

untuk belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Peserta

didik didorong menghubungkan pengalaman yang telah dimiliki dengan

pengalaman baru yang dihadapi sehingga peserta didik menemukan

prinsip-prinsip baru (Agus Suprijono, 2009:70)

3. Model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan scientific

adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau

sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan

solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan

dikumpulkan sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang

dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam

kehidupan sehari-hari (kemendikbud, 2017:11)

B. Definisi Operasional
53

Beberapa definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar matematika adalah hasil usaha konstruksi pengetahuan yang

dilakukan oleh siswa dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang

merupakan hasil optimal yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran matematika yang diukur dari hasil kognitif siswa dalam

menyelesaikan bentuk tes berupa post test selama tiga kali pertemuan dan

ulangan harian pada pertemuan akhir.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan

scientific adalah suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berfikir secara individu terlebih dahulu. Selanjutnya

siswa berdiskusi secara berpasangan, membagikan ide dan

mempertimbangkan jawaban paling tepat untuk menyelesaikan masalah.

Selanjutnya meminta siswa bergabung dengan pasangan lain dengan

membentuk satu kelompok dimana proses pengelompokannya terjadi dua

kali yaitu adanya penggabungan dua pasangan menjadi satu kelompok dan

tahap terakhir membuat jejaring dalam mempresentasikan pemikiran

mereka.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan scientific

adalah model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berfikir secara mandiri, selanjutnya siswa berpasangan

untuk mendiskusikan ide-ide yang diperoleh dan langsung membuat

jejaring dalam mempresntasikan hasil pembahasan pasangan mereka.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


54

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 24 Samarinda Provinsi

Kalimantan Timur pada semester ganjil tahun pembelajaran 2020/2021.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

semester ganjil SMP Negeri 24 Samarinda Provinsi Kalimantan Timur

tahun pembelajaran 2020/2021. Populasi ini terdiri atas 7 kelas dimana

masing-masing kelas berjumlah 33 orang yang memiliki kemampuan daya

serap sama.

2. Sampel

Pada penelitian ini kebutuhan akan sampel minimal mengacu pada

Arikunto (2006) di dalam bukunya dijelaskan bahwa apabila subjek

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%. Jumlah siswa SMP Negeri 24

Samarinda kelas VIII sebanyak 192 orang sehingga sampel yang

dibutuhkan untuk penelitian ini berjumlah 30 sampai 80 orang bahkan

lebih. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.


55

E. Rancangan Penelitian

Observasi Lapangan
(Analisis Kebutuhan)

Persiapan Penelitian
Perangkat Pembelajaran
Instrumen Penelitian

Lembar
Kelas dengan Model Observasi Kelas dengan Model
Pembelajaran PBL Guru Pembelajaran Discovery
Siswa

Post Test dan UH Post Test dan UH


Mengolah dan
Menganalisis
Data (Uji F dan
Uji t)

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian SMA Negeri 24 Samarinda

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Teknik Tes

Menurut Arikunto (2010) tes adalah serentetan pertanyaan atau


56

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki seorang

individu atau kelompok. Tes pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

post-test dan ulangan harian yang dikerjakan secara individu.

a. Post-test

Post-test pada penelitian ini terdiri dari 3 soal dalam bentuk

essay yang diberikan tiap kali pertemuan. Post-test dikerjakan oleh

seluruh siswa.

b. Ulangan Harian

Ulangan harian pada penelitian ini terdiri dari 40 soal dalam

bentuk pilihan ganda. Tes diberikan kepada seluruh siswa untuk

mengetahui kemampuan kognitif siswa untuk selanjutnya dilakukan

analisis.

2. Teknik Non Tes

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan

melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada. Metode

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

kemampuan awal siswa berupa nilai ulangan matematika bab

sebelumnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama yang digunakan

untuk uji keseimbangan antar kelas yang akan dijadikan sampel.

b. Observasi

Pada penelitian ini dilakukan observasi secara langsung terhadap


57

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dan dituangkan

dalam lembar observasi yang berisi skala penilaian, indikator dan aspek

yang diamati. Data observasi digunakan sebagai data pendukung dalam

penelitian yang diolah dengan menggunakan rumus dan disesuaikan

dengan kategorinya. Lembar observasi diisi oleh observer.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan Data Hasil Post-test dan UH

Hasil post test berupa essay sebanyak 3 soal dan UH berupa pilihan

ganda sebanyak 40 soal yang dianalisis menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
N= x 100 ……………………. (3.1)
skor maksimum

Keterangan:
N = Nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
100 = Bilangan tetap

2. Pengolahan Data Nilai Akhir

Nilai akhir pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

persentase, pengambilan nilai untuk setiap kali pertemuan yaitu masing-

masing 20% untuk nilai dari post test pada pertemuan I, II dan III, dan

40% untuk tes akhir atau ulangan harian. Setelah data terkumpul

kemudian untuk mendapatkan nilai akhir siswa, maka dari kedua data

tersebut diolah menggunakan rumus, sebagai berikut:

NA = 20% PT 1 +20% PT 2 + 20% PT 3 + 40% UH …………... (3.2)

Keterangan :
NA = Hasil Belajar
58

UH = Ulangan Harian
PT = Nilai Post Test

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada analisis data digunakan Rumus Fisher, yaitu

untuk mengetahui homogen atau tidaknya kedua variansi.

S 22
F= …………………..…. (3.3)
S 21

Dimana S22 > S21

(Sudjana, 2005)

Dengan kriteria:

Fhitung <F tabel , maka kedua varians tersebut homogen.


Fhitung ≥F tabel , maka kedua varians tersebut heterogen.

Ftabel pada db ( n1−1 ) dan ( n2 −1 ) dengan taraf signifikan 5 %.


Adapun rumus untuk menghitung varians adalah sebagai berikut:

s 2
=
∑ ( x i−x )2
…………………………………..….
n−1

(3.4) (Sudjana, 2005)

Di mana:
s2 = varians sampel
x i = data kelompok ke-i
x = rata-rata
n = jumlah sampel
59

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dengan menggunakan Uji-t. Uji ini

untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dalam keadaan

seimbang dan memiliki kemampuan yang sama atau berbeda.

Analisis data pada penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan, uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji dua pihak kanan. Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai

berikut:

H0 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa antara model

pembelajaran kooperatif tipe TPSq dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS melalui pendekatan scientific di kelas X SMA

Negeri 2 Samarinda.

Ha = terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa antara model

pembelajaran kooperatif tipe TPSq dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS melalui pendekatan scientific di kelas X SMA

Negeri 2 Samarinda.

Jika varians kedua kelas homogen, uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan rumus “uji t” yaitu:

M x −M y
t=
s
√( 1
+
1
Nx Ny ) …..…………………. (3.5)
(Arikunto, 2006)

Keterangan :
t❑ = Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompok
60

Mx = Mean kelompok pembelajaran TPSq


My = Mean kelompok pembelajaran TPS
S = varian gabungan
Nx = Jumlah siswa kelompok TPSq
Ny = Jumlah siswa kelompok TPS

Jika varians kedua kelas tidak homogen, uji hipotesis dilakukan

dengan menggunakan rumus “uji t” yaitu:

x 1−x 2


2 2
t= s 1 s 2 …..…………………. (3.6)
+
n1 n 2

(Sudjana, 2005)

Dengan taraf signifikansi  = 0,05

Kriteria Hipotesis :

−t
H0 diterima apabila (1− 21α )(n + n −2 )<¿ t ≤t ¿ ataut hit < t (1−1 /2 α )(n +n −2)atau
1 2 hit
(1− 21α ) (n + n −2)
1 2
1 2

t hit >−t (1−1 /2 α )(n +n −2)


1 2

(Pramudjono, 2008)

Kriteria untuk menarik kesimpulan adalah :

H0 diterima dan Hα ditolak, jika −t tabel ≤t hitung ≤t tabel, artinya tidak ada

perbedaan antara hasil belajar kimia antara model pembelajaran kooperatif

tipe TPSq dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS melalui

pendekatan scientific di kelas X SMA Negeri 2 Samarinda.

H0 ditolak dan Hα diterima, jika t hitung ←t tabel atau t hitung ≥ t tabel , artinya ada

perbedaan antara hasil belajar kimia antara di kelas X SMA Negeri 2

Samarinda.
61

Anda mungkin juga menyukai