Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Agar bisa

menentukan perbaikan atau peningkatan yang diinginkan terjadi, maka data yang

dihimpun dalam penelitian hendaknya dijabarkan dan disajikan secara kualitatif

deskriptif.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 9

Banda Aceh. Upaya perbaikan tersebut dilakukan dengan melaksanakan tindakan kelas

untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

matematika di kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus

yang mencakup empat langkah (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4)

refleksi.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membuat

siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi, satu

siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain

adalah evaluasi.

3.2 Setting Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kelas VII-1 SMP Negeri 9 Banda Aceh di

Jl. H. T. Daudsyah No. 26, Kec. Kuta alam, Banda Aceh, Provinsi Aceh.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September

2018 semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Dilakukan pada waktu tersebut

karena materi pertidaksamaan linear satu variabel merupakan materi yang

diajarkan di semester tersebut. Adapun pembagian waktu penelitian dapat di rinci

seperti tabel 3.1

Tabel 3.1 Pembagian Waktu Penelitian

No Kegiatan Agustus September Oktober


1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Pengajuan Proposal
2 Penyusunan
Rancangan Penelitian
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Analisis Hasil Siklus I
5 Pelaksanaan Siklus II
6 Analisis Hasil Siklus
II
7 Penulisan Hasil
Penelitian
8 Seminar hasil
penelitian

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian, pada dasarnya adalah yang dikenai kesimpulan hasil

penelitian. Adapun yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1

SMPN 9 Banda Aceh.

3.4 Sumber data

1) Siswa sebagai subjek penelitian

Banyak siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah 30 siswa.

2) Guru atau teman sejawat

Guru sebagai observer terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru yang

melaksanakan penelitian.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpul Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengamati dan melakukan

pencatatan terhadap subjek yang diteliti selama proses pembelajaran. Dalam penelitian

ini, peneliti mengobservasi aktivitas guru dalam melaksanakan langkah-langkah

penerapan model Two Stay Two Stray (TSTS) dan aktivitas peserta didik selama

pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data sebagai gambaran

tingkat perkembangan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik kelas

VII-1 SMPN 9 Banda Aceh pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

2. Tes
Metode tes adalah alat bantu untuk memperoleh data. Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelgensi, kemampuan atau bakat yang oleh dimiliki individu atau

kelompok.

Menuurut Zainal Arifin tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang

harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untukmengukur

suatu aspek perilaku tertentu.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pemahaman konsep

matematika peserta didik. Bentuk tes yang diberikan adalah tes pemahaman konsep

matematika yang diberikan secara tertulis setelah pembelajaran matematika di setiap

akhir siklus dengan bentuk soal uraian.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

1. Lembar Observasi

Lembar observasi peserta didik digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar

menggunakan angket. Aktivitas peserta didik yang di amati dalam penelitian ini

adalah siklus I dan siklus II.

2. Tes Hasil Belajar

Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus dalam kegitan belajar

mengajar. Dalam penelitian ini ada 2 siklus berarti ada 2 tes, yaitu dengan
menggunakan Post test dan LKPD. Tes ini digunakan untuk mengukur sejauh mana

tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan.

3.6 Teknik Analisis Data

Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

3. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan

peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS).

4. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta

didik dan perolehan skor motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) pada materi

pokok pertidaksamaan linier.

Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari nilai

rata-rata dan persentase dari hasil belajar dan motivasi belajar. Analisis yang

digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk menghitung persentase

motivasi peserta didik yang dilihat dari angket dan mengetahui tingkat hasil belajar

peserta didik dari tes.

1. Analisis Aktivitas Peserta Didik


Analisis data berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik. Setelah

melakukan pengamatan pada setiap pertemuan, pengamat dan peneliti mendiskusikan

hasil pengamatan masing-masing pertemuan tersebut dan menganalisisnya untuk

mengetahui kekurangan dan dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan

peneliti. Kelemahan yang ditemukan harus dibuat perencanaan tindakan baru sebagai

usaha perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan selanjutnya. Tindakan

pembelajaran dikatakan berhasil jika semua proses pembelajaran yang dilaksanakan

telah sesuai dengan langkah-langkah dan aktivitas yang diharapkan pada model

pembelajaran two stay two stray.

Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik terhadap penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS), analisis ini dilakukan pada

instrumen angket dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase dan rata–

rata skor motivasi belajar peserta didik secara klasikal.

Instrumen angket terdiri dari 20 pertanyaan. Kriteria penilaian untuk tiap 1

pertanyaan adalah sebagai berikut:

a) Skor 3 untuk peserta didik yang menjawab pertanyaan a .

b) Skor 2 untuk peserta didik yang menjawab pertanyaan b.

c) Skor 1 untuk peserta didik yang menjawab pertanyaan c.

d) Skor 0 untuk peserta didik yang menjawab pertanyaan d.

Sehingga jumlah skor maksimal adalah 60.

Adapun perhitungan prosentase hasil angket motivasi belajar


adalah:

n
Prosentase (% )= ×100 %
N

Keterangan:

N = Jumlah seluruh skor

n = Jumlah skor yang diperoleh oleh peserta didik

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Skor ≥ 85% : motivasi belajar peserta didik tinggi.

65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.

45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.

Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.

Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata nilai motivasi belajar semua

peserta didik adalah:

∑x
x́=
P

Keterangan:

x́ = Rata – rata nilai motivasi peserta didik

∑x = Jumlah seluruh nilai

P = Jumlah peserta didik

Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata nilai

motivasi belajar peserta didik adalah:


r
Persentase (% )= ×100 %
R

Keterangan:

R = Jumlah seluruh skor

r = Jumlah rata-rata skor motivasi belajar peserta didik

% = Tingkat prosentase yang dicapai

2. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika

Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal–soal

evaluasi, peneliti menggunakan cara yaitu dengan menghitung rata–rata nilai

ketuntasan belajar secara klasikal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

tertulis (evaluasi akhir). Pada siklus I evaluasi akhirnya terdiri dari 10 soal essay. Jika

setiap jawaban benar maka bernilai 10, jika kurang sedikit nilainya 8,mendekati benar

5 namun jika jawaban salah bernilai 3, bila tidak diisi bernilai 0.

Sedangkan pada siklus II evaluasi akhirnya terdiri dari 5 soal essay. Jika

setiap jawaban benar maka bernilai 20, jika mendekati benar nilainya 12, namun jika

jawaban salah bernilai 8, bila tidak diisi bernilai 0.

Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Ketuntasan Individu

Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau

sama dengan KKM yang ada yaitu 75 .


b) Ketuntasan Klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan

ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif prosentase, dengan

perhitungan:

m
Ketuntasan belajar klasikal = ×100 %
M

Keterangan:

M = Jumlah seluruh peserta didik

m = Jumlah peserta didik belajar individu

% = Tingkat prosentase yang dicapai

Ketuntasan belajar peserta didik mengacu pada nilai kriteria Ketuntas

Minimal yang diterapkan di Sekolah yaitu 75. Sedangkan untuk ketuntasan belajar

secara klasikal tercapai bila ≥ 85% peserta didik dikelas tersebut telah mecapai

ketuntasan belajar.

3. Data Pengamatan Guru

Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis

dengan cara deskriptif yaitu menghitung nilai rata-rata setiap aspek yang diamati

dalam mengelola pembelajaran. Menurut Hasratuddin (dalam Hamidah, 2013: 46)

Kriteria Tingkat Kemampuan Guru (TKG) dalam mengelola pembelajaran

dikategorikan dengan nilai sebagai berikut:


1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik
1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik
2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup baik
3,50 ≤ TKG < 4,50 baik
4,50 ≤ TKG < 5,00 sangat baik

Keterangan: TKG = Tingkat Kemampuan Guru

4 Indikator Kinerja

Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika hasil

belajar peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75,00 yang telah

ditetapkan sekolah. Sedangkan ketuntasan klasikal adalah 85% dari jumlah peserta didik

yang tuntas. Indikator tersebut dapat menentukan keberhasilan pembelajaran yang

dilakukan pada tiap akhir siklus dan menentukan apakah siklus pembelajaran akan terus

berlangsung atau tidak, apabila indikator telah tercapai maka siklus dapat dihentikan

5 Prosedur Penelitian

Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam penelitian

diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action), mengobservasi

(Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan seterusnya sampai adanya

peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins dalam Arikunto (2008:14). Prosedur

pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:


Prosedur penelitian masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam hal ini pelaksanaan siklus

dilakukan dalam 2 siklus, hal ini dikarenakan pada pelaksanaan model TSTS

dibutuhkan waktu yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Silkus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran I

(RPP I) sesuai dengan materi pertidaksamaan linear satu variabel. Perencanaan

pembelajaran tersebut meliputi silabus, RPP, LKPD, evaluasi, instrumen, bahan ajar

dan media pembelajaran.

2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan/tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran mengacu pada skenario dalam bentuk RPP yang telah disiapkan.

Dalam penenlitian ini tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu menggunakan model TSTS. tindakan yang akan

dilakukan yaitu :

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 orang

b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

c. Memberikan tugas dengan nomor berbeda kepada keenam kelompok untuk

menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel.


d. Semua anggota kelompok mengidentifikasi dan menyelesaikan soal sesuai

LKPD yang telah dibagikan.

e. Guru memberikan kesempatan kepada dua orang dari setiap kelompok untuk

menempelkan hasil kerjanya dan berkunjung ke kelompok lainnya, dan dua

orang lainnya menunggu kedatangan dari kelompok lain. Semua siswa

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.

f. Siswa mengolah data hasil dari berbagai informasi yang telah diperoleh

g. Menarik kesimpulan

h. Memberikan evaluasi

i. Menutup pembelajaran

3. Observasi (Observing)

Selama proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas siswa. Observasi penting dilakukan agar mengetahui

kekurangan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan setelah kegiatan belajar berlangsung, refleksi dilihat

setelah observer mengobservasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peneliti.

Setelah dilakukan refleksi, maka diketahui kekurangan-kekurangan pada siklus I

sehingga kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.


Sikllus II

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaa pada siklus kedua memuat perbaikan-perbaikan dari siklus

pertama berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama. Pada

tahap perencanaan dalam siklus II ini guru kembali menyusun RPP untuk

pertemuan kedua dan masih menerapkan model pembelajaran pada siklus I

yaitu pembelajaran dengan model TSTS.

b. Tindakan (Acting)

Pelaksanaan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. dengan kata lain, pelaksanaan

siklus kedua merupakan lanjutan dari siklus pertama. Kekuangan yang

terdapat pada siklus pertama akan diperbaiki dan diterapkan pada siklus

kedua.

c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dibantu oleh observer,

yaitu guru kelas yang akan mengamati kegiatan selama pembelajaran

berlangsung. Hal yang diobservasi oleh observer yaitu guru selama mengajar,

keterlaksanaan model pembelajaran TSTS dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang digunakan.


d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilaksanakan setelah dilakukannya observasi mengenai pembelajaran

yang telah berlangsung, setelah menggunakan model pembelajaran TSTS

selanjutnya menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus II.

Anda mungkin juga menyukai