Penerapan Asesmen Kinerja Pada Praktikum Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Kelas 8 SMP N 2 Kerek
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
462 tayangan25 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan asesmen kinerja dalam praktikum biologi pada siswa SMP Negeri 2 Kerek untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan asesmen kinerja berupa rubrik terhadap keaktifan siswa dalam praktikum biologi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Penerapan Asesmen Kinerja Pada Praktikum Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Kelas 8 Smp n 2 Kerek
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan asesmen kinerja dalam praktikum biologi pada siswa SMP Negeri 2 Kerek untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan asesmen kinerja berupa rubrik terhadap keaktifan siswa dalam praktikum biologi.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
462 tayangan25 halaman
Penerapan Asesmen Kinerja Pada Praktikum Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Kelas 8 SMP N 2 Kerek
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan asesmen kinerja dalam praktikum biologi pada siswa SMP Negeri 2 Kerek untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan asesmen kinerja berupa rubrik terhadap keaktifan siswa dalam praktikum biologi.
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN GERAK PADA TUMBUHAN KELAS 8 SMP N 2 KEREK
PROPOSAL
Oleh AIDHA DWI TRISTANTI NPM : 1103090132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE ( UNIROW ) TUBAN MARET 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Biologi adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang makhluk hidup dan kehidupannya. Dewasa ini pengajaran biologi belum mencapai hasil yang maksimal, sehingga muncul isu bahwa penguasaan konsep konsep biologi masih jauh dari yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat diketahui dari hasil Ujian Naasional ( UN ). Ujian Nasional merupakan rangkaian sistem pendidikan di Indonesia yang harus diikuti oleh setiap pelajar di Indonesia. Pelaksanaan UN SMP bertujuan mengevaluasi kompetensi lulusan SMP dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Standar Pendidikan Nasional (BSPN) ( Dian Surdijani, 2008 ). Menurut informasi dari lapangan penilaian hasil belajar hanya menekankan pada hasil dan kurang memperhatikan aspek lain yaitu proses. Kemudian masyarakat umumnya beranggapan bahwa hasil UN merupakan keberhasilan pada proses pendidikan siswa selama 3 tahun di SMP/MTs. Pandangan tersebut mendorong guru berlomba lomba menyampaikan materi sebanyak sebanyaknya untuk mempersiapkan anak didik dalam mengikuti Ujian Nasional. Hal tersebut diatas oleh Abdul Malik Fajar ( dalam harian Kompas, 1996 ) dinyatakan bahwa yang terjadi kemudian anak didik dipaksa untuk melahap semua informasi guru tanpa diberi peluang sedikitpun pada siswa untuk melaksanakan refleksi secara kritis. Penilaian merupakan serangkaian keiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian penilaian yang diberikan pada siswa harus berdasar pada informasi yang dapat dilihat dalam bentuk data, siperoleh dari segala kegiatan belajar biologi. Seseorang yang telah belajar sesuatu akan mengalami perubahan tingkah laku. Sifat tingkah laku sebagai hasil proses belajar dapat digolongkan pada tiga aspek yaitu pengetahuan, ketrampilang dan sikap. Selama ini tampaknya penilaian hanya berdasar pada hasil ulangan saja atau aspek pengetahuan, tanpa memperhatikan aspek seperti sikap dan ketrampilan siswa untuk mengambangkan kepribadian serta kurang memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penyampaian materi secara teoritis saja, maka aspek ketrampilan yang diharapkan tidak dapat berkembang dengan baik. Aspek ketrampilan akan lebih berkembang jika ditunjang dengan kegiatan praktikum. Khususnya untuk mempelajari Biologi, ada pokok bahasan tertentu yang kurang dapat berhasil jika tidak ditunjang dengan metode yang melibatkan kegiatan praktikum. Praktikum dapat digunakan untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip prinsip yang dikembangkan. Demikian juga kegunaan praktikum tidak sekedar untuk mempraktekkan kebenaran teori tetapi dapat pula mengembangkan proses berpikir. Karena itu praktikum jangan hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses selama berjalannya praktikum dengan tidak mengabaikan kinerja siswa. Hal hal yang diuraikan di atas kurang diperhatikan oleh sebagian pengajar, dan informasi tentang kemajuan kinerja dan keaktifan siswa tidak dapat dilihat secara keseluruhan. Untuk mengetahui kemajuan kinerja dan keaktifan siswa secara keseluruhan, dapat dilaksanakan melelui alternatif penilaian kinerja dan keaktifan siswa yaitu asesmen kinerja ( asessment performance ). Asesmen kinerja atau penilain kinerja merupakan salah satu penilaian dimana guru mengamati dan membuat pertimbangan tentang demonstrasi siswa dalam hal kecakapan dan menghasilkan suatu produk. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka salah satu alternatif penilaian keaktifan siswa adalah dengan menggunakan asesmen kinerja. Dengan pemikiran di atas penulis mengadakan penelitian tentang penerapan asesmen kinerja pada praktikum pembelajaran Biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari uraian latar belakang masalah dan berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran biologi, dapat diidentifikasi beberapa faktor yng yang berpengaruh terhadap keaiktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi yaitu: 1. Apakah penerapan asesmen kinerja berupa rubrik dapat meningkatkan keaktifan siswa? 2. Apakah dalam penerapan asesmen kinerja pada pokok bahasan gerak pada tumbuhan dapat meningkatan antusias siswa dalam praktikum biologi? 3. Apakah dalam penerapan asesmen kinerja dapat memberikan penilaian yang menyeluruh terhadap kinerja siswa?
C. BATASAN MASALAH Penelitian ini hanya pada proses penerapan asesmen kinerja berupa rubrik pada praktikum biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan yang dilakukan di SMP N 2 Kerek Kabupaten Tuban.
D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara penerapan asesmen kinerja untuk meningkatkan aktifitas siswa pada praktikum gerak pada tumbuhan? 2. Apakah asesmen kinerja dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam praktikum pada pemebelajaran biologi?
E. DEFINISI OPERASIONAL Pembelajaran Biologi adalah proses pengajaran ilmu alam khusunya menyangkut makhluk hidup baik mikroba, tumbuhan, hewan maupun manusia pada siswa. Upaya upaya yang dilakukan di dalam pembelajaran dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran.
F. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan cara penerapan asesmen kinerja dalam prakikum pembelajaran Biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan pada siswa kelas VIII SMP N 2 Kerek Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2012 / 2013. 2. Mendiskripsikan dampak kegiatan belajar mengjar dengan menerapkan asesmen kinerja dalam pembelajaran Biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan pada siswa kelas VIII SMP N 2 Kerek Kabupaten Tuban.
G. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki manfaat sebagai sebagai berikut: 1. Siswa : Terlibat aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan suasana pembelajaran yang tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tetapi juga mengasah kemampuan psikomotorik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 2. Guru : Mendapatkan cara evaluasi dan penilaian yang bervariasi sehingga dapat menuntaskan materi pembelajaran dengan hasil yang memuaskan. 3. Lembaga : a. Memberi alternatif bagi upaya perbaikan mutu proses penilaian kegiatan belajar mengajar biologi di SMP N 2 Kerek, khususnya melalui penggunaan asesmen kinerja, sehingga secara bertahap kemampuan penilaian guru terhadap siswa semakin baik. b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif penilaian kinerja dalam pembelajaran Biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan pada dengan pemanfaatan metode penilaian dalam mencapai tujuan pembelajaran.
BAB II LANDASAN TEORI A. PENGAJARAN DAN EVALUSI Evaluasi merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi merupakan suatu komponen yang erat kaitannya dengan komponen komponen yang lain dalam pengajaran. Dapat dikatakan bhwa evaluasi dan pengajaran itu saling membantu. Evalusi haruslah membantu pengajaran dalam mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang telah dilakukan secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam belajar. Sebaliknya evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar seharusnya dapat meningkatkan mutu dan aktivitas siswa. Dengan kegiatan evaluasi dapat membantu guru untuk memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara belajarnya. Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen harus menjadi bagian dari pengajaran dan tidak bisa dipisahkan, dalam arti asesmen dan pengajaran merupakan dua hal yang saling mendukung. Pendapat senada dikemukakan oleh Gronlund (1994) yang menyatakan bahwa penilaian ( assesment ) dan pengajaran ( instruction ) merupakan dua hal yang saling mendukung dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan proses belajar mengajar yang efektif membutuhkan pengembangan kita dalam mengelola pembelajaran, bagaimana kita mengajar, mengorganisasikan pelaksanaan KBM, dan proses asesmen, dengan menekankan asesmen sebagai bagian dasar dari program pengajaran. Pendapat serupa dikemukakan oleh Deforges (1995) menyatakan bahwa penilaian memiliki pengaruh yang cukup penting pada pengajaran, pembelajaran, dan proses interaksi kelas sehingga penilaian mempengaruhi metode belajar siswa, kemajuan dan sikap siswa. 1. Arti Penilaian Dari segi istilah, evaluasi mengandung pengertian sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuautu. Dalam kaitannya dengan pendidikan, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil hasilnya. Menurut Nana Sudjana ( 1990 ) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, Gronlund merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. 2. Fungsi Penilaian Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dan tujuan eval uasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan di muka tersirat bahwa tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai di mana keefektifan pengalaman- pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian, dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses belajar-mengajar. Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu: Pertama, untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan unuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengsi rapor atau Surat Tanda Tamat Belajar, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus- tidaknya seorang siswa dan suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif). Kedua, untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen komponen dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar-mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi. Ketiga, untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya seperti antara lain untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekurangan atau kemampuan siswa, untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa mememerlukan pelayana remedial, sebagai dasar dalam menangafli kasus-kasus tertentu di antara siswa, dan sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karier. Keempat, untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yangbersangkutan. Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan bealajar siswa dan menilai program pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi pelajaran yang terdapat di dalam kurikulum. Seorang guru yang dinamis tidak akan begitu saja mengikuti apa yang tertera di dalam kurikulum, ia akan selalu berusaha untuk menentukan dan memilih materi materi mana yang sesuai dengan kondisi siswa dan situasi lingkungan serta perkembangan masyarakat pada masa itu. Materi kurikulum yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ditinggalkannya dan diganti dengan materi yang diangap sesuai. Benar apa yang dikatakan oleh para pakar kurikulum bahwa pada hakikatnya kurikulum sekolah ditentukan oleh guru. Meskipun pada umumnya di Indonesia kurikulum sekolah disusun seacra nasional dan berlaku untuk semua sekolah yang sejenis dan setingkat, guru-guru dapat ikut serta menyusun kurikulum, atau duduk dalam panitia penyusun kurikulum, atau setidak-tidaknya memberikan saran dan pendapatnya. Sebaliknya, panitia penyusun kurikulum biasanya mencari rnasukan-masukan dari para pelaksana kurikulum di lapangan, termasuk para pengawas-penilik, kepala sekolah, dan guru-guru. Demikianlah betapa penting peranan dan fungsi evaluasi bagi pengembangan dan perbaikan kurikulum. 3. Aspek aspek yang Dinilai Perubahan perilaku yang diharapkan dalam proses pengajaran mengacu dan menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga tujuan belajar atau tujuan instruksional yang dirumuskan harus mengacu pada tiga aspek tersebut. Tujuan instruksional dibedakan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap/perasaan) dan ranah psikomotorik (ketrampilan fisik). Menurut Stiggins ( dalam Sugiyarti, 13) lima macam hasil belajar yang dapat dinilai oleh guru di dalam kelas meliputi: (1) knowledge outcomes; (2) reasoning outcomes; (3) skill outcomes; (4) product outcomes, dan (5) affectives outcomes. Knowledge outcomes berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran baik melalui hafalan maupun penunjukkan, reasoning outcomes berkaitan dengan cara cara menggunakan knowledge outcomes dalam memecahkan masalah, product outcomes berkaitan dengan perangkat yang dimiliki siswa untuk dapat membuat sesuatu sebagai hasil penguasaan materi yang disajikan, affective outcomes berkaitan dengan perasaan siswa sebagai hasil dari belajar dan penerapan materi yang telah disajikan. Berdasarkan hal tersebut maka Eddy M. Hidayat ( 1998:1) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar tidak cukup dengan cara tes ( paper pencil tes ), tetapi perlu menggunakan keragaman cara penilaian, terutama untuk tingkat keterpahaman siswa. Penilaian yang digunakan di kelas merupakan pengembangan dari guru itu sendiri, yang meliputi hal hal yang lebih jauh daripada koleksi koleksi tes tertulis. 4. Prinsip prinsip Dalam Penilaian Hasil Belajar
B. ASESMEN KINERJA Penilaian kinerja adalah proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu. Penilaian kinerja terutama sangat sesuai dalam menilai keterampilan. Keterampilan peserta didik yang dapat dinilai meliputi keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan observasi, berhipotesis, menerapkan konsep, merencanakan serta melakukan penelitian, dan lain-lain). Penilaian kinerja sangat tepat bila digunakan dalam kegiatan praktikum. Bentuk penilaian kinerja yaitu kinerja klasikal, asesmen kinerja kelompok, asesmen kinerja personal. Penilaian kinerja tidak menggunakan kunci jawaban dalam menentukan skor, melainkan menggunakan pedoman penskoran berupa rubrik. Untuk menjamin reliabilitas, keadilan dan kebenaran penilaian maka perlu dikembangkan kriteria atau rubrik untuk pedoman menilai hasil kerja. Penilaian kinerja tidak hanya bergantung pada jawaban benar atau salah. Sebagaimana halnya dengan asesmen bentuk essay, observasi yang dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan pertimbangan-pertimbangan subyektif berkenaan dengan level prestasi yang dicapai siswa. Evaluasi ini didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam mencapai standar excellent (keunggulan, prestasi) yang telah dicapai sebelumnya. Penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk penilaian yang mencoba melihat kompetensi siswa tidak hanya dari segi kognitif saja, akan tetapi dilihat dari sudut pandang psikomotorik siswa. Sehingga dengan penilaian ini upaya untuk menilai siswa seutuhnya semakin baik, sehingga sesuai dengan prinsip penilaian yaitu yang harus bersifat menyeluruh. Berdasarkan para peneliti sebelumnya, penilaian kinerja merupakan salah satu bentuk penilaian yang lebih menuntut siswa untuk menampilkan keterampilan kinerjanya. Pengertian dasar penilaian kinerja adalah penilaian yang mengharuskan peserta didik untuk mempertunjukan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sejumlah jawaban yang ada. Penilaian kinerja adalah suatu bentuk tes dimana siswa diminta untuk melakukan aktivitas khusus dibawah pengawasan penguji (guru), yang akan mengobservasi penampilannya dan memuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang pelaksanaannya melibatkan siswa didalam suatu kegiatan yang menuntun siswa untuk menunjukan kemampuanya baik berupa proses maupun produk. Penilaian ini menginginkan anak didik untuk dapat mendemonstrasikan bahwa mereka dapat mengerjakan tugas tertentu, seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterpretasi sesuatu. Penilaian kinerja adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam. (Setiadi, 2006). Selain itu juga, penilaian kinerja secara sederhana didefinisikan sebagai penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan, dan keterampilan, melalui proses pembelajaran. (Zainul, 2007) Sejalan dengan itu, beberapa ahli juga mempunyai pendapat lain seperti Penilaian kinerja adalah pencapaian yang dilakukan oleh siswa dengan menunjukan bahwa mereka telah menguasai kemampuan dan keterampilan spesifik dengan melakukan atau memproduksi sesuatu. (Nazaruddin, 2009:). Penilaian kinerja merupakan salah satu penilaian yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan spesifik (tertentu) dan kompetensi yang dikuasainya melalui unjuk kerja atau memproduksi suatu produk tertentu. Penilaian kinerja juga merupakan pencapaian yang melibatkan siswa didalam aktivitas yang memerlukan demonstrasi tentang keterampilan tertentu atau ciptaan produk yang telah ditetapkan. (Sukmana, 1994). Dengan penilaian kinerja, guru dapat mengobservasi secara langsung mengenai kinerja yang ditunjukkan siswa sekaligus dapat membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang ditunjukannya. Penilaian kinerja dapat dijadikan dasar evaluasi terhadap kemampuan yang ditampilkan oleh siswa baik berupa proses maupun berupa hasil. Asesmen kinerja juga dapat memperbaiki proses pembelajaran karena asesmen kinerja membantu guru untuk membuat keputusan selama proses pembelajaran masih berjalan. (Zainul, 2007). Penilaian kinerja mempunyai dua karakteristik dasar, yaitu: (Setiadi, 2004) a. Peserta tes diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan). b. Produk dari penilaian kinerja lebih penting daripada perbuatannya. Selain itu tiga ciri utama asesmen kinerja yang setidaknya harus dimiliki adalah: (1) multi kriteria, kinerja siswa harus menggunakan penilaian yang lebih dari satu kriteria; (2) standar kualitas yang spesifik; (3) adanya judgment penilaian. (Zainul, 2007). Asesmen kinerja membutuhkan penilaian yang bersifat manusiawi untuk menilai bagaimana kinerja siswa dapat diterima secara nyata (real). Penilaian kinerja merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada suatu aktivitas pokok, yaitu observasi pada saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau produk. (Herdiana, 2006). Proses penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah yang dinilai. Penilaian kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kinerja siswa disesuaikan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini, merupakan proses penilaian yang menilai siswa dalam kegiatan praktikum. Dengan kata lain yang dinilai dalam aktivitas pembelajaran siswa adalah proses siswa dalam praktikum dibidang perikanan, juga hasil yang telah dicapai siswa dari kegiatan kinerja yang telah dilakukan oleh mereka. Oleh karena itu, dalam kegiatan penilaian kinerja ini siswa harus berupaya untuk menunjukan keterampilan yang siswa kuasai dalam kompetensi yang menjadi standar penilaian. Selain siswa dinilai ketika proses kegiatan belajar mengajar, juga hasil karya yang dibuat oleh siswa harus menjadi bagian dari penilaian juga. Penilaian kinerja juga berguna bagi guru diantaranya untuk menilai hasil belajar siswa, membangun/membentuk kriteria-kriteria untuk memastikan evaluasi yang dibuat tidak menimbulkan kesalahan dan menentukan berbagai keterampilan yang dapat membentuk karateristik siswa. C. PRAKTIKUM Metode menyangkut jenis kegiatan fisik apa yang dilakukan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran IPA sering dikaitkan dengan kegiatan laboratorium. Di dalam laboratorium dapat dilakukan banyak kegiatan seperti praktikum, demonstrasi, latihan dan penugasan ( Ali Mutasin, 2012 : 16 ). Praktikum mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip prinsip yang dikembangkan. Fungsi praktikum tidak diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang sekedar untuk mengecek atau mencocokkan kebenaran teori yang telah diajarkan di kelas. Praktikum biologi bukanlah sekedar untuk mempraktekkan apakah reaksi cocok dengan teori, tetapi juga harus mengembangkan proses berpikir. Dengan kata lain, praktikum biologi tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya, tetapi bagaimana proses berpikir dapat ikut berkembang. Penggunaan metode praktikum mempunyai beberapa keuntungan, yaitu dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa, siswa dapat mengamati proses, siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan mengembangkan sikap ilmah, serta membantu uru untuk mencapai tujuan pengjaran yang lebih efektif dan efisien. Beberapakan hal yang perlu dipersiapkan guru supaya penggunaan metode praktikum benar benar dapat memberikan manfaat bagi siswa dan juga bagi guru. 1. Menentukan tujuan praktikum 2. Menyiapkan prosedur praktikum 3. Menyiapkan lembar pengamatan 4. Menyiapkan alat dan bahan 5. Menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum Persiapan dan kegiatan yang perlu dan harus dilakukan siswa, yaitu: 2. Mempelajari tujuan dan prosedur praktikum 3. Menggunakan alat dan bahan dalam percobaan 4. Mengamati percobaan 5. Mengambil, menyajikan dan menganalisis data 6. Menyimpulkan hasil percobaan 7. Mengkomunikasikan hasil percobaan Praktikum IPA mempunyai peranan yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPA ialah untuk mengembangkan prosuk dan proses IPA pada diri anak didik. Metode laboratorium dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sejalan dengan itu, praktikum dapat meningkatkan kemampuan dalam segi pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Selain itu metode labratorium juga dapat membuat bagian teori ilmu pengetahuan lebih nyata dan menarik. D. BIOLOGI 1. Pengertian Biologi Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Biologi memiliki cabang cabang tersendiri yang mempelajari lebih spesifik lagi tentang makhluk hidup. Biologi berasal dari bahasa Inggris: biology dan gabungan kata dari bahasa Yunani yaitu , bios, yang berarti "kehidupan" atau "peradaban"; , dan logos, yang berarti "kata" atau "ilmu" atau "alasan"). Biologi adalah studi ilmiah tentang kehidupan makhluk hidup. Biologi mempelajari struktur, fungsi, pertumbuhan, asal, evolusi, distribusi benda hidup, morfogenesis, reproduksi, patogenesis, dan sebagainya. Biologi berkaitan erat dengan deskripsi karakteristik dan perilaku organisme individu dan spesies secara keseluruhan, dan reproduksi organisme hidup dan interaksi antara mereka dan lingkungan. Bidang ini menjelaskan bagaimana organisme, fungsi mereka, cara dan sebab spesies, serta interaksi sesama mereka dan alam sekeliling. Biologi berfokus pada ciri-ciri fisik, perilaku dan kebiasaan hidup makhluk hidup pada saat sekarang maupun masa silam, bagaimana cara mereka dihasilkan dan berinteraksi antara sesama mereka dan lingkungan. Bahkan kini ada ahli biologi yang mengkaji kemungkinan hewan yang akan berevolusi pada masa akan datang dan juga yang ada di planet-planet yang lain. Biologi banyak melakukan pengamatan benda hidup maupun benda mati mulai dari struktur biologi molekul organel, sel, agregat sel, jaringan dan organ pada organisme yag kompleks. Dalam konteks yang lebih luas, perilaku organisme individu dan interaksi mereka dengan orang lain dan lingkungan juga diteliti dengan menggunakan dan menghasilkan metode, teori dan model. Kata biologi modern diperkenalkan pertama oleh Gottfried Reinhold Treviranus (biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan oleh Jean-Baptiste Lamarck (Hydrog, ologie, 1802). Kata Biologi itu sendiri diperkenalkan dibuat pada tahun 1800 oleh Karl Friedrich Burdach, tetapi ia muncul dengan memperkenalkan buku pada judul Jilid 3 buku Michael Christoph Hanov Philosophiae naturalis sive physicae dogmaticae: Geologia, biologia, phytologia generalis et dendrologia, diterbitkan pada 1766. Pada masa kini, kata biologi tersebut mencakup bidang akademik yang lebih luas yang sering dilihat sebagai bidang yang tersendiri. Kebanyakan sains biologi merupakan disiplin khusus. Botani merupakan penelitian tumbuh-tumbuhan, zoologi merupakan penelitian hewan, dan mikrobiologi merupakan penelitian mikroorganisme. Bidang lain dalam biologi adalah berdasarkan skala organisme dikaji dan metode mempelajari mereka. Biokimia mempelajari kimia dasar hidup, biologi molekul mengkaji interaksi sistem molekul biologis yang kompleks, biologi sel mempelajari benda binaan kehidupan dasar, yaitu sel, sedangkan fisiologi merupakan kajian fungsi jaringan dan organ organisme fisik dan kimia, dan ekologi merupakan studi hubungan sesama berbagai organsima dan alam sekeliling mereka.
Biologi adalah studi tentang kehidupan. Biologi memiliki cakupan bidang penelitian yang luas yakni : a. pada skala atom skala molekul, melalui biologi molekuler, biokimia b. pada skala selular, melalui biologi sel c. pada skala multi selular, melalui fisiologi, anatomi, dan histologi d. pada tingkat pembangunan atau ontogeni setiap organisme, melalui biologi perkembangan (developmental biology) e. pada tingkat pewarisan antara orang tua dan keturunan melalui genetika f. pada tingkat kebiasaan grup ethologi g. pada tingkat keseluruhan populasi, melalui genetika populasi h. pada skala berbagai spesies dari keturunan, melalui sistematis i. pada tingkat populasi saling terkait dan habitat mereka melalui lingkungan dan biologi evolusi j. dan jangkauan melalui xenobiologi pada tahap kehidupan selain di bumi. 2. Pembelajaran Biologi Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan pengalaman meliputi perubahan kemampuan berpikir, bertindak dan perasaan. Proses belajar melibatkan berbagai aktivitas baik fisik, mental maupun perasaan yang juga melibatkan berbagai komponen yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi proses dan hasil belajar. Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Nana Sudjana, 2001: 1). Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan (tingkah lakunya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Witherington (1985: 79-80) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses atau cara menjadikan peserta didik belajar. Ahmadi, Abu, dan Akhmad Rohani (1991: 1) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan aktivitas yang sistematis dan terdiri dari beberapa komponen. Masing-masing komponen tersebut tidak bersifat terpisah, tetapi harus berjalan secara teratur saling bergantung dan berkesinambungan. Menurut Ahmadi, Abu, dan Akhmad Rohani (1991: 4) pembelajaran biologi sendiri sebenarnya merupakan suatu proses menjadikan peserta didik belajar biologi sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan . Teknologi pendidikan sebagai salah satu komponen pendidikan biologi memegang peranan penting dalam belajar siswa. Hal ini dikarenakan melalui teknologi pendidikan siswa dapat belajar dari berbagai sumber dan belajar dengan teknologi. Teknologi pendidikan bersama-sama dengan komponen biologi sebagai ilmu dan subyek didik beserta karakteristiknya, membentuk satu kesatuan pendidikan biologi. Desentralisasi pendidikan akan membutuhkan paradigma dan peran baru untuk administrasi pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini yaitu meliputi; monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya, dan sekarang potensi sumber daya manusia di semua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakan penelitian dan pengembangan yang dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sistem komunikasi yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa depan pendidikan di Indonesia (Ahmad Azies, 2008). Pendidikan sebagai bagian dari kehidupan manusia sebenarnya juga merupakan kegiatan informasi, bahkan dengan pendidikanlah informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan kepada generasi penerus suatu bangsa. Menyikapi kenyataan di atas, maka sudah waktunya komunitas pendidikan sadar betapa pentingnya lalu lintas informasi bagi pengembangan seluruh sumber daya pendidikan yang meliputi: manusia, sarana, prasarana, kurikulum, dan alam serta lingkungan hidup. Oleh karena itulah sudah sepantasnya pendidikan perlu menggunakan internet sebagai media dan sumber belajar (Ahmad Azies, 2008).
E. POKOK BAHASAN GERAK PADA TUMBUHAN Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Tumbuhan juga bergerak walaupun dengan cara berbeda dengan hewan. Gerak tumbuhan sangat terbatas, tidak bisa berpindah tempat (gerak pasif), sedangkan hewan bisa bergerak berpindak tempat (gerak aktif). Tumbuhan dapat menanggapi atau merespon rangsangan tertentu dari lingkungannya dengan cara menggerakkan sebagian tubuhnya. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa cahaya, air, zat kimia, gravitasi bumi, dan lain- lain. Gerak pada tumbuhan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Gerak Esionom (Etionom) Gerak etionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis. Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak misalnya cabang, daun, kuncup bunga, sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi berikut ini: a. Tropisme positif, apabila arah geraknya menuju sumber rangsang. b. Tropisme negatif, apabila arah geraknya menjauhi sumber rangsang. Ditinjau dari macam-macam sumber rangsangnya tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Fototropisme dibedakan menjadi dua yaitu fototropisme positif dan fototropisme negatif. Fototropisme positif adalah gerak pada tumbuhan yang mendekati cahaya, contohnya gerak bunga matahari yang selalu menghadap ke arah sinar matahari. Fototropisme negatif adalah gerak pada tumbuhan yang menjauhi cahaya, contohnya gerak tumbuh ujung akar yang menjauhi cahaya.
Gambar 1. Gerak fototropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Berdasarkan arah gerakannya, geotropisme dibagi menjadi geotropisme positif yaitu gerak tropisme yang arah gerakannya mendekati gravitasi bumi, contohnya gerak ujung akar yang selalu menuju pusat bumi dan geotropisme negatif yaitu gerak tropisme yang arah geraknya menjauhi gravitasi bumi, contohnya gerak ujung batang yang sedang mengalami pertumbuhan.
Gambar 2. Gerak geotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air. Contohnya gerak akar yang menuju ke daerah yang kadar airnya tinggi. Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh zat kimia tertentu. Berdasarkan arah geraknya dibagi menjadi kemotropisme positif yaitu arah gerak tumbuhan mendekati zat kimia contohnya gerak ujung akar menuju zat kimia dalam pupuk, sedangkan kemotropisme negatif adalah gerak tumbuhan menjauhi zat kimia contohnya akar tumbuhan yang menjauhi racun. Tigmotropisme adalah gerak bagian karena rangsangan sentuhan atau persinggungan. Misalnya gerak membelit ujung sulur pada anggur, semangka, kacang panjang, pare, sirih, dan lain-lain.
Gambar 3. Gerak tigmotropisme pada sulur sirih
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh datangnya rangsangan. Gerak nasti dapat dibedakan manjadi fotonasti, niktinasti, tigmonasti, termonasti dan nasti kompleks. Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misalnya gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) disore hari, Gerak mekarnya bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) pada siang hari dan menguncup pada malam hari.
Gambar 4. Bunga pukul empat Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan gelap, sehingga disebut juga dengan gerak tidur. Misalnya gerak mengatupnya daun majemuk pada polong-polongan pada malam hari dan membuka kembali pada keesokan harinya ketika matahari sudah terbit. Niktinasti terjadi karena sel-sel motor di persendian tangkai daun (anak-anak daun majemuk) atau pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga menyebabkan perubahan tekanan turgor.
Gambar 5. Gerak niktinasti Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan sentuhan atau getaran. Misalnya gerak menutupnya daun sikejut atau putri malu (Mimosa pudica) jika disentuh. Tigmonasti disebut juga seismonasti. Saat rangsangan sentuhan datang, terjadi aliran air menjauhi bagian yang disentuh tersebut. Aliran air tersebut menyebabkan kadar air sel-sel motor di daerah sentuhan berkurang dan tekanan turgor mengecil.
Gambar 6. Gerak tigmonasti
Termonasti adalah gerak nasti karena rangsangan suhu. Misalnya mekarnya bunga tulip jika temperatur mendadak naik dan menutup kembali bila temperatur menurun. Gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa macam rangsang sekaligus disebut nasti kompleks. Misalnya membuka dan menutupnya stomata. Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arahnya dipengaruhi oleh datangnya rangsang. Macam rangsangannya meliputi cahaya (fototaksis) dan zat kimia (kemotaksis). Gerak fototaksis, contohnya gerak Euglena menuju cahaya. Gerak kemotaksis contohnya gerak sel spermatozoid menuju sel telur. 2. Gerak Endonom (Autonom) Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Misalnya gerak higroskopis yaitu gerak bagian tumbuhan karena perubahan kadar air di dalam bagian tumbuhan. Contohnya, pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, turi, dan lain-lain). Membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku.
F. Ini bukan rasa yang menyenangkan,, ini lebih mendekati rasa yang menyebalkan,, sesaat membuat resah sesaat menenangkan,, dia dan aku tak tahu ini cinta atau bukan,, dia dan aku hanya menikmatinya sampai waktu mengakhirinya,, dia dan aku tak ingin tahu dan aku bahkan ketakutan jika suatu saat akan tahu jika akhir yang dia dan aku inginkan adalah tak perlu bersama, atau jika memaksa bersama maka tak perlu ada ikatan,, status,, atau apalah namanya,, selamanya,,
BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan menggunakan pendekatan B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kerek Kabupaten Tuban di kelas VIIIA VIIIE pada semester 2. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Maret 30 Mei 2013, dengan rincian jadwal seperti di bawah ini : No Rencana kegiatan Waktu (Bulan) Ket Maret April Mei 1 Persiapan Identifikasi masalah 18-24 Menyusun kerangka dan Jadwal 25 2 Pelaksanaan Menyiapkan kelas & alat 29 Melakukan tindakan I 2 Melakukan tindakan II 9 3 Penyusunan Laporan Menyusun konsep laporan 10-20 Penyusunan laporan akhir 21-30
C. SUBYEK PENELITIAN Subyek dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Kerek Kabupaten Tuban yang duduk di kelas VIII pada semester 2 berjumlah 155 anak yang terbagi pada 5 kelas yang berlatar belakang heterogen.
D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA F. PROSEDUR PENELITIAN G. TEKNIK ANALISIS DATA