Anda di halaman 1dari 3

Materi Perkecambahan Benih

 Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan adalah Aktifnya kembali embryonic axis di dalam biji yang terhenti untuk
membentuk bibit.
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-
perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.
 Tahap – Tahap Proses Perkecambahan

1. Tahap imbibisi
Pada tahap ini biji mulai menyerap air yang ada di sekitarnya, proses dalam penyerapan ini
air terjadi karena adanya beberapa perbedaan potensial air antara biji dan juga lingkungan
sekitarnya.
2. Tahap pembentukan enzim
Enzim yang terjadi dan dihasilkan pada tahap ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas
yang metabolik.
3. Tahap pemanjangan sel radikula
Urutan ini pemanjangan sel radikula diikuti dengan munculnya radikula dan juga tumbuhnya
kulit biji.
4. Tahap pertumbuhan kecambah
Kecambah yang dihasilkan ini dari perkecambahan selanjutnya akan mengalami
pertumbuhan primer.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan


1. Faktor internal: Genetik, dormansi, komposisi kimia benih, tingkat kemasakan benih
2. Faktor eksternal: air, suhu, cahaya, oksigen, kondisi tanah

Faktor internal
- Ukuran Benih: Benih yang berukuran besar dan berat diduga mengandung cadangan
makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan benih yang kecil.
- Dormansi: Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup (viabel)
tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang
memenuhi syarat bagi perkecambahannya.
- Adanya hormon penghambat perkecambahan (inhibitor): Zat-zat yang dapat
menghambat perkecambahan benih antara lain NaCl, herbisida, sianida dan bahan
yang terkandung dalam buah antara lain etilen, asam absisat (ABA).
- Tingkat kemasakan benih: Benih yang sudah dipanen sebelum tingkat kemasakan
fisiologisnya tercapai, tidak memiliki viabilitas tinggi.
Faktor eksternal
- Air
Air berperan dalam me-reaktivasi benih, reaktivasi enzim untuk proses respirasi,
melunakan kulit benih, dan transport metabolit (dari endosperm ke poros benih).
Adapun Peristiwa Masuknya Air ke dalam Biji ada 3 yaitu:
a. Diffusi
Pemindahan spontan dari pada cairan atau gas dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
b. Osmosis
perpindahan molekul cairan melalui selaput semipermiabel selektif dari anggota
yang semakin encer ke anggota yang semakin pekat.
c. Imbibisi
Imbibisi adalah salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi
merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi
- Suhu
Suhu maksimum: suhu paling tinggi dimana benih masih mampu berkecambah.
Suhu optimum: suhu dimana diperoleh perkecambahan terbesar dalam waktu paling
singkat.
Suhu minimum: suhu paling rendah dimana benih masih mampu berkecambah.
- Cahaya
intensitas (200 ftc) dan kualitas (menstimulir perkecambahan cahaya merah: 660-700
nm). Benih merespon cahaya karena fitokrom (pigmen penangkap cahaya)
- Oksigen
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang
membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses di dalam sel hidup
biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak.
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03
% CO2.
- Kondisi tanah
abiotik (sifat fisik & struktur tanah) & biotik (dekomposisi dan bakteri
sekresi hormon perkecambahan)

 Proses Perkecambahan Biji Secara Fisiologis dan Secara Morfologis


1. Secara Fisiologis
peristiwa fisiologis meliputi:
1) imbibisi dan absorpsi air.
2) dehidrasi jaringan.
3) absorpsi O2.
4) pengaktifan enzim dan pencernaan.
5) transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio.
6) peningkatan respirasi dan asimilasi.
2. Secara Morfologis
Merupakan proses tahapan segera sesudah proses pengangkutan makanan dan pernafasan
yaitu keluarnya radicle atau plumula dari kulit biji.

 Kriteria Kecambah dan Benih


1. Kecambah Normal: Kecambah yang menunjukkan potensi untuk berkembang menjadi
tanaman yang sempurna ketika ditumbuhkan pada kondisi yang optimum.
2. Kecambah Abnormal: Kecambah yang tidak menunjukkan potensi untuk berkembang
menjadi tanaman normal pada kondisi yang optimum.
3. Benih Keras: benih yang tetap keras pada akhir pengujian daya berkecambah, karena
benih tidak menyerap air.
4. Benih Segar: benih, yang karena dormansi, gagal berkecambah pada akhir pengujian
daya berkecambah, tetapi benih tetap bersih, segar dan memiliki potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal (mampu berimbibisi).
5. Benih Mati: Benih yang sampai pada akhir pengujian daya berkecambah tidak termasuk
kategori benih keras, benih segar atau tidak berkecambah (biasanya lunak dan berubah
warna, atau kadang-kadang berjamur).

 Viabilitas dan Vigor Benih


Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang ditunjukan oleh fenomena pertumbuhan benih
atau gejala metabolismenya. Dapat ditunjukan pula oleh keadaan organel sitoplasma sel atau
kromosom.
Viabilitas benih mencakup:
- Viabilitas Total
Viabilitas benih yang sekedar menunjukkan gejala hidup, baik langsung oleh fenomena
pertumbuhannya maupun oleh gejala metabolismenya.
- Viabilitas Potensial
Adalah kemampuan benih menjadi tanaman normal dan berproduksi normal pada kondisi
alam yang optimum.
- Dormansi
Adalah viabilitas benih selama mengalami proses dormansi.
- Vigor
Kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan yang tidak menguntungkan
(suboptimum).

Anda mungkin juga menyukai