Anda di halaman 1dari 6

TUGAS METODE PENELITIAN

“PENELITIAN EKSPERIMEN”

Dosen Pengampu :
Dr. Ainur Rofieq, M.Kes.

Oleh :
Auberta Myra Ardelia
NIM. 202010070311004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
A. PENELITIAN EKSPERIMEN
a. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan salah satu penelitian yang paling
kuat metodologi yang dapat digunakan para peneliti. Dari banyak jenis
penelitian yang mungkin digunakan, eksperimen adalah cara terbaik untuk
menetapkan sebab-akibat hubungan antar variable. (Prakoso et al, 2019)
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ratminingsih (2010), metode
penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif,
karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab
hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab-akibat. Disamping
itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang
memerlukan syarat yang relative lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis
penelitian yang lain. Hal ini karena sesuai dengan maksud para peneliti yang
menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variable
mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variable yang memperoleh akibat
dari terjadinya oerubahan dalam suatu kondisi eksperimen.
Penelitian eksperimental dibangun di atas prinsip - prinsip dari
pendekatan positivis yang dilakukan Ilmuwan alam (misalnya, ahli kimia atau
ahli biologi) dan peneliti terkait bidang terapan (misalnya, pertanian,
teknik, dan obat) melakukan eksperimen. (Prakoso et al, 2019)

b. Tujuan Penelitian Eksperimen


Menurut Ratminingsih (2010), Tujuan dari penelitian eksperimen
adalah untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara dua fenomena.
Peneliti berkeinginan untuk menemukan bahwa satu variable bebas
menyebabkan perubahan pada variable lainnya, yaitu variable terikat, seperti
dibawah ini
Variabel bebas  mempengaruhi  variable terikat

c. Karakteristik Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimental memiliki dua hal yang sangat penting yaitu
satu – satunya jenis penelitian yang langsung mencoba untuk mempengaruhi
variable tertentu, dan ketikda diterapkan dengan benar, penelitian bisa dibilang
sebagai jenis pengujian hipotesis terbaik tentang untuk mengetahui hubungan
sebab-akibat. Peneliti melihat efek dari setidaknya satu variable independent
pada satu atau lebih banyak variable dependen. Variable indipenden dalam
penelitian eksperimen juga sering disebut sebagai eksperimen atau treatment,
variable. Sedangkan variable dependen, juga dikenal sebagai kriteria, atau
hasil, variable, mengacu pada hasil penelitian. (Prakoso et al, 2019)
Karakteristik utama sebuat penelitian eksperimental adalah peneliti
mengontrol variable bebas, dalam arti bahwa peneliti mendesain dan mengatur
perlakuan kelompok eksperimental dan kelompok control. Selain itu
karakteristik yang penting dari eksperimen sebenarnya (True eksperiment)
adalah subjek penelitian ditentukan secara random sebagai kelompok
eksperimental dan perbandingan kelompok statis (The static group
comparasion). (Ratminingsih, 2010)

d. Desain Eksperimen
1. Desain pra-eksperimental

2. Eksperimental sebenarnya (True Eksperimental)


Ada beberapa jenis desain penelitian dalam kategori ini antara lain : (1)
The Pretest-postest Control group design, (2) The posttest only control
group design, (3) The Solomon Four-group design.

3. Eksperimental semu (Quasi-Eksperimental)


Desain eksperimental semu lebih baik dengan pra-eksperimental
karena dalam eksperimental semu masih menggunakan perbandingan
kelompok, namun kelemahannya ada pada randomisasi. Dengan kata lain,
penelitian semu tidak menerapkan randomisasi kelompok baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Jenis desain yang termasuk dalam
kategori ini adalah (1) The Nonequivalent Control Group Design, (2) The
Time-Series Design, dan (3) Counterbalanced Design
4. Desain Faktorial (Factorial Design)
Desain ini melibatkan dua atau lebih variabel bebas, dan sekurangnya
satu yang diatur atau ditentukan oleh peneliti. Desain ini merupakan
elaborasi dari desain true-experimental. Istilah faktorial mengacu pada
fakta bahwa desain tersebut melibatkan beberapa factor.

e. Keuntungan Penelitian Eksperimen


1. Penelitian eksperimental sangat penting, bahkan ada berbagai pihak
yang sulit menerima validitas penelitian tanpa eksperimen.
2. Penelitian eksperimental yang direncanakan dengan baik
memberikan hasil yang dapat diproses dengan cara yang ditentukan
lebih awal dan memberikan bukti yang jelas yang mendukung atau
menolak hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
3. Secara teoritis, semua perencanaan dalam penelitian eksperimental
telah disusun dengan baik dan tidak ada situasi apapun yang mampu
mengubahnya, sehingga hasilnya dengan mudah dapat dihubungkan
antara satu dengan yang lain.
B. CONTOH PENELITIAN EKSPERIMEN
a. Contoh 1 (Prakoso, 2019)

Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif terhadap Kemampuan


Kognitif dalam Siswa Mata Pelajaran Ekonomi.
Maka dalam kasus tersebut, apabila dilakukan dengan menerapkan
desain The Static Group Comparison, maka peneliti akan menerapkan
langkah-langkah sebagai berikut.

1. Peneliti mengambil dua kelompok subjek dari populasi yang


sama.
2. Peneliti menerapkan treatment pada salah satu kelompok
(lazimnya disebut kelompok eksperimen)
3. Setelah tahap pemberian treatment selesai, selanjutnya
peneliti memberikan posttest pada kedua kelompok
(kelompok eksperimen dan kontrol).
4. Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil kelompok
kontrol dan eksperimen dengan mencari mean (rata-rata)
masing-masing kelompok.
5. Gunakan teknik perhitungan statistik tertentu yang cocok
dengan jenis data yang ada, sehingga dapat diketahui apakah
beda kedua kelompok itu berarti atau tidak.

b. Contoh 2 (Quasi-Eksperimen)

Pengaruh Poblem Based Learning Model terhadap Kemampuan Berpikir


Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi.
Maka dalam kasus tersebut, apabila dilakukan dengan menerapkan
desain Pre and Posttest Group Design, maka peneliti akan menerapkan
langkah-langkah sebagai berikut.

1. Peneliti memilih dua kelompok subjek yang tidak equivalent.


Satu kelompok dijadikan kelompok kontrol dan satu
kelompok lagi dijadikan kelompok eksperimen.
2. Lakasanakan pretest pada kedua kelompok tersebut.
3. Pada tahap ketiga berikan treatment dalam hal ini adalah
model problem based learning kepada kelompok
eksperimen.
4. Setelah selesai langkah ketiga, berikan posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5. Cari beda mean kelompok eksperimen;
antara posttest dan pretest. Hal ini juga dilakukan pada
kelompok kontrol.
6. Gunakan metode analisis stastistik yang tepat untuk mencari
perbedaan hasil langkah sebelumnya sehingga dapat
diketahui hasil dari treatment problem based learning model.

c. Contoh 3 (Desain factorial)

Ada seorang peneliti hendak meneliti pengaruh dua model


pembelajaran Problem Solving dan model pembelajaran problem based
learning terhadap kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran
ekonomi. Namun, karena kemampuan subjek penelitiannya sangat beragam,
maka peneliti ingin melihat pengaruh kedua model tersebut dari tingkat
kemandirian belajar siswa (rendah, tinggi). Hal tersebut dilakukan karena si
peneliti meyakini bahwa tingkat kemandirian belajar juga dapat
mempengaruhi kemampuan kognitif. Dengan demikian si peneliti akan
dapat menarik kesimpulan yang komprehensif dan rinci dari penelitiannya.
Pada kasus ini, si peneliti dapat menerapkan desain faktor 2×2 (2×2 di sini
maksudnya adalah 2 variabel independen dan 2 level dari variabel
moderasi).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan peneliti, meliputi:

1. Memberikan pretest untuk melihat kemampuan awal siswa.


2. Melaksanakan proses pembelajaran ekonomi dengan
model problem based learning dalam beberapa pertemuan
untuk kelas eksperimen 1.
3. Melaksanakan proses pembelajaran ekonomi dengan
model problem solving dalam beberapa pertemuan untuk
kelas eksperimen 2.
4. Setelah treatment selesai, peneliti
memberikan posttest kemampuan berpikir kreatif untuk kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
5. Memberikan angket untuk mengukur tinggi dan rendahnya
kemandirian belajar siswa.
6. Menganalisis data sehingga diperoleh temuan-temuan,
selanjutnya menyusun laporan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Prakoso, A.F., Dkk. (2019). Keefektifan Pemantapan Kemampuan Guru SMA Dalam
Menulis Proposal Penelitain Eksperimen. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Madani. Vol 3 (1) : 59-82
Ratminingsih, N.M. (2010). Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa
Kedua. PRASI. Vol 6 (11) : 1-6

Anda mungkin juga menyukai