Anda di halaman 1dari 12

Prosedur Kerja di Perkebunan Kelapa

Syarat Tumbuh
Iklim
Kelapa dapat tumbuh di daerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas yang lembab.
Pusat-pusat perkebunan kelapa yang penting terletak pada zone antara 15ºLU dan 15ºLS. Di
luar zone ini hanya terdapat pohon-pohon kelapa yang tidak mampu menghasilkan buah
(Florida, Los Angeles, Portugal). Meskipun kelapa dapat tumbuh pada keadaan iklim yang
luas cakupannya, untuk pertumbuhan yang optimal dan tercapainya produktivitas yang baik,
kelapa menghendaki persyaratan lingkungan tertentu, menyangkut elevasi, suhu, curah hujan,
sinar matahari dan derajat lengas.

Elevasi
Kelapa tumbuh baik mulai pesisir sampai 600-700 meter di atas permukaan laut.
Perkebunan-perkebunan rakyat banyak dijumpai sampai ketinggian 900 m di atas permukaan
laut, tetapi pertumbuhan dan berbuahnya lambat dan hasilnya rendah.

Suhu
Suhu optimum bagi kelapa adalah yang rata-rata tahunannya 27ºC dengan fluktuasi 6-
7ºC. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman muda yang sedang tumbuh berkembang
menjadi kering dan mengakibatkan berkurangnya buah, tapi Pada masa pertumbuhan
vegetatif, tanaman kelapa menghendaki suhu minimal 21oC, dimana dibawah suhu tersebut
pertumbuhan tanaman kelapa menjadi tidak baik.

Kelembaban Udara
Pada umumnya, tanaman kelapa membutuhkan iklim yang panas dan lembab.
Walaupun demikian kelembaban udara yang terlalu tinggi akan berpengaruh buruk bagi
tanaman, begitu juga dengan kelembaban yang terlalu rendah. Kelapa akan tumbuh dengan
baik pada kelembaban bulanan rata-rata 70-80%, dengan kelembaban minimal 65%. Bila
kelembaban udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman akan kekeringan yang
berakibat buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila kelembaban udara terlalu tinggi
menimbulkan hama dan penyakit.

Curah Hujan
Kelapa tumbuh optimal pada daerah dengan curah hujan antara 1800-2000 mm per
tahun bahkan sampai 3800, yang jatuh tersebar merata sepanjang tahun selama tanah
mempunyai drainase yang baik. Pertumbuhan kelapa di daerah pantai pada umumnya baik
meskipun curah hujannya lebih rendah daripada batas minimum. Hal ini disebabkan karena
pada daerah itu, dibawah permukaan tanah terdapat air yang cukup, berasal dari daerah yang
letaknya jauh dari pantai. Pada daerah yang demikian adanya dan banyaknya air tanah
merupakan faktor yang lebih menentukan daripada ukuran curah hujan.

Sinar Matahari
Tanaman kelapa menghendaki intensitas sinar matahari yang tinggi dengan jumlah
penyinaran tidak kurang dari 2.000 jam per tahun atau 120 jam/bulan. Tanaman yang
berada di bawah naungan di tempat terlindung kurang baik pertumbuhannya. Lingkungan
yang terbuka dapat memberikan pertumbuhan yang baik, dan sebaliknya.

Derajat Lengas
Untuk pertumbuhan yang dengan hasil tinggi, tanaman kelapa membutuhkan
kelembaban udara antara 60-80%. Walaupun demikian, derajat lengas yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak baik, yaitu:
 Mengurangi penguapan (transpirasi) yang berakibat menurunnya kemampuan
pengambilan (up-take) unsure-unsur hara, sehingga dapat mengurangi jumlah buah.
 Menyebabkan berkembang dan menyebarnya penyakit cendawan yang
berbahaya,misalnya bud rot, dll.
Tanah
Dari faktor tanah sebagai media tanam, jenis tanah, pH, ketersediaan air, serta
kemiringan lahan mempengaruhi pertumbuhannya. Karena tanaman kelapa memiliki jenis
akar serabut, maka jenis tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhannya adalah tanah yang
gembur atau berpasir supaya peresapan air serta tata udara berlangsung dengan baik. Selain
itu tanaman kelapa juga memerlukan jenis tanah yang subur yang banyak mengandung unsur
hara. Beberapa jenis tanah yang cocok untuk perkebunan kelapa antara lain tanah aluvial,
laterit, vulkanis, berpasir, ataupun tanah liat. Beberapa persyaratan sifat fisik tanah yang
cocok untuk tanaman kelapa adalah sebagai berikut :
 Struktur tanah baik (granuler atau remah) dengan tata udara yang baik,
 Peresapan air baik,
 Permukaan air tanah cukup dalam sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi perakaran
tanaman kelapa, tapi tidak menimbulkan hambatan bagi aerasi udara dalam tanah,
 Keadaan air tanah selalu bergerak (tidak menggenang),
 Tekstur tanah berpasir paling cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kelapa,
 Solum (tubuh) tanah dalam sehingga dapat memberikan kesempatan pada akar untuk
tumbuh dengan bebas,
 Tidak terdapat lapisan padas yang menghalangi pertumbuhan akar,
 Tanah memiliki kandungan bahan organik dalam jumlah yang cukup.

Rentang pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah pH 5-8, adapun pH
optimumnya adalah pH 5,5-6,5. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%).
Pohon-pohon kelapa yang tumbuh pada tempat-tempat yang berdekatan dengan air yang
bergerak seperti di tepi-tepi sungai, dekat pantai, umumnya pertumbuhannya baik. Hal ini
disebabkan karena air yang bergerak mengandung banyak oksigen yang baik untuk
pernafasan akar.

Lokasi Penanaman
Lokasi budidaya tanaman kelapa dapat berupa tanah pekarangan, tanah rejuvenasi,
tanah konversi, tanah asal hutan, maupun tanah bekas alang-alang. Kelima lokasi tanah
tersebut pada prinsipnya hanya terdiri atas dua jenis lahan, yaitu tanah bukaan baru dan tanah
bukaan kembali kebun-kebun yang sudah tua umurnya. Hal hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan kebun kelapa baik kebun bukaan baru maupun kebun bukaan kembali
antara lain ketersediaan humus dalam tanah, keadaan air tanah, kebersihan lahan, serta
perencanaan tata letak kebun. Persediaan humus harus diusahakan agar tidak berkurang, air
tanah diatur dengan membuat saluran air (drainase), permukaan lahan dibersihkan hingga
benarbenar bersih, bebas dari sisa-sisa tunggul dan bagian tanaman agar tidak menjadi sarang
rayap. Perencanaan mengenai letak-letak bagian kebun, jalan pengangkutan dan pabrik harus
dilakukan sebaik-baiknya sehingga efisiensi pekerjaan di kebun dapat tercapai.
Pemilihan Bahan Tanam
Perbanyakan tanaman secara konvensional harus menggunakan bahan tanam berupa
benih yang baik agar dapat dihasilkan buah yang baik juga. Benih tersebut dipilih dari pohon
induk terpilih yang dipilih menurut kondisi lapangan yang umum. Pohon induk yang
digunakan sebagai benih dipilih dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Umur pohon 10-20 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus
dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun),
2. Batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola)
atau semisperical, daun dan tangkainya kuat,
3. Bebas dari gangguan hama dan penyakit.

Adapun ciri buah yang matang untuk benih, yaitu :


1. Umur ± 12 bulan,
2. 4/5 bagian kulit berwarna coklat,
3. Bentuk bulat dan agak lonjong dan sabut tidak luka,
4. Tidak mengandung hama penyakit,
5. Panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm,
6. Buah licin dan mulus,
7. Air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.

Benih yang telah terseleksi diistirahatkan selama ± 1 bulan dalam gudang dengan
kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari, suhu
udara dalam gudang 25-27oC dengan sirkulasi udara yang cukup. Tujuan pengistirahatan ini
adalah agar benih dapat tumbuh dengan baik karena mengalami proses pemasakan yang
sempurna.

Persiapan Lahan
Pembukaan lahan dilakukan tergantung jenis vegetasinya. Ada dua pembukaan lahan,
yaitu pembukaan lahan hutan dan pembukaan lahan non hutan. Pembukaan lahan hutan mula-
mula dilakukan penebasan belukar, lalu penebangan pohon. Penebangan harus sudah selesai
2,5-3 bulan sebelum penanaman. Adapun pembukaan lahan non hutan, perlu diketahui
dengan jelas tanaman pengganggu yang tumbuh di lahan tersebut, memiliki rhizoma atau
tidak. Hal ini akan berpengaruh pada langkah pengendalian tanaman pengganggu selanjutnya.
Penyemaian Benih
Sebelum ditanam di kebun, benih kelapa disemaikan terlebih dahulu untuk
menghasilkan bibit kelapa yang baik. Terdapat beberapa tiga cara penyemaian, antara lain:
1. Penyemaian sistem gantung dilakukan jika jumlah bibit kelapa yang diperlukan relative
sedikit.
2. Penyemaian sistem hamparan merupakan cara tradisional dan sangat sederhana yaitu
dengan cara menghamparkan benih kelapa begitu saja di lantai rumah, kolong tempat tidur
maupun di kamar mandi terbuka. Sama dengan penyemaian gantung, metode ini hanya
cocok untuk penyemaian skala kecil.
3. Penyemaian dalam bedengan merupakan teknik penyemaian yang banyak dilakukan untuk
perkebunan kelapa skala besar. Metode ini memiliki keunggulan yaitu mempermudah
seleksi bibit kelapa, menghemat pembelian polibag dan dapat menyediakan bibit dalam
jumlah yang besar dengan biaya yang relatif murah. Penyemaian dalam bedengan
sebaiknya dilakukan pada musim penghujan untuk menghemat biaya penyiraman dan
diusahakan dekat dengan sumber air atau sungai dan akan lebih baik lagi jika berdekatan
dengan kebun yang akan ditanami.

Langkah-langkah penyemaian dalam bedengan adalah sebagai berikut :


1. Pembersihan lahan persemaian dari tunggul, tonggak kayu, dan sisa tanaman lainnya
2. Pengolahan tanah sedalam 30-40 cm
3. Penambahan pupuk kandang untuk menambah kesuburan (dosis 10-20 ton/ha)
4. Pembuatan bedengan dan saluran drainase
5. Penyemaian benih kelapa dengan jarak sesuai dengan lama pembibitan
6. Penyemaian dilakukan dengan membenamkan ke dalam tanah dengan 2/3 bagian benih
masuk ke dalam tanah dan 1/3 bagian yang lain berada di atas permukaan tanah bedengan.
Sebelum disemai sabut dapat dicelupkan dalam larutan insektisida untuk mencegah
serangan rayap
7. Pemberian naungan jika diperlukan yaitu jika keadaan udara terlalu panas
8. Pemeliharaan bibit berupa penyiraman/pengairan, penyiangan rumput/gulma, pemupukan
,dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan satu hari sekali atau dua hari
sekali tergantung pada keadaan dengan menggunakan gembor untuk mencegah kerusakaan
tunas.
Pemeliharaan bibit dilakukan selama 32 minggu (8 bulan) yaitu hingga diperoleh bibit
dengan jumlah daun 4 lembar dan siap dipindahkan ke kebun. Maksimal umur bibit untuk
ditanam adalah 1 tahun setelah penyemaian. Jika bibit terlalu tua, maka pertumbuhan
tanaman akan lambat. Sebelum dipindahkan ke kebun, bibit diseleksi terlebih dahulu untuk
memisahkan bibit yang baik dengan bibit yang jelek (afkir). Karena adanya bibit afkir
tersebut, maka jumlah benih yang disemai harus memperhitungkan bibit cadangan dan bibit
yang akan diafkir yaitu sekitar 20%. Penyemain dalam polibag atau kantong plastik biasa
dilakukan di perkebunan-perkebunan kelapa yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang
besar. Keunggulan teknik persemaian ini yaitu dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu
datangnya musim hujan, memudahkan pengangkutan, tidak merusak akar tanaman,
memudahkan perawatan dan pengamatan serta menghemat tempat. Meskipun demikian,
penyemaian dengan teknik ini memerlukan biaya tambahan yaitu untuk pembelian polibag.

Penanaman
Bibit kelapa yang siap tanam selanjutnya dipindahkan ke kebun untuk ditanam.
Penanaman ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sehingga tanah benar-benar
lembab dan baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum penanaman bibit adalah jarak tanam yang akan digunakan, pembuatan lubang tanam,
pemindahan bibit ke kebun, dan penanaman tanaman penutup tanah. Tanaman kelapa
memerlukan jarak tanam yang tepat, yaitu jarak tanam yang memungkinkan daun-daun dari
dua tanaman kelapa dewasa yang tumbuh berdampingan tidak bersentuhan serta jarak tanam
yang cukup lebar. Karena jarak tanam cukup lebar maka pengolahan tanah dapat dilakukan
sesudah penanaman. Jarak tanam yang optimal untuk tanaman kelapa genjah adalah 7 m,
sedangkan untuk kelapa dalam adalah 9 m.
Para petani dapat menggunakan beberapa bentuk jarak tanam, antara lain bentuk
segitiga sama sisi, empat persegi panjang dan bentuk bujur sangkar. Model segitiga sama sisi
adalah model yang paling banyak digunakan, karena menghasilkan tanaman dengan jumlah
15% lebih banyak (penggunaan tanah lebih efisien). Setelah ditentukan jarak tanam yang
digunakan, selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dimana sebelumnya dilakukan
pemasangan ajir berdasarkan bentuk jarak tanam.
Pembuatan lubang tanam untuk tanaman kelapa dilakukan satu atau dua bulan sebelum
bibit ditanam, dengan membuat lubang tepat di tengah-tengah ajir. Ukuran lubang tanam
untuk kelapa berkisar antara 60 cm x 60 cm sampai 100 cm x 100 cm, tergantung pada jenis
tanah. Contoh ukuran lubang tanam adalah 60 cm x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x
kedalaman). Populasi Dengan jarak tersebut dalam, dalam 1 ha akan terdapat 143 pohon.
Dengan jarak tanam yang lebar, pada kebun kelapa dimungkinkan dilakukan inter cropping,
yaitu dengan menanam tanaman-tanaman tertentu di sela-sela jarak tanam (tanaman sela).
Tanaman yang dipilih untuk tanaman sela harus merupakan tanaman yang cepat memberikan
hasil, tanaman sela tidak menyaingi atau merintangi pentumbuhan tanaman utama (kelapa),
bahkan dicari tanaman yang dapat melindungi dan membantu tanaman kelapa muda.
Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman sela adalah jenis
kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang tunggak, kacang hijau, kacang kedelai,
tanaman buah seperti pisang, nanas maupun tanaman sayuran seperti petsai dan bayam.
Dengan inter cropping dapat diperoleh manfaat ganda, yaitu selain mendapatkan hasil panen
dari tanaman sela, bagi kebun kelapa sendiri mendatangkan beberapa manfaat yaitu dapat
melindungi tanah dari pengaruh sinar matahari maupun hujan yang lebat, mencegah
terjadinya pengikisan tanah, menyuburkan tanah lapisan atas, mempertahankan dan
memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan tanaman pengganggu dan gulma, serta
menjamin kelembaban tanah.

Pemeliharaan
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan
penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel
dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas
pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/ Ha 17 batang.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter,
dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam,
memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali
(musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau)
Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian
atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan
akar.
Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat),
dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
 Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal
batang.
 Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan
Oktober/Nopember (awal musim hujan).
Cara pemberian pupuk: menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K,
Mg diberikan bersamaan sedangkan pupuk P dua minggu sebelumnya. Sebelum pupuk N
diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk P karena dapat
merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang
sampai pinggir tajuk. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.
Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon):
 Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon.

 Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100

gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.

Tahun pertama
Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon,
Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon.

Tahun Kedua
Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150
gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon,
Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.

Tahun ketiga
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan
Kieserite = 200 gram/pohon.

Tahun Keempat
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan
Kieserite = 200 gram/pohon.

Pengairan dan Penyiraman


Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua
atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di
sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.

Waktu Penyemprotan Pestisida


Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram,
Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya
menggunakan sprayer.

Lain-lain
Perbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan
cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul,
dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan
gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor
kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik,
Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.
Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain:
1. Cara sanitasi Gawang yaitu dengan membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-
hati. Mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih
40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
2. Cara sanitasi pohon yaitu dengan membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan
bahan-bahan kering pada gawangan Membakar dengan hati-hati.

Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa


Pengendalian Hama:
Beberapa hama yang banyak ditemukan pada pohon kelapa antara lain kumbang badak
atau kwangwung, kumbang sagu, kumbang brontispa, ulat artona, kumbang tanduk kelapa,
belalang sexava, ngengat bunga kelapa, ulat daun kelapa, kumbang bibit kelapa, belalang
bibit kelapa, ulat siput, kutu kapuk daun kelapa, kutu daun kelapa, anai-anai randu, belalang
tahun, udang tanah, babi hutan, bajing atau tupai kelapa, tikus pohon, maupun binatang hutan
seperti rusa dan beruang. Pengendalian dapat dilakukan dengan mengenali karakter hama itu
sendiri, untuk jenis hama mamalia besar dapat dilakukan upaya trapping atau dengan upaya
pengalih perhatian. Pengendalian hama dari golongan insecta dapat dilakukan dengan
menggunakan musuh biologinya atau pengendalian mekanis dengan melakukan pemungutan
secara manual.

Pengendalian Penyakit
Penyakit yang sering ditemui pada tanaman kelapa antara lain penyakit kuning,
penyakit pucuk busuk, penyakit bercak daun, penyakit busuk akar, penyakit rontok buah dan
penyakit layu natuna. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan eradikasi
pada tanaman yang terserang penyakit terutama yang menunjukkan gejala yang parah
tujuannya agar tidak menyebar kepertanaman yang lain, tindakan lain adalah penggunaan
bahan kimia sebagai upaya preventif penyakit pada bahan tanam, atau pada saat tanaman
menunjukkan gejala ringan.

Pengendalian Gulma
Gulma yang banyak tumbuh di kebun kelapa antara lain Lalang, Teki, Lampuyangan,
Pahitan, Sembung rambat, Tahi ayam/Lantana camara, Kipahit, eter maupun berbentuk
belukar. Cara pemberantasan gulma dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan penyiangan
maupun secara kimiawi dengan menggunakan herbisida dan bahan-bahan kimia lain.

Panen dan pasca panen


Pemanenan
Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai
60 – 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah
berbuah setelah umur 3 – 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 – 10 tahun, dan
bisa mencapai umur 30 – 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang
lunak.
Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam
keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin
mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14
bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.
Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun
(varietas genjah). Semakin tua umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat.
Pembuahan yang maksimal dan tetap tercapai pada umur 10-18 tahun. Untuk varietas dalam,
kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Semakin tua umurnya jumlah buah
berangsur-angsur semakin lebat dan mencapai pembuahan yang maksimal pada umur 15-20
tahun. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa yang sudah masak di pohon
(sudah tua). Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan penampakan sabut mulai mengering,
tempurung sudah berwarna hitam, air kelapa mulai berkurang, berat buah menurun (rata-rata
perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5 kg dan kelapa dalam 2 kg), pembentukan putih
lembaga sempurna (padat) dan jika tidak dipetik buah yang masak akan jatuh dengan
sendirinya. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang berumur 11-12 bulan.
Buah yang tidak dipanen pada umur tersebut akan jatuh dengan sendirinya, sedangkan jika
panen dilakukan lebih awal buah akan sukar dilepas dari tangkainya.

Rotasi Pemanenan
Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan interval waktu antara 1-2 bulan.
Rotasi pemanenan yang dilakukan harus mempertimbangkan tenaga kerja/biaya yang
tersedia. Di daerah dengan jumlah tenaga kerja banyak dan ongkos yang murah dapat
melakukan pemanenan 1 bulan sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan
upah yang tinggi dapat melakukan panen 2 bulan sekali. Jika rotasi pemanenan dilakukan
lebih dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah dan
pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari
satu bulan, efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah kelapa yang benar-benar masak baru
sedikit.

Teknik Pemanenan
Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode, pertama adalah buah kelapa
dibiarkan jatuh, sedangkan cara yang banyak digunakan adalah dengan cara dipanjat. Teknik
pertama (buah dibiarkan jatuh) memiliki kekurangan yaitu buah yang jatuh sudah lewat
masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa
kering (desiccated coconut). Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan pada
musim kemarau. Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang siap panen
(kriteria panen) sekaligus dilakukan pembersihan mahkota daun. Adapun kelemahannya yaitu
merusak pohon dengan membuat tataran untuk berpijak. Selain tenaga manusia, pemetikan
dapat menggunakan bantuan binatang (kera/beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400
butir sehari dengan masa istirahat 1 jam. Akan tetapi beruk tidak dapat membersihkan
mahkota daun dan selektivitasnya kurang. Metode panen lain adalah pemanenan dengan
galah. Pemanenan ini dilakukan menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya
dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Dengan teknik ini kemampuan pemetikan rata-rata
adalah 100 pohon/orang/hari.

Produksi Buah
Kuantitas hasil panen buah kelapa dipengaruhi oleh varietas tanaman kelapa, teknik
budidaya yang dilakukan, keadaan tanah dan iklim, keadaan air tanah, serangan hama dan
penyakit serta umur tanaman. Kelapa jenis genjah dapat menghasilkan buah antara 9.000-
11.000 butir/ha/tahun atau setara dengan 1,5-2 ton kopra. Kelapa jenis dalam dapat
menghasilkan buah sekitar 4.000-5.000 butir/ha/tahun atau setara dengan 1-1,25 ton kopra.
Produktivitas kelapa dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan yang intensif.
PascaPanen
Kegiatan pascapanen buah yang telah dipetik meliputi kegiatan penyortiran dan
penggolongan, penyimpanan dan pengolahan awal. Buah yang disortir adalah buah yang
kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/luka terkena hama, busuk dan
kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak.
Penyimpanan sementara buah kelapa memberikan beberapa keuntungan antara lain :
memudahkan upaya pelepasan sabut; menambah kemasakan buah sehingga mutu kelapa dan
hasil kopra lebih tinggi; memudahkan pelepasan daging buah kelapa dari tempurungnya;
meningkatkan ketebalan daging buah; meningkatkan kadar minyak yang dihasilkan;
menurunkan kandungan air dan meningkatkan kualitas arang tempurung dan sabut kelapa
yang dihasilkan. Penyimpanan buah kelapa dilakukan dengan menumpuk buah dengan tinggi
tumpukan maksimal 1 meter. Tumpukan yang dibuat berbentuk piramidal dan longgar dan
dilakukan pengamatan secara rutin di gudang penyimpanan. Syarat-syarat gudang
penyimpanan adalah sebagai berikut :
1. udara segar dan kering
2. tidak kebocoran dan kehujanan
3. tidak langsung kena sinar matahari
4. suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C.

Anda mungkin juga menyukai