Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6

A. Konsep Perkecambahan Biji 6


B. Perkembangan Biji dan Endosperma 6
C. Metabolisme Perkecambahan Biji 7
D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkecambahan Biji 8
E. Dormansi Biji 10
F. Penyebab Dormansi dan Metode Pematahannya 11
BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA. 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biji merupakan bahan tanam yang sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil panen yang tinggi. Bahan tanam merupakan suatu awal
keberhasilan suatu proses produksi. Biji yang berkualitas mempunyai
sifat-sifat antara lain, tingkat kemurnian genetik dan fisik yang tinggi,
sehat dan kadar air aman dalam penyimpanan, usaha memperbanyak
tanaman dengan biji atau biji sering mengalami banyak hambatan, walau
pun biji dikecambahkan pada kondisi lingkungan yang sesuai. Biji tersebut
sebenarnya hidup karena dapat dipacu untuk berkecambah dengan
berbagai perlakuan-perlakuan khusus. Biji tersebut dikatakan mengalami
dormansi, yaitu keadaan dimana biji tersebut hidup, tapi gagal untuk
berkecambah dalam keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, cahaya) yang
sesuai untuk pertumbuhannya.
Biji yang akan digunakan seringkali mengalami kerusakan oleh
berbagai macam organisme perusak berupa hama dan patogen, atau juga
karena kulit biji yang tebal, sehingga menyebabkan kualitas biji menjadi
turun atau sangat rendah. Biji yang telah masak dan siap untuk
berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang
sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya.
Biji dikatakan dorman apabila biji tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan,
Dormansi pada biji dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim
bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan
dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama biji belum melalui
masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus
terhadap biji tersebut.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perkecambahan biji?
2. Apa itu perkembangan biji dan endosperm?
3. Bagaimana metabolisme perkecambahan biji?
4. Apa faktor yang memengaruhi perkecambahan biji?
5. Apa itu dormansi biji?
6. Apa penyebab dormansi dan bagaimana metode pematahannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep perkecambahan biji.
2. Untuk mengetahui perkembangan biji dan endosperm.
3. Untuk mengetahui metobolisme perkecambahan biji.
4. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi perkecambahan biji.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang dormansi biji.
6. Untuk mengatahui penyebab dan metode pematahan dormansi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Perkecambahan Biji


Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan
muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air
dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk embun atau uap air). Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Proses ini murni
fisik.
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya.
Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotil yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi
pada kacang hijau.

B. Perkembangan Biji dan Endosperma


Perkecambahan adalah awal dari perkembangan biji. Sebutir biji
yang merupakan bibit tumbuhan berada dalam keadaan dormansi atau
tidur. Untuk membangunkan biji, biji harus direhidrasi atau diberikan air.
Ketika dimulainya penyerapan air (imbibisi), laju respirasi akan meningkat
dan proses metabolisme yang terhenti selama dormansi akan dilanjutkan.
Dalam proses perkecambahan bagian yang pertama muncul adalah bakal

4
daun atau kotiledon. Kotiledon melekat pada embrio dengan hipokotil.
Setelah biji bangun dari masa dormansi, maka ia akan mulai
berkecambah. Perkecambahan tidak hanya membutuhkan air namun juga
oksigen, dan juga suhu yang sesuai.
Dalam perkembangan biji, endosperma merupakan salah satu bagian
dari biji yang berfungsi sangat penting bagi perkembangan biji tumbuhan.
Endosperma merupakan jaringan yang kaya akan pati dan cadangan
makanan lain, guna memberi makan embrio yang sedang berkembang.
Fungsi endosperma adalah sebagai jaringan penyimpanan yang memberi
nutrisi untuk embrio dan kecambah muda. Endosperma mengelilingi
embrio dan memberi nutrisi dalam bentuk pati. Selain itu, bagian dari biji
ini juga dapat mengandung minyak serta protein. Ketika kondisi
lingkungan mendukung, biji akan berkecambah. Mantel biji akan pecah
dan embrio muncul sebagai bibit. Embrio tersebut memanfaatkan makanan
yang tersimpan dalam endosperm, sehingga dapat tumbuh dan
menghasilkan makanannya sendiri melalui fotosintesis.

C. Metabolisme Perkecambahan Biji


Menurut Sutopo (1993) menjelaskan tahapan proses metabolisme
perkecambahan biji sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh biji, melunaknya
kulit biji dan hidrasi oleh protoplasma.
2. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta
naiknya tingkat respirasi biji.
3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang
melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di
daerah meristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan
pembentukan komponen dalam pertumbuhan sel-sel baru.

5
5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik
tumbuh, pertumbuhan kecambah ini tergantung pada persediaan
makanan yang ada dalam biji.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkecambahan Biji


Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perkecambahan biji adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Eksternal
a) Air
Pada umumnya kebutuhan biji akan air yaitu tidak
melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. Untuk
kebanyakan biji tanaman yang kondisinya kelewat basah sangat
merugikan, karena menghambat aerasi dan merangsang timbulnya
penyakit. Untuk kacang-kacangan, biji akan berkecambah pada
kandungan air tanah sedang sampai di atas kapasitas lapang.
b) Temperatur
Temperatur bagi kebanyakan biji tanaman adalah di antar 80-
950 F (00-50C). Untuk tanaman musim dingin (cool-season)
temperatur minimumnya adalah 400F (4,50C) atau kurang, misalnya
Selada. Sedangkan untuk tanaman musim panas (warm-season)
temperatur minimumnya berkisar antara 50-600F (10-150C).
c) Oksigen
Proses respirasi ini akan berlangsung selama biji masih
hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan
meningkat pula dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida.
d) Cahaya
Kebutuhan biji terhadap cahaya untuk perkecambahannya
berbeda-beda tergatung jenis tanamannya.

6
2. Faktor Internal
a) Tingkat Kemasakan Biji
Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya
tidak tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi. Biji belum
memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan
embrio sebelum sempurna. Cadangan makanan yang terdapat pada
endosperm yang belum masak masih belum cukup tersedia bagi
pertumbuhan embrio  selengkap yang tersedia pada endosperm
masak. Dengan biji yang masak, maka pertumbuhan biji akan
secara optimal dapat tumbuh dengan baik pada kondisi yang
optimum.
b) Ukuran Biji
Diduga bahwa biji yang berukuran besar dan berat
mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan
dengan biji kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Berat biji
berpengaruh terhadap kecepatan petumbuhan, karena berat biji
menentukan besarnya kecambah.
c) Dormansi
Suatu biji dikatakan dorman apabila biji itu sebenarnya hidup
tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan
lingkungan yang memenuhi syarat bagi perkecambahan.
d) Penghambat Perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat
perkecambahan biji, yang dikenal antara lain, larutan dengan
tingkat osmotik tinggi, misal larutan mannitol, larutan NaCl.
Bahan-bahan yang mengganggu lintasan metabolisme, umumnya
menghambat respirasi seperti sianida, dinitrofenol, azide, fluorida,
hydroxilamine.

7
E. Dormansi Biji
Dormansi biji berkaitan dengan cara biji untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan
untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji
maupun pada embrio. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah
membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya.
Menurut Sutopo (1993), ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi
fisik dan dormansi fisiologis.
1. Dormansi Fisik
Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural
terhadap perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga
menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada
berbagai jenis tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah:
a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air
Biji-biji yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut biji keras
contohnya seperti pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air
terhalang kulit biji yang mempunyai struktur terdiri dari lapisan
selsel berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan
paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin. Di alam
selain pergantian suhu tinggi dan rendah dapat menyebabkan biji
retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan dari
bakteri dan cendawan dapat membantu memperpendek masa
dormansi biji.
b. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis biji tetap berada dalam
keadaan dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk
menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka
embrio akan tumbuh dengan segera. Tipe dormansi ini juga
umumnya dijumpai pada beberapa genera tropis seperti Pterocarpus,
Terminalia, Eucalyptus, dll. Pada tipe dormansi ini juga didapati tipe

8
kulit biji yang biasa dilalui oleh air dan oksigen, tetapi
perkembangan embrio terhalang oleh kekuatan mekanis dari kulit
biji tersebut. Hambatan mekanis terhadap pertumbuhan embrio dapat
diatasi dengan dua cara mengekstrasi biji dari pericarp atau kulit biji.
c. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji
dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar biji ditambah. Pada biji
apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit
bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio.
Keadaan ini terjadi apabila biji berimbibisi pada daerah dengan
temperatur hangat. Biji kacang adalah biji sayur yang tidak kenal
masa dormansinya.
2. Dormansi Fisiologis
Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya
atau belum matang. Biji-biji demikian memerlukan jangka waktu
tertentu agar dapat berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu
penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari sampai
beberapa tahun tergantung jenis biji. Biji-biji ini biasanya ditempatkan
pada kondisi temperatur dan kelembaban tertentu agar viabilitasnya tetap
terjaga sampai embrio terbentuk sempurna dan dapat berkecambah.
F. Penyebab Dormansi dan Metode Pematahannya
Penyebab terjadinya dormansi adalah rendahnya atau tidak ada
proses imbibisi air, proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan, serta rendahnya proses metabolisme
cadangan makanan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebelum
dikecambahkan biji atau biji perlu dipatahkan dormansinya terlebih
dahulu. Pada prinsipnya terdapat dua metode pematahan dormansi
berdasarkan sifat dormansinya, yaitu sifat dormansi eksogenus dan
dormansi endogenus. Dormansi eksogenus terjadi karena kurang
tersedianya komponen penting dalam perkecambahan, biasanya dilakukan
dengan skarifikasi mekanik seperti pengamplasan, pengikiran,

9
pemotongan, peretakkan, penusukan bagian tertentu pada biji agar
memudahkan difusi air, perendaman dengan air dan skarifikasi kimiawi
untuk melunakkan kulit biji. Dormansi endogenus yang disebabkan oleh
sifat-sifat tertentu pada biji, dilakukan dengan pemberian penggunaan
hormon seperti GA3, KNO3, dan beberapa jenis hormon lainnya sebagai
perangsang perkecambahan. Jadi dengan adanya teknik pematahan
dormansi tersebut dapat mempercepat laju pertumbuhan dan
perkembangan suatu pohon.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan
muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Dalam
perkembangan biji, endosperma merupakan salah satu bagian dari biji
yang berfungsi sangat penting bagi perkembangan biji tumbuhan.
Endosperma merupakan jaringan yang kaya akan pati dan cadangan
makanan lain, guna memberi makan embrio yang sedang berkembang.
Fungsi endosperma adalah sebagai jaringan penyimpanan yang memberi
nutrisi untuk embrio dan kecambah muda.
Penyebab terjadinya dormansi adalah rendahnya atau tidak ada
proses imbibisi air, proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan, serta rendahnya proses metabolisme
cadangan makanan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebelum
dikecambahkan biji atau biji perlu dipatahkan dormansinya terlebih
dahulu. Pada prinsipnya terdapat dua metode pematahan dormansi
berdasarkan sifat dormansinya, yaitu sifat dormansi eksogenus dan
dormansi endogenus.

B. Saran
Dengan demikian sebagai penulis makalah ini kami meminta saran
dan kritik karena masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar
bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada
sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muharni S. 2002. Pengaruh metode pengeringan dan perlakuan pematahan


dormansi terhadap viabilitas biji kayu afrika. [Skripsi]. Fakultas Pertanian
IPB. Bogor.
Salisbury, F & Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung.

Sutopo, Lita. 1993. Teknologi Biji. Pertanian UNBRAW, Jakarta Utara.

Yuniarti M, Djaman DF 2015. Teknik pematahan dormansi untuk mempercepat


perkecambahan biji kourbaril (Hymenaea courbaril). Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon Vol. 1 ( 6)  : 1433-1437.

Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Holtikultura. Bumi Aksara. Jakarta.

12
PERTANYAAN

1. Bagaimana mekanisme perkecambahan biji pada tanaman, serta mengapa


perlu air dalam pemecahan biji (Nurul Fahriyani, Kelompok 5).
Jawaban :
Berikut merupakan mekanisme perkecambahan biji adalah:
a. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh biji, melunaknya
kulit biji dan hidrasi oleh protoplasma.
b. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta
naiknya tingkat respirasi biji.
c. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang
melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
d. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di
daerah meristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan
pembentukan komponen dalam pertumbuhan sel-sel baru.
e. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh,
pertumbuhan kecambah ini tergantung pada persediaan makanan yang
ada dalam biji.
Adapun alasan mengapa air sangat perlu dalam pemecahan biji dikarenakan
air sangat berperan penting untuk mengaktifkan sel-sel yang bersifat
embrionik di dalam biji, melunakkan kulit biji dan menyebabkan
mengembangnya embrio dan endosperm, mengencerkan protoplasma dan
media angkutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke daerah titik-titik
tumbuh.
2. Bagaimana cara mengetahui jika tumbuhan terangsang oleh cahaya? (Sudarmi,
Kelompok 1).
Jawaban :
Caranya yaitu dengan melihat tumbuhan tersebut merambat atau bergerak
mengikuti arah cahaya datang. Organ tumbuhan yang memberikan respon

13
terhadap rangsangan tersebut adalah akar, batang, daun, bunga, buah atau
bagian organ lain dari tumbuhan tersebut.
3. Apakah pengangkutan unsur hara dapat tetap berlangsung jika transpirasi
tidak terjadi? (Nur Muafiah, Kelompok 4).
Jawaban :
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa pengangkutan unsur hara tetap
dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan
akan lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum.
4. Apakah dengan melakukan pematahan dormansi biji akan tumbuh? (Nurhelmi
Prayunda, Kelompok 1).
Jawaban :
Iya, biji akan tetap tumbuh. Tetapi, perlu dilihat lagi apakah memang biji
tersebut memiliki syarat-syarat untuk tumbuh dengan kondisi fisiologis yang
baik. Apabila biji tersebut dari awal sudah tidak bagus untuk tumbuh,
walaupum pematahan dormansi dilakukan tetap saja hal itu sia-sia.

14

Anda mungkin juga menyukai