Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT

(Laporan Praktikum Kultur Jaringan)

Oleh

Wevi Yulinda Saraswati


1617021062

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Pengenalan dan Penggunaan Alat


Tanggal Percobaan : 27 Februari 2019
Tempat Percobaan : Laboratorium Kultur Jaringan
Nama : Wevi Yulinda Saraswati
NPM : 1617021062
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok : 5 ( Lima )

Bandar Lampung, 8 Maret 2019


Mengetahui,
Asisten,

Harum Mutmainnah
NPM : 1517021059
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara


mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik
dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak
terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan
jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional.

Alat yang digunakan untu kultur jaringan sangat banyak dan beragam
diantaranya botol kultur, alat diseksi, laminar air flow dan lain sebagainya.
Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat
menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap
alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan,
menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan
menyimpan alat.Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya
pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan.
B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang terdapat di laboratorium


kultur jaringan tumbuhan
2. Untuk mengetahui fungsi alat-alat yang terdapat di laboratorium kultur
jaringan tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam


diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga
perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan
porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat
gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat
lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring,
timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi
masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum (Subroto, 2000).

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian
tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman
dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap (Tribowo,
2008).

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,


khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit
yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah
yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan
mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan
dengan perbanyakan konvensional (Zulkarnain, 2009).

Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan


peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume
aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk
kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki:
1. Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari
pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar
(labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari
gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk
alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong.
2. Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting,
mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan
timbangan kecil.
3. Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent,
timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur,
mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).

Seluruh kegiatan kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Artinya, seluruh
bahan dan alat yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu. Termasuk
ruangan laboratoriumnya dan pekerja yang melakukan. Sterilisasi ruangan
biasanya dilakukan dengan menyalakan lampu UV selama beberapa menit dan
menyemprotkan alkohol 70 . Sementara itu alat dan bahan yang digunakan
disterilkan dengan memanaskan dalam autoclave atau direndam larutan sodium
hipoklorit (kloroks). Bagi para pekerja, sebelum melakukan aktivitas di dalam
laboratorium seluruh permukaan tubuhnya disemprot dengan alkohol 70%
(Ir.Sentot,2008 ).
III. METODOLOGI KERJA

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Februari 2019 pada pukul 09.20
WIB di Laboratorium Kultur Jaringan , Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoclave,
lemari penyimpanan, PH meter, alat diseksi, laminar air flow, botol kultur,
bunsen dan rak botol kultur .

C. Cara Kerja
1. Melihat dan mengamati alat satu persatu, mendengarkan dan mencatat
keterangan yang diberikan oleh asisten tentang alat yang diamati.
2. Menggambar alat satu persatu dan memberi nama.
3. Memberikan keterangan tentang kegunaan alat dan cara kerja alat.
4. Menyerahkan hasil pengamatan alat-alat yang dibuat dalam bentuk gambar
yang dilengkapi dengan keterangan gambar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

No Nama Alat Nama Ruang Kegunaan


1. Persiapan Untuk tempat
kultur jaringan

Botol Kultur
2. Persiapan Sterilisasi alat dan
media

Autoclave
3. Persiapan Menyimpan alat
dan media

Lemari penyimpanan
4. Isolasi Mengukur PH
media

PH meter
5. Isolasi Untuk tempat
kultur jaringan

Cawan petri
6. Isolasi Untuk membuat
media

Beaker glass
7. Isolasi Membuat media

Erlenmeyer
8. Isolasi Memotong planlet
ke media
subkultur

Scapel
9. Isolasi Mengambil
eksplan

Pinset
10. Isolasi Mengambil
eksplan

Spatula
11. Isolasi Tempat untuk
menanamkan
jaringan yang
akan di kultur ke
media dalam
Laminar air flow keadaan steril
12. Isolasi Untuk
memindahkan
larutan ke suatu
medium

Pipet tetes
13. Isolasi Menyaring

Kertas saring
14. Inkubasi Meletakkan botol
kultur yang sudah
berisi media dan
subkultur

Rak botol kultur


15. Inkubasi Umtuk melihat
jaringan tumbuhan

Mikroskop
16. Inkubasi Menghomogenkan
larutan

Shaker
17. Persiapan Menimbang
media yang akan
di gunakan

Neraca analitik
18. Persiapan Menutup botol
kultur saat sudah
diisi media dan
planlate

Wrapping plastik
19. Isolasi Untuk sterilisasi

Bunsen
20. Isolasi Menghomogenkan
larutan

Hot plate
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1. Ruangan di dalam lab kultur jaringan dibagi tiga yaitu ruang persiapan,
isolasi dan inkubasi.
2. Di ruang persiapan terdapat autoclave dan lemari penyimpan.
3. Di ruang isolasi terdapat laminar air flow, PH meter dan alat diseksi.
4. Di ruang inkubasi terdapat rak botol kultur, shaker dan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Brahima. 2011. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.

Ir. Sentot. 2008. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bandung.

Subroto. 2000.  Bioteknologi Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Tribowo. 2008. Kultur Jaringan Tanaman. PT Bumi Angkasa. Jakarta.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. ANDI. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai