Anda di halaman 1dari 13

ACARA 4

PERKECAMBAHAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Sedangkan yang di maksaud perkembangan adalah peristiwa yang berawal dari
differensiasi yang semakin tampak perbedaan struktur dan fungsi masing-masing
organ hingga perubahan yang terjadi semakin kompleks
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan.
Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal  merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas)
dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan
faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem.
Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan individu baru pada tanaman
yang diawali dengan munculnya radikel pada testa benih. Perkecambahan sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air akan diabsorbsi
dan digunakan untuk memacu aktivitas enzim-enzim metabolisme perkecambahan
Perkecambahan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium
pertumbuhan. Air akandiabsorbsi dan digunakan untuk memacu aktivitas enzim-
enzim metabolisme perkecambahan.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkecambahan antara lain, faktor dalam
meliputi tingkat kemasakkan biji, ukuran biji, dormansi, kulit biji, dan zat-zat
penghambat perkembangan dalam biji itu sendiri sedang faktor luar meliputi air,
oksigen, cahaya, temperatur dan media tanamnya.

1
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami melakukan praktikum untuk
mengetahui bagaimana perkecambahan pada macam-macam biji.

1.2 Tujuan Peratikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati perkecambahan pada macam-macam
biji
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana perkecambahan pada
macam-macam biji ?
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah menjadi reverensi tambahan bagi mahasiswa
mengenai perkecambahan pada macam-macam biji.

2
BAB II
TUJUN PUSTAKA
Perkecambahan adalah proses munculnya atau keluarnya radikula atau bakal
akar dari dalam biji yang diawali oleh masuknya air ke dalam biji (imbibisi).
Penyerapan air oleh biji, membuat kulit biji perah dan membesar serta memicu
embrio untuk melanjutkan pertumbuhannya. Radikula adalah organ yang pertama kali
muncul dari biji yang sedang berkecambah yang kemudian diikuti oleh munculnya
taruk dan pucuk. Kecambah yang sedang berkembang mendapat nutrisi dari
endosperm atau kotiledon sampai daun pertama muncul dan tanaman siap untuk
berfotosintesis (Kistinnah, 2009).
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Dimulainya proses perkecambahan ditentukan
oleh kemampuan untuk melakukan metabolisme. Kemampuan metabolisme pada
tumbuhan dipengaruhi enzim metabolik (Reece, et al., 2014).
Biji yang berkecambah belum memiliki kemampuan untuk menyintesis
cadangan makanan sendiri.Kebutuhan karbohidrat didapatkan dari cadangan makanan
(endosperma).Umumnya cadangan makanan pada biji berupa amilum (pati). Pati
tidak dapat ditransportasikan ke sel-sel lain, oleh karena itu pati harus diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk gula yang terlarut dalam air. Menurut Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan biji adalah : faktor internal faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam biji, ada beberapa hal yang mempunyai kaitan yaitu :
1. tingkat kematangan biji, pada umumnya biji yang muda tidak mempunyai
kemampuan daya tahan hidup yang cukup serta tidak memiliki daya kecambah
yang baik, karena biji tidak cukup memiliki cadangan makanan serta embrio
belum terbentuk secara sempurna.

3
2. Berat dan ukuran biji, berat dan ukuran biji yang besar akan memiliki cadangan
makanan yang cukup, yang berada dalam kotiledonnya dan cadangan makanan
tersebut akan digunakan embrio sebagai energy untuk berkecambah.
3. Dormansi, biji dalam keadaan dormansi tidak bisa berkecambah meskipun
lingkungannya sudah cukup dalam menunjang perkecambahan.
faktor eksternal meliputi:
1. Air, sebagai pengurai karbohidrat dalam kotiledon biji, untuk dipergunakan
dalam pertumbuhan embrio
2. Suhu, suhu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan biji dengan suhu
sekitar 25 – 35oC.
3. Oksigen dapat diserap oleh biji melalui proses respirasi yang akan mendorong
pertumbuhan kecambah dengan cepat.
4. Cahaya, digunakan untuk proses pelapukan cangkang (Junaidi, 2021).
Untuk berkecambah, biji harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang
menunjang terjadinya proses perkecambahan. Beberapa syarat tersebut antara lain
cadangan makanan berupa kotiledon untuk mendukung proses metabolismenya
sebelum melakukan perkecambahan dan pertumbuhan. Ketersediaan air cukup juga
diperlukan untuk proses imbibisi biji yang merangsang perkecambahan. Proses
imbibisi ini menyebabkan biji menjadi lunak dan berkembang serta mengaktifkan
enzim-enzim hidrolitik untuk menguraikan cadangan makanan dan meningkatkan
respirasi. Enzim ini merupakan syarat penting untuk perkecambahan biji karena
berfungsi mengubah cadangan makanan menjadi produk yang dapat digunakan
tanaman baru untuk tumbuh dan berkecambah. Biji memerlukan kondisi yang
berbeda-beda untuk berkecambah, ada yang perlu kondisi kering, dingin, bahkan
panas atau terbakar. Namun secara umum, perkecambahan biji memerlukan air,
udara, serta keadaan yang hangat atau lembab (Dawes, 2013).
Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka biji akan mengalami masa
dorman. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan dari biji yaitu suatu keadaan benih
mengalami masa tidur atau dorman dimana benih tidak akan mengalami pertumbuhan

4
atau perkecambahan walaupun ditanam dalam kondisi yang optimum. Lamanya
dormansi dan rendahnya daya berkecambah pada benih dikarenakan hal-hal seperti
tingginya proporsi benih hampa, adanya penyakit terbawa benih, serta adanya
inhibitor pada benih. Inhibitor ini dapat berupa efek antagonis dari dua fitohormon
berbeda, asam absisat (ABA) dan giberelin (GA). Pensinyalan ABA umumnya
terlibat dalam meningkatkan sintesis protein penyimpanan benih dan lipid, dan
mempromosikan desikasi benih dan dormansi. GA adalah fitohormon esensial yang
mengontrol banyak aspek perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji,
ekspansi daun, pemanjangan batang, pembungaan dan pengembangan benih.
Dormansi benih dimulai sebagian besar tergantung pada keseimbangan dua hormon
ini (Nakashima et al. 2013)

5
BAB III
METODE PERATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat peratikum


- Peratikum ini dilakukan di labratorium
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan diantaranya :
a. Cawan petri
b. Kapas
Bahan yang digunakan yaitu :
a. Biji kacang tanah
b. Biji kacang hijau
c. Biji jagung
d. Biji padi
3.3 Prosedur kerja
Sampel

- terlebih dahulu rendam biji padi


dalam ember yang berisi air
- ambil biji yang tenggelam
- hitung dan seleksi biji yang baik dan
seleksi setiap ulangan
- biji hasil seleksi diletakkan pada
masing-masing petridish yang telah
di alasi kapas (20 biji)
- tuang air secukupnya
- hitung dan catat jumlah biji yang
berkecambah sampai hari ke tujuh

Hasil Pengamatan

6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1.1 Tabel Hasil Pengamatan


No Hari Pengamatan Dokumentasi pengamatan keterangan

1 Hari pertama Biji berkecambah


Kacang tanah : 0
Jagung : 0
Kacang hijau : 0
Padi : 0

2 Hari kedua Biji berkecambah


Kacang tanah : 0
Jagung :0
Kacang hijau : 5
Padi : 0

3 Hari ketiga Biji berkecambah


Kacang tanah :1
Jagung : 0
Kacang hijau : 7
Padi : 0

7
4 Hari keempat Biji berkecambah
Kacang tanah : 2
Jagung : 0
Kacang hijau :10
Padi : 0

5 Hari kelima Biji berkecambah


Kacang tanah : 2
Jagung : 0
Kacang hijau : 12
Padi : 0

6 Hari keenam Biji berkecambah


Kacang tanah : 6
Jagung : 1
Kacang hijau : 14
Padi : 1

8
7 Hari ketujuh Biji berkecambah
Kacang tanah : 6
Jagung : 2
Kacang hijau : 14
Padi : 1

1.2 Perhitungan persentase (%) perkecambahan :


JUMLAH BIJI BERKECAMBAH
x 100%
JUMLAH BIJI YANG DIKECAMBAHKAN

2
Jagung : x 100% = 10%
20

1
Padi : x 100% = 5 %
20

6
Kacang tanah : x 100% = 30%
20

14
Kacang hijau : x 100% = 70%
20

9
BAB V
PEMBAHASAN

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi


tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu,
oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dan sifat
dormansi biji) Adapun Urutan proses perkecambahan adalah imbibisi, masuknya air
kedalam biji ,aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme membongkar cadangan
makanan dalam kotiledon / endosperm. Hasil pembongkaran berupa sumber energi
sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio. Embrio tumbuh
dan berkembang.
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Tahapan perkecambahan itu
sendiri terdiri dari :
1. dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kkulit benih dan
hidrasi protoplasma.
2. dimulai dengan kegiatan enzim dan sel serta naiknya tingkat respirasi benih.
3. terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
bentuk-bentuk yang terlarut dan di translokasikan ke titik tumbuh.
4. asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk
menghasilkan energy bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan
sel-sel baru.
5. pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan
pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.
Dilihat dari praktikum yang kita lakukan terhadap 4 jenis biji yang berbeda
yaitu kacang hijau, kacang tanah, jagung dan padi pada 7 hari pemantauan, waktu
perkecamabahanya berbeda-beda. Durasi waktu perkecambahan yang paling cepat
yaitu kacang hijau disusul kacang tanah kemudian jagung dan terakhir padi.

10
Perkecambahan biji ada 2 macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan
epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas
tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya,
plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan
kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan
perkecambahan hipogeal adalah  perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap
tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit  biji dan muncul di atas
tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada  perkecambahan
jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).

11
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa persentase perkecambahan pada
biji jagung , padi, kacang hijau dan kacang tanah berbeda-beda. Biji yang masuk
dalam kategori epigeal yaitu kacang tanah dan kacang hijau dan hypogeal yaitu
jagung dan padi.
6.2 Saran
Semoga praktikum kedepannya dapat memberikan hasil yang lebih maksimal
dari kelompok kami

12
DAFTAR PUSTAKA

Dawes, L. 2013. Talking Points : Discussion Activities in the Primary Classroom.


New York: Routledge

Junaidi, dan Fandi Ahmad., 2021, Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap


Pertumbuhan Vigorbiji Kopi Lampung (Coffeacanephora), Junal Inovasi Penelitian,
Vol.2 No.7.

Kistinnah, I., 2009. Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Pusat Perbukuan,


Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Nakashima, K., K. Yamaguchi-Shinozaki. 2013. ABA signaling in stress-response


and seed development. Plant Cell Reports, vol 3

Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson,
R., & Campbell, N. A. 2014. Campbell biology (Tenth edition.). Boston:
Pearson.

13

Anda mungkin juga menyukai