BAB III
METODE PENELITIAN
tua. Apalagi ikut membantu membimbing belajar putra-putrinya di rumah. Kenyataan ini
diketahui guru langsung dari jawaban sebagian besar peserta didik ketika ditanya di dalam
kelas. Dengan demikian motivasi untuk belajar sangat rendah.
3.1.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013-2014, antara
bulan Juli sampai dengan bulan September 2013. Kegiatannya meliputi: persiapan,
pelaksanaan, dan pelaporan.
Tabel 3.1.4
Jadwal Kegiatan Penelitian
Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel
penelitian dibedakan menjadi:
1) Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables) Variabel bebas
adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini melalui model pembelajaran
berbasis masalah tentang FPB dan KPK.
2) Variabel terikat
Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables). Variabel terikat
adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Matematika. Hasil belajar berupa
prestasi belajar Matematika adalah besarnya skor yang diperoleh peserta didik kelas 6 dari
tes formatif Matematika materi Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB dan KPK.
Dalam penelitian ini dicari korelasi ada tidaknya hubungan antara ke dua variabel.
Jika ada, hubungan tersebut positif atau negatif. Suatu hubungan dikatakan positif jika
ada perubahan naik/peningkatan suatu nilai satu variabel diikuti pula dengan peningkatan
nilai pada variabel berikutnya. Sedangkan jika terjadi sebaliknya dimana peningkatan nilai
suatu variabel diikuti dengan penurunan nilai pada variabel yang lain maka hubungan ini
dikatakan negatif. Variabel input yang terkait dengan peserta didik yaitu hasil belajar. Hasil
belajar adalah skor perolehan nilai post tes peserta didik setelah mengikuti evaluasi
pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2.
3.2.2 Definisi Operasional
1) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga dikenal dengan nama lain seperti
project based teaching, experienced based education, dan anchored instruction. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru
banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok peserta didik
dan menguji keterampilan peserta didik melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan
25
arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru untuk
memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik.
Penggunaan Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan peserta
didik bekerja pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang dengan
bantuan guru sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.
Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan
dan keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua
pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar
ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut. Hal inilah yang
membedakan antara PBL dan metode yang berorientasi masalah lainnya. Tutor berfungsi
sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi pebelajar menjadi
produktif dan membantu pebelajar mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah. Proses PBL akan menjadi lengkap bila peserta didik melaporkan
hasil apa yang dipelajari.
2) Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimilikaki peserta didik melalui
pengalaman belajar Matematika. Hasil belajar yang diteliti pada aspek kognitif mencakup
pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar pada aspek ini diukur dengan menggunakan
tes tertulis berupa soal uraian. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dinyatakan dalam
skor dengan indikator keberhasilan mencapai 85% atau lebih ketuntasan secara klasikal
sesuai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Hasil belajar dalam ranah afektif dan
psikomotorik meliputi mengajukan dan menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan media
serta mengkomuni- kasikan. Kenerja peserta didik diukur melalui observasi yang
menyatakan terlaksana/dilakukan atau tidak.
penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (dalam Setyadin dan Wiyono, 2010:5), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada Siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut,
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus
dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan
prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan
(perencanaan). Action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur
pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut:
27
Gambar 3.2
Alur Pelaksanaan PTK
Siklus 1
Prosedur tindakan pada Siklus 1 dilakukan dalam empat tahap, yaitu Perencanaan
(Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi
(Reflecting).
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan meliputi mengadakan kesepakatan dengan teman sejawat, perijinan
pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah, mengidentifikasikan keperluan seperti
28
(dalam Dasna dan Sutrisno), 2007). Tahapan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Mengorientasikan siswa pada masalah.
Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana peserta didik dihadapkan pada
permasalahan yang akan dipecahkan. Kegiatan diawali dengan apersepsi terhadap
pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kemudian guru melakukan
motivasi dan penggalian konsepsi awal dengan menampilkan fenomena-fenomena
yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru memunculkan
permasalahan berdasarkan pada fenomena yang telah diamati berupa pertanyaan-
pertanyaan sehingga mampu memotivasi dan menarik perhatian peserta didik.
2) Mengorganisasi pesera didik.
Pemecahan maslah merupakan proses dan situasi yang terorganisasi sehingga
mampu mencapai tujuan dengan baik. Pada tahap ini, siswa dioganisasikan untuk
membentuk kelompok-kelompok yang akan memecahkan permasalahan. Tahap
inipun meliputi penginformasian logistik untuk penyelidikan, tugas-tugas belajar
peserta didik serta pemodelan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta
didik. Tahap ini dapat dikatakan pula sebagai tahap persiapan penyelidikan.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Penyelidikan adalah inti dari pembelajaran berbasis masalah, penyelidikan yang
dilakukan meliputi pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan,
serta memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan
aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual)
sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. Hasil
karya lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu videotape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik
dari situasi masalah dan pemecahannya) program komputer, dan sajian multimedia.
Hasil karya tersebut kemudian disajikan dan guru berperan sebagai organisator
pada penyajian tersebut.
30
Pertemuan ke-1
Kegiatan Awal
a) Motivasi dan apersepsi.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Peserta didik dapat memahami bilangan bulat.
b) Peserta didik dapat memahami konsep tentang bilangan prima.
c) Peserta didik dapat menentukan FPB dua bilangan.
d) Peserta didik dapat menentukan KPK dua bilangan.
e) Memahami definisi FPB dan KPK.
f) Mengerjakan tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
31
Pertemuan ke-2
Kegiatan Inti
Kegiatan Awal
a) Motivasi dan apersepsi.
b) Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang materi sebelumnya.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru memfalitasi peserta didik untuk:
a) Menentukan FPB tiga bilangan.
b) Menentukan KPK tiga bilangan.
c) Memahami definisi FPB dan KPK tiga bilangan.
d) Mengerjakan Tugas LKS secara kelompok untuk dipresentasikan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis tentang FPB dan KPK.
2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
3) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
4) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
32
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi adalah:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Menyimpulkan materi
2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-3
Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru:
1) Membahas hasil kerja kelompok yang telah dikerjakan pada pertemuan pembelajaran
yang lalu.
2) Memotivasi peserta didik untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas.
3) Memberi kesempatan peserta didik memberikan tanggapan atas pertanyaan yang
muncul di kelasnya.
4) Melaksanakan evaluasi penilaian hasil belajar peserta didik.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Menyimpulkan materi
2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung untuk mencatat
dan mendokumentasikan pelaksanaan tindakan sesuai format lembar observasi yang
telah dipersiapkan, dibantu oleh teman sejawat. Pengamatan difokuskan proses
33
4. Refleksi (reflecting)
Tahap reflesi pelaksanaan tindakan yang telah berlangsung setiap siklus,
guru/peneliti dan observer/teman sejawat menganalisa hasil pengamatan dan temuan-
temuan yang tercatat dalam lembar pengamatan. Hasil tes peserta didik dikoreksi,
dinilai dan dianalisis untuk diketahui tingkat keberhasisal pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.PESERTA DIDIK dipilih sebagai sampel yang memperoleh nilai dibawah
KKM sebelum tindakan dan masih mendapat nilai hasil belajar yang sama, peserta
didik yang memang sudah tuntas ditas KKM sejak sebelum tindakan dan peserta didik
yang berhasil tuntas setelah diadakan tindakan perbaikan,diajak wawancara dan
dicatat dalam notulen hasil wawanca untuk dianalisa sebagai masukan untuk tindakan
siklus berikutnya.
Data–data yang diperoleh berupa hasil ulangan peserta didik, hasil
pengamatan/observasi teman sejawat, notulen catatan hasil wawancara peserta didik
dan hasil domentasi, foto kegiatan pelaksanaan tindakan ditelaah bersama teman
sejawat. Telaah terhadap tujuan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan, untuk menetapkan atau mengevaluasi
ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran. Simpulan dari interpretasi data dan
refleksi merupakan sebagai masukan kegiatan perbaikan siklus selanjutnya.
Siklus 2
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Siklus 2 ini relatif sama dengan penelitian
yang dilaksanakan pada Siklus 1, Tindakan Siklus 2 dilakukan empat tahap yaitu: sama
dengan kegiatan penelitian Siklus 1 dengan melakukan perbaikan berdasarkan hasil
temuan hasil refleksi pada Siklus 1. dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan
sebagai tindak lanjutnya.
34
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 1
Item soal
Standar Kompetensi
Indikator
Kompetensi Dasar No Jumlah
1. Melakukan 1.1 Menggunaka 1. Menggunakan 1, 2 5
operasi hitung n sifat-sifat Faktorisasi Prima Untuk
bilangan bulat operasi hitung Menentukan FPB dari
dalam termasuk Dua Bilangan.
pemecahan operas 2. Menggunakan 3, 4
masalah. campuran Faktorisasi Prima Untuk
FPB, dan Menentukan KPK dari
KPK Dua Bilangan
3. Memecahkan Soal Cerita 5
Yang Berkaitan Dengan
Sifat-Sifat Operasi Hitung
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus 2
pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir-butir soal.
Sebelum melaksanakan penelitian penulis membuat kisi-kisi instrumen yang akan
digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas. Kisi-kisi instrumen berisi berisi tentang:
1) konsep yang dijabarkan dalam variabel-variabel, indikator-indikator yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian, dan masing-masing indicator selanjutnya dijadikan pedoman
dalam penyusunan instrumen, 2) Item instrumen adalah item-item lembar observasi dan
tes/evaluasi hasil belajar sebagai tolok ukur didasarkan atas kisi-kisi instrumen yang telah
dibuat sebelumnya, dan 3) setelah indikator-indikator ditetapkan kemudian dituangkan ke
dalam item-item instrumen yang disusun sesuai tujuan penelitian.
Kegiatan observasi dilakukan dengan data aktifitas pembelajaran, baik data guru ataupun
peserta didik. Kegiatan observasi ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Observer menyiapkan lembar pengamatan untuk memotret situasi kelas baik situasi
guru atau situasi peserta didik.
2. Observer mengumpulkan data observasi.
Tabel 3.3
Format Pengamatan/Observasi
Skala Nilai
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Pengelolaan kelas
2. Penjelasan materi
3. Pemanfaatan alat peraga
4. Pelaksanaan PBL
5. Keberanian peserta didik
6. bertanya
7. Pembuatan rangkuman
Pelaksanaan evaluasi
Jumlah
Nilai rata-rata
Gambar 3.3
Model Analisis Dampak Efektivitas PTK
Keterangan:
TP : Persentase penguasaan materi
N : Skor yang diperoleh
N : Skor maksimal
c. Menentukan ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal, rumus yang
digunakan adalah deskriptif prosentase, yaitu:
P = n1 100 %
n
Keterangan:
P : tingkat ketuntasan belajar secara klasikal
n1 : jumlah peserta didik yang tuntas belajar secara individu
n : jumlah total peserta didik
Untuk data kualitatif diperoleh observasi pembelajaran guru pada saat
melaksanakan pembelajaran Matematika peserta didik kelas 6 SDN Batiombo 02, yang
dianalisis menggunakan anilis diskriptif dengan mendiskusikan hasil pengamatan observer
dicocokkan hasil catatan peneliti.