Anda di halaman 1dari 27

SPESIMEN,

ALAT DAN
BAHAN
MIKROTEKNIK
Auberta Myra Ardelia
202010070311004
MIKROTEKNIK
PENJELASAN MIKROTEKNIK
Mikroteknik merupakan suatu teknik pembuatan
sediaan pada bagian tumbuhan ataupun hewan yang
bertujuan mempermudah pengamatan bagian bagian
dengan bantuan mikroskop (Harijati et al, 2017).
SPESIMEN ATAU
BAHAN
SEDIAAN
SPESIMEN ATAU BAHAN
SEDIAAN
Specimen atau bahan sediaan merupakan bahan
yang digunakan untuk membuat sediaan (prearat).
Specimen dapat berupa hewan dan tumbuhan kecil,
darah, organ hewan, akar, batang, dsb (Harijati set al,
2017).
MACAM-MACAM SEDIAAN
1. Sediaan Segar merupakan sediaan hidup yang langsung diamaati dibawah
mikroskop. Dengan tujuan yakni mengamati keadaan alamiah sediaan seperti
warna, bentuk, jumlah komponen jaringan, dan adanya Gerakan. Sediaan segar
memiliki kelemahan yakni mudah rusak, kontras antara bagian-bagian sediaan
tidak nyata. (Safrida, 2012)
2. Sediaan Permanen merupakan sediaan yang dibuat untuk jangka Panjang.
Macam-macam sediaan permanen yaitu sediaan utuh, sediaan apus, sediaan
irisan. Adapun tujuan pembuatan sediaan irisan yakni diperoleh irisan yang
tipis sekali dan rata sehingga dapat diamati dibawah mikroskop dengan struktur
jaringan yang mirip denganaslinya. Cara pembuatan sediaan irisan yaitu cara
paraffin, cara celloidin dan irisan beku (frozen section). (Safrida, 2012)
CARA PENGAMBILAN
SPESIMEN
a. Cara perfusi
Mengkondisikan pembuluh arteri kosong dan tidak terisi oleh
eritrosit, organ dalam kondisi segar. Contoh : cairan erfusi harus
beredar keseluruh tubuh (Harijati et al, 2017).
b. Cara emersi
Organ diambil dari specimen yang sudah mati. Contoh : hewan
dibunuh terlebih dahulu, dibedah kemudian diambil organnya
(Harijati et al, 2017).
METODE
PEMBUATAN
PREPARAT
Menurut Tresnani (2016), metode pembuatan preparate mikroteknik ada
beberapa macam yaitu metode apus, metode squash, metode maserasi, metode
section, metode rentang, metode wholemount, metode pollen, dan gosok.
1. METODE APUS
Metode ini merupakan cara atau Teknik
pembuatan preparate dengan membuat olesan
atau apusan tipis pada permukaan kaca benda dari
substansi yang berupa cairan.

Apus Darah Aves, Dokumen


pribadi
2. METODE SQUASH
Perlakuan pada metode ini yaitu dengan memencet
potongan jaringan sehingga diperoleh suatu sediaan tipis
untuk diamati dibawah mikroskop. Metode ini sering
digunakan untuk preparate tumbuhan. Contohnya untuk
mengamati mitosis pada sel-sel ujung akar tanaman.

Ujung Akar Bawang, Dokumen


Pribadi
3. METODE MASERASI
Maserasi merupakan metode yang dilakukan dengan
cara pelunakan jaringan dengan menggunakan cairan
maserasi. Yang diamati yaitu jaringan pembuluh pada
batang tanaman.
4. METODE SECTION
Metode irisan atau section merupakan metode pembuatan
preparate dengan membuat irisan tipis dari suatu jaringan atau
organ dengan ketebalan tertentu sehingga dapat diamati
dibawah mikroskop. Pengirisan dapat dilakukan dengan manual
atau dengan alat yang disebut Mikrotom.

Section Tumbuhan : Daun


5. METODE RENTANG
Metode yang digunakan untuk mengamati struktur suatu
organ yang tipis atau organ yang hanya dibangun dari
jaringan perikat saja serta mengetahui jaringan ikat/subkutan
pada specimen.

Jaringan Subkutan Ayam,


Dokumen pribadi
6. METODE WHOLEMOUNT
Metode ini dibagi menjadi dua yakni Wholemount Hewan
dan Tumbuhan. Metode ini bertujuan untuk mengamati
keseluruhan morfologi dari organisme kecil baik hewan
maupun tumbuhan.
7. METODE
POLLEN/ASETOLISIS
Metode ini merupakan salah satu metode pembuatan
preparate serbuk sari yang menggunakan prinsip
melisiskan dinding sel serbuk sari dengan asam asetat
glasial serta asam sulfat pekat sebagai bahan tambhana.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil amatan
morfologi dinding serbuk sari ornamentasi dari serbuk sari
tersebut.

Pollen Hibiscus
8. METODE GOSOK
Metode ini digunakan untuk melihat jaringan yang
sifatnya keras, seperti tulang, gigi, kuku, dan lain
sebagainya. Pada metode ini dibutuhkan batu gosok
atau kertas gosok (amplas) yang digunakan untuk
menggosok specimen hingga dapat dilihat dibawah
mikroskop.

Gosok Tulang Ayam


ALAT DAN
BAHAN
PEMBUATAN
PREPARAT
ALAT
BAHAN
LARUTAN FIKSATIF
Terdapat dua macam fiksatif yaitu fiksatif sederhana dan fiksatif campuran. Fiksatif
sederhana merupakan larutan fiksatif tunggal seperti alcohol, formalin, atau asam asetat.
Fiksatif campuran merupakan fiksatif yang dibuat dari pencampuran beberapa larutan.
Dengan tujuan agar diperoleh fiksatif yang terpat dalam arti tidak membuat jaringan/organ
mengeras, mudah menyerap, dan mudah diwarnai. Terdapat dua jenis fiksatif campuran yang
sangat sering digunakan yaitu larutan BOUIN dan FAA (Formalin-asam asetat-alcohol).
Larutan BOUIN terdiri dari campuran asam asetat glasial : formalin 4% : asam pikrat.
LARUTAN DEHIDRASI
Dehidrasi merupakan suatu Langkah menghilangkan air dalam jaringan atau organ yang
akan dibuat sediaan. Langkah ini dilakukan setelah jaringan/organ difiksasi dan dicuci. Proses
ini harus dilakukan secaa bertahan dengan alcohol bertingkat. Dengan konsentrasi 30%,
50%, 60%, 70%, 80%, 100%.
Setiap tahapan dehidrasi tidak boleh dilakukan terlalu lama, sebab dapat menyebabkan
pengkerutan jaringan / organ. Umumnya dilakukan selama 30 menit pada tiap konsentrasi
alkohol dan dilakukan sebanyak 2 kali. Pada tahap ini, molekul air akan larut secara perlahan
dan sedikit demi sedikit ke dalam alkohol sampai seluruh molekul air dalam jaringan / organ
hilang.
LARUTAN PENJERNIH
1. Xylol : larutan yang mudah didapat, proses penjernihannya cepat, dilakukan dalam waktu
lebih kurang 12 jam atau semalaman, perendaman tidak dapat terlalu lama sebab jaringan
akan rapuh atau keras, jaringan hanya dapat dipindahkan dari alkohol 96% atau absolut.
2. Toluol : proses penjernihan cepat (hampir sama dengan xilol), cairan ini mudah didapat,
jaringan / organ dapat disimpan agak lama dalam larutan ini, jaringan yang akan dijernihkan
dengan toluol hanya dapat dipindahkan dari alkohol 96% atau absolut.
3. Minyak cengkeh : proses penjernihan cepat, harga murah dan mudah didapat, jaringan /
organ yang akan dijernihkan hanya dapat dipindahkan dari alkohol 96% atau absolut,
jaringan / organ sulit dipindahkan ke dalam paraffin.
BAHAN EMBEDDING
Penanaman / embedding dilakukan setelah jaringan / organ direndam dalam paraffin murni
selama 1 jam. Jaringan / organ yang ditanam dalam paraffin dinamakan blok paraffin.
Penanaman dilakukan dalam sebuah cetakan blok paraffin yang terbuat dari kertas atau logam
tahan panas dan tidak lengket.
Blok paraffin yang telah mengeras dapat dipersiapkan untuk tahap pengirisan. Blok paraffin
harus dilekatkan pada holder / pemegang paraffin yang dapat berupa plastik atau kayu. Holder
ini merupakan wadah dudukan blok paraffin agar lebih mudah diiris. Blok paraffin kemudian
diletakkan pada tempat yang tersedia di mikrotom, lalu sediaan pun siap diiris. Pengirisan
dilakukan pada ketebalan tertentu, umumnya dilakukan pada ketebalan 0,5 mikron. Pita irisan
yang terbentuk selanjutnya ditempelkan pada slide dan siap untuk diwarnai.
PEWARNA
1. Pewarna Hematoxylin Eosin : dapat digunakan untuk semua cairan
fiksasi (hasil preparate inti : biru, sitoplasma : merah)
2. Pewarna Giemza : biasanya untuk pewarnaan apus
3. Pewarna Vvg (Verhoeff van Giesson) : harus bisa selesai saat itu jugam
tidak boleh ditunda, pembuatan dalam partai besat (100-1000 preparate)
4. Pewarnaan Asam Osmik : untuk melihat bola-bola lemak
MOUNTING
Penutupan / mounting dilakukan agar preparat yang dibuat akan awet dan dapat diamati
dibawah mikroskop. Penutupan dapat dilakukan dengan menggunakan entelan atau Canada
Balsam. Penutupan dengan kedua bahan ini dinamakan penutupan permanen.
Penutupan permanen dapat dilakukan jika preparat berasal dari perendaman xilol. Preparat
harus ditutup dengan segera setelah keluar dari xilol sebab xilol mudah menguap. Pada saat xilol
menguap preparat akan mongering sehingga sulit untuk ditutup dengan entelan ataupun Canada
Balsam.
DAFTAR PUSTAKA
Harijati, N., dkk. (2017). Mikroteknik Dasar. Malang: UB Press.
Safrida, S. (2012). Deteksi senyawa mukopolisarida dengan pewarnaan Alcian blue
pada ovarium dan uterus tikus putih Rattus norvegicus. JESBIO. 1(1) : 25-28
Tresnani, G. (2016). Handout Mata Kuliah Mikrotekniik Hewan. Program Studi Biologi.
Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai