Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKECAMBAHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

Oleh :

Nama : Netania Pricilia Tarigan


NIM : 1806541018
Kelas : Agroekoteknologi A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga
dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah
(Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah
dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula
dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan ISTA. Setiap biji yang dikecambahkan ataupun
yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya
sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan perkecambahan (Pramana, 2012).Oleh
karena itu perlu dilaksanakan pengujian benih untuk mengetahui
viabilitas benih atau kemampuam benih untuk tumbuh menjadi bibit
pada kondisi lingkungan yang optimum.
Uji perkecambahan itu meliputi uji daya kecambah, yang erat
kaitanya dengan viabilitas benih dan uji kecepatan berkecambah
yang berhubungan erat dengan vigor benih. Perkecambahan biji
adalah pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis
didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit
(seedling). Biji untuk dapat berkecambah memerlukan persyaratan
baik dalam biji itu sendiri maupun persyaratan lingkungan.
Persyaratan untuk berkecambah yang berbeda-beda dari bermacam-
macam biji adalah penting diketahui untuk pedoman penanaman biji,
pedoman penetapan treatment tertentu dan pengontrolan
pertumbuhan.
Setiap benih memiliki kemampuan yang berbeda untuk
berkecambah, meskipun kondisi genetis dan fisiologisnya sama. Hal
ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang dapat menentukan
suatu kecambah. Dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada
satu jenis benih yang sama akan dapat diketahui kemampuan tumbuh
dari masing-masing benih tersebut.

B. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
perkecambahan benih dikotil dan monkotil, mengamati benih hingga
berkecambah dengan perlakuan media tanam kapas basah dan
menghitung daya kecambah benih tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat
mengetahui perkecambahan benih dikotil dan monokotil dengan
menggunakan media tanam kapas basah, berapa daya kecambah
benih dan factor apa saja yang mempengaruhi perkecambahanbenih.
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

I. Alat
Alat Fungsi
Botol Plastik yang telah Sebagai media untuk perkecambahan benih
dipotong
II. Pisau/gunting Untuk memotong botol plastic yang
Bahan
digunakan sebagai media
Bahan Fungsi
10 biji dari masing-masing Sebagai media tanam Benih yang digunakan untuk
III. Kapas
Benih Monokotil : praktikum perkecambahan
Spidol Untuk menulis jenis benih yang digunakan
- Jagung (Zea mays L)
pada media
- Sawi (Brassica chinensis botol plastik
var. parachinensis)
Kamera
Benih Dikotil : Sebagai dokumentasi selama kegiatan dan
pengamatan
- Kangkung (Ipomoea aquatic)
- Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.)
Air Untuk merendam benih dan
membasahi kapas

Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum adalah:
a) Menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum
b) Ambil Media tanam yaitu botol lastic yang sudah di potong, kemudian masukkan
kapas yang dilembabkan dengan diberikan sedikit air kedalam botol lastic tersebut
c) Sebelum biji dimasukkan kedalam media tanam, biji direndam terlebih dahulu
d) Setelah direndam, kemudian masukkan biji ke dalam media kapas
e) Lakukan Pengamatan perkecambahan biji/benih setelah hari tanam hingga tumbuh
kecambah

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil

Jenis Hari
No Benih Dokumentasi
Benih Berkecambah
1 Kangkung II

Dikotil 2 Cabai V
Merah
Keriting

3 Jagung II

Monokotil 4 Sawi II

Daya Kecambah (%)


Jumlah benih yang berkecambah x 100% = Daya kecambah (%)
Total benih

1. Kangkung
10 x 100% = 100%
10
2. Cabai Merah Keriting
9 x 100% = 90%
10

3. Jagung
8 x 100 % = 80 %
10

4. Sawi
8 x 100 % = 80 %
10

II. Pembahasan
Benih dikotil dan monokotil ditanam dengan media kapas secara serentak dan
di tempat/ruangan yang terang, namun pertumbuhan kecambahnya berbeda-beda pada
setiap benih.Benih dikotil yang digunakan yaitu Kangkung dan cabai sedangkan
untuk benih monokotil yaitu Jagung dan sawi. Pada benih kangkung dihari pertama
belum tumbuh kecambah, namun tampak perubahan pada benih dimana benih
semakin membengkak dan terlihat garis-garis/retakan pada kulit benih.
perkecambahan mulai tumbuh pada hari kedua dimana ada 7 benih yang sudah
berkecambah dengan satu benih kecambahnya sudah mencapai 1 cm. pada hari ketiga
sudah ada 9 benih yang berkecambah dan ada sebagian kecambah yang sudah mulai
memanjang. Pada hari kelima semua benih sudah berkecambah dan sudah
berkembang dengan baik. Daya kecambah benih kangkung tersebut yaitu 100%
Karena semua benih kangkung berkecambah.

Untuk benih cabai merah keriting pada hari pertama- ketiga setelah ditanam
diatas media kapas belum ada benih yang berkecambah dan belum ada terlihat
perubahan pada bentuk benih. Dihari keempat barulah ada 8 benih yang sudah
berkecambah. Pada hari kelima tambah satu benih yang berkecambah jadi sudah ada 9
benih yang berkecambah sedangkan 1 benih lagi belum berkecambah. Untuk benih
cabai ini merupakan benih yang paling lama tumbuh kecambah dibandingkan 3 benih
lainnya pada praktikum ini. Adapun daya kecambah benih cabai merah keriting yaitu
90%.
Benih jagung mulai berkecambah pada hari kedua pada 2 benih jagung. Pada
hari ketiga bertambah benih yang berkecambah yaitu sudah ada 5 benih yang
berkecambah dan sudah ada yang sepanjang 2 cm. dihari keempat 8 benih sudah
berkecambah dan sudah ada yang sepanjang 4 cm, tinggal 2 benih lagi yang belum
berkecambah, begitu juga yang terjadi pada hari kelima. Daya kecambah benih jagung
yaitu 80%.
Benih sawi sudah berkecambah pada hari kedua dimana terdapat 4 benih yang
sudah berkecambah.dihari ketiga 6 benih sudah berkecambah dan kecambahnya
semakin berkembang/panjang. Pada hari keempat tambah satu benih yang
berkecambah. Hari kelima ada 8 benih yang sudah berkecambah sedangkan 2 benih
lainnya belum berkecambah. Adapun daya kecambah benih sawi yaitu 80%.

BAB IV
PENUTUP

a) Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Berakhirnya masa
dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji yang disebut dengan
proses imbibisi. Biji dapat berkecambah karena didalamnya terdapat embrio.
Biji memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran maupun struktur bagiannya
yang menjadi ciri dari masing-masing benih. Begitu juga halnya benih yang
digunakan pada praktikum ini, meskipun benih ditanam dan diperlakukan
dengan sama namun pertumbuhan/perkecambahan yang terjadi berbeda-beda.
Ada benih yang berkecambah lebih cepat dan ada benih yang berkecambah
lebih lambat. Perkecambahan juga banyak dipengaruhi oleh factor cahaya, air,
hormone, dan gen dari benih itu sendiri.

b) Saran
 Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk
mencegah dormansi biji itu sendiri. Jadi, sebaiknya perndaman lebih
dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan
ditanam.
 Lebih baik menggunakan benih yang dibeli ditoko dari pada benih segar,
Karena sudah melewati proses/diolah terlebih dahulu dengan baik dan
mutunya juga lebih baik dibandingkan menggunakan benih segar.

LAMPIRAN

ALAT
Botol plastik Kapas

Gunting Spidol

BAHAN

I. Benih Dikotil
 Kangkung

Benih yang dipakai Benih direndam


Hari ke I Hari ke II Hari ke III

 Cabai Merah Keriting

Benih yang dipakai Benih yang direndam

Hari ke I Hari ke IV Hari ke V

II. Benih Monokotil


 Jagung

Benih yang dipakai Benih yang direndam

Hari ke II Hari ke III Hari ke IV

 Sawi

Benih yang dipakai Hari ke II


Hari ke IV Hari ke V

Anda mungkin juga menyukai