Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK
Preparasi Metode Pencet (Squash)

Disusun oleh:
Nama : Mohammad Reza Palevi
NIM : K4321053
Kelas :B

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Laporan Resmi Praktikum
Mikroteknik

I. Judul
Preparasi Metode Pencet (Squash)
II. Tujuan
1. Membuat preparat pembelahan mitosis sel-sel akar bawang merah dengan metode
Squash
2. Membuat preparat pembelahan meiosis anther bunga dengan metode Squash
III. Alat dan Bahan
Alat :
Botol flakon, silet, penggaris, kaca arloji, refrigerator, gelas bekker, bunsen, tripod,
termometer, objek glass, cover glass, penghapus karet, pipet tetes, kapas,nampan,
korek api, mikroskop, nampan

Bahan :
Ujung akar bawang merah,putih dan bombay 1 cm dari ujung ukar (pengambilan variatif
selama 24 jam), acetoorcein dan kristal violet dyes, Fiksatif: Larutan farmer, FAA,
gliserin jelly, aquades, HCL 1N, gliserin, kutek/ cat kuku transparan

IV. Cara Kerja


1. Penanaman
Potong akar bawang merah pada bagian cakramnya. Simpan bawang merah pada
botol plastik/plastik dan masukkan ke dalam kulkas/ruang terbuka jangan diletakkan
dekat matahari. Biarkan selama satu minggu hingga akar tumbuh.
2. Fiksasi
Potong akar yang baru tumbuh dengann ukuran 0,5-1 cm. Masukkan potongan akar ke
dalam flakon yang telah berisi larutan asam asetat 45% (FAA) dalam suhu 5 C
selama 24 jam.
3. Pencucian (Washing)
Keluarkan larutan fiksatif FAA dari dalam flakon menggunakan pipet, ganti dengan
aquades selama 5 menit. Lakukan pengggantian aquades 2-3 kali.
4. Hidrolisa
Dkeluarkan aquades dari proses washing yang terakhir, ganti dengan HCl 1 N.
panaskan pada temperatur 60 C selama kurang lebih dua menit. Lakukan pencucian
dengan aquades 2-3 kali kemudian pewarnaan dengan menggunakan acetoorcein
selama kurang lebih 5 menit.
5. Squashing
Ambil potongan akar, letakkan di atas objek glass tetesi dengan gliserin dan ditutup
dengan cover glass. Tekan cover glass yang tepat di bawahnya ada potongan akar
dengan karet penghapus hingga ujung akarnya hancur.
6. Pemberian label
Nama disebelah kiri cover glass dilekatkan tabel/etiket dan diberi keterangan : nama
spesies, nama kelompok, dsb.
7. Pengamatan
Preparat diamati di mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10x, 45x, dan 100x.
pinggiran cover glass diberi kutek (cat kuku) supaya tidak kering. Preparat yang
menunjukkan hasil yang memuaskan akan dibuat preparat permanennya.
V. Hasil dan Pembahasan
a. Data Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan

Hasil pengamatan ujung


akar pada perbesaran 40x

Hasil pengamatan ujung


akar pada perbesaran
mikroskop 10 x
b. Pembahasan
1. Teknik handling bahan
Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan
cara meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara
keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat
diamati di bawah mikroskop (Suntoro, 1983 : 14). Yang dimana pada
prosesnya terdiri atas pemilihan bahan, kemudian dilanjutkan dengan fiksasi
dan hidrolisis, meremas dan terakhir membuat preparat dengan meremas
(Squashing) bahan tersebut (Abidin, 2014).
2. Pelaksanaan penggunaan Teknik
Pada pelaksanaannya, pemilihan bahan dilakukan dengan
menanam/merendam akar bawang merah ke dalam air untuk kemudian
difiksasi dalam larutan asam asetat (FAA) selama 24 jam setelah seminggu
akar bawang tumbuh. Lalu menghidrolisis akar bawang yang telah difiksasi
serta mewarnainya dengan acetoorcein keudian memencetnya sehingga sel
akar yang dimaksud dapat terlihat.
3. Alasan penggunaan Teknik
Pembelahan mitosis yang terjadi pada setiap sel makhluk hidup adalah tujuan
diadakannya praktikum kali ini. Mitosis adalah proses pembagian genom yang
telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan
sel (Muhlisyah dkk, 2014). proses pembelahan mitosis tersebut dapat dengan
mudah ditemukan dalam ujung akar. Metode preparasi squash juga merupakan
metode preparasi yang tidak sulit dikerjakan dan tidak membutuhkan biaya
yang mahal (Mertha dkk, 2019)
4. Alasan penggunaan kemikalia
Bawang merah digunakan karena bawang merah memiliki struktur akar yang
cukup sederhana, tidak seperti daun yang memiliki banyak jenis sel dan
organel sel yang beragam seperti trikoma dan vakuola (Yuliana, 2019).
Bawang merah juga memiliki kromosom yang besar, tekstur yang lunak,
serta kemudahan dalam mendapatkannya baik dari segi lokasi maupun biaya.
5. Kendala selama praktikum
Kendala yang di alami selama praktikum berlangsung, diantaranya :
 Adanya angin yang membuat nyala bunsen memanaskan kawat kasa yang
dipakai
 Akar-akar bawang yang dipakai menyatu setelah pemberian acetoorcein
 Suhu air yang terus naik selama pemanasan menggunakan bunsen
 Mikroskop yang kurang jelas terlihat di beberapa perbesaran
6. Analisis hasil praktikum (perbandingan dengan gambar referensi)
Hasil yang didapat oleh praktikan tidak sesuai seperti apa yang terdapat pada
gambar referensi. Hal ini dikarenakan berbagai macam hal seperti
pemotongan preparat yang masih terlalu tebal, proses pemencetan yang
kurang sempurna atau kekeliruan dalam pengambilan bahan preparat.

VI. Kesimpulan
Metode squash merupakan metode untuk mendapatkan preparat dengan meremas
suatu jaringan tertentu. Preparat disiapkan berawal dari pemilihan bahan, fiksasi,
pencucian, hidrolisis, dan kemudian mengamati preparat tersebut di bawah
mikroskop. Squash merupakan metode yang tidak sulit untuk dilakukan asalkan
telaten dalam mengerjakannya karena hasil dari preparat akan bergantung ke
seberapa tekun dan sering seorang praktikan mengerjakannya. Bawang merah
yang menjadi objek praktikum dipilih karena murah dan mudah untuk didapatkan.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh bawang merah, metode squash
dapat dilaksanakan dengan lebih maksimal.
VII. Daftar Pustaka
Abidin, A. Z. (2014). Studi indeks mitosis bawang untuk pembuatan media pembelajaran
preparat mitosis. BioEdu, 3(3).
Mertha, I. G., Al Idrus, A., Bahri, S., Sedijani, P., & Rasmi, D. A. C. (2019). Pelatihan
Pembuatan Preparat Squash Ujung Akar untuk Pengamatan Kromosom Pada Guru-Guru
Biologi di Kota Mataram. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 2(4).
Muhlisyah, N., Muthiadin, C., Wahidah, B. F., & Aziz, I. R. (2014). Preparasi kromosom
fase mitosis markisa ungu (Passiflora edulis) varietas edulis Sulawesi
Selatan. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 2(1), 48-55.
Suntoro, S. Handari. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta:
Bhratara Karya Aksara
Yuliana, M. (2019). PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KAYU
SECANG (Caesalpinia sappan) TERHADAP KUALITAS PEWARNAAN PREPARAT
MITOSIS Allium cepa (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
VIII. Pengesahan
Surakarta, Oktober 2022

Asisten Praktikan

Titi Yuliatun Mohammad Reza Palevi


K4319082 K4321053
Lampiran
a. Tangkapan layar abstrak jurnal
b. Dokumentasi praktikum

Anda mungkin juga menyukai