Anda di halaman 1dari 10

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Tindakan Kelas (PTK) menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif

yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika di kelas V SDN

Dermo Benjeng Gresik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu

yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab

guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat

meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, dengan cara melakukan refleksi diri

berupa upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran yang dilakuannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan

serta mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan program

pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan refleksi. Wina

Sanjaya (2009:26) menyatakan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan

sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi

diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan

berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap

pengaruh dari perlakuan tersebut”.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

21
22

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan

kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Langkah–Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart


Sumber : Wina Sanjaya. Penelitian Tindak Kelas. 2009

3.2 Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan

Penelitian ini menggunakan jenis model kolaboratif yaitu peneliti bersama

guru kelas bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian dan mengatasi masalah-

masalah pembelajaran. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini memiliki perannya

itu sebagai perencana tindakan, pengamat, pelaksana, pengumpul data, dan

penganalisis data. Selama penelitian ini berlangsung, peneliti bersama guru saling

bekerja sama dalam pelaksanaan dan pengamatan situasi pembelajaran.


23

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Dermo Benjeng Gresik.

Yang beralamatkan di Ds.Dermo Kec.Benjeng Kab.Gresik. Dengan jumlah siswa

sebanyak 17 siswa. Dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 6 orang dan siswa

perempuan berjumlah 11 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran

2016–2017 semester 2 dengan alokasi waktu kurang lebih 1 bulan.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Dermo Benjeng Gresik

pada siswa kelas V adalah karena adanya kejanggalan yang ditemukan oleh guru

pada waktu pembelajaran matematika materi bangun datar. Sebagian besar siswa

merasa kesulitan untuk menjawab soal yang disajikan oleh guru. Hal itu

dikarenakan banyaknya siswa yang kesulitan menghafal rumus. Selain itu juga

kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika. Maka dari itu, guru dan

peneliti dengan segera melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dengan tujuan agar

masalah dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dapat diselesaikan.

Sehingga siswa akan mencapai hasil belajar yang memenuhi standar nilai yang telah

ditentukan.

3.4 Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa adalah kelas V SDN Dermo Benjeng

Gresik dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan. Pada umumnya siswa berusia 11- 12 tahun dengan karakter

kemampuan yang berbeda, baik kemampuan ekonomi, sosial maupun kemampuan

dalam pemikirannya.
24

3.5 Data dan Sumber Data

Sumber data penelitian diperoleh dari seluruh siswa kelas V SDN Dermo

Benjeng Gresik, yang siswanya berjumlah 18 anak, data yang diambil tentang

interaksi siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, khususnya data tentang

hasil tes belajar siswa di akhir proses pembelajaran. Peneliti dalam hal ini

merupakan instrument utama dalam pengumpulan data, pengumpulan data juga

akan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru dan peneliti, selain itu juga

melalui observasi aktifitas belajar siswa di kelas dan khususnya hasil belajar siswa.

Adapun data-data penelitian yang akan diamati peneliti, adalah: kegiatan

siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran koopratif tipe jigsaw, serta hasil belajar siswa diakhir proses

pembelajaran.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti di sini adalah:

a. Wawancara

Dalam penelitian tindakan kelas kali ini, peneliti akan melakukan kegiatan

wawancara untuk mendapatkan ide atau gagasan dari terwawancara (guru) atau

informasi secara terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara, tetapi

disedikan daftar pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada informan. Kegiatan

wawancara dilakuakan pada saat awal penelitian guna mengetahui keadan kelas

sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Observasi
25

Obeservasi yang dilakukan adalah observer melakukan pengamatan terhadap

aktifitas belajar siswa dan juga aktifitas guru pada saat kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kendala dari

penerapan model pembelajaran jigsaw, serta hasil belajar siswa pada saat

sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Guna kegiatan observasi adalah untuk

memperoleh data yang akurat.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dokumentasi di sini digunakan untuk

mengetahui dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan kegiatan

penelitian misalnya, dokumentasi foto pada saat kegiatan pembelajaran.

d. Pengukuran Tes Hasil Belajar Siswa

Data yang diperoleh dari hasil tes, yaitu tes tulis yang dilakukan oleh masing-

masing siswa pada akhir pembelajaran matematika dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pengukuran tes hasil belajar

dilakukan berulang-ulang, bisa juga dilakuan pada saat siswa belum diberi

perlakuan dan setelah siswa diberi perlakuan. Sehingga akan nampak hasil

belajar siswa mengalami peningkatan atau penurunan setelah diterapkannya

model koopratif tipe jigsaw.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Lembar Observasi
26

Yaitu lembar aktivitas guru dan siswa dengan penggunaan model pembelajaran

koopratif tipe jigsaw yang digunakan untuk mengetahui kualifikasi dari siswa

dan guru selama proses pembelajaran, yang diamati oleh observer.

b. Lembar Wawancara

Digunakan untuk mengumpulkan data awal dari guru kelas yang berfungsi

mencari permasalahan belajar siswa.

c. Tes

Tes digunakan untuk mengukur penguasaan materi pembelajaran dari unsur

siswa, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai hasil

belajar siswa. Tes dilakukan berulang-ulang sebelum perlakuan dan sesudah

perlakuan.

d. Catatan Lapangan

Yaitu berupa peristiwa yang terjadi diluar dugaan selama proses pembelajaran

berlangsung, dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

e. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu berupa foto-foto di saat proses pembelajaran

berlangsung sebagai penguat dalam kebenaran penelitian. Dokumen yang

diambil difoto oleh teman sejawat.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang dapat dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data

yang akan diobservasi berupa data hasil belajar siswa guna untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.Untuk menganalisis data hasil


27

tes belajar digunakan ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk pelaksanaan

kurikulum 2006.

Data aktifitas siswa dan aktifitas guru disajikan dengan rumus :


𝑚
Pα = 𝑁 × 100%

Keterangan :

Pα = Penilaian akhir Siswa

m = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Sumber : Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2011

Sedangkan data aktifitas kelompok disajikan dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Persentase = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menetapkan keberhasilan 80%

dengan ketentuan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 75. Hasil pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti diharapkan mempunyai tingkat keberhasilan lebih dari

KKM yang ditentukan sekolah yaitu 75. Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar

Matematika siswa kelas V SDN Dermo Benjeng Gresik dapat digunakan rumus :

𝐹
Ρ= × 100%
𝑁

Keterangan :

P = Ketuntasan hasil belajar siswa

F = Jumlah siswa yang mendapat nilai >75

N = Jumlah siswa yang hadir dalam pembelajaran

Sumber : Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2011


28

Hasil belajar yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan ke dalam bentuk

penyekoran nilai peserta didik dengan menggunakan kriteria keberhasilan sebagai

berikut:

90% - 100% = Sangat Baik

80% - 89% = Baik

65% - 79%= Cukup

55% - 64 % = Kurang

0 - 55% = Sangat Kurang atau Gagal

Sumber : Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2011

3.9 Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis danTaggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Berikut ini bagian-bagian dari

prosedur penelitian yang digunakan :

1. Rencana tindakan

Tahap perencanaan dimulai pada saat penyusunan proposal, yaitu

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dilapangan. Setelah semua masalah

teridentifikasi, hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah :

a. Menyusun RPP sesuai dengan sintaks.

b. Menyiapkan materi pembelajaran.

c. Menyipkan model pembelajaran yang akan digunakan.

d. Menyusun kisi-kisi soal latihan dan evaluasi.


29

e. Menyusun lembar kerja individu dan kelompok.

f. Menyiapkan kunci jawaban dari lembar kerja.

g. Menyusun soal evaluasi.

h. Menyiapkan kunci jawaban evaluasi.

i. Menyiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di lakukan tindakan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan yaitu :

a. Menyajikan materi (mengajar) dengan menerapkan model pembelajaran

koopratif tipe jigsaw.

b. Melakukan evaluasi dengan pemberian soal-soal diakhir pembelajaran.

3. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang di buat termasuk ketepatan siswa dalam mengerjakan soal

matematika.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil observasi siklus

satu dan merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih dianggap

sulit oleh siswa terkait dengan tindakan guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I. Jika proses pembelajaran pada

siklus I tidak berhasil maka akan dilakukan percobaan siklus-siklus berikutnya.

Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan sebagai refleksi untuk menindak

lanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II dengan upaya untuk memperbaiki


30

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.

Apabila pada siklus II hasil belajar mengalami peningkatan maka kegiatan

observasi diberhentikan dan jika belum berhasil maka penelitian akan

dilanjutkan ke siklus-siklus berikutnya hingga penelitian tersebut berhasil.

Anda mungkin juga menyukai