Anda di halaman 1dari 18

MODULASI GELOMBANG

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik


sehingga menjadikannya suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi .
Dalam teknik komunikasi, gelombang atau sinyal pita dasar (base band)
dikirimkan dengan memodulasi gelombang pembawa yang berfrekuensi tinggi.
Sinyal pita dasar ini disebut gelombang modulasi.
Dalam kehidupan sehari–hari tentunya kita mengenal radio. Radio
merupakan salah satu media komunikasi yang banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Pada radio, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Teknik
modulasi yang sering dipakai pada sinyal radio adalah FM dan AM.
Pada saat mendengarkan radio, apabila kita ingin mendengarkan suatu siaran
tertentu, maka kita akan mencari frekuensi yang menyiarkannya, misalnya 92,0
MHz. Frekuensi ini merupakan titik tengah band frekuensi yang ditempati oleh
sistem komunikasi yang selanjutnya beroperasi. Gelombang pada frekuensi ini
merambat melalui atmosfer dan ditangkap oleh pesawat radio yang kita gunakan.
Akan tetapi suara siaran/penyiar berada pada wilayah 20─20.000 Hz, sehingga
bunyinya tidak akan terdengar. Oleh karena itu, perlu memodulasi gelombang
bunyi dengan pemodulasi (carrier) yang frekuensinya lebih tinggi dari medium
yang digunakan. Sinyal carrier biasanya ditentukan pada satu frekuensi saja. Di
Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada
frekuensi 87,5 MHz - 108 MHz dan untuk siaran AM ditetapkan pada 530 kHz –
1600 kHz. Pada pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier
akan diubah seiring dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan.
Frekuensi gelombang carrier-nya relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF
(Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agar bisa dikirim ke jarak yang jauh.
Metode modulasi pertama kali digunakan hampir secara menyeluruh pada
transmisi radio dalam AM (amplitude modulation) dan FM (frequency modulation).
Kemudian diketahui bahwa jalur komunikasi memiliki bandwidth yang lebih besar
daripada yang diperlukan untuk pembicaraan. Oleh sebab itu, banyak pembicaraan

1
telepon dapat dikirimkan secara bersama-sama dalam sebuah jalur telepon dengan
mengubah frekuensi sedemikian rupa sehingga beberapa channel bunyi dapat
dibungkus menjadi satu bandwidth yang lebih lebar. Dalam kasus ini juga
digunakan modulasi DSB (double side band).

Modulasi Gelombang
Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal pembawa)
menggunakan sinyal informasi. Parameter sinyal carrier berupa amplitudo,
frekuensi, dan phase. Memodulasi berarti mengatur atau menyetel. Dalam
telekomunikasi tepatnya berarti mengatur suatu parameter dari suatu pembawa
(carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan sinyal informasi yang memiliki
frekuensi rendah. Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam transmisi
radio dari sinyal-sinyal frekuensi rendah (misalnya frekuensi audio). Pada sistem
komunikasi ada dua teknik modulasi yaitu modulasi digital dan modulasi analog.
Modulasi analog terdiri dari tiga macam yaitu AM (Amplitudo Modulation), FM
(Frequency Modulation), dan PM (Phase Modulation). (Santiary, 2009).
A. Modulasi Frekuensi (FM)
Modulasi FM adalah proses modulasi dimana sinyal informasi dapat
digunakan untuk mengubah frekuensi pembawa. Modulasi frekuensi memiliki
beberapa kelebihan tertentu yaitu perbandingan S/N dapat ditingkatkan tanpa harus
menambah daya yang dipancarkan. Bentuk interferensi tertentu pada penerimaan
lebih mudah untuk ditekan dan proses modulasi dapat dilakukan pada tingkat daya
lebih rendah pada pemancar, sehingga dengan demikian tidak diperlukan daya
modulasi yang terlalu besar.
B. Modulasi Amplitudo (AM)
Amplitudo Modulation (AM) adalah modulasi yang paling sederhana.
Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan signal
informasi yang akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga linear modulation,
artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti signal informasi
yang akan ditransmisikan.
C. Modulasi Phase (PM)
Phase Modulation (PM) adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal
pembawa sesuai dengan sinyal pemodulasi atau sinyal pemodulasinya. Sehingga

2
dalam modulasi PM amplitudo dan frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap,
tetapi fasa sinyal pembawa berubah sesuai dengan informasi.

2.2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier


Dalam mempelajari gelombang, sering digunakan sifat – sifat periodik dari
gelombang. Gelombang sering diungkapkan oleh fungsi periodiknya. Bila bentuk
suatu fungsi kembali pada tiap – tiap interval tertentu, maka fungsi tersebut disebut
periodik. Interval ruang dan interval waktu tersebut disebut dengan perioda ruang
dan perioda waktu. Untuk fungsi gelombang keduannya sudah kita kenal sebagai
panjang gelombang dan waktu getar ( periode ).
A. Deret Fourier
Bila fungsi f(x) periodic dengan periode λ maka f(x) = f(x ± λ). Fungsi ini dapat
diungkapkan dengan deret sebagai berikut:

1
f ( x)  a0    an cos nkx   bn sin  nkx  
2 n 1

Persamaan ini disebut dengan deret fourier, dengan ao dan bn disebut dengan
koefisien-koefisien fourier, dan bilangan gelombang k=2π/λ
/2
2
an 
  f ( x) cos(nkx)dx
 / 2

/2
2
bn 
  f ( x) sin(nkx)dx
 / 2

Bila f(x) fungsi genap, f(x) = f(-x), maka bn = 0.


Bila f(x) fungsi ganjil, f(x) = -f(-x), maka an = 0.
Dengan menggunakan deret fourier ini, maka dengan mudah kita dapat
menentukan koefisien – koefisien Fourier untuk fungsi f(x) sembarang, karena
setiap fungsi selalu dapat diungkapkan sebagai penjumlahan dari fungsi genap dan
fungsi ganjil.
1
f ( x)   f ( x)  f ( x)  1  f ( x)  f ( x)
2 2
suku pertama ruas kanan persamaan ini merupakan fungsi genap, dan suku
keduannya merupakan fungsi ganjil.
Sebagai contoh penerapan deret fourier ini, kita perhatikan fungsi tangga
yang didefinisikan sebagai berikut :

3

 ( x )  1untuk 0  x 
2

 ( x )  1untuk x
2
Grafik fungsi ψ(x) ini diperlihatkan seperti pada gambar dibawah
Ψ(x)

-1

Gambar. Grafik fungsi tangga persamaan 3


Jelas ψ(x) ini fungsi ganjil, sehingga an = 0.

bn   ( x) sin( nkx) dx
0

/2 
2 2
bn 
  ( x). sin( nkx).dx 
0
  ( x). sin(nkx).dx
/2

/2 
2 2
bn 
 0 sin(nkx).dx     sin(nkx).dx
/2

/2 
1 1
 [ cos(nkx)]0   [cos(nkx)]
/2 
bn 
n n
/2
0 /2

/2 
1 1
bn 
n 0 [ cos(n )  1]  n  [cos(n2 )  cos(n ]
/2

2
bn  [1  cos(n )]
n

maka uraian deret fouriernya adalah :  ( x)   bn . sin( nkx )
n 1

4  1 1 1 1 
 ( x)  sin(kx )  3 sin(3kx )  5 sin(5kx )  7 sin(7 kx)  9 sin(9kx )...

4
B. Transformasi Fourier
Fourier transform (transformasi Fourier) dapat kita artikan sebagai operasi
yang menghubungkan kelakuan suatu fungsi dalam dua domain yang berkonjugasi.
Domain t berkonjugasi dengan domain ω, dan domain x berkonjugasi dengan
domain k. Operasi ini dinyatakan dengan:

1
g ( )   (t )e
 it
dt
2 


1
g ( )   (t )e
 it
dt
2 


 (t )   g  e
 it
dt



1
  ( x )e
 ikx
g (k )  dx
2 


 ( x)   g k e
 ikx
dk


C. Representasi Delta Dirac


Fungsi Delta Dirac didefinisikan sebagai berikut:
 ( x  x0 )  0 untuk x  x0

 ( x  x0 )   untuk x  x0

Dengan pedoman operasi:


 x0  

a.   (x  x

0 )dx    (x  x
x 0 
0 )dx 1 untuk   0

Ungkapan ini merupakan syarat normalisasi.


x2

b.  ( x) ( x  x )dx   ( x ) untuk x


x1
0 0 1  x0  x2

 0 , untuk x0 di luar  x1 , x2 

Ungkapan ini menyatakan bahwa operasi integralnya pada suatu fungsi


 (t ) , diartikan sebagai pencuplikan (penapisan/pemfilteran) harga fungsi

 (t ) dalam jendela x1  x0  x2 .

 ( x  x0 )

x 5
x0
\

Gambar Grafik fungsi Dirac


Untuk pemakaiannya dalam transformasi Fourier, fungsi delta Dirac sering
diungkapkan dalam bentuk integral sebagai berikut :

1
e
 it (  0 )
 (  0 )  dt
2 


1
e
 i ( t  t 0 )
 (t  t 0 )  d
2 


1
 ( x  x0 )  e
 ik ( x  x0 )
dk
2 


1
 (k  k0 )  e
 ix ( k  k 0 )
dx
2 

D. Sifat-sifat atau Teorema Transformasi Fourier

2.2 Gelombang Pembawa Dan Gelombang Termodulasi


Superposisi dua gelombang yang merambat dalam arah yang sama, masing-

masing frekuensinya dan , serta bilangan gelombangnya dan , kedua

6
gelombang tersebut masing-masing mempunyai persamaan:

Hasil superposisinya adalah:

.........................(12)

dengan :

Hasil superposisi persamaan (12) sebagai gelombang sinusoidal dengan amplitude


yang berubah-ubah.

.....................(13)

dengan :

Intensitas gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudonya,

..........................(14)

7
Jadi intensitas berosilasi dengan amplitudo maksimum dan

dengan frekuensi . Frekuensi ini disebut dengan frekuensi

layangan.

2.2.1 Modulasi Double Side Band (DSB)


Hasil modulasi secara umum dapat diungkapkan dengan:

........................(15)

operasi diatas disebut dengan mixing, hasilnya berupa dua komponen gelombang

(side band), masing-masing berfrekuensi dan .

Tampak secara eksplisit bahwa akibat modulasi, terjadi translansi frekuensi

gelombang modulasi dari menjadi . Dalam domain frekuensi,

gelombang pembawa dapat dituliskan:

...............................(16)

8
Dengan cara yang sama, untuk gelombang modulasi diperoleh:

..............................(17)

Hasil modulasinya dalam domain frekuensi :

Mengingat persamaan (17) dapat dituliskan yaitu:

................................(18)

Lebar pita(banwidth) B:
B = upper side – lower side

= ....................................(19)

Dibawah ini adalah Grafik dalam domain aktu dan domain frekuensi untuk
modulasi DSB yaitu:

gm (ω)

– ωm 0 ωm

gc (ω)

– ωc g0DSB ωc
(ω)

– 0
ωc ωc
–ω – –ω + ω – ω +
ωm ωm ωm ωm

Gambar 1. Ilustrasi hasil modulasi DSB dalam kawasan t dan ω. (a) Gelombang
modulasi; (b) Gelombang Pembawa; (c) Gelombang DSB

Daya rata-rata yang diteruskan :

Untuk >> suku kedua ruas kanan persamaan ini sama dengan nol, maka

daya rata-ratanya adalah:

Dengan :

2.2.2 Demodulasi DSB


Demodulasi diartikan sebagai operasi untuk diperoleh kembali signal modulasi

dari gelombang hasil modulasi 𝟁(t). Domulasi DSB dilakukan dengan dua

tahap yaitu :

10
a. Gelombang hasil modulasi dikalikan dengan osilator lokal yang sinkron dengan

gelombang pembawa . Osilator lokal : 2 cos ( ).

..

........(21)
Persamaan (21) dalam domain frekuensi:

....(22)

Dengan mensubtitusikan persamaan (22) maka:

........(23)

. Karena >> , maka ; berarti sinyal dapat

dipisahkan dengan tapis lolos rendah (lowpass filter) dengan frekuensi pancung

(cut off) .

.............(24)

.2.3 Modulasi Amplitudo Dan Modulasi Frekuensi

11
Modulasi merupakan proses perubahan karakteristik atau besaran gelombang
pembawa, menurut pola gelombang modulasinya. Apabila besaran yang diubah
dari gelombang pembawa tersebut adalah amplitudonya, maka modulasi seperti ini
disebut dengan modulasi amplitudo ( amplitude modulation/AM ), sedangkan
besaran yang diubah dari gelombang pembawa tersebut adalah fase, sehingga
modulasi seperti ini disebut dengan modulasi fase. Salah satu bagian dari modulasi
fase adalah modulasi frekuensi.
a. Modulasi amplitude
Amplitude modulasi ini adalah sinyal DSB ditambah dengan komponen
gelombang pembawanya, jadi :

..........(25)

................(26)

dengan A(t) disebut faktor modulasi, yang mengungkapkan perubahan


amplitude (envelope) dari gelombang AM.

Dalam domain frekuensi persamaan (25) menjadi:

..(27)

Misalnya, untuk dan ,

gelombang hasil modulasinya seperti gambar dibawah ini:

a.

b.

12
c.
Daya rata-rata:

Untuk suku kedua ruas kanan persamaan ini sama dengan nol dan

Sehingga diperoleh daya rata-ratanya : ..........(28)

Efisiensi daya transmisi , yaitu perbanding daya gelombang DSB terhadap daya

gelombang hasil modulasinya adalah :

............(29)

Cara yang digunakan untuk demodulasi sinyal AM, yaitu dengan detektor hukum
kuadrat terkecil (square law). Tahap pertama dilakukan deteksi dengan detektor

yang memiliki hubungan antara masukan dan keluaran sebagai berikut

...........(30)

Substitusikan persamaan (25) kedalam persamaan (30):

13
Sinyal yang akan diperoleh kembali adalah suku . Tahap berikutya

memisahkan suku ini dengan filter sederhana asal dipenuhi .

b. Modulasi frekuensi
Pada modulasi ini sudut fase dari gelombang pembawa berubah menurut
pola perubahan gelombang modulasi. Karena itu modulasi ini tidak bersifat
linier, dan tidak dapat diuraikan dengan prinsip superposisi.
Misalkan gelombang pembawa dinyatakan dengan :

Maka hasil modulasinya dinyatakan dengan :

..............(31)

Dari definisi frekuensi sudut dapat dinyatakan dengan :

Dengan : .....................(32)

Definisikan : ..............(33)

Dengan K = konstanta deviasi frekuensi.


Dari persamaan (32) dan persamaan (33), maka diperoleh:

14
Dengan : ..............(34) disebut dengan insdek modulasi FM

Jadi hasil modulasi persamaan (31) menjadi:

.................(35)

atau dalam bentuk kompleks :

......................(36)

sedangkan : ...............(37)

dengan :

, dimana merupakan fungsi bessel jenis satu orde n.

Sehingga persamaan (37) menjadi:

........................(38)

Subtitusika persamaan (38) kedalam persamaan (36), diperoleh:

...................(39)

15
dalam domain frekuensi :

.............

(40)
Dari persamaan (39) dan (40) tampak bahwa :
 Hasil frekuensi modulasi dengan sinyal nada tunggal mengandung
komponen pembawa dan frekuensi side band yang tak terhingga
banyaknya.

, dengan n = 1, 2, 3, ........

 Amplitude masing-masing komponen bergantung pada atau

bergantung pada karakteristik informasi .

 Untuk pita sempit (narrow band), , maka :

untuk n > 1

Jadi pada kasus ini, spektrum frekuensi hanya mengandung komponen dan

, seperti pada hsil modulasi AM

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal pembawa)


menggunakan sinyal informasi. Parameter sinyal carrier berupa amplitudo,

16
frekuensi, dan phase.. Modulasi analog terdiri dari 3 yaitu modulasi
frekuensi, modulasi amplitude dan modulasi phase.
2. Deret fourier digunakan dalam menyatakan fungsi periodeik suatu
gelombang, namun terdapat juga gelombang non periodic yang dinyatakan
dalam transformasi fourier. Untuk memenuhi tranformasi tersebut dalam
modulasi gelombang digunakan beberapa teorema transformasi fourier
seperti linieritas, pergeseran frekuensi, pergeseran waktu dan teorema
modulasi.
3. Modulasi amplitudo dan modulasi frekuensi dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsi waktu s(t) maupun bentuk fungsi S(f) yang dihasilkan dari suatu
transformasi fourier.

Sebenarnya untuk materi modulasi gelombang ini hendaknya memahami


terlebih dahulu representasi modulasi gelombang yang sering dinyatakan dalam
transformasi fourier dalam matakuliah FISIKA MATEMATIKA. Sehingga dengan
bantuan fisika matematika khususnya transformasi fourier akan mempercepat
pemahaman dalam modulasi gelombang dan aplikasinya dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Pambudi, A. 2012. Transformasi Fourier. PPT Ittekkom. Tersedia pada :


http://afb.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/downloads/2012/10/2.Transfor
masi -Fourier1.pptx diakses pada 2 Maret 2015

Santiary, P. 2009. Sistem Verifikasi Modul Modulasi FM (Frekuensi Modulasi)


Menggunakan Bahasa Pemrograman Matlab. Jurnal Teknologi Elektro

17
Vol.8 No.2 Politeknik Negeri Bali. Tersedia pada :
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JTE/article/download/1605/pdf diakses
pada 2 Maret 2015

Suardana, K. 2002. Diktat Kuliah Gelombang dan Optic (Bagian Gelombang


Mekanik). Singaraja : IKIP Negeri Singaraja

18

Anda mungkin juga menyukai