PENDAHULUAN
1
kehidupan siswa, misalnya untuk berfikir dan memecahkan suatu masalah yang dia
hadapi. Roger Bacon mengemukakan, “mathematics is the gate and key of sciences”.
Matematika merupakan gerbang dan kunci dari berbagai ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, telah jelas bahwa dengan mempelajari matematika, maka siswa akan lebih
mudah untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya (Linda Campbell, dkk, 2002).
Namun jika kita lihat secara langsung dilapangan akan ditemukan berbagai
masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika. Matematika merupakan
salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian khusus oleh para guru,
orangtua maupun anak. Walaupun menyadari hal tersebut faktanya masih terdapat anak
yang belum dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika.
seolah-olah mereka, dihadapkan pada dua hal yang dilematis, di satu sisi mereka
harusnmenguasai matematika, di sisi lain ia merasa lemah untuk belajar matematika.
Rendahnya minat siswa untuk menekuni matematika salah satunya disebabkan oleh
adanya image yang mengganggu pikiran sebagian besar siswa bahwa matematika adalah
pelajaran yang super rumit, rajanya pelajaran studi (Abdul Halim, 2009).
Oleh sebab itu penyebab permasalahan ini menjadi slah satu pemikiran yang
perlu diteliti. Apakah hal ini dikarenakan kekeliruan sistem pendidikan, pola asuh orang
tua yang salah, pengaruh lingkungan, tidak merasa penting dengan matematika, ataupun
potensi matematisnya tidak dikembangkan sejak usia dini. Tentunya masih banyak hal
yang mempengaruhi hal ini untuk dikaji lebih lanjut.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pengasuhan anak merupakan hal yang
penting bagi anak. Kurangnya perhatian dari orang tua menjadi permasalahan yang
sering dialami pada saat sekarang ini. Tanpa disadari banyak anak yang diabaikan oleh
orang tuanya karena alasan terntentu, misalnya pekerjaan. Utamanya Ayah sebab
cenderung berada diluar rumah karena harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga.
Perhatian dari Ayah menjadi kurang karena fikirannya lebih mengutamakan pemenuhan
materi yang cukup. Berdasarkan keseharian yang kita lihat di dalam masyarakat, sesuai
dengan observasi awal yang dilakukan peneliti melalui pengamatan dan wawancara
maka kita secara langsung dapat melihat keadaan seperti ini. Yaitu tugas ayah hanyalah
mencari nafkah dan ibu lebih banyak berperan atau bahkan secara penuh pengasuhan
anak diserahkan kepada ibu.
2
Berdasarkan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika yang
berhungan dengan peran ayah dalam pengasuhan maka akan berakibat kepada
kecerdasan matematisnya. Meskipun sekolah menjadi tempat yang khusus untuk belajar
matematika dari guru, namun diperlukan peran ayah untuk memberikan waktu bersama
anak, baik ketika anak belajar dirumah bahkan bermain sekalipun sebagai bentuk
perhatian yang ia butuhkan. Sebab kecerdasan anak disekolah bukanlah sepenuhnya
tanggung jawab guru.
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan Antara Peran Ayah Dalam Pengasuhan dan Kecerdasan
Matematis pada Siswa SD di Kecamatan Sipirok”
3
1.5. Luaran Penelitian
Adapun luaran dari penelitian terdapat pada tabel di bawah ini :
1. Publikasi di jurnal ilmiah nasional yang memiliki ISSN di JURNAL
PENGAJARAN MIPA ISSN 1412-0917 UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2. Pemakalah dalam temu ilmiah
kecerdasan anak..
b. Manfaat penelitian bagi orang tua, khususnya ayah dalam mengasuh dan
4
BAB II. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN
Secara umum penelitian yang akan dilaksanakan pada tiga tahun ke depan yaitu:
1. Peningkatan kualitas pendidikan
2. Penelitian dan publikasi ilmiah
3. Hasilnya diharapkan dapat sebagai dasar dalam pengabdian kepada masyarakat.
Peta jalan penelitian bisa dilihat pada bagan berikut :
PERAN AYAH
Pengetahuan peran
Pemahaman kepada Pelaksanaan
ayah dalam
masyarakat pentingnya konseling tentang
pengasuhan dan
peran ayah dalam peran ayah dalam
kecerdasan
pengasuhan pengasuhan
matematis anak
5
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
6
perkembangan anak walau pada umumnya menghabiskan waktu relatif lebih sedikit
dengan anak dibandingan dengan ibu.
7
Bertentangan dengan keyakinan umum, ayah bukanlah pemeran utama dalam
mendidik disiplin pada anak. Khususnya di dua tahun pertama usia anak, ibu yang lebih
mengajarkan disiplin pada anak. Namun demikian, ayah juga memenuhi peran penting
ini dengan memonitor/mengawasi perilaku anak, terutama begitu ada tanda-tanda awal
penyimpangan sehingga disiplin anak bisa segera ditegakkan. (6) Protector Ayah
mengontrol dan mengorganisasi lingkungan anak sehingga anak terbebas dari kesulitan
resiko/bahaya, serta mengajarkan bagaimana anak seharusnya menjaga keamanan diri
mereka terutama selagi ayah atau ibu tidak bersamanya, misalnya agar tidak berbicara
dengan orang asing. (7) Advocate Ayah menjamin kesejahteraan anaknya dalam
berbagai macam bentuk, termasuk memenuhi kebutuhan anak ketika berda dalam
institusi lain di luar keluarga. Selain itu, ayah siap membantu, mendampingi dan
membela anak jika ada kesulitan/masalah, dengan demikian anak merasa aman, tidak
sendiri, dan ada tempat untuk berkonsultasi, dan itu adalah ayahnya sendiri. Contohnya,
penelitian telah menunjukkan bila keterlibatan ayah dalam kegiatan sekolah anaknya
berhubungan dengan baiknya prestasi belajar anak. (8) Resource Dengan berbagai cara
dan bentuknya, ayah dapat mendukung keberhasilan anak dengan memberikan
dukungan di belakang layar. Contohnya, seorang ayah dapat menyediakan dukungan
emosional bagi ibu dan membantu kegiatan perawatan anak. Selain itu, ayah dapat juga
memenuhi kebutuhan anak dengan menghubungkan anak dengan keluarga besar atau
sumber-sumber masyarakat. Dengan memperkenalkan anak pada keluarga besar, ayah
melakukan transmisi sejarah keluarga dan pengetahuan budaya pada anak. Secara
khusus pada anak yang lebih tua, hubungan dengan sumber-sumber masyarakat dapat
menolong anak membangun kemampuan sosialnya.
2.2 Kecerdasan Matematis
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Matematika
Kecerdasan matematika (logic smart) merupakan kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematis. Secara
bahasa, logika berasal dari kata logos (bahasa Yunani), yang artinya kata, ucapan,
pikiran. Kecerdasan logika dikenalkan oleh Prof. Howard Garner, Kecerdasan logika
matematika sering dipandang dan dihargai lebih tinggi dari jenis-jenis kecerdasan
lainnya. Kecerdasan ini dicirikan sebagai kemampuan yang dimiliki otak kiri.
8
Berikut ini beberapa pengertian kecerdasan logika matematika dari beberapa sumber
buku:
Menurut Bobi de Porter, kecerdasan logika matematika (logis mathematis)
merupakan kecerdasan yang mencakup kemampuan menghitung, bereksperimen
mengungkap fakta dan kemampuan memecahkan masalah-masalah matematika
(Suparlan, 2004:47).
Menurut Amstrong, Logic smart (kecerdasan logis) adalah kemampuan
menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar.
Kemampuan ini, meliputi kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan
masalah, dan menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran, cerdas secara
matematis-logis berarti cerdas angka dan cerdas dalam hukum logika berpikir
penalaran (Musfiroh, 2008:3).
Menurut Prasetyo & Andriani (2009:50), kecerdasan logika adalah kapasitas
untuk Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, menggunakan angka-angka, memecahkan soal-soal
matematis, berpikir secara deduktif dan induktif, serta membuat pola-pola dan
hubungan-hubungan yang logis dalam kehidupan sehari-hari.
1) Ciri-ciri Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat
membedakan dengan jenis-jenis kecerdasan lainnya, yaitu sebagai berikut (Linda
Campbell, dkk, 2002:41):
1. Merasakan berbagai tujuan dan fungsi mereka dalam lingkungannya.
2. Mengenal konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab
dan akibat.
3. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukkan secara nyata
(konkret), baik objek maupun konsep-konsep.
4. Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah secara logis.
5. Memahami pola-pola dan hubungan-hubungan.
6. Mengajukan dan menguji hipotesis.
9
7. Menggunakan bermacam-macam keterampilan matematis seperti
memperkirakan (estimating), perhitungan algoritme (calculating algorithms),
menafsirkan statistik (interpreting statistics), dan menggambarkan informasi
visual dalam bentuk grafik (gambar).
8. Menyukai operasi yang kompleks seperti kalkulus, fisika, pemrograman
komputer, atau metode penelitian.
9. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti, membuat hipotesis,
merumuskan berbagai model, mengembangkan contoh-contoh tandingan dan
membuat argumen-argumen yang kuat.
10. Menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah matematis.
11. Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir seperti akuntansi, teknologi
komputer, hukum, mesin dan ilmu kimia.
12. Menciptakan model-model baru atau memahami wawasan baru dalam ilmu
pengetahuan alam dan matematika.
Anak yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang tinggi cenderung
menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadi sesuatu. Ia
menyenangi berfikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis, mengadakan
kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Anak semacam ini
cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam
menyelesaikan problem matematika (Hamzah B. Uno dkk, 2010:11). Sedangkan
menurut Masykur dan Fathani (2008:105-106), seseorang yang memiliki kecerdasan
logika matematika memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
2. Suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan
turun?.
3. Ahli dalam permainan catur, halma, dan sebagainya.
4. Mampu menjelaskan masalah secara logis.
5. Suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu.
6. Menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi
dalam matematika dan IPA.
10
2) Komponen Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan matematika dibedakan dalam enam komponen, yaitu: (1) kemampuan
abstraksi, (2) kemampuan logika berpikir, (3) pemahaman yang spesifik, (4) kekuatan
intuitif, (5) kemampuan menggunakan rumus / formula, (6) daya ingat/imajinasi
berpikir matematika. Menurut Haecker dan Ziehen, prinsip dasar dari pola pikir
matematika terbagi kedalam empat komponen, yaitu (Rikayanti, 2005:32):
1. Komponen spasial yang terdiri dari (a) memahami bentuk bangun ruang dan
kompleksitasnya; (b) ingatan terhadap bentuk bangun ruang; (c) abstraksi
spasial/ kemampuan dalam menggeneraliasi bentuk dalam ruang dan objek; (d)
kombinasi spasial/ ruang yakni memahami dan memiliki kemandirian dalam
menemukan generalisasi, koneksi dan relasi antara objek bangun ruang.
2. Komponen logika yang terdiri dari (a) menyusun/ memahami konsep dan
keterkaitan antar konsep; (b) memahami, mengingat dan mandiri dalam
memberikan konklusi/ kesimpulan dan membuktikan berdasarkan bukti formal
yang logis.
3. Komponen numerik yang terdiri dari (a) memahami/ menyusun konsep
bilangan; (b) ingatan mengenai bilangan/ pola dan mencari solusi yang berkaitan
dengan bilangan.
4. Komponen simbolisasi yang terdiri dari (a) memahami simbol; (b) mengingat
simbol; (c) mengoperasikan dan menggunakan simbol.
Menurut Linda & Bruce Campbell, kecerdasan logika matematika biasanya
melibatkan beberapa komponen, yaitu perhitungan secara matematis, pemecahan
masalah, pertimbangan induktif (penjabaran ilmiah dari khusus ke umum),
pertimbangan deduktif (penjabaran ilmiah secara umum ke khusus), dan ketajaman
pola-pola serta hubungan-hubungan (Masykur dan Fathani, 2008:153).
3) Cara Melatih Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berfikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual
dan pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
11
2.3 Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena
penggunaan matematika berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Cockroft (Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar, 2009: 108) mengungkapkan
pemikirannya tentang matematika. Matematika perlu diajarkan karena matematika
sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan
dan industri, dan karena matematika itu menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang
singkat dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan
memprediksi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kehidupan manusia tidak dapat
dipisahkan dengan matematika karena manfaatnya yang begitu besar bagi manusia.
Pendapat lain disampaikan oleh Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani (2008:
43) yang menyatakan bahwa belajar matematika merupakan sebuah langkah awal untuk
dapat berkecimpung di dunia sains, teknologi, maupun disiplin ilmu yang lain karena
matematika dapat disebut sebagai ilmu dasar untuk menguasai disiplin ilmu yang lain.
Hal senada diungkapkan oleh Morris Kline (Lisnawaty Simanjuntak, dkk, 1993: 72),
bahwa matematika melandasi semua ilmu pengetahuan dan filsafat, serta merupakan
salah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jelas, tepat, teliti, bahkan kemajuan suatu
negara tergantung dari kemajuan di bidang matematika.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan,
matematika perlu diberikan sejak SD untuk membekali siswa dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama, yang
diberikan supaya siswa dapat mempunyai kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti, dan kompetitif. Lebih lanjut, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini
dijabarkan mengenai tujuan mata pelajaran matematika.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah, b) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
12
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika, c) memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh, d) mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta e)
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di SD disampaikan oleh
Heruman (2007: 2), bahwa tujuan akhir dari pembelajaran matematika di SD adalah
agar siswa terampil dalam menggunakan konsep-konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan mempelajari matematika, diharapkan siswa mampu
mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam keseharian mereka.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah supaya siswa mempunyai keterampilan untuk menggunakan konsep-
konsep matematika dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan mempelajari matematika, diharapkan siswa
akan memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta
mempunyai sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan berbagai permasalahan.
2.4 Pengertian Pengasuhan
Pengasuh erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga/ rumah tangga dan
komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental, dan social anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan
serta bagi anggota keluarga lainnya (ICN 1992 dalam Engel et al. 1997). Hoghughi
(2004) menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup beragam aktifitas yang bertujuan
agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik.
Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun
lebih menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh
karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan
social.
13
Pengasuhan fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat
bertahan hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan,
kehangatan, kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan kepuasan ketika membuang sisa
metabolisme dalam tubuhnya. Pengasuhan emosi mencakup pendampingan ketika anak
mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan seperti merasa terasing dari
teman-temannya, takut, atau mengalami trauma. Pengasuhan emosi ini mencakup
pengasuhan agar anak merasa dihargai sebagai seorang individu, mengetahui rasa
dicintai, serta memperoleh kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk mengetahui
resikonya. Pengasuhan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang
stabildan konsisten dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menciptakan rasa aman,
serta menciptakan rasa optimistic atas hal-hal baru yang akan ditemui oleh anak.
Sementara itu, pengasuhan sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari
lingkungan sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-
masa selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial
yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa selanjutnya.
Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial yang dibangun
dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya.pengasuhan sosial yang baik berfokus pada memberikan bantuan kepada
anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah maupun sekolahnya dan
membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial yang harus diembannya
(Hughoghi, 2004).
Berns (1997) menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses
interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak
juga bagi orang tua. Senada dengan Berns, Brooks (2001) juga mendefinisikan
pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi
yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan
bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun
lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang
dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Beberapa definisi tentang pengasuhan tersebut menunjukkan bahwa konsep
pengasuhan mencakup beberapa pengertian pokok, antara lain: (i) pengasuhan bertujuan
14
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara
fisik, mental maupun sosial, (ii) pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
terus menerus antara orang tua dengan anak, (iii)pengasuhan adalah sebuah proses
sosialisasi, (iv) sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan tidak
bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
15
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan korelasional dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara hubungan peran ayah dalam pengasuhan dengan
kecerdsasan matematis siswa. Tahapan dalam penelitian meliputi empat tahap, yaitu: (1)
Tahap penyusunan instrument penelitian, (2) Tahap Validasi instrument (3) tahap uji
coba instrument, dan (4) Tahap pelaksanaan. Setiap tahapan dirancang sedemikian
sehingga dapat diperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
16
4.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penilitian ini akan dibedakan atas 2 macam, yaitu (1) Analisis
validitas dan reliabilitas instrument angket penelitian, (2) Analisis data untuk
menjawab pertanyaan peneliti yang terdapat pada rumusan masalah.
17
BAB V. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
21 18
Abdul Halim Fathani. (2009). Matematika: Hakikat & Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ansor, M. U (2005). Pendidikan dan Pengasuhan Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utana.
Orclich, D.C., Harder, R.J., Callahan, R.C., & Gibson, H.W. 1998. Teaching Strategies.
Boston New York: Houghton Mifflin Company.
19
No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Honorarium
Ketua Penelitian 1 Orang 2.000.000 2.000.000
Anggota Penelitian 1 1 Orang 1.700.000 1.700.000
Validator 2 Orang 650.000 1.300.000
Sub Total (Rp) 5.000.000
2 Bahan dan Peralatan
Penelitian
Alat Pengambilan Data
Sewa Alat Rekam 2 Item 350.000 700.000
Alat Tulis Kantor
Tinta hitam 4 Paket 80.000 500.000
Tinta warna 3 Paket 100.000 300.000
HVS 5 Rim 40.000 200.000
Kertas Foto 2 Bungkus 25.000 50.000
Spidol dan Alat Tulis 3 Kotak 50.000 150.000
Pulsa 3 Paket 100.000 300.000
Fotokopi 12 Jilid 75.000 900.000
Penjilidan dan Laporan 12 Jilid 75.000 900.000
Internet 3 Paket 100.000 300.000
CD 1 Pak 100.000 100.000
Konsumsi 3 Bulan 300.000 900.000
Sub Total (Rp) 5.300.000
3 Biaya Perjalanan
Kelokasi Penelitian (Ketua 2 Kali 1.200.000 2.400.000
dan anggota)
Urusan perijinan (Ketua dan 2 Kali 1.150.00 2.300.000
anggota) 0
Sub Total (Rp) 4.700.000
4 Lain-lain
Biaya penyusunan laporan 3 Paket 300.000 900.000
Biaya dokumentasi dan 1 Paket 800.000 800.000
publikasi
Biaya seminar 3 Paket 500.000 1.500.000
Biaya publish jurnal 3 Paket 600.000 1.800.00
0
Sub Total (Rp) 5.000.000
Total (Rp) 20.000.000
20
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Yulia Anita Siregar, M.Pd
2. Jabatan Fungsional : -
3. Jabatan Struktural : Asisten Ahli/IIIb
4. NPK : 150787152050
5. NIDN : 0115078707
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Kampung Setia, 15 Juli 1987
7. E-mail : yulia_regar@yahoo.co.id
8. Nomor Telepon/HP : 0852 7693 8119
9. Alamat Kantor : Jl. Sutan Moh. Arief No. 32
Padangsidimpuan, 22716
10. Nomor Telepon/Fax : (0634) 21696
11. Lulusan yang Telah Dihasilkan : S-1 = 0 orang, S-2 = 0 orang, S-3 = 0 orang
12. Mata Kuliah yang Diampu : 1. Metodologi Penelitian Pendidikan
21
2. Aljabar Liniear
3. Metode Numerik
4. Geometri Analitik Ruang
5. Trigonometri
B. Riwayat Pendidikan
Uraian S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Universitas Negeri Medan
Negeri Sumatera Utara
Bidang Ilmu Matematika Matematika
Tahun Masuk – Lulus 2006 – 2010 2012 – 2014
Judul Penerapan Model Perbedaan Kemampuan
Skripsi/Tesis/Disertasi Pembelajaran Kooperatif Komunikasi Matematik dan
Tipe CIRC (Cooperative Self Efficacy Siswa SMA
Integrated Reading and Melalui Pembelajaran
Composition) untuk Kooperatif Tipe Formulate-
Meningkatkan Share-Listen-Create
Kemampuan Siswa dalam
Memecahkan Masalah
pada Pokok Bahasan
Bilangan Bulat di Kelas
VII SMP Negeri 1
Sipirok Tahun
2010/2011.
Nama 1. Drs. Hasrul, M.Si 1. Dr. E. Elvis Napitupulu,
2. Dra. Afrahul Fadhillah M.S
Pembimbing/Promotor
Dly, M.A 2. Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd
22
2 2017 Hubungan antara self Ristekdikti 18.500.000
efficacy dan sikap psitif
terhadap pretasi akademik
siswa di SMK Negeri 1
Sipirok Tapanuli Selatan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mengajukan penugasan Penelitian Dasar
23
Padangsidimpuan, 2 Desember 2017
Ketua
Anggota Peneliti
Anggota 1.
Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurhasanah Pardede, M.Psi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli/IIIb
4 NIK -
5 NIDN 0101127806
6 Tempat dan Tanggal Lahir Padangsidimpuan/01 Desember 1978
7 E-Mail
8 Nomor Telepon/HP 085372680652
9 Alamat Kantor Jl. Sutan Mhd. Arif, No. 32, Padangsidimpuan
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan -
Mata Kuliah yang Diampu • Psikologi perkembangan anak dan
remaja
12
• Psikologi perkembangan dewasa
• Psikologi abnormal
• Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Medan Area Universitas Medan Area
Bidang Ilmu Psikologi Psikologi
Tahun Masuk – Lulus 1997-2003 2011-2013
Judul Skripsi/Tesis Perbedaan Penyesuaian Hubungan Antara Kecerdasan
Diri antara Pria dan Emosional dan Spiritual
Wanita di PT. Telkom dengan Tingkat Stres
Medan Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Tapanuli
Selatan
Nama Pembimbing/Promotor • Drs. Aminuddin, • Prof. Zainuddin, M.Pd
S.Psi • Prof. Azhar Azis, M.Psi
• Annawati, S.Psi
• Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
24
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jlh (Juta Rp)
Nurhasanah, M.Psi
25
0101127806
26