Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan
Dosen Pengampu Dr. Ixora Sartika Mercuriani, M. Si.
Disusun oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kultur jaringan adalah salah satu metode yang digunakan dalam
pengembangan Bioteknologi Tumbuhan. Metode ini merupakan prosedur
pemeliharaan dan pertumbuhan jaringan tanaman (sel, kalus, protoplas) serta organ
(batang, akar, embrio) pada kultur aseptis (in vitro). Metode kultur jaringan
diantaranya digunakan untuk perbanyakan tanaman, modifikasi genotip (plant
breeding), produksi metabolit sekunder, pemeliharaan plasma nutfah, penyelamatan
embrio (embryo rescue) (Hartmann dkk., 1997).
Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi steril baik ruang, peralatan,
bahan maupun seluruh rangkaian kerjanya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
eksplan didalam kultur harus selalu dalam kondisi aseptis agar tidak terjadi
kontaminasi. Untuk itu semua tahapan pelaksanaan teknik kultur harus dilaksanakan
di dalam laboratorium yang ideal dan harus ditunjang oleh perlengkapan laboratorium
yang memadai serta tata cara kerja yang teliti. Laboratorium sebaiknya mempunyai
pembagian ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga tiap kegiatan terpisah satu
dengan yang lainnya, tetapi masih dapat saling berhubungan dan mudah dicapai.
Menurut Moeso Suryowinoto (2000) berhasil tidaknya kultur jaringan sangat
bergantung pada keadaan aseptik atau sterilnya komponen-komponen kultur jaringan
yang meliputi eksplan, peralatan yang digunakan maupun ruangan yang digunakan
untuk kultur jaringan. Sterilisasi alat harus dilakukan dalam percobaan kultur jaringan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang dapat merusak kelangsungan percobaan
yang dilakukan di laboratorium. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara, cara tersebut meliputi sterilisasi secara mekanik, kimia, maupun sterilisasi secara
fisik.
Pengenalan alat laboratorium merupakan langkah pertama sebelum melakukan
percobaan atau penelitian di laboratorium. Dengan mengenal alat, praktikan dapat
mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian
atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang
dilakukan. Selain itu, dengan mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat
yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian.
Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari
alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian
yang maksimal.
Selain pengetahuan dan pemahaman akan alat di laboratorium, praktikan juga
dituntut untuk terampil dalam penggunaannya. Hal tersebut harus dibarengi dengan
ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan
hasil yang maksimal.
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai
macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir
resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat
laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus
mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak
terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya (Widhy.2009).
Selain pengenalan alat laboratorium, sebelum melakukan praktikum atau
penelitian kultur jaringan, praktikan diharuskan dapat membuat media. Media
merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan
perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara
umum sangat bergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang
dihasilkan (Tuhuteru,2012). Menurut Siregar (2013), media yang biasa digunakan
adalah Murashige & Skoog (MS), karena media MS digunakan untuk semua macam
tanaman terutama tanaman herbasius. Namun, dalam praktikum kali ini tidak hanya
menggunakan media MS, tetapi juga menggunakan media New Phaleopnoosis (NP)
karena media NP memiliki kemiripan unsur-unsur yang digunakan oleh MS.
Oleh karena itu, dalam praktikum kultur jaringan tumbuhan ini setelah
mengenal dan memahami mengenai alat dan cara penggunaannya maka dilanjutkan
dengan pembuatan media yang akan digunakan untuk tempat tumbuh eksplan.
B. Tujuan
1. Dapat mengenali dan mengetahui alat –alat yang dipakai dalam praktikum kultur
jaringan serta dapat mengetahui fungsi-fungsi dari alat di laboratorium kultur
jaringan.
2. Dapat mengetahui cara pembuatan media MS dan media NP dalam praktikum
kultur jaringan tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2 Rak Inkubator
Tempat pemeliharaan eksplan pada
media baik pada tahap induksi,
multiplikasi maupun tahap
perakaran
3
LAF (Laminar Airflow)
Untuk kegiatan isolasi tanaman,
sterilisasi dan penanaman eksplan
dalam media
Tabel 2. Alat dan bahan sterilisasi
No Gambar Keterangan
1 Botol Jam
Tempat pertumbuhan eksplan
2 Petridish
Tempat pertumbuhan eksplan
5 Timbangan Analitik
6 pH Stik
Barahima, Abbas. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Bandung: Alfabeta
Campbell, et al. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Gamborg OL, Shyluk JP. 1981.Nutrion, media and characteristic of plant cell and tissue
culture. Di dalam: Thorpe TA (ed). Plant Tissue Culture Methods and Aplication in
Agriculture. New York: Academic Pr
Heddy, Suwarsono. 1991. Hormon Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kadhimi, Ahsan, et al. 2014. Tissue Culture and Some of The Factors Affecting Them and
The Micropropagation of Strawberry. Life Science Journal. Vol: 11(8).
Laisina, Jane K. J. 2010. Perbanyakan Ubi Jalar secara In Vitro dengan Menggunakan
Media yang Murah. Ambon: Universitas Pattimur. Vol. 06 No. 02. Hal. 63-67.
Mirsadiq, L. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Press.
Patel, H., R. Krishnamurthy,. 2013. Elicitors in Plant Tissue Culture. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry.Vol: 2(2).
Suryowinoto, Moeso. 2000. Pemulihan Tanaman Secara In Vitro. Kanisius. Yogyakarta.
Torres, K. C. 1989. Tissue Culture Techniques for Horticultural Crops. New York: Van
Nostrand Reinhold.
Tuhuteru,S.,M.I.Hehanussa, dan S.H.T. Raharjo.2012. Perttumbuhan dan Perkembangan
Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In Vitro dengan Beberapa
Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia 1(1):1-12
Widhy.2009. Pengertian Alat dan Bahan di Laboratorium IPA. Yogyakarta. UNY
LAMPIRAN