Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI


KEGIATAN EKONOMI KELAS V SD NEGERI
NO.078495 LOLOZARIA KEC.AMANDRAYA
KAB.NIAS SELATAN
Erviany Dakhi1, Adi Abdurahman2
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UT Medan, 2STAI Miftahul Huda Subang
Email : erviany21@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran role playing dalam
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi kegiatan ekonomi di kelas V SD Negeri N0. 078495
LOLOZARIA. Penelitian ini menggunakan penilaian proses, penilaian hasil belajar siswa serta
refleksi pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. . 078495 LOLOZARIA
KecamatanAmandraya Kabupaten Nias Selatan pada mata pelajaran IPS. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan oktober 2022 (mulai dari kegiatan persiapan sampai
pelaksanaan tindakan). Dari hasil penelitian penulis melakukan pengamatan sebanyak 2 siklus. Pada
siklus 1 ketuntasan klasikal belajar siswa sebesar 53% yang berarti ada 8 orang siswa yang termasuk
kategori tuntas, agar siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah di tetapkan yaitu sebesar 85%
maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran di siklus II dengan menggunakan metode
pembelajara role playing dan ternyata diperoleh hasil yang memuaskan seluruh siswa sebanyak 15
orang sudah tuntas mendapatkan nilai KKM yang diharapkan. Untuk itu penelitian perbaikan
pembelajaran di akhiri pada siklus II.

Kata kunci : Peningkatan, Pemahaman, Role Playing

PENDAHULUAN Commented [MB1]: Format penulisan tidak menggunakan 2


kolom
Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya
meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik), siswa (peserta
didik), materi (bahan), media (alat/sarana), dan metode pembelajaran atau pola penyampaian
bahan ajar. Pembelajaran di sekolah seharusnya tidak hanya difokuskan pada pemberian
(pembekalan) kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, akan tetapi bagaimana
agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan permasalahan-
permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya ( Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni,
2016 : 36 )
Berdasarkan pemikiran Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni ( 2016 : 36 ), dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan disekolah dapat dilakukan dengan
membuat pengajaran parktik yang juga sama – sama memiliki pengalaman belajar yang lebih
menyenangkan sebab berkaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Proses pembelajaran
yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan suatu
pembelajaran karena ketika pembelajaran itu dilakukan dengan cara yang dengan baik oleh
siswa. Agar dalam pembelajaran IPS tidak monoton dan lebih menyenangkan, maka materi-
materi yang dipelajari akan mudah diterima dan dimengerti bervariasi, maka dapat diterapkan
berbagai macam metode atau cara pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guruPembelajaran
IPS khususnya di sekolah dasar, menunjukan indikasi bahwa pola pembelajaran yang
dilakukan oleh guru cenderung bersifat pada buku sumber. Hanya memindahkan pengetahuan
secara utuh yang ada di ketahui guru kepada siswa. Pola pembelajaran yang demikian
menyebabkan siswa jenuh, siswa tidak diajarkan berpikir secara logis hanya mementingkan
pemahaman dan hafalan. Hal ini yang membuat pelajaran ini kurang digemari banyak siswa,
pembelajar IPS terkesan tidak menarik bagi siswa karena ruang lingkupnya yang luas.
Kejenuhan dalam pembelajaran IPS akan membuat siswa kurang fokus dalam belajar
(Fajartriani dan Sulfemi, 2014 : 17-26).
Berdasarkan pengamatan awal siswa belum menunjukkan adanya respon yang baik dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran siswa terlihat pasif serta hanya
mendengarkan penjelasan guru tanpa mengajukan pertanyaan. Metode pembelajaran ceramah
yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa merasa cepat bosan dan
kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPS di sekolah, siswa menjadi sulit memahami
materi. Dan akhirnya siswa tidak mencapai nilai KKM yang telah di tetapkan.
“Berdasarkan pengamatan penulis, dalam mengajarkan konsep-konsep pembelajaran IPS,
tidak semua siswa dapat dengan mudah menguasainya. Untuk mengatasi permasalahan pada
pembelajaran IPS tersebut, peneliti dituntut untuk memperbaiki proses pembelajaran tentang
kegiatan ekonomi. Untuk itu peneliti melakukan kajian yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Role Playing Dalam Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Kegiatan
Ekonomi Kelas V SD Negeri No.078495 Lolozaria Kec.Amandraya Kab.Nias Selatan “
METODE PENELITIAN Commented [MB2]: Format spasi harus konsisten

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian ini
termasuk penelitian tindakan kelas yang berbentuk kolaboratif antara peneliti dengan salah
satu guru di SD Negeri No.078495 Lolozaria Kec.Amandraya Kab.Nias Selatan. Desain
penelitian ini menggunakan model penelitian diagram Arikunto. Model tersebut terdiri dari 4
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Bentuk desainnya sebagai
berikut.
Gambar 1. Diadopsi dari diagram Arikunto ( 2008 )
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No.078495 Lolozaria pada mata pelajaran
IPS. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri No.078495 Lolozaria
Kec.Amandraya Kab.Nias Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2022
(mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan). Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi, tes , dan dokumentasi. Instrumen
penelitianini yaitu lembar observasi guru , siswa, dan lembar soal evaluasi. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan untuk menjaring
aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis
kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam
hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.
Data kualitatif ini, diperoleh dari observasi dengan menggunakan lembar panduan
observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa
dan kinerja guru setelah diterapkannya pembelajaran dengan model role playing.
Analisis dilakukan dengan cara memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan
pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan
perubahannya selama proses pembelajaran dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Rumus
penilaian dari kegiatan siswa dan kinerja guru di atas adalah sebagai berikut:

R
NP = —— X 100 %
SM

Keterangan:
NP = Nilai persen atau nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati
100 = Bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang akan dikerjakan siswa pada
prasiklus, siklus I dan siklus II. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai
rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Σ X1
rumus: X = ——
N
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya Siswa
X1 = Nilai Siswa (Adaptasi dari Herrhyanto dkk., 2009: 4.2).

Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


P= x 100%
∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Hasil penghitungan ketuntasan belajar di dalam kelas dengan tabel kriteria


ketuntasan belajar pesesrta didik yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu, tuntas
dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Kualifikasi
Ketuntasan

0 - 76 % Tidak
Tuntas

76% - 100% Tuntas

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Tahap kegiatan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 1 dilaksanakan pada hari


sabtu, 12 oktober 2022, di kelas V SD Negeri No.078495 Lolozaria, Peneliti bertindak
sebagai guru, dan observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Proses kegiatan belajar mengajar berpedoman pada hasil pembelajaran awal dan pada
Rencana Pelaksanaan Perbaikan yang telah dibuat. Peneliti dibantu oleh teman sejawat
mengadakan supervisi kelas ( obeservasi pelaksanaan proses belajar mengajar ). Dengan
menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan
mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang
diharapkan. Tes evaluasi diberikan pada akhir proses pembelajaran, tes ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa terhadap materi yang telah
dipaparkan. Hasil pengamatan pada siklus 1 dapat dijelaskan bahwa siswa masih belum
mampu memahami materi kegiatan ekonomi berjumlah 7 siswa, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan. Sebelum diadakan perbaikan siswa yang memperoleh nilai di atas hanya 26%,
setelah diadakan perbaikan pertama meningkat menjadi 53%. Meskipun ada peningkatan
namun secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar karena siswa memperoleh
nilai ≥70 masih 53%, lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar
85%. Pada penilaian proses selama proses pembelajaran masih didapati siswa yang kurang
aktif, kerja samanya juga kurang dan waktu mendemonstrasikan masih kurang serius. Hal ini
menunjukkan pemahaman siswa masih kurang. Untuk itu peneliti melajutkan penelitian pada
siklus 2.

Tahap pelaksanaan pembelajaran perbaikan 2 dilaksanakan pada hari senin, 21


oktober 2022, di kelas V SD Negeri No.078495 Lolozaria. Peneliti bertindak sebagai guru,
dan observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses kegiatan
belajar mengajar berpedoman pada hasil perbaikan 1 (siklus 1) dan pada Rencana
Pelaksanaan Perbaikan 2 yang telah dibuat. Tes evaluasi diberikan pada akhir proses
pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemberian pemahaman kepada siswa
dalam memahami materi yang telah diberikan.
Pada penilaian proses selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan metode
pembelajaran role playing, terlihat guru mampu memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai materi kegiatan pembelajaran yang belangsung dengan sangat baik. Dengan
demikian siswa mampu dengan mudah memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan analisis hasil belajar dapat dijelaskan bahwa siswa secara keseluruhan
telah mencapai kriteria ketuntasan maksimal , hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang
cukup signifikan. Sebelum diadakan perbaikan presentase ketuntasan belajar hanya 26%,
setelah diadakan perbaikan satu meningkat menjad 53%.Kemudian peneliti melaksanakan
perbaikan dua dengan hasil yang sangat bagus.Prosentase ketuntasan mencapai 91%, lebih
besar dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85%. Pada peilaian proses selama
pembelajaran berlangsung sangat terlihat keaktifan siswa pada semua kelompok,
menunjukkan kerja sama yang baik dalam menggunakan metode roleplaying di depan kelas.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada setiap tahap pelaksanaan mulai
dari prasiklus sampai dengan Siklus II (dua) dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
menggunakan model role playing dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa,
hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya. Mulai
dari pelaksanaan kegiatan prasiklus hasil nilai yang diperoleh adalah rata-rata 60 dengan
persentase ketuntasan 26%. Hal ini belum maksimal karena siswa belum terkonsentarsi
dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru. Pada
Siklus I hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 69,33, dengan persentase ketuntasan 53%,
yang mana disini terdapat peningkatan, walau tidak begitu siknifikan. Siklus II mengalami
peningkatan hasil belajar yang sangat baik ini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa
rata-rata 91,33, dengan persentase ketuntasan 100% sehingga kenaikan ini sangat baik, nilai
ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
dengan baik dan benar. Pemahaman materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan
metode mengajar berpariasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa,
sehingga suasana kelas konduktif, maka terciplah suasana pembelajaran aktif , kreatif dan
menyenangkan.

Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan, dkk. (2008). Modul 10. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran: Perumusan Tujuan Pembelajaran. Jakarta ; Penerbit Universitas
Terbuka.
Hamalik, (1982). Mengajar: Azas-Metode-Teknik. Bandung ; PT. Pustaka Martiana.
IGAK Wardani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Penerbit Universitas
Terbuka.
Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Depdiknas.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Sekolah Dasar Kelas IV, Dinas Pendidikan
Kabupaten Karawang.
M. Khafid dan Suyuti (2006). Buku Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung untuk
Sekolah Dasar Kelas IV; Penerbit Erlangga.
Tim FKIP. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta ; Penerbit Universitas
Terbuka.
Zaini.M. Sani dan Siti M. Amin (2006). Buku Matematika SD untuk Kelas IV ; Penerbit
ESSIS.
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum
2013.
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian (Edisi Revisi Tahun 2021).
Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.
Latifah, L. (2019). PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MELALUI METODE ROLE
PLAYING DI KELAS TINGGI SEKOLAHDASAR. Ummi, 13(3), 163-172.
Anshori, S. (2016). Pemahaman Konsep Jual Beli Dalam Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar
Melalui Metode Role Playing. Jurnal Ilmiah PGSD, 9(1), 58-69.

Anda mungkin juga menyukai