MIKROTEKNIK
4.1 Analisa Prosedur (fungsi tiap perlakuan disertai acuan gambar, gambar tiap
perlakuan dari video)
Botol yang digunakan masing-masing diberi label sebagai identitas untuk menghindari
kesalahan teknis kerja. Cork borer digunakan untuk pembuatan silinder dari umbi wortel.
Sampel daun dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm, ukuran disesuaikan dengan diameter cork
borer. Umbi wortel dipotong bagian tengahnya untuk penyisipan bagian daun, umbi wortel
berfungsi penyokong sampel daun agar memudahkan pemotongan sampel. Menurut (Fitriah
dkk., 2017), cork borer merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk pemotongan
sampel dengan alat pengunci yang disertai dengan pengatur untuk penyesuaian ketebalan.
A B C
D E F
Gambar 4.1 Tahapan pembuatan preparat segar A) pelabelan botol, B) pembuatan silinder
umbi wortel, C) silinder umbi wortel, D) sampel daun 1 x 1 cm, E) pemotongan bagian
tengah silinder umbi wortel, F) penyisipan sampel daun
Pengunci silet pada mikrotom dibuka, kemudian silet dimasukkan dan dikunci. Silinder
wortel yang sudah disisipkan sampel dimasukkan ke mikrotom untuk pemotongan sampel,
sebelum sampel dipotong ukur ketebalan sampel dengan memutar pengatur mikrotom.
Spesimen diiris setipis dan secepat mungkin agar ketebalan sampel yang dihasilkan merata.
Irisan spesimen dipisahkan menggunakan kuas yang telah dicelupkan ke dalam akuades agar
sampel tidak rusak saat dipindahkan. Menurut (Khotimah dkk., 2017), akuades tidak berbau,
tidak memiliki rasa, dan bersifat murni, sehingga selain sebagai pelarut akuades juga dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk proses pemisahan sampel.
G H I
J K L
Gambar 4.2 Tahapan pembuatan preparat segar G) pengunci mikrotom dibuka, H) silet
terpasang pada mikrotom, I) ketebalan sampel diatur dengan pengatur, J) pemotongan
sampel, K) perendaman kuas dengan akuades, L) sampel dipisahkan
Irisan spesimen dimasukkan ke dalam botol NaOH 5% selama satu jam untuk clearing
atau penjernihan, hal ini dilakukan agar klorofil luntur sehingga pewarnaan spesimen akan
terlihat jelas nantinya dan untuk memudahkan tahap pewarnaan (Verhertbruggen dkk.,
2017). Irisan dimasukkan ke dalam safranin 0,1% untuk pewarnaan sampel. Sampel
diletakkan pada slide glass dan dilakukan penyerapan kelebihan safranin dengan tisu agar
tidak mengganggu proses pengamatan. Pemberian gliserin 5% berfungsi sebagai agen
perekat yang sifatnya hidrofilik karena sampel segar masih mengandung air karena tidak
melalui tahapan dehidrasi, penutupan dengan cover glass dalam posisi 45° agar tidak
ditemukannya gelembung pada preparate. Preparat diamati pada perbesaran 100x dan 400x.
Menurut (Verhertbruggen dkk., 2017), safranin merupakan pewarna yang akan mewarnai
jaringan sampel menjadi merah, gliserol bersifat higroskopis yang dapat menyerap air dari
lingkungan sehingga preparate tidak mengering.
M N O
P Q R
Gambar 4.3 Tahapan pembuatan preparate segar M) perendaman sampel dengan NaOH 5%,
N) pewarnaan sampel dengan safranin 0,1%, O) penyerapan kelebihan safranin dengan tisu,
P) penambahan gliserin 5%, Q) penutupan dengan cover glass, R) pengamatan dengan
perbesaran 100x dan 400x
4.2 Analisa Hasil (bandingkan hasil praktikum dengan literatur disertai gambar-bentuk,
letak, senyawa yang dihasilkan)
4.2.1 Daun Kemangi
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pewarnaan pada sampel daun kemangi
masih kurang maksimal, hal ini ditunjukkan oleh warna preparat yang masih
dominan berwarna hijau. Menurut (Verhertbruggen dkk., 2017), waktu perendaman
NaOH termasuk faktor yang berpengaruh terhadap hasil pewarnaan sampel. Pada
gambar terdapat trikom yang berada pada bagian epidermis yang berbentuk
meyerupai tanduk. Menurut (Nataren dkk., 2018), trikoma tumbuh atau berasal dari
sel-sel epidermis, sehingga sebagian besar trikoma akan dijumpai pada lapisan
epidermis daun kemangi. Trikoma daun kemangi dilaporkan mengandung
antioksidan dan antimicrobial (Nataren dkk., 2018).
A B
A B
A B
5.1 Kesimpulan
Prinsip pembuatan preparat basah dirumuskan menjadi dua bagian utama, yaitu proses
pembuatan sampel, pewarnaan, dan pembuatan preparat. Pembuatan sampel terdiri dari
proses pengukuran sampel dan pemotongan sampel, untuk pewarnaan melalui proses
perendaman untuk menghilangkan klorofil dan staining. Anatomi bagian aromatik yang
ditemukan pada sampel adalah grandule trichome, kelenjar trikoma merupakan struktur yang
berkembang dari sel protodermal dan tersebar luas pada organ reproduksi dan vegetatif
tanaman. Kelenjar trikoma pada umumnya termasuk multiseluler, terdiri dari sel basal,
tangkai, dan kepala yang terdiferensiasi.
5.2 Saran
Perhatikan arahan asisten dengan baik, agar tidak terjadinya mispersepsi. Perbanyak
bacaan literatur agar memudahkan proses memahami materi topik praktikum. Pastikan untuk
berdoa sebelum dan sesudah berlangsungnya proses praktikum agar ALLAH SWT
memudahkan proses pembelajaran selama praktikum berlangsung dan keberkahan ilmu yang
diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
(Apriani, 2016)
(Slamet dkk., 2013)