Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGROKLIMATOLOGI

DAMPAK SUHU DAN IKLIM


PEMELIHARAAN DAN BUDIDAYA KELAPA SAWIT
PRA PEMBIBITAN KE PEMBIBITAN UTAMA

CHRISTOPER SULA
2154211028

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIDIYA GAMA SAMARINDA
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang
cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak
nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu
menciptakan kesempatan kerja bagi Masyarakatdan sebagai sumber
perolehan devisa negara. Pembibitan tanaman kelapa sawit merupakan
kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah hingga menjadi bibit yang
siap untuk ditransplanting ke lapangan. Tujuan dari pembibitan tanaman
kelapa sawit adalah untuk memastikan secara seksama bahwa bibit yang
ditanam di lapangan adalah bibit yang sesuai dengan standar dan prosedur
manajemen kebun. Selain itu diharapkan dapat menghasilkan bibit
berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam
yang telah selesai.Faktor utama disamping jenis tanah dan iklim yang
menentukan produksi per hektar adalah kualitas bibit, dimana tanaman
kelapa sawit akan dipelihara sampai mencapai 25 -30 tahun, karena itu
jenis dan kualitas bibit menjadi perhatian utama agar tidak mengalami
kerugian selama tanaman dibudidayakan di areal perkebunan kelapa sawit.
Iklim dan cuaca sebagai salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan, perkembangan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit
yang sampai kini belum sepenuhnya dipahami dan dimanfaatkan secara
maksimal. Hal ini, disebabkan masih terbatasnya kuantitas data, kualitas
peralatan maupun pemahaman iklim dalam hubungannya dengan berbagai
aspek perkebunan kelapa sawit. Sampai saat ini pemanfaatan data iklim
masih bersifat umum yaitu untuk memperkirakan waktu melakukan
tindakan kultur teknis, seperti pembibitan, pembukaan lahan dan waktu
pemupukan. Akan menjadi sebuah kesalahan besar apabila dalam usaha
perkebunan, khususnya kelapa sawit, mengacuhkan peranan iklim dan
cuaca. Sampai saat ini, pemanfaatan data cuaca dan iklim hanyalah sebatas
pengamatan dan pencatatan data, bahkan tidak jarang iklim menjadi
kambing hitam atas permasalahan perkebunan (misalnya penurunan
produksi). Berdasarkan uraian-uraian tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa
pemahaman peranan iklim dan suhu untuk pengelolaan pertanaman kelapa
sawit perlu ditingkatkan, tidak sebatas penggunaan alat instrumentasi
untuk pengamatan dan pengumpulan data, tetapi kita juga perlu tau apa
sebenarnya dampak dari suhu dan iklim bagi iklim pada pemeliharaan dan
budidaya kelapa sawit pra pembibitan ke pembibitan utama.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dampak suhu dan
iklim pada pemeliharaan dan budidaya kelapa sawit pra pembibitan ke
pembibitan utama.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu bagaimana dampak suhu dan
iklim pada pemeliharaan dan budidaya kelapa sawit pra pembibitan ke
pembibitan utama ?

D. Manfaat
Manfaat makalah ini yaitu menjadi salah satu referensi dalam proses
pemeliharaan dan budidaya kelapa sawit dilihat dari pengaruh suhu dan
iklim pada pra pembibitan ke pembibitan utama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
yang potensial penghasil minyak. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap
vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan
pengaruh tanah. Pengetahuan terkait bagaimana tanaman dapat hidup sesuai pada
iklim tertentu memerlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade
yang meliputi nilai rata-rata bulanan serta pola sebarannya sepanjang tahun,
sedangkan untuk menduga keragaman tanaman diperlukan informasi cuaca harian.
Curah hujan dapat dianggap sebagai faktor utama yang membatasi potensi hasil
kelapa sawit (Junaedi, 2021).
Pembibitan pada kelapa sawit bertujuan untuk melihat keseragaman dan
kepastian bibit yang layak untuk dipindahkan ke lapangan. Pada pembibitan
secara bertahap diseleksi bibit yang siap dipindahkan ke lapangan bila sudah
memenuhi persyaratan baik ukuran maupun umur bibit. Pembibitan untuk kelapa
sawit dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pra pembibitan dan pembibitan utama.
Kedua tahap pembibitan menggunakan kantong plastik (polibek) dengan ukuran
berbeda. Bibit dari kelapa sawit berupa kecambah yang sudah memiliki calon akar
batang. Tempat pembibitan dipilih yang rata, dekat dengan sumber air dan tidak
tergenang air diwaktu hujan, kalau areal tersebut sulit dikeringkan, maka perlu
dibuat saluran draenase (Afrizoni, 2001).
Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sa wit dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor dalam maupun fakt or luar tanaman kelapa sawi t itu sendiri. Faktor
dalam terdiri dari bagian-bagia n tanaman, seperti akar, batang, daun, dan buah.
Sedangkan faktor luar adalah faktor lingkungan seperti iklim, curah hujan, suhu,
kelembaban, jenis tanah, dan pH tanah (Eva, 2007).
Faktor luar seperti iklim sangat be rpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tandan kelapa sawit. Kelapa saw it dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 70-500 m di atas permukaan laut. Curah huj an yang diperlukan
tanaman kelapa sawit rata-rata 1.500-4.000 mm/tahun. Curah hujan optimum
2.000-3.000 mm/tahun. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi
karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran
optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Suhu yang
diperlukan tanaman kelapa sawit optimum 24-28 o
C, suhu terendah18 o
C dan
suhu tertinggi 32 o
C. Sedangkan kelembaban udara yang diperlukan tanaman
kelapa sawit 80% dan kecepatan angin 5-6 km /jam sangat baik untuk membantu
proses penyerbukan (Eva, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
Pembibitan pada kelapa sawit bertujuan untuk melihat keseragaman dan
kepastian bibit yang layak untuk dipindahkan ke lapangan. Pada pembibitan
secara bertahap diseleksi bibit yang siap dipindahkan ke lapangan bila sudah
memenuhi persyaratan baik ukuran maupun umur bibit. Pembibitan untuk kelapa
sawit dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pra pembibitan dan pembibitan utama.
Kedua tahap pembibitan menggunakan kantong plastik (polibek) dengan ukuran
berbeda. Bibit dari kelapa sawit berupa kecambah yang sudah memiliki calon akar
batang. Tempat pembibitan dipilih yang rata, dekat dengan sumber air dan tidak
tergenang air diwaktu hujan, kalau areal tersebut sulit dikeringkan, maka perlu
dibuat saluran draenase.

Pra Pembibitan
Kecambah ditanam di kantong plastik kedi dengan ukuran panjang 22
cm, lebar 14 cm dan tebal 0,10 mm. Tanah untuk mengisi kantong plastik adalah
tanah yang subur, gembur dan bebas dari sisa akar tumbuhan pengganggu serta
hama dan penyakit waktu penanaman harus dilihat kecambah jangan terbalik.
Pada calon akar ditandai dengan ujungnya tumpul yang agak kasar dan seperti
bertudung berwarna coklat. Sedangkan calon daun ujungnya tajam seperti tombak.
Polibek disusun pada bedengan pembibitan dan diberi naungan, kemudian disiram
dua kali sehari. Pada umur 2,5-3 bulan biasanya bibit siap untuk dipindahkan
kepembibitan utama dengan seleksi bibit yang telah mempunyai 3 - 4 helai daun.

Pembibitan Utama
Untuk pembibitan utama dipakai polibek besar dengan ukuran panjang
50 cm, lebar 40 cm dan tebal 0,20 mm, diisi tanah seperti tanah pra pembibitan.
Polibek disusun dalam beberapa kelompok dengan ukuran 70 x 70 cm segi tiga
sama sisi. Pemeliharaan bibit penting sekali dilakukan dengan intensif yang
meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pengendalian hama, penyakit dan
pemupukan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Penyiangan
dilakukan di dalam polibek dan di luar polibek. Sedangkan pemupukan dilakukan
dengan pupuk NPK dengan dosis disesuaikan dengan umur bibit. Pupuk diberikan
melingkar tanaman dengan jarak 4 - 5 cm dari pangkal bibit. Sedangkan untuk
hama dan penyakit pengendaliannya disesuaikan dengan kondisi lapangan, baik
jenis obat maupun dosis yang digunakan. Pemindahan bibit kelapangan dilakukan
pada umur 12 bulan dari pra pembibitan.
Untuk memperbaiki mutu produksi kelapa sawit ada beberapa faktor
yang perlu mendapat perhatian, diantaranya adalah tanah, iklim, suhu, bahan
tanam, penanaman, pemeliharaan, panen, penanganan pasca panen dan lain-lain.
Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai pengaruh atau
dampak dari suhu dan iklim. Iklim sangat memegang peranan penting dalam
budidaya kelapa sawit, karena pembudidayaan pada daerah dengan iklim yang
tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh kelapa sawit akan menyebabkan tidak
produktifnya tanaman. Yang termasuk kedalam faktor iklim disini adalah suhu
udara, curah hujan, kelembaban , lama penyinaran dan lain-lain. Suhu optimal
yang dikehendaki adalah 24 - 32°C. Terendah 24° dan tertinggi 32°, curah hujan
yang dikehendaki 2000 - 2500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, lama
penyinaran matahari minimum 1500 jam/tahun dan kelembaban berkisar antara 80
– 60%. Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah tropika basah (12 o LU – 12 o
LS) dengan tipe iklim Af dan Am maupun A, B, dan dengan elevasi 0 – 600 m.
Pengembangan kelapa sawit di dataran tinggi (> 600 m dpl) tidak disarankan
karena kondisi iklim yang kurang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
kelapa sawit. Tidak disarankan bukan berarti tanaman kelapa sawit tidak bisa
tumbuh di ketinggian tersebut. Tanaman kelapa sawit tetap dapat tumbuh dan
berkembang, namun untuk memperoleh produktivitas yang optimal perlu
manajemen kultur teknis yang tepat dan tentunya butuh biaya yang tidak sedikit.
Jika ditinjau dari sisi agroklimatnya, faktor pembatas pengembangan kelapa sawit
di dataran tinggi adalah sebagai berikut;
 Suhu udara < 18oC (faktor utama).
 Lama penyinaran ≤ 5 jam/hari.
 CH > 2500 mm/tahun.
 Kelembaban tinggi.
Tanaman kelapa sawit hanya dapat tumbuh optimal pada suhu minimum
18oC. Penanaman kelapa sawit pada ketinggian > 600 m dpl dikhawatirkan dapat
meningkatkan peluang kelapa sawit terkena cekaman suhu dingin (< 18 oC). Selain
itu, daerah dataran tinggi biasanya memiliki CH yang cukup tinggi. Hal ini tentu
berdampak pada tutupan awan yang makin tinggi yang menyebabkan lama
penyinaran ≤ 5 jam/hari. Disamping itu, kelembaban relatif (RH) yang tinggi tentu
akan meningkatkan probabilitas serangan hama penyakit khususnya busuk buah
akibat Marasmius sp.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa iklim dan suhu sangat memegang
peranan penting dalam pemeliharaan dan budidaya kelapa sawit Pra
pembibitan ke pembibitan utama dimana Iklim dan suhu sangat memegang
peranan penting dalam budidaya kelapa sawit, karena pembudidayaan pada
daerah dengan iklim dan suhu yang tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh
kelapa sawit akan menyebabkan tidak produktifnya tanaman.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi salahsatu sumber referensi dalam
mengetahui dampak iklim dan suhu pada pemeliharaan dan budidaya kelapa
sawit Pra pembibitan ke pembibitan utama
DAFTAR PUSTAKA
Afrizoni, 2001, Perbaikan Mutu Kelapa Sawit (Elaeis Guineerisis Jacop).
Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Eva, D,S., 2007, Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama Akibat
Perbedaan Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Pelengkap Cair,
Skripsi.
Junaedi, dkk., 2021, Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit
Pada Berbagai Umur Tanaman, J. Agroplantae, Vol.10 No.2.

Anda mungkin juga menyukai