Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMBUATAN PREPARAT HISTOLOGI

Disusun oleh : Nadia Kumalasari

X.TLM
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi tersedia,
spesimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian dan
pemeriksaan. Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan
untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini adalah
dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan. Pemutusan lamella tengah
bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara satuan
utuh. Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian melakukan teknik ini untuk
mengekstraksi suatu zat atau bagian tertentu dari sel tumbuhan. Preparat Maserasi merupakan
suatu preparat yang proses pembuatannya dengan cara pembusukan buatan (melunakkan
jaringan tertentu) dengan menggunakan cairan maserator. Proses membusuknya jaringan
yang mudah hancur akan terbuang, sementara jaringan yang tidak rusak akibat cairan
maserator akan tetap bertahan dan utuh. Metode maserasi dapat digunakan pada semua
tumbuhan yang akan dijadikan sebagai obyek preparat. Salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai metode maserasi yaitu bagian batang tanaman iler. Bagian batang tanaman
iler mempunyai tekstur yang lunak sehingga mudah diamati dan cocok/sesuai agar sel trakea
dapat terlihat dengan menggunakan metode maserasi. Iler merupakan tanaman obat-obatan
yang masuk ke dalam famili labiatae. Tanaman iler mampu tumbuh dengan optimal di
dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut, dan tumbuh liar di
sekitar sungai atau ladang. Preparat maserasi pada batang iler dapat diidentifikasi tentang
jaringan pembuluh trakea, trakeid dan trakeida. Salah satu cara untuk mengidentifikasi
penampakan anatomi jaringan pembuluh ini adalah dengan pengamatan mikroskopis melalui
bantuan mikroskop cahaya dengan mengamati preparat maserasi pada batang iler
menggunakan pewarna alami dari filtrat rimpang temulawak. Temulawak adalah tanaman
yang menghasilkan rimpang atau umbi akar yang memiliki khasiat sebagai tumbuhan herbal
(tumbuhan obat). Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma zanthorrhiza L. ini masuk
dalam anggota jahejahean. Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang banyak hidup di
dataran pulau Maluku, Jawa dan Kalimantan. Tanaman ini memiliki banyak nama, karena di
beberapa daerah berbeda dalam menyebut tanaman ini. Misalnya temulawak di daerah
Madura disebut dengan temu labak, sedangkan di Sunda disebut dengan temu koneng.
Temulawak biasa hidup subur ditanah yang gembur, dan bisa hidup hingga ketinggian 1500
mdpl. Temulawak memiliki bau yang khas, biasanya umbi akarnya berdiameter panjang 15
cm dan 6 cm. Umbi akar temulawak berwarna kuning gelap, atau coklat muda dikarenakan
mengandung zat warna alami yang disebut kurkuminoid yang aman digunakan untuk
pewarna makanan atau tekstil. Berdasarkan fakta tersebut rimpang temulawak dapat
dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami untuk mewarnai jaringan tumbuhan menggantikan
pewarna sintetis yang harganya mahal dan bersifat karsinogenik. Zat karsinogenik dalam
pewarna sintetis dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh
karena itu zat warna sintetis perlu diganti menggunakan zat pewarna alami untuk mengurangi
masalah yang ditimbulkan. Jaringan tumbuhan yang dimaksud seperti batang tumbuhan iler
yang dijadikan sebagai preparat maserasi menggunakan pewarna yang dihasilkan dari filtrat
rimpang temulawak. Batang iler memiliki tekstur yang tidak begitu keras, sehingga mudah
dijadikan untuk preparat, seperti halnya preparat maserasi. Fakta tersebut merupakan upaya
yang dilakukan untuk mengkaji apakah warna yang dihasilkan dari filtrat rimpang temulawak
mampu menjadi pewarna alami sebagai alternatif pada preparat maserasi batang iler.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam
penelitian adalah sebagai berikut:

a) Bagaimanakah bentuk pengembangan dari hasil penelitian penggunaan filtrat rimpang


temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.) sebagai pewarna preparat maserasi batang iler (Coleus
scutellarioides L.) sebagai media pembelajaran biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui bentuk pengembangan dari hasil penelitian penggunaan filtrat rimpang
temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.) sebagai pewarna preparat maserasi batang iler (Coleus
scutellarioides L.) sebagai media pembelajaran biologi dan untuk mengetahui tentang tahapan
pembuatan preparat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Preparat

Preparat Histologi

Preparat Histologi,Preparat Biologi,Preparat Zoologi,Preparat Botani,Preparat microbiologi

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kultur jaringan secara detail dengan
menggunakan bantuan alat Mikroskop.Objek yang di teliti adalah sediaan jaringan yang
dipotong tipis.histologi juga biasa disebut dengan ilmu anatomis mikroskopis.Histologi
sangat berguna dalam mempelajari fungsi fifiologi sel-sel dalam tubuh,baik Manusia,Hewan
serta Tumbuhan.

Di bidang kedokteran ilmu histologi digunakan sebagai penelitian tumor merupakan hasil
dari pemeriksaan (sampel) jaringan. Histologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan
mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.

2.2 Prinsip Kerja Preparat histologi :

- FIKSASI ATAU PENGAWETAN adalah stabilisasi unsur penting pada jaringan


sehingga unsur tersebut tidak terlarut, berpindah, atau mengalami perubahan selama prosedur
selanjutnya.

 TUJUAN FIKSASI
1. Mengawetkan jaringan
2. Mengeraskan jaringan
3. Menghambat proses pembusukan dan autolisir
4. Pemadatan koloid
 JENIS LARUTAN FIKSASI
1. Aldehida
2. Merkuri
3. Alkohol
4. Oxidizing Agents
5. Pikrat
 MACAM-MACAM LARUTAN PENGAWET
1. Larutan Formalin
2. Larutan Muller
3. Larutan Bouin
4. Larutan Zenker Formol (Cairan Helly)
5. Larutan Etil Alkohol
6. Larutan Asam Asetat-Alkohol-Formalin
7. Larutan Heidenhain Susa
8. Larutan Carnoy

- DEHIDRASI adalah proses penarikan molekul air dalam jaringan.

 TUJUAN

Tujuan dari proses dehidrasi adalah agar seluruh ruang-ruang antar sel dalam jaringan
dapat diisi dengan molekul parafin.

 MACAM-MACAM LARUTAN DEHIDRASI


1. Alkohol
2. Sukrosa 20%
3. Metil alkohol atau spiritus

- Clearing adalah proses penjernihan atau mentrasparankan kultur jaringan.Clearing


berfungsi untuk menarik alcohol atau dehidran yang lain dari dalam jaringan agar dapat
digantikan dengan molekul paraffin.

 TUJUAN

Tujuan Clearing adalah agar jaringan dapat dimasukkan kedalam parafin.

 MACAM-MACAM LARUTAN CLEARING


1. Chloroform
2. Benzena dan Xilena
3. Cedarwood Oil
4. Benzil Benzoat
5. Metil Benzoat

- IMPREGNASI adalah proses pengualaran xylem dari dalam jaringan yang akan
digantikan oleh cairabn paraffin.
 TUJUAN IMPREGNASI

Tujuan Impregnasi, yaitu agar jaringan benar-benar bebas dari cairan pembening
karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan
microtome akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.

 MACAM-MACAM ZAT IMPREGNASI


1. Parafin Cair Panas
2. Paraplast
3. Plastik

- BLOCKING adalah proses pembuatan blok preparat dengan menggunakan bahan dari
parafin.

 TUJUAN

Agar mudah diiris saat dipotong dengan microtome.

- SECTIONNING adalah pengirisan blok parafin dengan microtome.

 TUJUAN

Agar jaringan dapat dipotong dengan sangat tipis dan direkatkan pada gelas objek.

- STAINING adalah proses pewarnaan jaringan dengan menggunakan zat warna.

 TUJUAN

Tujuan dari pewarnaan jaringan adalah untuk mempermudah dalam proses penelitian
di mikroskop.
- LABELING adalah pencatatan kembali dengan detail dari jaringan pada gelas kaca atau
preparat seprti nomor registrasi pasien, nama organ, asal sampel, tanggal pembuatan, dll.

Preparat yang sudah diberi label

 TUJUAN

Untuk menghindari kesalahan atau tertukarnya preparat satu dengan yang lainnya
saat pengamatan oleh dokter.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kultur jaringan secara detail dengan
menggunakan bantuan alat Mikroskop.

Tahap pembuatan preparat Histologi

1. Fiksasi
2. Dehidrasi
3. Impregnasi
4. Blocking
5. Sectionning
6. Staining
7. Labeling

3.2 SARAN
Dalam tahap pembuatan preparat Histologi harus diperhatikan cara langkah-langkah
pembuatan dengan benar agar hasilnya sempurna dan tepat.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2

1.3 TUJUAN PREPARAT.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PREPARAT.......................................................................................4

2.2 PRINSIP KERJA PREPARAT HISTOLOGI.............................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................8

2.3 SARAN.......................................................................................................................8

Anda mungkin juga menyukai