Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan bilangan pecahan (Erwin
Roosilawati, 2002:17). Bilangan bulat dinyatakan dengan B = { ... , -3, -2, -1, 0 , 1, 2, 3 , ...}.
Operasi hitung pada bilangan bulat yang diterapkan di SD adalah penjumlahan dan pengurangan,
sedangkan perkalian dan pembagian merupakan pengayaan untuk guru.
Berdasarkan analisa hasil observasi, angket, dan wawancara khususnya siswa berkesulitan
belajar, peneliti mengidentifikasi bahwa penyebab siswa berkesulitan belajar Matematika di
kelas V SDN Pengkol 01 adalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika yang dikarenakan siswa berkesulitan dalam kemampuan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat yang berupa bilangan bulat negatif serta berkesulitan mengerjakan
soal berbentuk cerita
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar pada operasi hitung bilangan bulat dan rendahnya
motivasi siswa berkesulitan belajar, maka diperlukan suatu layanan bimbingan belajar. Layanan
bimbingan belajar adalah kegiatan bimbingan yang bertujuan membantu individu (siswa) dalam
mencapai keberhasilan belajar secara optimal (Saring Marsudi dkk, 2003: 104).
Rumusan Masalah
Berdasaarkan latar belakang din atas rumusan masalah adalah apakah penerapan metode PQ4R
dapat meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran matematika di kelas V
SDN Pengkol 01 tahun pelajaran 2012/2013? Apakah penerapan metode PQ4R dapat
meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol
01 tahun pelajaran 2012/2013.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada
pelajaran matematika di kelas V SDN Pengkol 01 melalui penerapan metode PQ4R tahun
pelajaran 2012/2013. Meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa berkesulitan
belajar di kelas V SDN Pengkol 01 melalui penerapan metode PQ4R tahun pelajaran
2012/2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa memberikan keterampilan konsep dasar operasi hitung bilangan
bulat yang tepat, meningkatnya motivasi belajar siswa berkesulitan belajar dan meningkatnya
prestasi belajar siswa pada pelajaran Matematika.
Manfaat bagi bagi guru memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan/perbaikan cara-cara
belajar, cara mengajar, penyesuaian materi, mengurangi hambatan yang dihadapi siswa.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Pengertian Belajar
Menurut Abu Ahmadi & Widodo Supriyono (2004:126), Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan aspek yang ingin dicapai dalam belajar. Menurut Sardiman A.M.
(2006:25), ada tiga jenis tujuan belajar, yaitu: untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman
konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan Siswa
setelah belajar akan berubah, sebelum belajar siswa belum memahami secara penuh tentang
operasi hitung bilangan bulat, maka setelah belajar siswa tersebut memahami secara penuh
tentang bilangan bulat. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar tentang operasi
hitung bilangan bulat adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan tugas. 2)
Penanaman Konsep dan Keterampilan, tujuan belajar yang pertama adalah mendapatkan
pengetahuan, selain itu dengan belajar dapat diperoleh penanaman konsep dan keterampilan.
Konsep di sini berkaitan dengan pengertian bilangan bulat dan keterampilan berkaitan dengan
dengan operasi hitung bilangan bulat. Metode yang digunakan dalam proses belajar ini adalah
metode tanya jawab, kerja kelompok, peragaan, dan tugas. 3) Pembentukan mental dan perilaku
anak didik, tidak akan terlepas dari penanaman nilai-nilai, transfer of values, oleh karena itu guru
tidak sekedar pengajar tetapi benar-benar sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai
itu kepada anak didiknya.
Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor Intern/dalam
Faktor fisiologis, adalah kondisi fisik yang terjadi atau dialami individu saat belajar. Kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap siswa. Faktor fisiologis diantaranya:
kondisi fisik dan (2) kondisi panca indera.
Faktor psikologis, adalah suatu keadaan atau kondisi mengenai gejala-gejala kehidupan kejiwaan
yang berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor psikologis antara lain: (1) bakat, (2) minat, (3)
motivasi, (4) kecerdasan, dan (5) kemampuan kognitif.
Faktor Ekstern/luar
Lingkungan alam, adalah kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar,
misalnya: suhu, udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung, kejadian alam dan lainlainnya.Lingkungan sosial, berperan dalam pembentukan individu siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung, misalnya: keluarga dan masyarakat.
Faktor Instrumental
sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar. Faktor instrumental meliputi: (1)
kurikulum/bahan pelajaran, (3) guru, dan (3) sarana dan fasilitas.
Pengertian Kesulitan Belajar
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan perkembangan, integrasi,
kemampuan verbal/non verbal dalam menguasai secara tuntas bahan atau materi pelajaran yang
diberikan.
Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3)Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Operasi Hitung pada Bilangan Bulat
Operasi yang akan diterapkan pada bilangan bulat adalah + dan -, sedangkan operasi x dan :
merupakan pengayaan untuk guru (Tim Dinas P dan K Kab. Karanganyar, 2007:31). Untuk
penanaman konsep diperagakan dengan menggunakan langkah maju mundur, menang dan kalah,
pinjaman/hutang dan bayar, untung dan rugi, ke kanan dan ke kiri, naik dan turun.
Adapun contoh cara penanaman konsep adalah sebagai berikut:
Metode PQ4R
Metode PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robhinson (1972) yamg merupakan
penyempurnaan dari metode SQ3R Robhinson (1961). Sesuai dengan namanya metode PQ4R ini
terdiri dari enam langkah, yaitu Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review (dalam
Nur, 1999). Pertama, pada tahap Preview siswa diharapkan untuk melakukan survey terhadap
materi pelajaran untuk mendapatkan ide tentang topik dan sub topik utama serta
pengorganisasian umum. Siswa melakukan identifikasi terhadap materi yang akan dipelajari.
Pada langkah ini, siswa membuat ramalan ilmiah tentang materi yang akan dibaca dan dipelajari,
selanjutnya berdasarkan judul (pokok bahasan) dan subjudul (subpokok bahasan). Kedua, tahap
Question siswa diminta untuk membuat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
itu saat mereka mempelajarinya, khususnya pada dirinya sendiri, dengan kata-kata yang sesuai,
seperti : apa, mengapa, bagaimana, siapa dan dimana. Ketiga, pada tahap Read siswa diminta
untuk membaca materi, kemudian membuat catatan-catatan kecil (note taking), tidak membuat
catatan-catatan yang panjang. Selanjutnya siswa dapat mencoba untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang dibuat sebelumnya selama membaca materi tersebut. Keempat, tahap
Reflect sesungguhnya merupakan refleksi terhadap materi pelajaran. Siswa mencoba untuk
memahami materi yang dibaca atau dipelajari dengan cara: (1) menghubungkan materi yang
dibaca dengan materi yang diketahui sebelumnya, (2) mengaitkan sub-sub topik dengan konsepkonsep utama, (3) memecahkan kontradiksi dalam materi yang disajikan, dan (4) menggunakan
materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dalam materi
pelajaran. Kelima, tahap Recite merupakan latihan untuk mengingat kembali materi pelajaran,
dengan memberi penekanan pada butir-butir penting (dapat menggunakan judul kata-kata yang
ditonjolkan serta catatan-catatan tentang konsep-konsep utama) yang dapat dilakukan dengan
mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Keenam, pada tahap
Review siswa mereviu materi yang dipelajari, dan memusatkan perhatian pada pertanyaanpertanyaan dan jawaban yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan mungkin perlu membaca
ulang materi yang dipelajari apabila siswa merasa kurang yakin dengan jawabannya.
Apabila langkah-langkah pada metode PQ4R ini dikaitkan dengan pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistik, maka dapat disimpulkan bahwa melalui langkah preview dan
question siswa akan meninjau dan menghubungkan antara pengalaman dan pengetahuan yang
mereka telah miliki dengan topik yang mereka sedang pelajari. Pada langkah read dan reflect
siswa akan berusaha untuk mempelajari dan memahami topik yang dibahas sehingga mereka
memperoleh pengetahuan baru dan memformulasikan pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.
Selanjutnya pada langkah recite, pengetahuan yang telah terbentuk perlu dimantapkan kembali
melalui suatu latihan sehingga pengetahuan tersebut menjadi permanen dalam ingatan siswa.
Disadari bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dan keterbatasan, baik pengalaman,
pengetahuan awal, dan kecepatan belajar sehingga hal ini berdampak pada kecepatan
pemahaman dan penguasaan materi ajar. Sehubungan dengan itu, setiap siswa diberi kesempatan
untuk mereviu topik yang telah mereka pelajari (tahap review). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa penggunaan metode PQ4R sangat mendukung implementasi pendekatan
matematika realistik dalam pembelajaran matematika.
Kerangka Berpikir
Adapun model penelitian tindakan kelas ini menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang
membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)
(Taggart (1998) dalam Zainal Aqib, 2006:127). Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.
Bagan 1. Bagan Siklus
Keterangan :
P
: Perencanaan
: Tindakan
R
RP
: Observasi
: Refleksi
: Revisi Perencanaan
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang dikumpulkan adalah analisis
kritis, yakni mulai mengungkapkan kelemahan dan kelebihan siswa dalam proses pembelajaran.
Hasil analisis dijadikan pedoman dasar menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya sesuai
dengan siklus yang ada.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri Pengkol 01
. Siswa tersebut berjumlah 9 siswa, yang terdiri atas 2 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi: observasi, wawancara,
angket motivasi, dan tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data tersebut, masing-masing secara
singkat diuraikan berikut ini:
Observasi
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat)
dalam penelitian ini, berperan langsung atau aktif dalam semua kegiatan pembelajaran di kelas.
Dengan observasi partisipan ini, pengamat lebih menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri
semua kegiatan dalam pembelajaran.
Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan nara sumber. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung
antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui
perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu
melalui perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya (Zainal Arifin, 1988:54).
Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara langsung artinya tanya jawab kepada siswa
berkesulitan belajar secara langsung tanpa perantara.
Angket Motivasi
Menurut Bimo Walgito (1980:16), Angket adalah suatu metode penyelidikan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi
objek dari penyelidikan tersebut. Dengan angket ini dapat diketahui keadaan/data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat responden dan lain-lain.
Tabel 3. Lembar Kisi-kisi Angket Motivasi
Selain itu, terdapat juga 5 siswa yang mempunyai perhatian yang kurang baik dalam
mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada
guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut kurang memiliki minat yang baik terhadap
pelajaran.
Untuk pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat 5 siswa yang
memiliki pemahaman materi yang cukup baik sehingga siswa tersebut memperoleh hasil belajar
yang cukup baik pula. Selain itu, terdapat juga 4 siswa yang belum memahami secara penuh
materi penjumlahan bilangan bulat terutama soal cerita, sehingga mengakibatkan hasil belajar
siswa tersebut hampir cukup baik. Untuk data yang lebih lengkap akan dijelaskan pada
pertemuan ke-2.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
penjumlahan bilangan bulat, terdapat 4 siswa yang memiliki perhatian yang cukup aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada
guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang cukup baik terhadap
pelajaran.
Selain itu juga, terdapat 5 siswa memiliki perhatian yang kurang baik dalam mendengarkan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru dalam
setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut kurang memiliki minat yang baik terhadap pelajaran.
Adapun alternatif pemecahan masalah tersebut, guru menggunakan media mobil berwarna,
melakukan pengelompokkan kata operasional dalam operasi hitung soal cerita, melakukan
peningkatan kerja kelompok, menyuruh siswa membawa bekal makanan dan minuman dari
rumah, dan membimbing siswa dalam mengisi blangko angket motivasi.
Pada pertemuan ke-2 materi Matematika adalah pengurangan bilangan bulat dan soal berbentuk
cerita. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru melakukan
perbaikan yaitu dengan mengoptimalkan metode kerja kelompok, menggunakan media gambar
mobil berwarna, serta mengelompokkan kata operasional dalam operasi hitung antara
pengurangan dan penjumlahan.
Pelaksanaan Tindakan
Sebelum pembelajaran dimulai, guru melakukan kebersihan ruangan kelas, menilai kerapian
seragam sekolah, mengurutkan meja dan kursi, berdoa bersama, kemudian guru mengabsensi
siswa satu per satu.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, setiap
kelompok terdiri atas 3 siswa. Kemudian guru memberikan 4 soal latihan kepada setiap
kelompok. Dalam pengerjaan, siswa dalam kelompok diberikan keleluasaan dalam
menyelesaikan soal latihan. Tiap kelompok mengerjakan soal latihan, guru mengamati aktivitas
kerja tiap siswa dalam kelompok. Adakalanya guru memberikan bimbingan dan pengarahan
apabila terdapat kelompok yang merasa kurang memahami soal. Setelah selesai mengerjakan
soal latihan, dilakukan pembahasan dan penarikan kesimpulan mengenai soal latihan.
Pembahasan dan penarikan kesimpulan terhadap materi dengan partisipasi siswa dalam
kelompok untuk memperagakan di depan kelas.
Setelah dirasa siswa telah memahami materi secara penuh, guru melaksanakan kegiatan akhir
yaitu memberikan soal latihan kerja yang berjumlah 5 soal kepada siswa. Siswa mengerjakan
soal latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati langkah siswa dalam menyelesaikan soal
latihan kerja. Setelah selesai mengerjakan, soal latihan kerja beserta jawaban dari siswa
dikumpulkan. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan pesan kepada siswa agar tekun belajar
di rumah dan gemar membaca buku.
Observasi
Untuk pemahaman siswa terhadap materi pengurangan bilangan bulat terdapat 3 siswa yang
memiliki pemahaman materi yang baik sehingga siswa tersebut memperoleh hasil belajar yang
baik. Selain itu, terdapat juga 6 siswa yang mengalami kesulitan dalam membedakan antara
tanda operasi pengurangan (-) dengan tanda bilangan negatif (-), memahami soal cerita sehingga
mengakibatkan terdapatnya hasil belajar siswa yang kurang baik.
Refleksi
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai dan siswa yang
memperoleh nilai mencapai prosentase 100%. Dengan demikian data nilai siswa yang
memperoleh nilai sebanyak 9 siswa berkesulitan belajar menunjukkan bahwa penerapan
pengajaran remedial belum menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang signifikan atau
belum baik.
Tabel Kondisi Awal
No
Siswa
Sebelum Siklus
Ketuntasan
ya
tdk
30
30
40
40
50
30
20
50
30
Jumlah
330
Rata-rata
36,67
Tindakan Siklus 1
No
Siswa
Sesudah Siklus
Ketuntasan
ya
tdk
55
50
45
65
65
55
40
75
50
Jumlah
500
Rata-rata
55,55
tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok menerima lembar soal untuk didiskusikan
bersama anggota kelompok. Sambil berkeliling, guru mengamati aktifitas siswa serta
memberikan bimbingan kepada kelompok dalam mendiskusikan lembar soal. Setelah selesai,
setiap kelompok membahas hasil diskusinya di depan kelas. Pembahasan dan penarikan
kesimpulan terhadap materi dengan partisipasi siswa dalam kelompok untuk memperagakan di
depan kelas. Sebagai tindak lanjut dalam menilai hasil diskusi, guru dan siswa membahas hasil
kerja tiap kelompok.
Kegiatan akhir, guru memberikan soal latihan yang berjumlah 5 soal latihan kerja kepada siswa.
Siswa mengerjakan soal latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati langkah siswa dalam
menyelesaikan soal latihan kerja. Setelah selesai mengerjakan, soal latihan kerja beserta jawaban
dari siswa dikumpulkan Pembelajaran diakhiri dengan memberikan pesan kepada peserta didik
agar tekun belajar di rumah dan gemar membaca buku.
Observasi
Berdasarkan observasi terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
penjumlahan bilangan bulat, terdapat 3 siswa yang memiliki perhatian yang cukup baik/aktif
dalam mendengarkan penjelasan guru, cukup aktif menjawab pertanyaan guru, dan cukup aktif
dalam mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut
memiliki minat yang cukup baik terhadap pelajaran.
Selain itu juga, terdapat 6 siswa yang sudah memiliki perhatian yang baik atau aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru, aktif dalam menjawab pertanyaan guru, dan aktif mengajukan
pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang baik
terhadap pelajaran.
Untuk pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat siswa yang telah
memahami soal cerita secara penuh sehingga hasil belajar siswa tersebut adalah baik. Untuk data
yang lebih lengkap akan dijelaskan pada pertemuan ke-2.
Refleksi
Untuk prestasi belajar siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat 9 siswa yang
telah memperoleh prestasi belajar yang baik. Untuk data lebih lengkap akan dijelaskan pada
pertemuan ke-2.
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi, faktor penyebab terdapatnya siswa yang
memiliki kelemahan atau kekurangan tersebut di atas antara lain: siswa merasa waktu berjalan
dengan cepat sehingga siswa tidak fokus dalam mengerjakan lembar tugas, siswa merasa
kesulitan untuk memahami pertanyaan dalam soal cerita. Adapun alternatif pemecahan masalah
tersebut, guru melakukan peningkatan dalam kemampuan membaca intensif untuk memahami
soal cerita dan menggunakan waktu se-efektif mungkin.
Pada pertemuan ke-2 materi Matematika adalah pengurangan bilangan bulat dan soal berbentuk
cerita. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru melakukan
perbaikan yaitu melakukan peningkatan dalam kemampuan membaca intensif pada
pembelajaran, menggunakan waktu se-efektif mungkin.
Kegiatan dilanjutkan dengan membagi peserta didik menjadi 3 kelompok yang tiap kelompok
terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok menerima lembar soal untuk didiskusikan bersama anggota
kelompok. Sambil berkeliling, guru mengamati aktifitas siswa dan memberikan bimbingan
kepada kelompok dalam mendiskusikan lembar soal. Setelah selesai, setiap kelompok membahas
hasil diskusinya dan memperagakan pengerjaannya di depan kelas.
Kegiatan akhir, guru memberikan soal latihan kerja kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal
latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati langkah siswa dalam menyelesaikan soal latihan
kerja. Setelah selesai mengerjakan, soal latihan kerja beserta jawaban dari siswa dikumpulkan.
Guru memberikan blangko angket motivasi kepada setiap siswa. Siswa mengisi blangko angket
motivasi, setelah selesai blangko tersebut kemudian dikumpulkan ke meja guru Pembelajaran
diakhiri dengan memberikan pesan kepada peserta didik agar tekun belajar di rumah dan gemar
membaca buku
Observasi
Berdasarkan observasi terhadap 2 siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
pengurangan bilangan bulat, siswa telah mempunyai perhatian yang baik/aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada
guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang baik terhadap
pelajaran.
Selain itu terdapat 7 siswa yang mempunyai perhatian cukup aktif dalam mendengarkan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru dalam
setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang cukup baik terhadap pelajaran. .
Refleksi
Terdapat 7 siswa telah mempunyai perhatian yang baik/aktif dalam mendengarkan penjelasan
guru, aktif dalam menjawab pertanyaan guru, dan aktif untuk mengajukan pertanyaan kepada
guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang baik terhadap
pelajaran. Dengan adanya minat yang baik tersebut, siswa memiliki kepercayaan diri yang baik,
memiliki kelengkapan catatan yang baik, memiliki keberanian yang baik/tinggi, dan memiliki
dorongan untuk mengerjakan tugas dengan baik.
Dengan demikian siswa berkesulitan belajar yang memiliki motivasi baik sebanyak 7 siswa
(77,78%). Sedangkan motivasi belajar cukup baik sebanyak 2 siswa (22,22%). Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi siswa berkesulitan belajar telah baik atau meningkat. Hasil angket
motivasi siswa dari lembar angket, diperoleh data sebagai berikut.
Data Peningkatan Motivasi pada Siklus I
No
Siswa
Siklus I
Nilai
32
Cukup Baik
37
Cukup Baik
33
Cukup Baik
36
Cukup Baik
37
Cukup Baik
39
Cukup Baik
34
Cukup Baik
39
Cukup Baik
33
Cukup Baik
Keterangan:
Skala Penilaian:
51 60
41 50
= Baik (B)
31 40
21 30
11 20
00 10
Tindakan Siklus II
No
Siswa
Sesudah Siklus
Ketuntasan
ya
tdk
75
70
80
100
80
70
85
100
75
Jumlah
735
Rata-rata
81,67
Siswa
Siklus I
Nilai
43
Baik
47
Baik
43
Baik
46
Baik
47
Baik
43
Baik
44
Baik
42
Baik
43
Baik
Keterangan:
Skala Penilaian:
51 60
41 50
= Baik (B)
31 40
21 30
11 20
00 10
77,78%. Sesudah diadakan tindakan pada siklus I, siswa yang memiliki kategori cukup baik
sebanyak 9 siswa atau 100% dari 9 siswa berkesulitan belajar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan
penerapan metode PQ4R bagi siswa berkesulitan belajar matematika di kelas V SD Negeri
Pengkol 01, dapat disimpulkan
1. Penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada
pelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2012/2013.
2. Penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa
berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
2012/2013
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bagi Sekolah, hendaknya memberikan bantuan/perlakuan khusus bagi peserta didik kurang siap
yaitu dengan pemberian bimbingan belajar sebagai contoh dengan penerapan metode PQ4R.
Sekolah hendaknya juga mengupayakan pengadaan media pembelajaran/alat peraga pada mata
pelajaran lainnya, agar dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah,
khususnya mata pelajaran Matematika terutama pada penanaman konsep pada siswa. Bagi Guru
sebagai program pembimbing diharapkan dapat merancang program sesuai karakteristik individu
siswa, sehingga setiap siswa memperoleh layanan yang tepat. Serta mengoptimalkan penggunaan
multi metode, media, penggunaan strategi pembelajaran yang bervariatif sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa baik
dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
DAFTAR PUSTAKA.
Erwin Roosilawati. 2002. Aritmatika. Semarang: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Balai Penataran Guru.
Heruman, 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marpaung Y. 2004. Implementasi KBK dalam pembelajaran Matematika di Sekolah: Seminar
Nasional Pembelajaran Matematika dan Sains dalam Era Global. Universitas Sanita Dharma.
Mukhtar & Rusmini. 2003. Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran.
Jakarta: Fila Mulia Sejahtera.
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rusda Koto Sutadi dkk, 1996. Belajar dan Pembelajaran: IKIP Semarang.
Sardiman AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sarwidji Suwandi & Madyo Ekosusilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta
Tim Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar. 2007. Bilangan Asli, Cacah, dan Bulat: Dinas P dan
K Kabupaten Karanganyar.
Biodata
Nama
Tgl Lahir
Pekerjaan
: Guru Kelas
Pangkat/Gol
Instansi
: 081393201637
maju
Bilangan
Nol
Negatif
mundur
diam
Guru:
Belum menerapkan metode PQ3R
Siswa:
Prestasi belajar rendah
dan motivasi rendah
Kondisi Awal
Siklus I
Tercapainya Prestasi belajar siswa 60 yaitu 50% dan tercapainya motivasi kategori baik 50%
Dalam pembelajaran, guru menerapkan metode PQ3R dengan garis bilangan, maju mundur,
gambar mobil, kerja kelompok
Tindakan I
Dalam pembelajaran, guru menerapkan metode PQ3R dengan garis bilangan, maju mundur,
gambar mobil berwarna, kapur berwarna, kerja kelompok, tugas.
Tindakan II
(Perbaikan)
Siklus II (Perbaikan)
Tercapainya Prestasi belajar siswa 60 yaitu 100% dan tercapainya motivasi kategori motivasi
baik 75%
Dengan menerapkan metode PQ3R dapat meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada
pelajaran Matematika
Kondisi Akhir
Dengan menerapkan metode PQ4R dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
Matematika bagi siswa berkesulitan belajar
Siklus II
Siklus I
RP
p
O
T
R
p
O
T
R
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar, materi pelajaran Matematika di kelas V sekolah dasar dapat
digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bilangan, geomitri dan pengukuran. Materi bilangan,
peserta didik dituntut mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan
serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan materi pembelajaran geometri dan
pengukuran, peserta didik dituntut mampu menghitung jarak, waktu, berat, luas volum, dan sifatsifat bangun datar.
Prestasi belajar peserta didik kelas V SD 03 Tumbang Titi dalam mengikuti
pembelajaran Matematika rendah. Banyak materi pembelajaran yang belum dapat dicapai secara
tuntas. Konsep materi pelajaran bangun datar belum dikuasai secara mendalam. Peserta didik
merasa berkesulitan dalam menghitung luas dan menentukan sifat-sifat bangun datar.
1
Di samping itu, guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran tentang bangun
datar. Sering terjadi anggapan oleh guru bahwa materi yang diajarkan sangat mudah sehingga
penyajian materi pelajaran bangun datar cukup hanya dengan cerita. Peserta didik hanya sebagai
pendengar. Peserta didik pasif, kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Materi pembelajaran disampaikan secara abstrak.
Banyak upaya untuk mengatasi kendala yang ada. Salah satu usaha untuk mengatasi
berbagai kesulitan pembelajaran dengan materi pelajaran bangun datar di kelas V adalah model
pembelajaran STAD dengan menggunakan alat bantu MBDW (Model Bangun Datar Warnawarni). Model-model bangun datar tersebut merupakan upaya konkritisasi dari bentuk abstrak
bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar tersebut, peserta didik dapat menyerap
materi pelajaran dari guru sesuai dengan perkembangan daya nalarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian dapat dirumuskan,
sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW menyenangkan?
2. Apakah pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW efektif?
C. Tujuan
Penelitian tentang pembelajaran bangun datar dengan alat bantu model bangun datar
ini bertujuan, sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahwa dengan metode STAD dan alat bantu
MBDW menyenangkan.
2. Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW.
D. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini, sebagai berikut.
1. Bagi guru
a. Sebagai bahan perbaikan pembelajaran yang dikelolanya, sehingga proses dan hasil dari
pembelajaran mengalami peningkatan.
b. Sebagai wahana dalam peningkatan profesionalitas guru karena mampu menilai dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Sebagai wahana penumbuhan rasa percaya diri bagi guru.
2. Bagi peserta didik
a. Peserta didik meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang menarik.
3. Bagi sekolah
a. Memiliki guru yang profesional dalam mengelola pembelajaran di depan kelas.
BAB II
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian bangun datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung
(Imam Roji, 1997)
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu
panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan
Mohamad Rohmad, 1996)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua
demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
2. Jenis bangun datar dan sifat-sifatnya
Bangun datar di kelas V SD terdiri atas persegi panjang, persegi, segitiga, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran (Julius Hambali, Siskandar, dan
Mohamad Rohmad, 1996). Uraian lebih lanjut tentang sifat-sifat bangun datar disarikan, sebagai
berikut.
1.
4
Persegi panjang panjang mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang dan 4 sudut yang sama
besar, yaitu sudut siku-siku. Diagonalnya sama panjang dan saling memotong sama panjang
sehingga membagi dua sama panjang.
2. Segitiga memiliki berbagai jenis, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku,
segitiga sembarang, dan segitiga lancip. Segi tiga memiliki 3 sudut dan 3 buah sisi.
3. Trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar. Jumlah besar sudut yang berdekatan di antara sisi
sejajar pada trapesium adalah 1800.
4. Jajaran Genajang memiliki sisi yang berhadapan sejajar sama panjang, sudut yang berhadapan
sama besar. Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang.
5. Belah ketupat memiliki empat sisi sama panjang, kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri,
sudut yang berhadapan sama besar, diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
6.
Layang-layang mempunyai satu sumbu simetri, memiliki dua pasang sisi yang sama panjang,
terdapat sepasang sudut yang berhadapan yang sama besar.
7. Lingkaran memiliki sebuah titik pusat, memiliki garis tengah yang panjangnya dua kali jari-jari,
banyak sumbu simetri lingkaran tidak terbatas.
dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkins. Secara garis besar, langkahlangkah pelaksanaan metode STAD adalah peserta didik di dalam kelas dibentuk tim, masingmasing 4-5 anggota kelompok. Tiap tim menggunakan lembar kerja, dan kemudian tanya jawab
atau diskusi untuk saling membantu. Secara periodik guru memantau perkembangan tim atau
individu. Tim atau individu yang telah mencapai kriteria tertentu diberi penghargaan (Nurhadi,
Yasin, dan Senduk:2003)
4. Alat Pembelajaran
Alat yang digunakan adalah model bangun datar, persegi panjang, persegi, belah ketupat,
segitiga, terapesium, jajaran genjang, layang-layang, dan lingkaran.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajarn bangun datar harus dengan menggunakan alat bantu model bangun datar. Alat
bantu model bangun datar warna-warni merupakan bentuk bangun datar dengan memberi warnawarna yang berbeda pada bagian-bagian (unsur) bangun datar yang memiliki karakter khusus.
Dengan bangun datar warna-warni tersebut merupakan upaya mengarahkan peserta didik untuk
berpikir konkrit. Belajar secara konkrit lebih menyenangkan, mengaktifkan, dan mudah
dipahami.
C. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran materi pelajaran bangun datar dengan alat bantu MBDW (Model Bangun Datar
Warna-warni) menyenangkan.
2.
Proses pembelajaran metode STAD dengan alat bantu model bangun datar warna-warni efektif.
BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Setting Penelitian
Tempat
Waktu
B. Subjek Penelitian
Peserta didik kelas V SDN 03 Tumbang Titi berjumlah 38 orang peserta didik tahun pelajaran
2012/2013.
C. Sumber Data
1. Hasil tes siklus I kompetensi dasar; mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
2.
Hasil tes siklus II kompetensi dasar; menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun
datar.
D. Indikator Kinerja
Pembelajaran dianggap efektif jika telah memenuhi ketuntasan individual 65% dan ketuntasan
klasikal 75%. Diharapkan hasil meningkat pada tes siklus ke II menjadi 80% secara klasikal.
E. Instrumen Penelitian
1.
8
MBDW
2. Lembar pengamatan
3. Lembar Evaluasi
F. Tindakan
Siklus 1
1. Perencanaan
a.
Pedoman Guru
2. Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran.
3. Pengamatan
a.
b. Menilai hasil pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar dengan soal tes yang telah disediakan.
4. Refleksi
a.
Siklus 2
1. Perencanaan
a.
Pedoman Guru
1) pemantauan individual/kelompok
2) pendampingan pada kelompok-kelompok tertentu
3) menyusun skenario pembelajaran
4) menyusun LKS
5) Menyusun pemantauan individual dan klasikal
6) menyusun soal evaluasi
b. Pedoman Peserta didik
1) memperhatikan pejelasan guru tentang cara kerja peserta didik
2) mengerjakan LKS secara berkelompok sesuai petunjuk
3) melaporkan hasil diskusi/kerja kelompok
4) mengerjakan soal evaluasi
2. Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran.
3. Pengamatan
a.
b. Menilai hasil pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar dengan soal tes yang telah disediakan.
4. Refleksi
a.
G. Analisis Data
Data dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua siklus, dengan hasil tindakan berupa hasil pengamatan proses
pembelajaran dan hasil belajar Matematika, kompetensi dasar mengidentifikasikan sifat-sifat
bangun datar, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar sebagai berikut:
Siklus 1
Hasil pengamatan kolaborator terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 ditunjukkan tabel 1
berikut ini.
Tabel 1. Rambu-rambu Pengamatan Proses Pembelajaran
No
1
2
3
4
5
Aspek Pengamatan
Skor
1
Jml
Kesungguhan
selama
mengikuti
pelajaran
Keaktifan mengemukakan pendapat
dalam mengikuti diskusi kelompok
Keceriaan dalam mengikuti pelajaran
Kerjasama dalam kelompok
Kompetisi antarkelompok diskusi
Aspek Pengamatan
Keaktifan dan ketertarikan
peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran
Pengamat
1
2
3
Jml
16
47
15,67
16
15
Kriteria
Amat Baik
Rentang Nilai
< 65
65 74
75 - 84
85
Jumlah
2
9
17
10
Persentase
5,26%
23,68%
44,74%
26,32%
Jumlah
38
100%
Kriteria
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Rata-rata
81,58%
Tingkat perbandingan perolehan hasil evaluasi masing-masing rentang, lebih jelas disajikan
gambar berikut.
Gambar 1 Diagram Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I
Siklus 2
Berdasarkan indikator pengamatan dari tiga orang pengamat kolaborator mengamati
proses pembelajaran Matematika. Hasil pengamatan berupa nilai. Nilai tersebut
selanjutnya dirata-rata dan direkap sebagaimana pada tabel berikut.
Aspek Pengamatan
Keaktifan dan ketertarikan
peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran
Pengamat
1
2
3
Jml
R
17,6
18
18
17
53
7
Kriteria
Amat Baik
Rentang Nilai
< 65
65 74
75 - 84
85
Jumlah
1
6
15
16
Persentase
2,63%
15,79%
39,47%
42,11%
Jumlah
38
100%
Kriteria
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Rata-rata
86,32%
Tingkat perbandingan perolehan hasil evaluasi masing-masing rentang, lebih jelas ditunjukkan
gambar berikut ini.
Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus II
B. Pembahasan
Siklus 1
Perencanaan
Pada siklus 1 guru memberi penegasan tentang konsep bangun datar, bahwa bangun datar terdiri
atas sisi, sudut, dan diagonal. Metode pembelajaran adalah STAD, untuk itu peserta didik dalam
proses pembelajaran secara berkelompok. Masing-masing kelompok berkerjasama dengan
bersungguh-sungguh. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya.
Kelompok-kelompok belajar tersebut bersaing, baik secara individual maupun secara kelompok.
Tindakan
Peserta didik belajar berdasarkan lembar kerja siswa (LKS). Berdasarkan LKS tersebut Peserta
didik belajar memecahkan masalah dengan alat bantu MBDW. Dengan waktu yang telah
ditentukan, peserta didik melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap anggota, mempunya
tanggung jawab yang sama untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dengan demikian,
masing-masing kelompok memiliki tanggung jawab terhadap anggotanya agar mampu
memecahkan masalah dalam diskusi, agar kelompok belajarnya dapat unggul dalam persaingan.
Pada akhir pertemuan, peserta didik secara individu mengerjakan evaluasi.
Pengamatan
Berdasarkan pengamatan guru secara kolaborator, tampak bahwa peserta didik yang bodoh
cenderung pasif dan peserta didik yang pintar cenderung mendominasi kelompok diskusi. Secara
keseluruhan, skor pengamatan dapat dijelaskan bahwa kesungguhan dan keaktifan masingmasing skor 9, keceriaan dan kompetisi antarkelompok dengan skor 10, dan kerja sama
memperoleh skor terendah, yakni 8, sehingga diperoleh jumlah skor 46 dengan rata-rata skor
15,33. Persentase ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran 78,33%,
dengan demikian kriteria proses pembelajaran amat baik.
Hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran diperoleh data bahwa dari 38 peserta didik, ada 2
anak dinyatakan belum tuntas, 36 anak dinyatakan telah tuntas. Peserta didik yang memperoleh
nilai lebih dari 85 ada 10 anak. Secara klasikal, tingkat ketuntasan minimal yang telah ditentukan
75% telah dapat dicapai, yakni 81,58%.
Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru dengan kolaborator, yakni menyepakati adanya pendampingan
kelompok-kelompok diskusi yang di dalamnya terdapat peserta didik yang masih belum mampu
secara aktif mengikuti proses pembelajaran. Serta adanya kontrol individu selama proses
pembelajaran berjalan.
Siklus 2
Perencanaan
Perencanaan sesuai dengan siklus 1 dengan menambah pendampingan terhadap kelompok yang
terdapat peserta didik yang kurang dapat mengikuti kerja kelompok secara baik. Guru memberi
pancingan-pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atau penjelasan-penjelasan yang mengarah
Tindakan
Pelaksanaan siklus 2 merupakan kelanjutan dari siklus 1. Dari dua siklus tersebut ada tiga kali
pertemuan. Materi siklus pertama yang belum dikuasai oleh peserta didik secara mendalam
dibahas ulang, baru kemudian disajikan materi selanjutnya. Sedangkan utuk pertemuan 2, pada
akhir pertemuan dilaksanakan evaluasi. Evaluasi tersebut untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran peserta didik.
Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan guru secara kolaborator, suasana proses pembelajaran siklus 2 ada
peningkatan. Proses pembelajaran berjalan lebih aktif daripada pembelajaran siklus 1.
Kesungguhan memperoleh skor 11, keaktifan dan kerjasama skor 9, keceriaan dan kompetisi
antarkelompok belajar skor 12.
Dengan adanya penghargaan terhadap kelompok yang paling berhasil, ternyata dapat berdampak
pada peningkatan usaha untuk dapat menjadi kelompok yang terbaik. Jumlah skor keseluruhan
53 dengan rata-rata skor 17,67. Persentase ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran 88,33%, dengan demikian kriteria proses pembelajaran mengalami peningkatan
dengan kriteria amat baik.
Hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran diperoleh data bahwa dari 38 peserta didik, ada 1
anak dinyatakan belum tuntas, 37 anak dinyatakan telah tuntas. Peserta didik yang memperoleh
nilai lebih dari 85 ada 16 anak. Secara klasikal, tingkat ketuntasan minimal yang telah ditentukan
80% telah dapat dicapai, yakni 86,32%.
Refleksi
Refleksi guru dan pengamat kolaborater sepakat bahwa hasil belajar cukup signifikan, tujuan
tercapai, efektivitas tindakan pembelajaran pada siklus 2 tinggi. Pendampingan terhadap peserta
didik yang kurang dapat bekerja secara kelompok dan kontrol
berkelangsungan sangat diperlukan.
individual secara
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan perolehan hasil pengamatan dan hasil evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dapat
dikemukakan bahwa,
1.
Proses pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW ternyata menyenangkan.
Keaktifan peserta didik ditunjukkan dengan skor nilai pengamatan 78,33% dan 88,33% kriteria
amat baik.
2. Dengan metode STAD dan alat bantu belajar MBDW efektivitas pembelajaran tinggi, indikator
kerja yang diharapkan dapat dipenuhi, rata-rata perolehan nilai dari siklus 1 dan siklus 2
berturut-turut mengalami peningkatan yaitu ari 81,58% meningkat menjadi 86, 32%, secara
individual tingga 1 orang anak yang belum tuntas, secara klasikal telah dinyatakan tuntas dengan
indikator kerja 80%.
D. Saran
Metode STAD dengan alat bantu MBDW efektif membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah pembelajaran Matematika. Akan tetapi, sering terjadi monopoli dari salah satu peserta
didik pada kelompok belajar. Untuk menghindari hal tersebut disarankan
1.
22
2.
3.
Pembelajaran dengan alat bantu serupa hendaknya perlu dikembangkan pada mata pelajaran
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Roji. 1997. Materi Penataran Guru Pemandu Matematika. Semarang: Proyek SD Jateng
Julius Hambali, Iskandar, dan Mohamad Rohmad. 1996. Materi Pokok Matematika Modul 1 9. Jakarta:
Universitas Terbuka
Nurhadi, Yasin B., dan Senduk GS. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
Tingkat SD dan MI. Jakarta: Depdiknas
A. BIODATA
1.
Nama
: YUDIANDA
2.
NIP/NIGB/NIY *)
3.
Jabatan
: GURU
4.
Pangkat/gol. Ruang
5.
6.
Jenis kelamin
: LAKI-LAKI
7.
Agama
: ISLAM
8.
: MATEMATIKA
9.
: 3 TAHUN
: S1
12. Fakultas/jurusan
: FKIP/PBSI
14. Sekolah
1. Nama sekolah
2. Jalan
3. Kelurahan/ Desa
4. Kecamatan
5. Kabupaten
6. Propinsi
7. Kode pos
8. Telepon
15. Alamat rumah
9. Jalan
10. Kelurahan/ Desa
11. Kecamatan
12. Kabupaten
13. Propinsi
14. Kode pos
15. Telepon
: UTI USMAN
: TUMBANG TITI
: TUMBANG TITI
: KETAPANG
: KALIMANTAN BARAT
:78874
:
: 08157967057
16. No. Hp
16. Prestasi dan Keberhasilan yang pernah dicapai ****) 17. ...
18. ...
19. ...
20. ...
17. Lomba Keberhasilan Guru yang pernah diikuti
B.
Pulosaren, 27 Agustus 2008
Mengetahui:
Kepala Sekolah,
Peserta Lomba,
YUDIANDA
mpetensi
:
:
:
Matematika
V / Genap
2 X Pertemuan ( 4 x 35 Menit)
:
6. Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompentensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
an
ngajaran
1.
2.
3.
Aspek Pengamatan
Kesungguhan
selama
mengikuti
pelajaran
Keaktifan mengemukakan pendapat
dalam mengikuti diskusi kelompok
Keceriaan dalam mengikuti pelajaran
Kerjasama dalam kelompok
Kompetisi antarkelompok diskusi
Jumlah
I
3
Pengamat
II
3
III
3
3
3
4
16
3
3
4
16
3
3
3
15
9
9
11
47
Jml
9
Pengamat I
Pengamat II
PengamAt III
Suharto
NIP 131167053
Sa,roni
NIP 131796443
Indah Fifiani
NIP .
No
1
2
3
4
5
Aspek Pengamatan
Kesungguhan
selama
mengikuti
pelajaran
Keaktifan mengemukakan pendapat
dalam mengikuti diskusi kelompok
Keceriaan dalam mengikuti pelajaran
Kerjasama dalam kelompok
Kompetisi antarkelompok diskusi
Jumlah
I
4
Pengamat
II
4
III
3
4
3
4
18
4
3
4
18
4
3
4
17
12
9
12
53
Jml
11
Pengamat I
Pengamat II
Pengamat III
Suharto
NIP 131167053
Sa,roni
NIP 131796443
Indah Fifiani
NIP .
No
Induk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
2190
2201
2238
2239
2240
2241
2242
2243
2247
2249
2251
2252
2255
2256
2258
2259
2345
2124
2157
2174
2178
2263
2264
2267
2268
2271
2273
2274
2275
2279
2280
2282
2287
2292
2293
2295
2296
2175
Nama
Mustamil
Sri Wahyu Ningsih
Ahmad Sudin
Abu Hanifah
Ahmad Sahida
Ambar Wati
Anisatul Khusniyah
Butuk Turah
Fatkhul Khorib
Fatkhul Anas
Fina Yuliana
Giyanti
Isman
Isman
Istimuhimatun
Lina Astina
Didik Kurniawan
Fatkhul Rohman
Ismawati
Wahyuni
Andri Ismoyo
Mufidin
Miftakhul Imam
Mubasirun
Maulana Wahyu Slamet
Muarifah
Nailil Amiroh
Nafisatul Karimah
Nurul Muarif
Wahyu Ningsih
Slamet
Susiyanti
Tego Eman Sumarah
Yudani
Yasto
Yuli Ambarwati
Zedatul Mukhanifah
Widodo
Nilai
Ket
57,14
80,00
80,00
80,00
80,00
71,43
82,86
71,43
68,17
82,86
100
71,43
82,86
94,28
65,71
82,86
65,72
82,76
91,43
68,57
82,43
100
82,86
100
100
65,71
100
100
82,86
82,43
80
71,43
91,43
80
57,14
82,86
100
80
Penilai 2
Penilai 1
Suharto
NIP 131167053
Tugimin, S.Pd
NIP 131991060
No
Induk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
2190
2201
2238
2239
2240
2241
2242
2243
2247
2249
2251
2252
2255
2256
2258
2259
2345
2124
2157
2174
2178
2263
2264
2267
2268
2271
2273
2274
2275
2279
2280
2282
2287
2292
2293
2295
2296
2175
Nama
Mustamil
Sri Wahyu Ningsih
Ahmad Sudin
Abu Hanifah
Ahmad Sahida
Ambar Wati
Anisatul Khusniyah
Butuk Turah
Fatkhul Khorib
Fatkhul Anas
Fina Yuliana
Giyanti
Isman
Isman
Istimuhimatun
Lina Astina
Didik Kurniawan
Fatkhul Rohman
Ismawati
Wahyuni
Andri Ismoyo
Mufidin
Miftakhul Imam
Mubasirun
Maulana Wahyu Slamet
Muarifah
Nailil Amiroh
Nafisatul Karimah
Nurul Muarif
Wahyu Ningsih
Slamet
Susiyanti
Tego Eman Sumarah
Yudani
Yasto
Yuli Ambarwati
Zedatul Mukhanifah
Widodo
Nilai
Ket
60,14
100
82,86
100
100
82,86
100
100
82,86
100
100
77,14
91,43
100
83,71
82,43
82,43
100
66,43
68,86
100
91,43
82,86
100
100
73,43
100
100
82,71
83,71
83,71
73,43
83,71
83,71
73,43
82,43
82,43
83,71
Penilai 2
Penilai 1
Suharto
NIP 131167053
Tugimin, S.Pd
NIP 131991060
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
ABSTRAK ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................
C. Tujuan .............................................................................................................
D. Manfaat ...........................................................................................................
iv
F. Tindakan
9
G. Analisis Data ...................................................................................................
11
12
B. Pembahasan .....................................................................................................
17
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .........................................................................................................
22
B. Saran ...............................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan. Penelitian ini saya
lakukan di kelas VI SDN 03 Tumbang Titi Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang tahun
pelajaran 20011/2012. Penelitian ini merupakan salah satu upaya perbaikan proses pembelajaran
di kelas.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian tindakan kelas ini sulit diselesaikan
apabila tanpa dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya ucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada:
1. Kepala UPT Dinas Pendiikan Kecamatan Tumbang Titi yang telah memberi berbagai
kemudahan berbagai hal sehingga terselenggaranya penelitian ini
2. Kepala SDN 03 Tumbang Titi yang telah membantu, memotivasi, dan memfasilitasi sehingga
penelitian ini selesai.
3. Teman-teman guru SDN 03 Tumbang Titi yang membantu dan memberi motivasi pelaksanaan
penelitian.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam upaya
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran di sekolah.
iii
2. Sudut yang berhadapan sama besar merupakan salah satu ciri bangun datar berikut kecuali .
a. trapesium b. segitiga c. jajargenjang d. lingkaran
3. Sisi yang berhadapan sejajar, merupakan ciri bangun datar berikut kecuali .
4.
a.
b.
c.
d.
6.
Bangun datar terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang kongruen kemudian diimpitkan
alasnya, yaitu .
a. belahketupat b. layang-layang
7.
c. jajargenjang
d. persegi panjang
a. jajargenjang
8.
b. belahketupat
c. layang-layang
d. persegipanjang
a. 1
b. 2
c. 3
d. tidak tentu
sisi.
ABSTRAK
v
LAPORAN
(Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam rangka tugas mata kuliah PTK
UT)
Oleh
Nama
NIM
Sekolah
: YUDIANDA
: 821437999
: SDN 03 TUMBANG TITI
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
Nama
NIM
Sekolah
: YUDIANDA
: 821437999
: SDN 03 TUMBANG TITI
SURAT PERNYATAAN
Nama
:YUDIANDA
NIM
:821437999
Tempat/Tanggal Lahir
Pekerjaan
Judul Penelitian
EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN
MATERI PELAJARAN BANGUN DATAR
DENGAN METODE STAD DAN ALAT
BANTU MBDW PADA PESERTA DIDIK
KELAS V SDN 03 TUMBANG TITI,
KETAPANG, KALBAR TAHUN 2012
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan
saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau
telah digunakan oleh orang lain untuk penyelesaian studi atau diikut sertakan dalam lomba karya
ilmiah.
Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
saya.
Pulosaren, 27 Desember 2012
Yang menyatakan,
YUDIANDA
NIM 821437999