Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR


PERAN PRILAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI DI BIDANG
STUDI EKONOMI PEMINATAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NUNUKAN
TAHUN AJARAN 2018/2019

Khairiah
SMA Negeri 1 Nunukan – Kalimantan Utara

ABSTRAK. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran


dimana siswa individu menjadi pakar tentang sub bagian satu topik dan mengajarkan sub
bagian itu kepada orang lain. Belajar adalah proses pemecahan masalah. Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran ekonomi Peminatan di
kelas X-C SMA Negeri 1 Nunukan tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X-C SMA Negeri 1 Nunukan tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah 36
orang dan yang menjadi objek penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali
pertemuan penyampaian materi dan satu kali pertemuan untuk test akhir siklus (post test).
Sebelum melaksanakan penelitian peneliti mengecek nilai ulangan tengah semester siswa
yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai acuan peneliti untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dan diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar siswa
pada pra siklus adalah 8,3% dengan jumlah siswa 3 orang dan rata-rata hasil belajar siswa
adalah 54,7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh persentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada post test siklus I adalah 44,4% dengan jumlah siswa 16
orang dan rata-rata hasil belajar siswa 65,0 hal ini belum memenuhi kriteria keberhasilan
penelitian, maka dilakukan tindakan pada siklus II dan diperoleh persentase ketuntasan hasil
belajar siswa pada post test siklus II adalah 77,8% dengan jumlah siswa 28 orang dan rata-
rata hasil belajar siswa adalah 72,3. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar ekonomi siswa pada materi permintaan dan penawaran sebesar 8,3% menjadi 77,8%
atau dari nilai rata-rata sebesar 54 menjadi 72 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.

Kata kunci: kooperatif tipe jigsaw, belajar, model pembelajaran.


PENDAHULUAN
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Kemampuan
dari dalam diri siswa itu sendiri dan pemilihan model pembelajaran yang diterapkan dikelas
sehingga siswa merasa lebih mudah menerima dan memahami materi yang dijelaskan oleh
guru yang dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Demikian pula dengan
pembelajaran ekonomi, menurut Priyoananto (2007:36) bahwa “banyak guru yang
mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep ekonomi”.
Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep ekonomi
dan menyelesaikan soal-soal ekonomi sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas (pemantapan)
secara kontinu berupa latihan soal. Kondisi ini dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan
tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep
ekonomi.
Guru harus memiliki strategi dalam kegiatan belajar mengajar, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah peran aktif atau
partisipasi antara guru dan siswa. Partisipasi antara keduanya sangat berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran akan berlangsung dengan
baik apabila didasarkan dari pengetahuan, pengalaman dan keterlibatan langsung dari para
siswa. Partisipasi dan interaksi antara siswa dan guru yang baik, hal ini dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
SMA Negeri 1 Nunukan merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang terletak
di Nunukan dan sebagai salah satu sekolah yang menjadi rujukan bagi siswa-siswi SMP
dalam melanjutkan pendidikan di tingkat menengah atas. Pelaksanaan pendidikan di SMAN 1
Nunukan bertujuan agar siswa mampu menguasai materi pembelajaran yang diberikan,
namun selama proses pembelajaran masih saja ada siswa yang kurang memahami materi
khususnya materi ekonomi peminatan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa
yang belum memenuhi KKM, baik ulangan harian maupun ujian tengah semester.
Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya penulis menerapkan model dan metode
pembelajaran yang memacu siswa untuk berkomunikasi dan mampu mengembangkan sendiri
pengetahuan yang ada dengan baik dan benar. Penulis sendiri ingin menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai tindakan dalam kelas untuk mengubah suasana
pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan yang melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran sehingga minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran ekonomi muncul
kembali yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif di mana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan dan mendapatkan
pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman
kelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2
kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal
terdiri dari 5-6 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-6. Nomor kepala yang
sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu apakah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
kompetensi dasar peran prilaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi di bidang studi ekonomi
peminatan siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nunukan tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kompetensi dasar peran
prilaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi di bidang studi ekonomi peminatan siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Nunukan tahun ajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X-C di
SMA Negeri 1 Nunukan tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 36 orang. Sedangkan
objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2018 dan tempat
penelitian ini dilaksanakan di kelas X-C SMA Negeri 1 Nunukan yang beralamat di Jalan
Fatahillah RT 10 No.137 Kec. Nunukan Tengah Kabupaten Nunukan.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Prosedur Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari dua siklus. Pembagian siklus
dalam penelitian ini didasarkan pada pembagian sub materi ajar dalam satu standar
kompetensi dengan tujuan bahwa tindakan yang dilakukan pada pembagian sub materi ajar
tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan diharapkan data yang dihasilkan pada
setiap siklus memiliki relevansi. Setiap siklus dilaksanakan pada sub materi dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan. Adapun tahap-tahapan PTK pada penelitian ini, meliputi tahap
perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observation), dan tahap
refleksi (reflection).
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) teknik dokumentasi, meliputi nilai tengah
semester sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan digunakan
sebagai perbandingan dengan tes akhir siklus pertama; (2) tes, teknik tes ini dilakukan setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; dan (3) observasi, kegiatan
observasi memusatkan perhatian pada proses pembelajaran. Hasil observasi ini akan
digunakan sebagai bahan acuan pada saat tahap refleksi.
Sementara itu, teknik analisis data terdiri dari beberapa tahapan-tahapan, yaitu sebagai
berikut. (1) Reduksi data. Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan, dan
perhatian pada penyederhanaan rekaman data dan deskripsi data mentah yang dipreoleh
dilapangan menjadi sebuah informasi. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama
proses penelitian berlangsung; (2) Penyajian data. yang diperoleh melalui observasi dan tes
hasil belajar dipaparkan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif yaitu dijelaskan
dan disajikan dalm bentuk tabel dan kalimat sederhana. Analisis data kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif (rata-rata, persentase dan grafik).
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, data yang diperoleh dari tes akhir yang telah
dikerjakan oleh siswa dikelompokkan sesuai dengan kriteria penilaian seperti di bawah ini.
Tabel 1. Kriteria penilaian hasil belajar
Nilai Kriteria Keterangan
80 ≤ X ≤ 100 A Baik Sekali
70 ≤ X < 80 B Baik
60 ≤ X < 70 C Cukup
50 ≤ X < 60 D Kurang
0 ≤ X < 50 E Kurang Sekali

Sementara itu, prosentase digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa
disetiap siklus dengan menggunakan rumus, sebagai berikut.
a
Persentase peningkatan= x 100 %
b
Keterangan:
a = selisih nilai rata-rata siswa pada dua siklus
b = nilai rata-rata siswa pada siklus sebelumnya
Persentase juga dapat digunakan untuk mengukur persentase ketuntasan hasil belajar siswa
disetiap siklusnya. Dengan menggunakan rumus :

a
Persentase ketuntasan = x 100 %
b
Kriteria keberhasilan penelitian didasarkan pada ingkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran ekonomi yang ditunjukkan oleh 75% siswa kelas tersebut memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), minimal 70%
siswa aktif berinteraksi dalam diskusi kelompok selama kegiatan pembelajaran, dan skor rata-
rata post test minimal 70. Kriteria keberhasilan penelitian ini akan dihentikan jika hasil
belajar ekonomi siswa mencapai KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Nunukan yaitu
70,00.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Nunukan dari tanggal 20 Oktober 2018 – 24
Nopember 2018. Pembelajaran berlangsung di kelas X-C dengan jumlah siswa sebanyak 36
orang, dimana jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan jumlah siswa perempuan
sebanyak 22 orang yang kemudian dibagi kedalam 6 kelompok yang heterogen.
Proses pengambilan data hasil belajar dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama,
data diambil dengan mencatat nilai Ulangan Tengah Semester siswa sebagai nilai awal
sebelum mendapatkan tindakan atau pra siklus dengan jumlah siswa 36 orang. Pada pra siklus
ini diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 54,70 dengan besar nilai KKM sebesar
70. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih rendah dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah. Pada pra siklus ini
diketahui hasil belajar siswa dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria penilaian hasil belajar siswa pra siklus
Rentang Nilai Kriteria Hasil Belajar Jumlah Siswa Persentase
80≤ X ≤100 (A) Baik Sekali 0 0%
70≤ X <80 (B) Baik 3 8.30%
60≤ X <70 (C) Cukup 15 41.70%
50≤ X <60 (D) Kurang 7 19.40%
0≤ X <50 (E) Kurang Sekali 11 30.60 %
Jumlah 36 100 %

Berdasarkan tabel 1 di atas, kriteria penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus
disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.

Kriteria Penilaian Hasil Belajar


Siswa Pra Siklus
15
15
12
11
Jumlah Siswa

9
7 Kriteria Penila-
6
3 ian Hasil Bela-
3 0 jar Pra Siklus
0
Baik Baik
Sekali Cukup Kurang Kurang
Sekali

Kriteria Hasil Belajar

Gambar 1. Grafik penilaian hasil belajar siswa pra siklus


Tahap Kedua, data diambil dengan menggunakan post test siklus I. Pada post test
siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel 2. Kategori penilaian hasil belajar siswa post test siklus I
Rentang Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase
80≤X≤100 A (Baik Sekali) 2 5.5 %
70≤X¿80 B (Baik) 14 38.9 %
60≤X¿70 C (Cukup) 6 16.7 %
50≤X¿60 D (Kurang) 14 38.9 %
0≤X¿50 E (Kurang Sekali) 0 0%
Jumlah 36 100
Berdasarkan tabel 2, maka dapat disajikan kriteria penilaian hasil belajar siswa post
test siklus I dalam bentuk grafik di bawah ini.

Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I


14 14
14
12
Jumlah Siswa

10
8 6
Hasil Belajar
6
4 2
2 0
0
Baik Baik Cukup Kurang Kurang
Sekali Sekali
Kategori Hasil Belajar

Gambar 2. Grafik penilaian hasil belajar siswa post test siklus I


Tahap ketiga, data diambil dengan menggunakan post test siklus II. Pada post test
siklus II diperoleh hasil belajar siswa dengan kriteria penilaian hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori penilaian hasil belajar siswa post test siklus II
Rentang Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase
80≤X≤100 A (Baik Sekali) 4 11.1 %
70≤X¿80 B (Baik) 24 66.7 %
60≤X¿70 C (Cukup) 8 22.2 %
50≤X¿60 D (Kurang) 0 0%
0≤X¿50 E (Kurang Sekali) 0 0%
Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat disajikan kriteria penilaian hasil belajar siswa post
test siklus I dalam bentuk grafik di bawah ini.

Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siklus II


24
25
20
Jumlah Siswa

15
8 Column1
10
4
5 0 0
0
Baik Baik Cukup Kurang Kurang
Sekali Sekali
Kriteria Hasil Belajar
Gambar 3. Grafik penilaian hasil belajar siswa post test siklus II
Jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada penelitian ini
yaitu, untuk pra siklus jumlah siswa tuntas 3 orang dengan persentase ketuntasan 8,3 %, post
test siklus I jumlah siswa tuntas 18 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 44,4 % dan
post test siklus II jumlah siswa tuntas 28 orang dengan persentase ketuntasan 77,8 %. Data
jumlah siswa yang mencapai KKM dapat dilihat pada lampiran yang terangkum dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 4. Jumlah Siswa yang Mencapai KKM setiap Siklus
Tes Jumlah Siswa Tuntas Persentase ketuntasan
Pra Siklus 3 orang 8.3 %
Siklus I 16 orang 44.4 %
Siklus II 28 orang 77.8 %

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang
mencapai KKM pada tiap siklus yang disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.

Pencapaian KKM tiap Siklus

Persentase Pencapaian
30 90%
28 80%
Jumlah Siswa Tuntas

25
77.80% 70%

KKM
20 16 60%
50%
15
40%
44.40%
10 30%
3 20%
5
10%
8.30%
0 0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan

Gambar 4. Grafik pencapaian KKM tiap siklus


Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran yang terangkum dalam tabel, sebagai berikut.
Tabel 5. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tiap Siklus
Tes Nilai Rata-rata Persentase Peningkatan
Pra Siklus 54,7
Siklus I 65,0
Siklus II 72,3 17,6 atau 32,2 %

Berdasarkan tabel 5, peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Nilai Rata-rata
72.3

65

54.7

Nilai Rata-rata

Gambar 5. Grafik peningkatan rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus


Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari
pra siklus ke siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 54,7. Terjadi
peningkatan pada siklus II sebesar 32,2 % sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa menjadi
72,3.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas X-C SMA Negeri 1 Nunukan
pada Kompetensi Dasar Peran Prilaku Ekonomi Dalam Kegiatan Ekonomi. Dari hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dari siklus I ke
siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas X – C
SMA Negeri 1 Nunukan pada Kompetensi Dasar Peran Prilaku Ekonomi Dalam Kegiatan
Ekonomi.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran yang terangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Aktivitas Siswa Berdasarkan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw
No Aktivitas yang diamati Siklus I
Jumlah Siswa Persentase
Fase 1 “Menunjuk Pakar” 9 25.0 %
Fase 2 “Mengumpulkan Informasi” 20 55.6 %
Fase 3 “Rapat Ahli” 24 66.7 %
Fase 4 “Instruksi Rekan” 23 63.9 %
Fase 5 “Review dan Penutup” 21 58.3 %
Jumlah 97 Siswa
Persentase (%) 53.9 % Siswa Aktif
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hanya 25.0 % siswa yang aktif dan
memperhatikan pada saat proses penunjukkan pakar atau pada saat pembagian materi pada
setiap siswa, 55.6 % siswa yang aktif mencari informasi di buku atau bertanya dengan
gurunya hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang tidak membawa buku paket pada
saat kegiatan pembelajaran. 66.7 % siswa yang dapat menjelaskan dan menjawab pada saat
rapat ahli dilakukan, 63.9 % siswa yang mampu menjelaskan dengan baik dan benar pada
kelompok asalnya setelah melakukan rapat dan diskusi dengan para ahli dari berbagai
kelompok hal ini dikarenakan siswa masih kurang percaya diri terhadap kemampuannya
sendiri dan 58.3 % siswa yang mampu menyimpulkan dan menjawab ketika guru mereview
pembelajaran hari ini sebelum menutup kegiatan. Artinya, belum ada sebagian siswa yang
mampu menjelaskan dan memahami materi dengan baik dan benar. Dari tabel 6 di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Aktivitas Siswa sesuai Model Pembelajaran


Jigsaw (Siklus I)
25
20 24
Jumlah Siswa

23
15 21
20
10
9 Aktivitas Siswa
5
sesuai Model
0 Pembelajaran
r i i an
ka as hl k t up Jigsaw
Pa rm tA Re nu
uk fo pa i Pe
j In Ra ks
un n ru an
en l ka st w
d
M pu In e
m e vi
g u er
en M
M Aktivitas Siswa

Gambar 6. Aktivitas Siswa berdasarkan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Jigsaw (Siklus I)
Sedangkan untuk aktivitas guru berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw di siklus I dapat di lihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut.
Tabel 7. Aktivitas guru berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw siklus I
Aktivitas Guru/ Hasil Observasi
No Aspek yang Siklus I
Diamati Pert-1 Pert-2 Rata-rata
1 Membuka Pelajaran 3 4 3.5
2 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 2 4 3
3 Mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan
3 3 3
pengetahuan awal siswa
4 Memotivasi siswa dalam belajar. 3 4 3.5
5 Menyampaikan materi dengan benar 4 4 4
6 Membentuk kelompok 3 3 3
7 Memberikan penjelasan tentang penggunaan model
3 4 3.5
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
8 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan
3 3 3
yang benar dan sesuai dengan RPP
9 Mengkoordinasi kelompok yang ada untuk
3 3 3
berpartisipasi dan bekerja dalam pembelajaran
10 Menanggapi pertanyaan siswa dalam proses
4 4 4
pembelajaran
11 Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien 3 4 3.5
12 Menutup pembelajaran, meliputi : membuat
4 4 4
ringkasan materi
13 Penggunaan bahasa Indonesia secara jelas dan benar 4 4 4
14 Memberikan penilaian kepada setiap kelompok 3 3 3
15 Penampilan guru dalam pembelajaran 4 4 4
Jumlah 52
Persentase (%) 69

Pada post test siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X-C meningkat dari
nilai pra siklus, yaitu dari nilai rata-rata 54, 7 menjadi 65,0. Jumlah siswa yang mencapai
KKM juga meningkat dari 3 orang siswa yang tuntas menjadi 16 orang siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70. Dari hasil tes siklus menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa, akan tetapi keberhasilan peningkatan pada siklus I masih 44.4 % siswa kelas X-
C yang mencapai KKM. Sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian di dasarkan pada
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran ekonomi yang ditunjukkan oleh 75%
siswa kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), minimal 70 % siswa aktif berinteraksi dalam diskusi kelompok
selama kegiatan pembelajaran, dan skor rata-rata post test minimal 70, maka penelitian ini
akan dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus II, peneliti menyusun langkah-langkah strategis dalam upaya
meningkatkan hasil kegiatan pembelajaran setelah dilakukan refleksi pada siklus I.
diantaranya yang peneliti lakukan merencanakan pembelajaran siklus II, melaksanakan
tindakan yang terdiri dari dua kali pertemuan.
Hasil obervasi yang dilakukan oleh observer pada siklus II menunjukkan bahwa guru
(peneliti) sudah optimal dan ada perbaikan dari siklus I. Hasil observasi yang dilakukan oleh
observer terhadap aktivitas siswa berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada siklus II dapat dilihat pada lampiran yang terangkum dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 8. Aktivitas siswa berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw siklus II
No Aktivitas yang diamati Siklus II
Jumlah Siswa Persentase
Fase 1 “Menunjuk Pakar” 15 41.7 %
Fase 2 “Mengumpulkan Informasi” 27 75.0 %
Fase 3 “Rapat Ahli” 32 88.9 %
Fase 4 “Instruksi Rekan” 28 77.8 %
Fase 5 “Review dan Penutup” 31 86.1 %
Jumlah 133 Siswa
Persentase (%) 73.9 % Siswa Aktif

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa


dari siklus I ke siklus II hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase disetiap
fase, 25.0 % menjadi 41.7 % untuk penunjukan pakar atau ahli, dari 55.6 % menjadi 75.0 %
untuk fase mengumpulkan informasi, dan dalam rapat ahli diskusi menjadi lebih hidup karena
rasa percaya diri dari dalam diri siswa meningkat dari 66.7 % menjadi 88.9 %, dalam
menjelaskan materi ke kelompok asalnya sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan
antusias dengan persentase sebesar 77.8 % dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
kemampuan siswa menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil kajiannya di depan
kelas meningkat dari 58.3 % menjadi 86.1 % atau dari 21 orang siswa menjadi 31 orang
siswa.
Sedangkan untuk observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran pada siklus II
berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Aktivitas Guru Berdasarkan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Siklus II
Aktivitas Guru/ Hasil Observasi
No Aspek yang Siklus II
Diamati Pert-3 Pert-4 Rata-rata
1 Membuka Pelajaran 4 4 4
2 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 4 5 4.5
3 Mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan
4 4 4
pengetahuan awal siswa
4 Memotivasi siswa dalam belajar. 5 5 5
5 Menyampaikan materi dengan benar 5 5 5
6 Membentuk kelompok 4 4 4
7 Memberikan penjelasan tentang penggunaan model
4 5 4.5
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan
8 4 4 4
yang benar dan sesuai dengan RPP
Mengkoordinasi kelompok yang ada untuk
9 4 5 4.5
berpartisipasi dan bekerja dalam pembelajaran
Menanggapi pertanyaan siswa dalam proses
10 4 4 4
pembelajaran
11 Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien 4 5 4.5
Menutup pembelajaran, meliputi : membuat ringkasan
12 4 4 4
materi
13 Penggunaan bahasa Indonesia secara jelas dan benar 4 4 4
14 Memberikan penilaian kepada setiap kelompok 4 4 4
15 Penampilan guru dalam pembelajaran 4 4 4
Jumlah 64
Persentase (%) 85
Hasil pengamatan yang diperoleh peneliti diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu dari nilai rata-rata 65,0 menjadi
72,3 pada siklus II. Jumlah siswa yang mencapai KKM juga diketahui terjadi peningkatan
dari siklus I sebesar 44.4 % atau 16 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 menjadi 77.8 %
atau 28 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 70.
Berdasarkan hasil refleksi ini, sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yaitu
75% siswa mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa meningkat, maka peneliti mengambil
keputusan untuk mengakhiri tindakan sampai pada siklus II. Secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran Ekonomi dari siklus I hingga siklus II menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa yang merujuk pada meningkatnya nilai
siswa yang sudah mencapai target peneliti yaitu 75%. Dengan adanya pemahaman terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membantu siswa dalam mengembangkan
ide dan keaktifan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
David, A.Jacobsen,dkk. 2009. Methods for Teaching: Meningkatkan belajar siswa TK-SMA
Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eggen, Paul. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran, mengajarkan konten dan keterampilan
berpikir Edisi Keenam. Jakarta: PT.Indeks.
Febrianti, Selvi. 2015. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial
Riddle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-2 di SMA Negeri 13
Samarinda. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman.
Masluchah,Yeni. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Pamotan 1 Porong Sidoarjo.
Surabaya: PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya. JPGSD Volume 01 Nomor 02
Tahun 2013.
Sariono, Endra.dkk. 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca
Exact

Anda mungkin juga menyukai