Anda di halaman 1dari 10

IV.

Prosedur Pembuatan Kultur Jaringan

a) Alat dan Bahan


Sebelum melakukan proses pengkulturan pada tanaman wortel,terlebih dahulu perlu
dipersiapkan alat dan bahan untuk melakukan hal tersebut.Alat dan bahan yang diperlukan
antara lain:

Alat Bahan
- Cawan Petri - Wortel
- Penggaris - Betadin
- Toples Selai - Bayclean
- Tabung Erlenmeyer - Alkohol
- Gunting/pisau - NA

b) Cara pembuatan
Berikut ini adalah langkah-langkah yagn harus dilakukan untuk melakukan pengkulturan
pada tanaman wortel :

1. Siapkan alat yang sudah di sterilkan dan bahan


2. Pilih wortel yang baik, ambil emplur yang dekat dengan akar setinggi 5 cm,
kemudian di potong wortel 1 cm X 1 cm
3. Masukan emplur wortel kedalam cawan petri berisi Alkohol 5 ml, selama 5 menit
4. Masukan emplur wortel kedalam cawan petri berisi Betadine 5 ml, selama 10 menit
5. Masukan emplur wortel kedalam cawan petri berisi Bayclin 5 ml, selama 20 menit
6. Emplur wortel pada cawan petri yang berisi media NA
7. Masukan di letakkan dileminar air flow 30 menit dengan betadin, 30 menit dengan
bayclin.
8. Bakal jar.eksplan di inkubasi dengan suhu 37°C selama 3 hari
9. Pindahkan ke rak sampai dengan 7 hari
10. Jika mulai tumbuh akar baru kemudian di pindahkan ke toples
11. Masukan dalam tempat yang sejuk
12. Setelah tumbuh seperti daun kecil selama 3 minggu sampai 1 bulan
13. Pindahkan pada media tanam
Berikut ini adalah skema proses pembuatan kultur jaringan pada tanaman wortel
C )Kesimpulan
Dari uraian diatas maka,dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
 Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti daun, mata tunas,dsb.
 Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
 Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
dan hormon.
 Dalam praktikum kultur jaringan ini menggunakan emplur wortel hal ini di
karenakan dalam penanamannya mudah, dan bahan mudah di dapat.
 Dari hasil pengamatan selama 3 hari ternyata tidak ada tanda-tanda tunas baru. Hal
ini dikarenakan terkontaminasi, mungkin dalam penanaman eksplan kurang hati-hati
dan kurang steril maka praktikum kali ini tidak membuahkan hasil.

V Daftar Pustaka
Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi
tanaman lengkap.
Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel
tumbuhan.Totipotensi merupakan kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu
yang sempurna.
Dasar teori kultur jaringan,yaitu :

 Sel dari suatu organisme multiseuler di manapun letaknya,sebenarnya sama


dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (setiap sel berasal dari
satu sel ).
 Teori totipotensi sel ( total genetic potential ) , artinya setiap sel memiliki
potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
 Pada tumbuhan masih terdapat sel atau jaringan yang belum berdiferensiasi ,
yaitu jaringan meristem dan jaringan dasar ( parenkim )yang masih aktif
membelah.

A,.Jenis Kultur Jaringan

Berdasarkan jenis eksplan ( sel atau jaringan dasar ),jenis kultur jaringan dapat
dibedakan menjadi:

1. Meristem culture ,yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan


eksplan dari jaringan muda atau meristem
2. Pollen atau anther culture ,yaitu teknik kultur jaringan dengan
menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari
3. Protoplast culture ,yaitu teknik kultur jaringan dengan dengan
menggunakan eksplan dari protoplasma ( sel hidup yang telah dihilangkan
dinding selnya )
4. Chloroplast culture , yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan
eksplan kloroplas untuk tujuan perbaikan sifat tanaman dengan membuat
varietas baru
5. Somatic cross atau silangan protoplasma , yaitu penyilangan dua macam
protoplasma menjadi satu,kemudian dibudidayakan hingga menjadi
tanaman yang mempunyai sifat baru.

B. Alat dan Bahan Kultur Jaringan

Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kultur jaringan


1. Alat Pembuatan Media
2. Alat Persiapan Eksplan (Inisiasi)
3. Alat Penanaman (Inokulasi)
4. Alat Inkubasi
5.Alat Aklimatisasi
1. Alat Pembuatan Media
NO ALAT FUNGSI
Untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan
kimia dan air aquades dalam pembuatan media.
1. Gelas becker/piala
Ukuran gelas piala bervariasi, 100ml, 300ml,
1000ml, 2000ml.
2. Pipet Untuk mengambil cairan.
Untuk menimbang bahan kimia yang diperlukan
3. Timbangan
dalam pembuatan media kultur.
Untuk mengambil bahan kimia yang diperlukan
4. Spatula
dalam pembuatan media kultur.
Untuk mengukur pH media ketika membuat
5. Indicator pH/ lakmus
media.
Untuk mengaduk media saat persiapan dan saat
6. Sendok kaca
pemanasan.
7. Panci Tempat memasak media.
8. Kompor Untuk pemanas saat memasak media.
Untuk mensterilkan semua peralatan dan media
9. Autoklaf kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur
jaringan.
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam
10. Botol kultur
eksplan.
Untuk penutup pada botol kultur dan sebagai
11. Plastik dan karet tahan panas
pengikat plastik dengan botol kultur.
2. Alat Penyiapan Eksplan (Inisiasi)
NO ALAT FUNGSI
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam
1. Botol kultur
eksplan.
2. Scalpel Untuk pemotongan eksplan
3. Gunting Untuk memotong eksplan
3. Alat Penanaman (Inokulasi)
NO ALAT FUNGSI
Untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam
1. Laminar air flow/enkas kondisi steril atau melakukan sub kultur yang
dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
2. Pinset Untuk mengambil eksplan.
Untuk mengambil eksplan berupa biji/plb
3. Spatula
anggrek.
Tempat untuk memotong-motong eksplan yang
4. Petridish
akan di tanam dalam botol kultur.
Untuk menggarang/membakar alat-alat kultur,
seperti alat-alat diseksi ketika melakukan
5. Bunsen
penanaman sehingga peralatan tersebut tetap
steril.
4. Alat Inkubasi
NO ALAT FUNGSI
Tempat untuk menyimpan botol-botol berisi
1. Rak kultur eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan
pemanfaatan ruangan yang ada.
Untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil
2. Air conditioner (AC)
sesuai dengan kondisi suhu untuk kultur jaringan.
Untuk memberikan penerangan dan cahaya bagi
3. Lampu
pertumbuhan tanaman.
Untuk mengatur waktu penyinaran pada tanaman
4. Timer listrik
kultur.
5. Termometer suhu ruangan Untuk mengetahui suhu ruangan
5. Alat Aklimatisasi
NO ALAT FUNGSI
Untuk tempat plantlet yang telah dikeluarkan dari
1. Ember
botol yang akan dicuci.
Tempat perendaman plantlet dengan fungisida dan
2. Gelas becker/piala
bakterisida.
3. Pinset Untuk mengeluarkan plantlet dari botol kultur.
4. Timbangan Untuk menimbang fungisida dan bakterisida.
Untuk mengaduk larutan fungisida dan
5. Pengaduk kaca
bakterisida.
6. Pot try Tempat menanam plantlet.
Alas untuk mengeringkan tanaman yang sudah di
7. Kertas koran
rendam.

C. Bahan yang digunakan dalam praktek kultur jaringan antara lain:

1. Bahan untuk membuat media MS praktis


2. Bahan persiapan dan sterilisasi Eksplan
3. Bahan penanaman (Inokulasi)
4. Bahan aklimatisasi
1. Bahan Pembuatan Media

 Media MS jadi, bahan kimia untuk pembuatan media, hyponex


 Gula
 Agar
 Air

2. Bahan untuk Sterilisasi Eksplan

 Eksplan
 Air
 Fungisida
 Bakterisida
 HgCl2
 Klorox/pemutih pakaian
 Alkohol

3. Bahan Penanaman (Inokulasi)

 Alkohol
 Air steril
 Betadin
 Eksplan

4. Bahan Aklimatisasi

 Tanaman
 Air
 Fungisida
 Bakterisida
 Media (mos, pakis, arang, sterofom)

D. Teknik Kultur Jaringan

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah:
1. Sterilisasi
Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang
steril,yaitu di Laminar air flow cabinet dengan menggunakan alat-alat yang
juga seteril.Sterilisasi peralatan dapat dilakukan dengan pemanasan di dalam
autoklaf serta pencelupan ke dalam etanol atau larutan kaporit.Strelisasi
eksplan dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol,bahan pemutih
pakaian,atau HgCl2.Laburan yang melakukan kultur jaringan juga harus
membersihkan anggota tubuhnya sebelum bekerja.
2. Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral,
vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media tanam tersebut dapat berupa larutan
(cair) atau padat. Media cair berarti campuran-campuran zat kimia dengan air
suling, sedangkan media padat adalah media zat cair tesebut ditambah dengan
zat pemadat agar.Media yang dugunakan juga harus disterilkan dengan cara
dipanaskan menggunakan autoklaf.Media yang sudah jadi ditempatkan pada
tabung reaksi atau botol-botol kaca.

3. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas.
4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam
eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak
dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari
untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi
akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur)
atau busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke


bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit
dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama
dengan pemeliharaan bibit generatif.

E.Keunggulan Pembibitan dengan Teknik Kultur Jaringan

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,

khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang

dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:

 Mempunyai sifat yang identik dengan induknya,

 Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu

membutuhkan tempat yang luas

 Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat

 kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin

 Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan

konvensional

 Pengadaan bibit tidak tergantung pada musim

F. Manfaat dan Kelemahan


a. Manfaat
Kultur jaringan memiliki manfaat yang besar bagi manusia sesuai fungsinya.
Melalui kultur jaringan ini, dapat dibudidayakan tanaman yang memiliki sifat
sama dengan induknya. Tentu saja sifat yang diinginkan ini sifat yang unggul,
contohnya saja pada wortel. Para petani menginginkan wortel yang berukuran
besar dan berwarna menarik. Melalui teknik kultur jaringan, dapat diperoleh
tanaman seperti itu. Syaratnya tentu saja mengambil eksplan dari induk yang
memiliki sifat unggul tersebut.
b. Kelemahan
Selain memberikan banyak manfaat teknik kultur jaringan ini juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya adalah dibutuhkannya biaya yang relatif
besar untuk pengadaan laboratorium, selain itu juga memerlukan keahlian
khusus untuk pengerjaannya dan tanaman yang dihasilkan berukuran kecil
dengan kondisi aseptik, terbiasa dilingkungan hidup dengan kelembaban
tinggi dan relatif stabil sehingga perlu perlakuan khusus setelah aklimatisasi
dan perlu penyesuaian lagi untuk kelingkungan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai