PENDAHULUAN
daya manusianya akan meningkat sehingga diharapkan dapat bersaing dengan Negara
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
1
Dalam Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bertanggung jawab.
komponen pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan
pembelajaran harus dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan kurikulum yang
program pendidikan yang diberikan oleh suatu penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik agar terlaksana
proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Ilmu Fisika merupakan ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan
perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu. Fisika salah satu ilmu sains paling dasar.
Pembelajaran Fisika ditingkat SMA/MA menjadi mata pelajaran mandiri yakni mata
2
harus dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan kurikulum yang telah
dicanangkan pemerintah.
pembelajaran Fisika berkesan membosankan. Hal ini juga bisa berdampak pada
kurangnya minat belajar siswa. Perkembangan pendidikan tidak lepas dari peran
seorang guru, bagaimana guru bisa meningkatkan minat belajar siswa dan dapat
mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai salah satu kunci utama dalam memajukan
proses pembelajaran lebih menarik perhatian peserta didik. Inilah sebab pentingnya
peneliti melihat secara langsung adanya beberapa masalah yang dapat diangkat dalam
proses penelitian ini. Kurangnya minat peserta didik untuk lebih memahami materi
dan bertanya dalam belajar, kurangnya perhatian dan patisipasi peserta didik saat
guru memberikan materi pelajaran Fisika serta strategi pembelajaran dan media yang
digunakan guru masih kurang efektif, rendahnya hasil belajar peserta didik terlihat
Salah satustrategi yang ditawarkan dalam hal meningkatkan minat belajar siswa
kesimpulan, dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri
3
atau mengalami proses mental sendiri, sehingga siswa banyak mencari tau dan dapat
Learning merupakan suatu model pemecahan masalah yang akan bermanfaat bagi
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu
pembelajaran. Bahan ajar ini bersifat visual sehingga dapat meningkatkan daya ingat
siswa, meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.
dan rumus pada materi hukum II newton, dengan demikian diharapkan meningkatnya
minat belajar siswa dan hasil belajar yang diperoleh juga baik.
4
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
learning
3. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas X MIA MAS Al-Ikhlas Tarutung
Dua
D. Rumusan Masalah
5
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar Teka Teki Silang pembelajaran Fisika
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang
1. Dihasilkan bahan ajar Teka Teki Silang berbasis discovery learning yang valid
pada pembelajaran Fisika MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua untuk materi Hukum II
Newton
2. Dihasilkan bahan ajar Teka Teki Silang berbasis discovery learning yang praktis
pada pembelajaran Fisika MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua untuk materi Hukum II
Newton
3. Dihasilkan bahan ajar Teka Teki Silang berbasis discovery learning yang efektif
pada pembelajaran Fisika MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua untuk materi Hukum II
Newton
F. Manfaat Penelitan
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
6
1. Bagi peserta didik
2. Bagi Guru
discovery learning yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami oleh para
peserta didik.
3. Bagi sekolah
yang lebih mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang
4. Bagi Peneliti
dilaksanakan disekolah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses internal yang komplek, yang terlibat dalam proses
internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Menurut Slameto (dalam Nunuk Suryani dan Leo Agung 2012:35) belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
(2016 : 21) belajar adalah berubah dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha
mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-
8
Dari defenisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
2. Pengertian Pembelajaran
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Oemar Hamalik (2014:57)
tujuan pembelajaran.
dimaksud tidak hanya berupa tempat, tetapi juga metode, media, dan peralatan yang
kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Penyediaan kondisi dapat dilakukan dengan bantuan pendidik (guru) atau ditemukan
memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
3. Pembelajaran Fisika
pembelajaran ini lebih menekankan kepada Fisika sebagai produk, sebagai proses
dan sebagai sikap, Fisika sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori mengenai gejala alam. Substansi
Fisika ini perlu dikuasai oleh siswa melalui pendidikan Fisika, siswa diharapkan
dapat mengerti dan mengaplikasikan sains untuk tujuan pemecahan masalah dan
Sutrisno, pemahaman Fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci
Fisika sebagai sikap The way of thinking merupakan hakikat Fisika di mana
gagasan kreatif, atau ide-ide yang menjelaskan suatu gejala alam dapat disusun. Sikap
percobaan.
sederajat kompetensi teori dan konsep Fisika yang telah dijabarkan dalam standar
kompetensi teori dan kompetensi dasar yang tersirat dalam permendiknas nomor 22
tahun 2007 tentang standar isi dan nomor 23 tentang standar kompetensi lulusan
10
4. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan
didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
kompleksitasnya.
Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai bentuk bahan yang disusun secara
kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut
dalam mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompentensi yang
Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak
memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan
dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
menjadi berkurang.
Ada berangam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, dan
bahan ajar.
11
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang
Bahan ajar memiliki beragam jenisnya yang cetak maupun non cetak.
Bahan ajar cetak yang sering di jumpai antara lain berupa buku, modul,
brosur, dan lembar kerja siswa. Sedangkan bahan ajar non cetak meliputi bahan
ajar dengar ﴾ audio﴿ seperti kaset, radio, dan compact disk audio.
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua
kompetensi yang seharusya diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa akan
12
menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetesi yang seharusya dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat
digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
proses pembelajaran.
13
d. Keungulan dan Kelemahan Bahan Ajar
kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh siswa.
pencapaiannya.
betuk ini memberikan mata pelajaran secara terpisah-pisah, satu dengan yang
lain tidak ada saling hubungan. Hal itu memungkinkan terjadinya memperoleh
B. Model Pembelajaran
juga model pembelajaran. Menurut Hosnan (2014:337) model adalah prosedur yang
sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar serta sebagai pedoman
perancangan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
14
pembelajaran di kelas atau pembelajatran dalam tutorial dan untuk menentukan
Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk
2012:40) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang lainnya.
Karena model discovery learning ini dalam prosesnya menggunakan kegiatan dan
serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses
15
mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolongkan, membuat
“discovery learning adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui pendapat dengan berdiskusi,
membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar peserta didik memperoleh pengetahuan
sebagai berikut.
16
b) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah) Guru memberikan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis.
c) Data collection (pengumpulan data) Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk
objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan atau
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa melalui wawancara,
observasi dan sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
17
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning
b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
Kurniasih & Sani (2014: 66-67) juga mengemukakan beberapa kelebihan dari
a) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
18
Menurut Marzano (dalam Hosnan, 2014:288), selain kelebihan yang telah
diuraikan, masih ditemukan beberapa kelebihan dari model Discovery Learning, yaitu
sebagai berikut.
a) Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
pembimbing,
c) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Setiap model
19
c) Guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan
penyelidikan
menyimpulkan bahwa kelebihan dari model Discovery Learning yaitu dapat melatih
siswa belajar secara mandiri, melatih kemampuan bernalar siswa, serta melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri dan
memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Kekurangan dari model Discovery
Learning yaitu menyita banyak waktu karena mengubah cara belajar yang biasa
berjalan optimal.
yang cara permainannya yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak
dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk”.
Menurut Haryono (2013:128) tujuan teka-teki silang adalah untuk mengasah otak
dalam berpikir peserta didik dalam mempelajari kosakata pada suatu mata pelajaran.
Dengan menggunakan teka-teki silang sebagai pembelajaran kosa kata, maka selain
peserta didik termotivasi untuk belajar juga memberi pemahaman terhadap kosa kata
yang mudah dan mendalam. Karena dalam teka-teki silang terdapat unsur permainan
20
yang dapat menimbulkan kegairahan dan rasa senang dalam belajar tanpa harus
Teka teki silang (crossword puzzle) adalah suatu permainan mengisi ruang-ruang
kosong berupa kotak. Didalam ruang kosong tersebut berisi jawaban berupa huruf-
huruf yang membentuk sebuah kata sesuai dengan pertanyaan yang terdapat dibawah
kotak-kotak atau petunjuk yang diberikan. Petunjuk pengisi jawaban bisa mendatar
atau menurun. Teka teki silang merupakan salah satu media permainan yang
menyenangkan karena berguna untuk mengasah daya pikir anak secara kreatif, aktif,
pemikiran yang logis dan dapat menghafal kosa kata secara tidak langsung ketika
menjawab.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media teka teki silang merupakan
media permainan mengasah otak yang terdiri dari kategori mendatar dan menurun.
Meskipun hanya sebuah kumpulan soal teka teki, namun hal ini mengantar pemikiran
peserta didik menjadi lebih logis, mendidik, menambah wawasan dan mengasah
kemampuan berfikir secara cepat.Penerapan media teka-teki silang ini juga dapat
pengetahuan siswa.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media teka teki silang
sebagai berikut :
21
d) Merangsang kreativitas berfikir siswa.
Adapun kelebihan yang dimiliki dari penggunaan media teka teki silang ini
adalah :
b) Terdapat unsur permainan yang menimbulkan rasa senang pada siswa dalam
belajar dan tidak merasa berhadapan dengan situasi kelas yang dirasa
menjenuhkan.
melalui penggunaan banyaknya kosakata yang dilalui melalui soal teka teki
pada siswa.
Adapun kekurangan yang dimiliki pada penggunaan media teka teki silang ini
antara lain :
kimia, fisika, dan lain sebagainya. Hal itu merupakan salah satu faktor yang
22
c) Tidak ada pemaparan dan penjelasan jawaban dalam menggunakan media
berikut:
C. Minat Belajar
Menurut Sukardi dalam (Susanto, Ahmad 2013), minat dapat diartikan sebagai
suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman
dalam (Susanto, Ahmad 2013), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
yang dilihat seseorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang
23
dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini
sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada
Dari beberapa gambaran definisi minat di atas, kiranya dapat ditegaskan di sini
bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang
dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-
Menurut Bloom dalam (Susanto, Ahmad 2013:57), minat adalah apa yang
disebutnya sebagai subject-related affect, yang di dalamnya termasuk minat dan sikap
terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas yang jelas
antara minat dan sikap terhadap materi pelajaran yang tampak adalah sebuah
kontinum yang terentang dari pandangan-pandangan negatif atau afek (affect) negatif
terhadap pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan kepada seseorang apakah ia
mempelajari itu, apa yang disukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan
berbagai pendapat, pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan suatu afek
24
1. Unsur-Unsur Minat Belajar
(1) Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini
akan berpengaruh pula terhadap minat peserta didik dalam belajar. Menurut Sumadi
jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai
suatu aktivitas”.
Dengan demikian dapat dikatan bahwa, seseorang yang memiliki minat pada
suatu aktivitas tertentu akan memberikan perhatian yang besar pada hal tersebut.
Maka dari itu, guru sebagai seorang tenaga pendidik harus bisa menarik perhatian
peserta didik agar peserta didik dapat memiliki minat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
(2) Perasaan
Unsur yang tak kalah penting lainnya adalah perasaan dari peserta didik terhadap
nilai-nilai suatu obyek”. Sejatinya, perasaan senang yang dirasakan oleh peserta
didik saat mengikuti proses pembelajaran akan menimbulkan dampak positif dalam
dirinya yang tentu akan menimbulkan minat belajar. Sementara perasaan yang tidak
senang, akan membawa peserta didik kedalam dampak yang negative, yang tentu
25
tidak dapat menunjang minat peserta didik tersebut dalam mengikuti proses
pembelajaran.
(3) Motivasi
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri ssubyek untuk melakukan
aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti suatu proses pembelajaran. Hingga
pada akhirnya menimbulkan minat belajar dalam diri peserta didik, karena sejatinya
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang mendorong
peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang berminat pada pelajaran akan
terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan peserta didik yang sikapnya
hanya menerima pelajaran. Peserta didik jenis ini hanya tergerak untuk belajar tetapi
sulit untuk tekun karena tidak ada pendorongnya. Untuk memperoleh hasil yang baik
dalam belajar peserta didik harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga
sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan yang jelas serta arah tingkah laku sehari-hari. Hal
26
ini diterangkan oleh (Sardiman, 2013:84) yang menyatakan berbagai fungsi minat,
(1). Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi,
(2). Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai,
Sementara itu, fungsi minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah
sebagai berikut ;
D. Hukum II Newton
Hukum Gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar
dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbaik dengan massanya.
Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”.
27
Hukum 1 Newton dapat dirumuskan :
massa suatu benda terhadap besarnya resultan gaya yang bekerja pada suatu benda.
Jika benda bergerak dengan percepatan lebih tinggi, maka resultan gaya yang
dihasilkan juga semakin tinggi. Resultan gaya akan menjadi lebih besar ketika benda
bergerak dengan percepatan lebih besar. Resultan gaya akan menjadi besar pada
benda yang massanya lebih besar dan bergerak dengan percepatan yang sama.
Contohnya, pada saat kita sedang menimba air disumur menggunakan katrol.
Pada kegiatan ini akan menimbulkan gaya akibat menarik tali yang dihubungkan
Kajian penelitian yang relevan merupakan salah satu acuan dasar dalam
28
Ada beberapa pemaparan dalam penelitian yang relevan mencakup judul
penelitian, tahun pelaksanaan penelitian, peneliti, aspek yang diteliti, dalam rangka
apa serta hasil penelitian. hal ini bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan diambil dari Jurnal yang Berbeda
Siswa
Tahun penelitian 2020
1 Peneliti Mira Wabula, dkk
Aspek yang diteliti Discovery Learning, Motivasidan Hasil Belajar
Siswaf
Dalam rangka Menyelesaikan Studi S 1 (Strata 1)
Hasil penelitian Dalam jurnal pendidikan, biologi dan terapan
29
2 Sindangagung
Tahun penelitian 2016
Peneliti Alif Lingga Persada
Aspek yang diteliti Model Pembelajaran Discovey Learning dan
F. Kerangka Berpikir
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
30
sumberdaya manusianya akan meningkat sehingga diharapkan dapat bersaing dengan
Dalam dunia pendidikan yang semakin maju sekarang ini tidak bisa lepas dari
peran masyarakat yang sangat kompleks. Hal ini perlu adanya pembaharuan
kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan model pengajaran yang tepat.
Kurangnya pendidikan akan sulit bagi masyarakat untuk mencapai tujuan yang
Guru sebagai salah satu kunci utama dalam memajukan pendidikan harus
sesuai dengan kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah. Ada banyak bahan ajar
yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model
terhadap hasil belajar peserta didik pada bidang studi Fisika Kelas X MAS Al-Ikhlas
Tarutung Dua
sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
maka yang menjadi tempat penelitian adalah MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua
32
(dua) bulan sejak Juli – September 2021 atau setelah proposal diseminarkan sehingga
keluar surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
B. Jenis Penelitian
a. Model Pengembangan
Teki Silang.
yang berbasis model pembelajaran Discovery Learning. Bahan ajar Fisika berbasis
pembelajaran siswa MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua. Bahan ajar Fisika yang dirancang
4-D Model (Four D Model), yang terdiri dari empat tahapan yaitu: pendefenisian
33
Menurut Trianto (2010:243-244) penelitian pengembangan adalah metode
penelitian yang menghasilkan suatu produk. Dalam hal ini peneliti akan
Learning yang dirancang menjadi bahan ajar yang efektif, efesien dan berkualitas.
b. Prosedur Pengembangan
Kegiatan penelitian dimulai dari kegiatan pendefinisian yang terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi. Selanjutnya
Teka-Teki Silang sesuai dengan rancangan yang dibuat, melakukan validasi, menguji
kepraktisan dan efektifitas. Setelah diperoleh bahan ajar Fisika yang valid, praktis dan
efektif, maka bahan ajar Fisika berbasis discovery learning berbantuan teka teki
silang tersebut sudah dapat disebarkan untuk dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
discovery learning berbantuan teka-teki silang diatas dapat dirinci sebagai berikut:
Tahap pertama dalam penelitian ini dimulai dengan tahap Define. Pada tahap
standar kompetensi dan batasan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru
34
berdasarkan standar isi kurikulum 2013. Tahap ini terdiri dari 3 langkah kegiatan
yaitu analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis peserta didik (siswa).
a. Analisis Kurikulum
pendidikan sesuai dengan standar nasional, maka pemerintah membentuk BSNP yang
No.67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah dan
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, 3)
dikembangkan melalui bahan ajar teka teki silang. Penyusunan bahan ajar teka teki
silang materi Hukum II Newton yang dilakukan guru masih belum optimal, yang
terlihat dari indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang hanya
terpaku pada aspek pengetahuan saja. Bahan ajar yang digunakan guru adalah buku
35
paket yang diterbitkan oleh penerbit. Walaupun buku paket yang terbit sudah
memenuhi Standar Isi Kurikulum 2013, namun alangkah baiknya jika guru
merancang bahan ajar materi Hukum II Newton sendiri agar sesuai dengan model
kekurangannya, dan kekurangan itu diperbaiki dengan pengembangan bahan ajar yang
sesuai pada materi Hukum II Newton Kurikulum 2013 dengan model pembelajaran
b. Analisis Materi
yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar, sehingga tergambar bahan ajar
yang bagaimana yang sesuai untuk pembelajaran materi Hukum II Newton. Analisis
1) Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-
nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian
2) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi
36
dan sebagainya.
3) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep
c. Analisis Siswa
siswa yang meliputi usia, hasil belajar terhadap pembelajaran Fisika, karakter yang
berkembang pada diri siswa, serta tingkat kemampuan (intelektual). Analisis siswa ini
ajar Fisika yang akan dilaksanakan agar bahan ajar fisika yang dihasilkan sesuai
Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap bahan ajar Teka-Teki Silang,
bahan ajar Fisika berbasis Discovery Learning berbantuan Teka-Teki Silang pada
diperlukan dalam penelitian ini dan perancangan Bahan ajar Teka-Teki Silang.
37
Panduan rancangan pembelajaran merujuk kepada Kurikulum 2013. Sebelum bahan
penyusunanya mudah dibaca oleh siswa. Teka-Teki Silang dilengkapi juga dengan
KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, contoh soal, soal latihan yang sesuai
awal dilakukan dengan penulisan, penelaahan dan pengeditan Teka-Teki Silang yang
telah disusun.
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: 1) penilaian ahli (expert
appraisal) yang diikuti dengan revisi, dan 2) uji coba pengembangan terbatas pada
Teka-Teki Silang berbasis Discovery Learning pada materi Hukum II Newton setelah
melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil uji coba.
38
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan Teka-Teki Silang yang valid, praktis,
Uji validasi ini dilakukan melalui para ahli dan praktisi untuk mengoreksi
produk layak atau tidak layak digunakan. Dalam hal ini menggunakan 3 validator
yang ahli dalam bidangnya, yaitu bidang materi, bahasa dan media
Dalam hal ini penulis menguji coba bahan ajar Fisika pada subyek penelitian
yaitu kelompok kecil. Sampel harus dipilih secara refresentatif sehingga produk
tersebut dapat dapat berlaku secara umum. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui
Tahap ini merupakan tahap penggunaan bahan ajar Fisika yang telah
dikembangkan pada skala terbatas, misalnya dikelas lain oleh guru yang lain. Bahan
ajar Fisika yang disebarkan adalah bahan ajar yang sudah valid, praktis dan efektif di
kelas uji coba. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, bahan ajar teka teki
a. Desain UjiCoba
39
Desain uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil
tes siswa dikelas yang menggunakan bahan ajar Fisika dan kelas yang tidak
menggunakan bahan ajar Fisika. Desain uji coba ini digunakan untuk mengetahui
Subyek uji coba yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas X MAS Al-
Data uji coba ini digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu produk yang
1. Hasil pre test dan post test siswa kelas eksperimendan kelas kontrol.
sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar teka teki silang pada kelas
eksperimen dan tidak menggunakan bahan ajarsama sekali pada kelas kontrol.
untuk mengetahui tingkat motivasi siswa setelah menggunakan bahan ajar teka-
teki silang.
a. Instrumen Penelitian
40
No Kriteria Instrumen
1. Define Lembar angket motovasi
Lembar pre-test
Lembar observasi
2. Valid
Fisika
Fisika
4. Efektif Lembar penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan
Fisika
analisis materi, dan analisis siswa. Untuk analisis kurikulum digunakan lembar
kontrol berupa essay, analisis materi digunakan lembar kontrol berupa essay dan
Lembaran ini terdiri dari lembar validasi teka teki silang. Semua lembar
validasi yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi terlebih dahulu dengan
41
menggunakan lembar penilaian instrumen validasi. Penilaian instrumen validasi
penting dilakukan agar data mengenai validasi bahan ajar Fisika yang dihasilkan
teka teki silang. Instrumen praktikalitas yang digunakan angket respon peserta didik,
didik terhadap kepraktisan bahan ajar Fisika yang dikembangkan. Angket ini diisi
oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Sementara itu, angket
pembelajaran yang telah dibuat. Instrumen ini diisi oleh guru dan siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Lembar validasi ini berisikan beberapa aspek penilaian yang terdiri dari
42
didik terhadap pembelajaran berdasarkan model pembelajaran Discovery Learning
pada materi Hukum II Newton dan hasil belajar peserta didik dalam mempelajarinya.
Lembar validasi ini berisikan beberapa aspek penilaian yang terdiri dari
Tes kompetensi yang telah valid dan reliable, digunakan untuk mendapatkan
1. Populasi
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
43
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka yang dijadikan populasi
penelitian ini adalah peserta didik di kelas X MIA MAS Al-Ikhlas Tarutung Dua.
Tabel 3.3
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiono
bahwa: “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil
1 X MIA 1 14 12 26 orang
44
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai
respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar discovery learning berbantuan teka-teki
1. Wawancara
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mengetahui data awal dalam penelitian dan informasi yang diperoleh digunakan
2. Angket (kuisioner)
dijawabnya. Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba bahan ajar. Evaluasi
bahan ajar discovery learning berbantuan teka-teki silang dilakukan oleh validator
ahli media dan validator ahli materi. Sedangkan uji coba media pembelajaran animasi
dengan memberikan angket peserta didik uji coba skala kecil dan peserta didik uji
coba lapangan.
45
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu dengan
Di dalam penelitian ini, validitas yang dilihat adalah validitas isi, konstruk, dan
bahasa. Analisis validitas dilakukan dengan menggunakan skala Likert skor 1-4
T
V= x 100 % …………………………………………………..(1)
U
Keterangan:
V = nilai validalitas
46
U = skor maksimum
RPP yang ditulis dalam lembar observasi, dan angket respon siswa dan angket
respon guru berkaitan dengan kepraktisan penggunaan bahan ajar Fisika yang telah
Q
P= × 100 % ……………………………………………….. (2)
R
Keterangan:
P= Nilai Praktikalitas
R = Skor maksimum
47
Kategori praktikalitas bahan ajar fisika berdasarkan nilai akhir yang
didapatkan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
presentase:
B
A= x 100 % ……………………………………………………. (3)
C
Keterangan:
A = Nilai Aktivitas
C = Skor maksimum.
No Interval Kategori
1 0 – 20 % Tidak Aktif
2 21 – 40 % Kurang Aktif
3 41 – 60 % Cukup Aktif
4 61 – 80 % Aktif
5 81 – 100 % Sangat Aktif
48
1) Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan
nilai yang diperoleh. Peserta didik dikategorikan tuntas apabila telah mencapai nilai ≥
deskriptif. Untuk menganalisis data hasil belajar peserta didik digunakan analisis
persamaan:
SB
KI = x 100 % ……………………………………… … (4)
SM
JT
KK = x 100 % ………………………………………… (5)
JS
Dimana, KI adalah ketuntasan individu, SB adalah skor benar yang diperoleh, dan
Tabel 3.6.
No Pengetahuan
Nilai Konversi
Predikat
1 A 96– 100 4.00
2 A– 91-95 3.66
3 B+ 85-90 3.33
4 B 80-84 3.00
49
5 B– 75-79 2.66
6 C+ 70-74 2.33
7 C 65-69 2.00
8 C- 60-64 1.66
+
9 D 55-59 1.33
10 D ≤ 54 1.00
(Permendikbud No 81A : 24)
atas dan peserta didik dikategorikan belum kompeten jika memperoleh predikat C +
ke bawah.
menggunakan persamaan:
atau MK, sesuai dengan kriteria penilaian sesuai dengan Tabel 3.7.
No Interval Kategori
1 0 – 25 BT (Belum terlihat)
2 26 – 50 MT (Mulai Terlihat)
3 51 – 75 MB (Mulai Berkembang)
4 76 – 100 MK (Membudaya)
3). Hasil Belajar Keterampilan
nilai yang diperoleh, peserta didik dikategorikan tuntas jika mampu memperoleh nilai
≥ KKM dan peserta didik dikategorikan tidak tuntas apabila memperoleh nilai <
50
KKM. Untuk MAS AL-Ikhlas Tarutung Dua ditetapkan KKM mata pelajaran fisika
yaitu 75.
bawah.
51
52