Anda di halaman 1dari 19

PENUNTUN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN TUMBUHAN

OLEH :
Yunita,S.Si., M.Sc
Dr. Betty Mauliya Bustam, M.Sc
Ir. Fasnurussalami

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
BAB I
PERKECAMBAHAN

Tujuan : 1. Mengamati pengaruh air terhadap proses perkecambahan


2. Mengamati pengaruh cahaya terhadap proses perkecambahan
3. Mempelajari beberapa metode untuk memecahkan dormansi biji
4. Mengamati tipe-tipe perkecambahan

Landasan Teori

Benih dikatakan berkecambah apabila sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya yaitu
plumula dan radikula yang keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu sesuai dengan
ketentuan ISTA (International Seed Testing Association).Proses perkecambahan benih
merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan
biokimia. Proses metabolisme terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme dimana pada
katabolisme terjadi proses perombakan cadangan makanan sehingga menghasilkan energi
ATP sedangkan pada anabolisme terjadi sintesa senyawa protein untuk pembentukan sel-sel
baru pada embrio. Kedua proses ini terjadi secara berurutan pada tempat yang berbeda.

Perkecambahan dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan
hidrasi oleh protoplasma. Proses penyerapan air oleh biji merupakan proses imbibisi yang
disebabkan oleh perbedaan potensi air antara benih dengan media sekitarnya, sehingga kadar
air dalam benih mencapai presentase tertentu. Akibat terjadinya imbibisi, kulit biji akan
menjadi lunak dan retak-retak.

Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel terhadap air dengan tekanan
osmosis tertentu. Serapan air dan berbagai proses biokimia yang berlangsung pada benih
pada akhirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan kecambah menjadi
tanaman muda (bibit), kecuali jika benih tersebut dalam keadaan dorman. Adanya air sangat
dibutuhkan pada proses perkecambahan, namun tidak demikian dengan cahaya. Cahaya
matahari secara langsung, tidak dibutuhkan pada proses perkecambahan. Hal ini disebabkan
karena saat perkecambahan, benih memperoleh energi untuk berkecambah melalui
perombakan cadangan makanan yang terdapat pada endosperm. Proses perombakan cadangan
makanan ini dibantu oleh hormon-hormon. Sebahagian hormon seperti auksin, akan terurai
jika terkena cahaya matahari secara langsung.
1
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah
walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan
bagi suatu perkecambahan.Berbagai teknik untuk mematahkan dormansi fisik antara lain
seperti: perlakuan mekanis (skarifikasi), air panas dan perlakuan kimia.

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan
hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.Pada perkembangan embrio saat berkecambah,
bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi
akar.Tipe perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai berikut.
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah.
Contoh: perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata)
b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (Hipogeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula muncul ke permukaan tanah sedangkan kotiledon tinggal di
dalam tanah.
Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), Jagung (Zea mays)

Praktikum 1. Imbibisi
Alat dan Bahan:
1. Cawan petri sebanyak 4 buah
2. Kapas untuk media
3. Air (bukan aquadest)
4. Benih Jagung (Zea mays) dan Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)
5. Kertas label

Cara Kerja:
1. Sediakan biji kacang hijau dan jagung masing-masing sebanyak 10 butir. Pilih yang
sehat dan kemungkinan besar akan berkecambah.
2. Lakukan perendaman pada lima (5) butir dari masing-masing biji kacang hijau dan
jagung selama 1 malam.
3. Pada saat praktikum tempatkan kapas yang telah dibasahkan di atas 4 cawan petri,
masing-masing:
a. Biji kacang hijau yang direndam
2
b. Biji kacang hijau tidak direndam
c. Biji jagung yang direndam
d. Biji jagung yang tidak direndam
4. Tandai masing-masing cawan petri dengan kertas label.
5. Lakukan pengamatan perkecambahan setiap hari selama 7 hari. Sangat disarankan
mengambil gambar (potret) untuk penulisan laporan.

Catatan:basahi kapas setiap hari biar tidak kering

Tugas: Buatlah laporan tentang pengaruh imbibisi terhadap perkecambahan.

Praktikum 2. Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan


Alat dan Bahan:
1. Cawan petri sebanyak 4 buah
2. Kapas untuk media
3. Air (bukan aquadest)
4. Benih Jagung (Zea mays) dan Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)
5. Kertas label
6. Aluminium foil

Cara Kerja:
1. Sediakan biji kacang hijau dan jagung masing-masing sebanyak 10 butir. Pilih yang
sehat dan kemungkinan besar akan berkecambah.
2. Lakukan perendaman pada seluruh biji kacang hijau dan jagung yang akan digunakan
untuk praktikum, selama 1 malam.
3. Tempatkan kapas yang telah dibasahkan pada cawan petri yang dipakai untuk
percobaan.
4. Pada saat percobaan, sebahagian cawan petri dibungkus dengan aluminium foil,
sebahagian lagi tidak.
5. Tempatkan cawan-cawan petri percobaan pada tempat yang terkena matahari
langsung.
6. Tandai masing-masing cawan petri dengan kertas label.

3
Praktikum 3. Pemecahan Dormansi
Alat dan Bahan:
1. Cawan petri sebanyak 9pasang
2. Kapas untuk media
3. Air (bukan aquadest)
4. Biji bunga merak (Caesalpinia Pulcherrina), biji petai cina (Leucaena leucocephala), dan
biji kacang hijau (Vigna radiata).
5. Kertas pasir.
6. Larutan H2SO4 pekat
7. Kertas label

Cara Kerja:
Pada praktikum ini dilakukan dua pengamatan.
A. pengaruh skarifikasi
1. Sediakan 3 media perkecambahan (cawan petri dengan kapas basah).
2. Ambillah 5 butir dari masing-masing biji, lakukan scratching (gesekan) kulit biji pada
kertas pasir.
3. Tempatkan biji tersebut pada cawan petri.
4. Tandai masing-masing cawan petri dengan kertas label.
5. Lakukan pengamatan perkecambahan setiap hari selama 7 hari. Sangat disarankan
mengambil gambar (potret) untuk penulisan laporan.

B. pengaruh perendaman dalam asam kuat


1. Sediakan 3 media perkecambahan (cawan petri dengan kapas basah).
2. Ambillah 5 butir dari masing-masing biji, lakukan perendaman dalam asam kuat
selama 5 menit.
3. Tempatkan biji tersebut pada cawan petri.
4. Tandai masing-masing cawan petri dengan kertas label.
5. Lakukan pengamatan perkecambahan setiap hari selama 7 hari. Sangat disarankan
mengambil gambar (potret) untuk penulisan laporan.

C. Kontrol
1. Sediakan 3 media perkecambahan (cawan petri dengan kapas basah).
4
2. Tempatkan biji tersebut pada cawan petri.
3. Tandai masing-masing cawan petri dengan kertas label.
4. Lakukan pengamatan perkecambahan setiap hari selama 7 hari. Sangat disarankan
mengambil gambar (potret) untuk penulisan laporan.

Catatan: basahi kapas setiap hari biar tidak kering

Praktikum 4. Tipe Perkecambahan


Alat dan Bahan:
1. Aqua gelas sebanyak dua buah.
2. Tanah subur sebagai media tanam.
3. Biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji jagung (Zea mays).
4. Kertas label.

Cara Kerja:
1. Isilah aqua gelas dengan tanah.
2. Semai sekurang-kurangnya 3 biji kacang hijau dan jagung pada aqua gelas yang
berbeda.
3. Siram secukupnya.
4. Lakukan pengamatan setiap hari sampai biji tersebut berkecambah sempurna dan
tumbuh menjadi tanaman muda. Perhatikan tipe perkecambahannya. Sangat
disarankan mengambil gambar (potret) untuk penulisan laporan.

Tugas: Buatlah laporan tertulis.

5
BAB II
ORGANOGENESIS AKAR

Tujuan: 1. Untuk mengamati sitem perakaran


2. untuk mengamati struktur primer akar
3. untuk mengamati struktur sekunder akar

Landasan Teori:

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman.Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apex di ujung akar embrio (radikula) dalam biji yang
berkecambah.Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar
menjadi akar tunggang.Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dansegera
mengering.

Pada penampang melintang melalui akar primer (yang belum mengalami penebalan
sekunder) menunjukkan struktur dari luar ke dalam: epidermis, korteks, dan silinder pusat
(stele).

Pertumbuhan sekunder pada akar terdiri atas pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh
kambium pembuluh dan pembentukan periderm oleh felogen.Pembentukan periderm
mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya dibentuk pertama kali dalam
perisikel.Pembentukan floem pada daerah tersebut mengakibatkan korteks terdorong keluar
dan akhirnya rusak serta tanggal bersama dengan epidermis dan endodermis.

Praktikum 1. Sistem Perakaran


Alat dan Bahan:
1. Polybag besar sebanyak enam buah.
2. Tanah subur sebagai media tanam.
3. Biji kacang hijau (Vigna radiata) dan biji jagung (Zea mays).
4. Kertas label.

Cara Kerja:
1. Isilah polybag dengan tanah.
6
2. Semai sekurang-kurangnya 5 biji kacang hijau dan jagung pada polybag yang
berbeda.
3. Siram secukupnya.
4. Lakukan pengamatan setiap satu minggu sekali dengan mencabut 1 tanaman dengan
hati-hati. Amati kondisi perakarannya.
5. Lakukan pengamatan selama 6 minggu. Sangat disarankan mengambil gambar
(potret) untuk penulisan laporan.

Tugas: Buatlah laporan tertulis.

Praktikum 2. Struktur primer akar


Alat dan Bahan:
1. Akar tumbuhan jagung (Zea mays) dan kacang hijau (Vigna radiata) yang berumur 1-
3 minggu.
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Aquadest
4. Pisau silet tajam

Cara kerja:
1. Ambillah akar jagung dan kacang hijau muda. Pengambilan harus dilakukan dengan
hati-hati akar akar tidak rusak.
2. Sebelum melakukan penyayatan amati struktur luar dari akar tersebut.
3. Sayatlah penampang melintang akar pada bagian ujung dengan menggunakan pisau silet
setipis mungkin. Untuk membantu penyayatan dapat menggunakan gabus. Letakkan hasil
sayatan pada kaca benda, lalu tetesi sedikit air. Tutup dengan kaca penutup.
4. Lakukan pengamatan struktur akar setiap minggu dibawah mikroskop.

Tugas: gambarlah hasil pengamatan dan buatlah laporan tertulis.

7
Praktikum 3. Struktur sekunder akar
Alat dan Bahan:
1. Akar tumbuhan jagung (Zea mays) dan kacang hijau (Vigna radiata) yang berumur4-
6 minggu.
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Aquadest
4. Pisau silet tajam

Cara kerja:
1. Ambillah akar jagung dan kacang hijau dewasa. Pengambilan harus dilakukan dengan
hati-hati akar akar tidak rusak.
2. Sebelum melakukan penyayatan amati struktur luar dari akar tersebut.
3. Sayatlah penampang melintang akar pada bagian pangkal akar dengan menggunakan
pisau silet setipis mungkin. Untuk membantu penyayatan dapat menggunakan gabus.
Letakkan hasil sayatan pada kaca benda, lalu tetesi sedikit air. Tutup dengan kaca
penutup.
4. Lakukan pengamatan struktur akar setiap minggu dibawah mikroskop.

Tugas: gambarlah hasil pengamatan dan buatlah laporan tertulis.

8
BAB III
ORGANOGENESIS BATANG

Tujuan : 1. Mengamati struktur primer batang


2. Mengamati struktur sekunder batang
Landasan Teori :

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik
tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan tunas terminal. Di bagian batang yang lebih
tua, daun terdapat berjauhan, dimana terbentuk: buku (nodis) tempat melekatnya daun dan
ruas inter-nodus), yaitu bagian batang diantara dua buku yang beurutan.

Struktur dan fungsi akar sangat beragam tergantung pada spesiesnya.Tetapi ada struktur dasar
yang dimiliki oleh semua jenis batang, yaitu batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal,
jaringan dasar, dan jaringan pembuluh.Perbedaan struktur primer batang pada spesies yang
berlainan didasari oleh perbedaan dalam jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh.
Sistem jaringan pembuluh pada batang primer berupa sejumlah berkas yang jelas terpisah
satu sama lain dan dinamakan sebagai ikatan pembuluh (fasikel). Pada gymnospermae dan
dikotil, letak ikatan pembuluh berada dalam lingkaran, sedangkan pada monokotil terletak
tersebar.

Praktikum 1. Struktur primer batang


Alat dan Bahan:
1. Batang mudakembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Aquadest
4. Pisau silet tajam

Cara kerja:
1. Ambillah tumbuhan kembang sepatu muda. Sebelum melakukan penyayatan amati
struktur luar daribatangtersebut.
2. Sayatlah penampang melintang batang pada bagian ujung yang masih berwarna hijau dengan
menggunakan pisau silet setipis mungkin. Untuk membantu penyayatan dapat menggunakan

9
gabus. Letakkan hasil sayatan pada kaca benda, lalu tetesi sedikit air. Tutup dengan kaca
penutup.
3. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop.

Tugas: gambarlah hasil pengamatan dan buatlah laporan tertulis.

Praktikum 2. Struktur sekunder batang


Alat dan Bahan:
1. Batang dewasa kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Aquadest
4. Pisau silet tajam

Cara kerja:
1. Ambillah batang kembang sepatu dewasa.
2. Sebelum melakukan penyayatan amati struktur luar dari batang tersebut.
3. Sayatlah penampang melintang batang pada bagian yang sudah tua dengan menggunakan
pisau silet setipis mungkin. Letakkan hasil sayatan pada kaca benda, lalu tetesi sedikit air.
Tutup dengan kaca penutup.
4. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop.

Tugas: gambarlah hasil pengamatan dan buatlah laporan tertulis.

10
BAB IV
ORGANOGENESIS DAUN

Tujuan : mengamati arah perkembangan stomata

Landasan Teori :

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat beragam struktur anatomi dan
morfologinya.Pada sebagian besar Angiospermae struktur daun dapat dibedakan menjadi
dasar daun, tangkai daun, dan helai daun.Bentuk, struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut
digunakan di dalam pengklasifikasian daun.

Ciri paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya segera terhenti.Pada
beberapa tumbuhan paku, meristem tersebut tetap aktif selama waktu yang cukup lama.Pada
jenis paku lainnya seperti Ophyoglosum dan pada spermatophita aktivitas meristem apical
daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan
interkalar marjinal.

Seperti pada akar dan batang, daun terdiri atas sistem jaringan dermal yakni epidermis;
jaringan pembuluh; dan jaringan dasar yang disebut mesofil.Karena daun tidak mengalami
penebalan sekunder, epidermis tetap bertahan sebagai system dermal.

Stomata merupakan hasil diferensiasi dari sel-sel epidermis daun.Stomata pada daun mulai
berkembang menjelang aktivitas meristematik pada epidermis selesai dan terus berkembang
selama beberapa waktu, di saat daun memnajang dan meluas karena pembesaran sel. Pada
daun yang bertulang sejajar yang mmiliki stomata yang tersusun dalam deretan memanjang,
pembentukan stomata di mulai di ujung daun dan dilanjutkkan kea rah dasar daun atau
basipetal. Pada daun bertulang jala, seperti pada kebanyakan dikotil, stomata terdapat dalam
taraf perkembangan yang berbeda-beda.

Praktikum 1.Arah perkembangan stomata


Alat dan Bahan:
1. Daun muda dan daun dewasaalamanda (Allamanda sp.).
2. Daun muda dan daun dewasa jagung (Zea mays)
3. Kaca benda dan kaca penutup
4. Aquadest

11
5. Pisau silet tajam

Cara kerja:
1. Ambillah daun muda dan daun dewasaAllamanda sp. dan jagung.
2. Sayatlah permukaan bawah pada bagian pangkal dan ujung daun Allamanda sp. setipis
mungkin,
3. Letakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi sedikit aquades, tutup dengan kaca penutup,
lalu amati melalui mikroskop,
4. Lakukan pengamatan dengan pembesaran 10x10 dan hitunglah jumlah stomata dalam bidang
pandang.

Tugas: gambarlah hasil pengamatan dan buatlah laporan tertulis.

12
BAB V
BUNGA

Tujuan : mengamati dan memahami bunga lengkap dan bunga tak lengkap, serta
bunga sempurna dan tidak sempurna.

Landasan Teori :

Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan beberapa
perubahan dalam pengaturan apeks pucuk.Bunga dianggap ranting yang bersumbu pendek
dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya.Modifikasi ini
disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon
tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik)
secara bersama-sama dalam satu organ.Bunga yang demikian disebut bunga banci atau
hermafrodit.Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama
bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
 Kelopak bunga atau calyx;
 Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
 Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria)
berupa benang sari;
 Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah
wanita") berupa putik.

Praktikum
Alat dan Bahan:
1. Bunga kelapa (Cocos nucifera)
2. Bunga tasbih (Canna sp.)
3. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
4. alat tulis

13
Cara Kerja:
1. Amati setiap bunga yang dibawa pada praktikum
2. Pilah bunga tersebut ke dalam kelompok: bunga lengkap, bunga tidak lengkap, dan
bunga tidak sempurna.
3. Gambarlah dan buatlah keterangan gambar.

Tugas: Gambar dan Laporan tertulis

14
BAB VI
PERKECAMBAHAN SERBUK SARI

Tujuan : 1. Mengamati perkecambahan serbuk sari secara in vitro


2. Mengamati viabilitas serbuk sari.
Landasan Teori :

Serbuk sari atau pollen (bahasa Inggris) merupakan alat penyebaran dan perbanyakan
generatif dari tumbuhan berbunga.Serbuk sari merupakan modifikasi dari sel sperma.Secara
sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti
vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II.Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua
lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang di bagian luar) untuk
mencegahnya mengalami dehidrasi.

Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination), adalah jatuhnya serbuk sari
pada permukaan putik. Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi
tumbuhan berbiji.Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh
serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Selanjutnya dalam bakal biji akan
berlangsung proses pembuahan.

Serbuk sari yang baik diperoleh dari kuncup bungan yang sudah dewasa (hampir mekar).Pada
saat tersebut ruang sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari yang memiliki daya
tumbuh yang tinggi. Semakin lama serbuk sari berada di alam bebas (tidak pada kepala sari
atau putik), maka semakin berkurang daya pertumbuhannya sampai suatu saat tidak dapat
tumbuh sama sekali. Viabilitas serbuk sari dapat diketahui dengan menumbuhnkannya secara
in vitro.

Praktikum :
1. Serbuk sari dari beberapa tumbuhan tertentu, misalnya tomat
(Lycopersicumesculentum Mill.).
2. Agar-agar ± 1% dengan sukrosa 10 %
3. Gelas Beker
4. Hot plate
5. Air
15
6. Pengaduk
7. Cawan Petri
8. Tusuk gigi
9. Kaca benda dan penutupnya
10. Mikroskop Cahaya

Cara Kerja:
1. Panaskan larutan sukrosa 10% dan agar-agar ± 1%, sampai agar-agar larut.
2. Pilih jenis bunga yang akan diamati dan mengambil putik dimana akan diambil serbuk
sarinya.
3. Teteskan larutan agar-agar tersebut pada gelas objek.
4. Ambil benang sari dengan tusuk gigi dan menaburkan serbuk sari pada media agar-
agar yang telah dibuat.
5. Letakkan kertas saring basah pada alas cawan petri untuk menjaga kelembaban serbuk
sari.
6. Simpan gelas benda di atas kertas saring dengan diganjal tusuk gigi pada kedua
ujungnya.
7. Tutup cawan petri lalu tiap 5 menit serbuk sari dikeluarkan.
8. Amati serbuk sari di bawah mikroskop setiap interval waktu 5 menit sampai serbuk
sari berkecambah.
9. Catat waktunya dalam tabel.
10. Pilih beberapa serbuk sari untuk dijadikan fokus pengamatan dan catat pertumbuhan
totalnya pada interval waktu 10 menit selama 60 menit.
11. Kembalikan preparat ke dalam cawan tertutup saat tidak dilakukan pengamatan.

Tugas: Laporan tertulis.

16
BAB VII
UJI KEMATANGAN KEPALA PUTIK

Tujuan : 1. Mempelajari tahapan pengujian kematangan kepala putik.


2. Mengetahui masa optimal reseptivitas kepala putik bunga lili hujan
(Zephyranthes candida (Lindl.) Herb.)

Landasan Teori :
Informasi mengenai tahapan pembungaan terutama perkembangan bunga merupakan
informasi yang sangat penting bagi pengembangan pengetahuan tentang suatu tanaman
maupun untuk kepentingan sains (Monalisa, 2017).

Fenologi bunga merupakan kajian yang sangat penting dalam proses pemuliaan tanaman.
Aspek fenologi bunga yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses penyerbukan adalah:
mengetahui viabilitas serbuk sari dan masa reseptivitas putik.

Pada praktikum ini, pengamatan masa kematangan putik menggunakan bunga lili hujan
(Zephyranthes candida (Lindl.) Herb.). Z.candida adalah salah satu spesies dari famili
Amarylidaceae yang biasanya mekar setelah musim hujan (Sindiri, et.al, 2013). Berdasarkan
penelitian Aminah (2018), uji reseptivitas kepala putik bunga Z. candida menunjukkan hasil
maksimal pada fase bunga H+1.

Praktikum :
Alat dan Bahan:
1. Cawan petri
2. Pinset
3. Pipet tetes
4. Mikroskop cahaya
5. Kamera dan alat tulis
6. Kepala putik bunga lili hujan
7. Larutan H2O2 3%

Cara Kerja:
1. Ambillah kepala putik dengan menggunakan piset.

17
2. Letakkan di atas cawan petri.
3. Teteskan larutan H2O2 3% hingga menutupi (merendam) seluruh kepala putik.
4. Tunggu selama sekitar 5 menit.
5. Amati dan hitung jumlah gelembung yang muncul.

Tugas: Laporan tertulis.

Referensi:
Aminah, 2018. Uji Kematangan Serbuk Sari dan Kepala Putik pada Tanaman Lili Hujan
(Zephyranthes candida (Lindl.) Herb.). Tugas Akhir. Jurusan Biologi, FMIPA, Unsyiah.
Banda Aceh.

Monalisa, 2017.

Sindiri, M. K., Machavararapu, M. And Vangalapati, M. 2013. Antibacterial Activity of


Methanolic Extracts of Zephyranthes candida. Asian Journal of Pharmaceutical and
Clinical Research. 6:112-113.

18

Anda mungkin juga menyukai