PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry
berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman ini merupakan tanaman
serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Seluruh
bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga
pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life). Karena hampir seluruh
bagian dari pohon, akar, batang, daun, dan buahnya dapat dipergunakan unuk
kebutuhan hidup manusia sehari-hari.
Produktivitas kelapa rakyat 0,5 1 ton kopra per hektar per tahun adalah
rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2,0
ton kopra. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul
dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua
dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan
pendapatan petani kelapa sangat rendah.
Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu
diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau
perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan
nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau
minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun
dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk enambah informasi tentang
budidaya kelapa (Cococs nucifera) sehingga menambah wawasan masyarakat atau
petani kelapa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SYARAT TUMBUH
1. Tanah
Kontur tanah Datar sampai kemiringan 3 %, lbh dr 3 % dibuat teras individu
Sifat Fisik Tanah
1. Struktur tanah baik
2. Drainase dan aerasi baik
3. Permukaan air tanah dalam minimal 1 meter
4. Keadaan air tanah bergerak
5. Kemampuan tanah menahan air cukup
6. Solum cukup dalam minimal 1 meter
Sifat Kimia Tanah
Kisaran
pH
5-8
opt
5,5-6,5
Bahan
organik
cukup
Unsur esensial cukup N, P,K,Ca, Mg, S, CL, Fe, Mn, Zn, B, Cu, dan Mo
2. Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300
mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai
drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk
menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah
hujan sepanjang tahun.
pertumbuhan
tanaman
muda
dan
buah
akan
terlambat.
Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27
derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis dan
morfologis tanaman kelapa.
Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum
65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan
buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan
hama dan penyakit
3. Media Tanam
Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, laterit,
vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada
endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.56,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara,
sering
menunjukkan
gejala-gejala
defisiensi
besi
dan
mangan.
Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air
tanah sama dengan laju evapotranspirasirasi atau bila persediaan air ditambah
curah hujan selama 1 bulan lebih besar atau sama dengan potensi
evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan
penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat
kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah
akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang
mengalami erasi.
4. Ketinggian Tempat
penanaman
legume
dan
tindakan
lain
yang
diperlukan
bedengan
60-80
m.
Untuk
polybag,
terbuat
dari
setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara
penanaman adalah sebagai berikut:
1. Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan
dimasukkan ke lubang tanam.
2. Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang
tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya
digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah
dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
3. Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang,
dipadatkan dengan ketebalan 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
4. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi,
adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk
sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160
batang.
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan
hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).
Penanaman tanaman penutup dilakukan sebelum musim hujan dengan famili
Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk.
Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes
rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki struktur tanah,
mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan,
memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.
2.5 Pemeliharaan Tanaman Kelapa
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama
dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman
sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman
tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha
17 batang.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua
1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang
diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah
b. Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300
gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon
4. Tahun Kedua
a. Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450
gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.
5. Tahun ketiga
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
6. Tahun Keempat
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
e. Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan
dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan
air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
f. Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10
gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20
hari. Caranya menggunakan sprayer.
3.8. Lain-lain Perbaikan saluran drainase/cuci parit/kuras got dilakukan awal
musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada
dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan
tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan
semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit
sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan
dimulai dari muara ke hulu.
10
Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara
lain:
1. Cara sanitasi Gawang
a) membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
b) mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi
tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
2. Cara sanitasi pohon
a) membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering
pada gawangan.
b) Membakar dengan hati-hati.
2.6 Pengendalian Hama dan Penyakit
Kumbang nyiur (Oryctes Rhinoceros) dengan ciri-ciri bentuk kumbang
dengan ukuran 20-40 mm warna hitam dengan bentuk cula pada kepala, dengan
gejala: hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun; tanaman berumur 0-1
tahun, lubang pada pangkal batang dapat menimbulkan kematian titik tumbuh
atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak; pada tanaman dewasa terjadi lubang
pada pelepah termuda yang belum terbuka; ciri khas yang ditimbulkan yaitu janur
seperti digunting berbentuk segi tiga; stadium yang berbahaya adalah stadium
imago (dewasa) yang berupa kumbang; Pengendalian dengan cara sanitasi kebun
terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa; menggunakan virus Bacullovirus
oryctes dan Mettarrizium arrisophiae; memberikan carbofura (furadan 3G) atau
carbaryl (sevin 5G) 10/pohon dengan interval 2 bulan sekali.
Sexava sp dengan cirri-ciri: belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm,
berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. dengan
gejala: merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda,
kulit buah dan bunga-bunga; merajalela pada musim kemarau; pada serangan
yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja. Pengendalian cara mekanis:
menghancurkan telur dan nimfanya, menangkap belalang (di Sumatera dengan
perekat dicampur Agrocide, Lidane atau HCH, yang dipasang sekeliling batang)
untuk menghalangi betina bertelur di pangkal batang dan menangkap nimfa yang
akan naik ke pohon; cara kultur teknis: menanam tanaman penutup tanah (LCC),
misalnya Centrosema sp., Calopogonium sp., dan sebagainya; cara kemis:
11
menyrmprot dengan salah satu atau lebih insektisida, seperti BHC atau Endrin
19,2 EC 2cc/liter air, menyemprotkan disekitar pangkal batang sampai tinggi 1
meter, tanah sekitar pangkal batang diameter 1,5 m 6 liter/pohon. Insektisida lain
yang dapat digunakan: Sumithion 50 EC, Surecide 25 EC, Basudin 90 SC atau
Elsan 50 EC; cara biologis: menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya
belum memuaskan.
Tikus pohon, Rattus rattus roque dengan ciri-ciri: hidup di tanah, pematang
sawah, atau dalam rumah, dengan gejala: buah kelapa berlubang dekat
tampuknya.; lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata
kadang bulat, kadang melebar. Pengendalian dengan cara memburu tikus,
memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; sanitasi mahkota daun kelapa
agar tidak menjadi sarang tikus.
Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); penyebab cendawan Pestalotia
palmarum Cooke, dengan gejala: timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada
daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan
sampai kelabu; bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang
terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. Pengendalian: bibit
disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45 atau Perenox dengan dosis
0.1-0.2 %.
Penyakit busuk janur (spear rot) penyebabnya adalah cendawan Fusarium
sp., dengan gejala: timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang
kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak
yang lebih besar; pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli
cendawan; daun yang terserang akan mati lebih cepat. Pengendalian:
menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung
senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
Penyakit bercak daun (Brown leaf) penyebabnya adalah cendawan
Helminthosporium incurvatum, dengan gejala: pada permukaan daun timbul
bercak-bercak bulat kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna
menjadi coklat tua; bercak-bercak tersebut kemudian berubah menjadi lonjong
dan memanjang. Pengendalian: semprotlah bibit atau tanamanmuda yang baru
dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
12
13
Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah
lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan
14
BAB III
KESIMPULAN
Dari materi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa
pohon batang lurus dari family palmae. Dalam budidaya tanaman kelapa ( Cocos
nucifera L)ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan meliputi
15
1. Syarat tumbuh terdiri dari tanah, iklim, media tanam dan ketinggian
tempat
2. Pembukaan dan pemberihan lahan
3. Teknis pembibitan kelapa terdiri dari pembibitan, pembibitan kitri,
pemeliharaan saat pembibitan,
4. Teknis penanaman tanaman kelapa
5. Pemeliharaan tanaman kelapa terdiri dari penjarangan dan peyulaman,
penyiangan, perempelan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, waktu
penyemprotan pestisida,
6. Pengendalian hama dan penyakit
7. panen
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Hartoyo. 2013.
BUDIDAYA KELAPA ( Cocos nucifera )
http://caracarapenanaman.blogspot.com/2013/02/budidaya-kelapa-cocosnucifera.html diakses pada 7 April 2015
Nazarudin.
2012.
Cocos
nucifera.
http://nazarudinlatif.blogspot.com/2012/07/cocos-nucifera-perikehidupandiajukan.html diakses pada 7 April 2015
Roby. 2010. Perkebunan dan industri budidaya. http://budakpontifahlevi.blogspot.com/2010/03/mpt-perkebunan-dan-industribudidaya.html diakses pada 7 April 2015
16