DISUSUN OLEH:
PUJI RAHAYU
D1A013122
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila merupakan salah satu spesies ikan yang banyak dibudidayakan untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani dengan keunggulan yaitu cara membudidayakannya mudah, tahan
terhadap penyakit sesuai dengan iklim tropis, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Hal
ini dikarenakan ikan tersebut merupakan komoditas ikan air tawar yang memperoleh banyak
perhatian dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia, terutama dalam hal
peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. Berbagai upaya
penelitian dengan tujuan memperoleh ikan nila yang produktif terus dilakukan khususnya di
Indonesia.
Di jambi sendiri kebutuhan konsumsi ikan terbilang tinggi. Namun, faktanya ketersediian
ikan terhadap kebutuhan masih kurang. Hal ini dikarenakan faktor alam seperti pengaruh
pasang surut air, curah hujan dan sebagainya faktor lainya seperti kurangnya minat dan
pengetahuan terhadap buddaya ikan.
Oleh karena itu dilakukan pengamatan untuk menetahui subsistem agribisnis perikanan di
Danau Teluk Kenali Desa Teluk Kenali Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sub sistem agribisnis budidaya keramba ikan nila di danau teluk kenali
kecamatan telanai pura kota jambi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pengamatan di danau teluk kenali untuk menambah informasi dan wawasan
tentang sub sistem agribisnis budidaya keramba ikan nila.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan selama satu bulan dari 2 November 2014 sampai 22
November 2014 di danau teluk kenali kelurahan teluk kenali kecamatan telanai pura kota
jambi.
2.2 Narasumber
Narasumber yang dipilih oleh penulis bernama Pak Latif yang merupakan salah satu
ketua kelompok pembudidaya ikan di kelurahan teluk kenali yaitu kelomok Mina Maju
mandiri. Alamat: Rt 02/rw 02 Desa teluk kenali, kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Cp:
081274976791
2.3 Metode pengamatan
Metode yang digunakan penulis yaitu wawancara langsung kelapangan dengan petani
keramba didanau teluk kenali yaitu pak Latif. Adapun data lain untuk menunjang laporan
yaitu metode studi pustaka dengan mencari literatur sesuai dengan materi yang sedang
dibahas.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Danau Teluk Kenali
Danau Teluk Kenali terletak di Desa Teluk Kenali Kecamatan Telanaipura Kota
Jambi telah diatur menjadi zona inti, zona penyangga dan zona penangkapan. Luas
keseluruhan perairan pada saat normal 15 ha dan pada saat kemarau menyusut hingga
menjadi 10 ha saja. Zona inti memiliki luasan 3,5 ha yang terletak disebelah utara danau.
Sedangkan zona penyangga berada disekeliling pinggir dekat deretan danau, dan zona
penangkapan berada dibagian saluran keluar air danau yang berada disisi barat daya danau.
Fungsi pengawasan yang dilakukan didaerah suaka perikanan ini telah dilakukan
dengandibangunnya pos penjagaan pengawasan yang dijaga oleh seorang petugas yang digaji
oleh Dinas Perikanan Propinsi Jambi dan Dinas Perikanan Koa Jambi. Pengaturan pengoahan
yang ada saat ini dilakukan berdasarkan SK walikotamadya TK.II Jambi No. 523 Tahun
1993. Kegiatan perikanan yang dilakukan disekitar danau ini adalah perikanan tangkap dan
perikanan budidaya. Kegiatan perikanan tangkap meliputi kegiatan penangkapan ikan
menggunakan alat-alat tradisional yaitu dengan tangkul (alat penangkap jenis perangkap
jaring yang digantungkan menggunakan kayu atau bambu dengan ukuran rata-rata 15 m x 15
m), tajur (alat tangkap ditancapkan menggunakan bambu dan dibiarkan untuk mendapatkan
ikan), pukat (alat tangkap jenis gillnet yang dibiarkan didalam perairan untuk menjerat ikan)
dan tembikar (alat tangkap sejenis bubu yang terbuat dari bambu, kayu atau kawat.)
Kegiatan perikanan budidaya yang dilakukan adalah budidaya ikan dalam keramba
apung. Jenis ikan yang umumnya dibudidaya adalah jenis ikan nila dan ikan botia. Jenis ikan
yang teridentifikasi didanau ini jenis ikan betok, botia, bujuk, baung, jelawat, sepat, parang,
gabus, gurame, toman, lele, betutu, sumpit, tambakan dan udang galah. Permasalahan yang
muncul dalam elakukan kegiatan usaha perikanan adalah semakin tertutupnya perairan danau
oleh gulma yang sebagian besar jenis eceng gondok. (anhakim, 2007)
maks: 10%
protein
min : 32%
lemak
min : 5%
serat kasar
maks: 5%
Abu
maks: 10%
Aflatoxin
maks: 5pbb
Kelebihan pakan jenis ini dengan pakan jenis lain adalah terdapat aflatoxin sebesar 5pbb.
Aflatoxin merupakan vitamin bagi ikan yang berfungsi sebagai antibodi ikan.
Kedua, jenis pakan sinta SNA-3 yang juga diroduksi olh PT Sinta Prima Freedmillyang
memiliki komposis
Kadar air
maks: 12%
Protein
min:
32%
Lemak
min:
5%
Serat kasar
maks: 6%
Abu
maks: 12%
Pakan ini diberikan pada pada saat sebelum panen, hal ini dikarenakan pakan ini dapat
menambah berat ikan sehingga hasil yang didapat lebih baik.
Harga untuk pakan itu sendiri Rp. 280.000;/30 kg atau 9,300/kg yang dibeli di toko grosir
dekat gerbang sebelum mendalo.
4. subsistem input pekerja
Budidaya keramba ikan dikerjakan oleh pak latif sendiri, karena tidak membutuhkan banyak
tenaga dan hanya memiliki 30 petak keramba.
3.2 Sistem produksi/On farm
Lahan
Tempat yang digunakan untuk budidaya keramba ikan nila yaitu didanau teluk kenali.
Syarat untuk izin budidaya keramba didanau tersebut hanya terdaftar sebagai warga desa
Teluk Kenali. Lahan yang dimiliki oleh pak latif yaitu memiliki 30 petakan keramba, dengan
ukuran yang berbeda-beda.
Berikut adalah rincian dana untuk pemula pembudidaya dengan petakan 3x4
Alat dan bahan yang digunakan
Alat :
-
Budidaya ikan nila harus pada air mengalir, karna mensirkulasi oksigen pada ikan
Harus dipisahkan ikan yang besar dan yang kecil untuk menstabilkan kompetisi
makanan ikan.
Pemeliharaan ikan
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang ditebar oleh pak latif
berukuran 2-5 cm sampai ukuran 10-12 cm dalam satu petakan dalam waktu 3 minggu.
Pemilihan benih untuk dipindah ke petakan lain dengan menggunakan ember yang memiliki
lubang-lubang kecil. Ikan yang tersangkut akan dipindahkan kepetakan dengan kumpulan
ikan yang lebih besar. Hal ini dilakukan untuk memisahkan ikan benih dan ikan sedang
karena bila diletakkan dalam satu petakan maka ikan benih tidak dapat bersaing dalam
makanan dengan ikan yang ukuran lebih besar. Dalam satu bulan pak latif dapat memasukkan
benih baru sebanyak 3 kali dengan jumlah benih rata-rata 10.000. Ikan yang berukuran
sedang berukuran 12 cm. Setelah 1 bulan lebih benih dipindah kembali kepetakan terakhir.
Untuk petakan tarakhir beisi ikan yang rata-rata memiliki berat 140 gram. Pemeliharaan ikan
masih menggunakan alat-alat manual karena pengetahuan dan dana yang kurang dalam
pengadaan teknologi
Pemberian pakan
Pemberian pakan ini terbagi lagi menjadi dua, untuk ikan nila yang berukuran 2-5 cm
pakan terlebih dahulu direndam didalam air sampai pakan halus, sehingga tepat untuk
pencernaan ikan. Sebenarnya pakan untuk benih ikan berbeda dengan ikan yang sudah besar
namun karena harga pakan benih yang relatif tinggi yaitu Rp.150.000/10 kg, pak latif
berinisiatif memberikan pakan untuk ikan dewasa dengan cara direndam sampai lembut.
Untuk ikan nila berukuran diatas 5 cm diberi langsung pekan terapung.
Dalam sehari pak latif dapat menghabiskan pakan sebanyak 1 kg untuk 30 petakan. Selain
pakan sebagai nutrisi ikan, ada cara lain yang dilakukan pak latif agar antibodi ikan menjadi
lebih baik yaitu dengan mencampurkan pakan dengan rebusan air bawang putih diberikan
saat ikan masih benih.
Panen dan pasca panen
Panen ikan nila dapat dilakukan setelah 4 bulan dibudidayakan. Dalam satu bulan pak
latif dapat memanen dua kali dengan tiap hasil panenan 120 kg. Hasil panenan dijual ke
tengkulak untuk dipasarkan di pasar angso duo. Untuk tiap kilogramnya rata-rata pak latif
menjual dengan harga Rp. 26.000;/kg. Keuntungan yang didapat dari pak latif berkisar Rp
1,500.000;/bulan
Penggunaan teknologi
Didesa teluk kenali masih menggunakan sistem manual dan alat-alat sederhana. Untuk
sampai ke keramba pak latif menggunakan perahu yang hanya didayung
Faktor penghambat budidaya ikan nila
ada beberapa hambatan dalam budidaya keramba ikan nila didanau teluk kenali, yaitu:
Bila musim kemarau, danau teluk kenai menyusut hingga tidak banyak petani yang
melakukan budidaya keramba ikan.
Pada saat musim hujan, bayak terdapat sampah masyarakat karena berbatasan dengan
sungai kenali. Hal ini dapat merusak ekosistem ikan didanau tersebut
Kehadiran burung bangau, apabila air laut berhembus kencang, banyak burung
bangau terbang disekitar danau untuk memakan ikan.
3.3 subsistem Agribisnis Hilir
Hasil yang dijual dalam bentuk ikan rata-rata berbobot 145 gram. Harga produk
fluktuatif tergantung pada pasar. Tujuan pemasaran hasil yaitu pasar angso duo melalui
tengkulak sebagai perantara. Penjualan hasil atau rantai tata niaga panjang, seperti bagan
berikut:
Petani ikan
tengkulak
penjual
konsumen
dibudidaya adalah ikan nila merah, sehingga memiliki tampilan yang menarik.
3.4 Subsistem Penunjang
1. Peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan memiliki peran memberikan
penyuluhan tentang budidaya setiap bidangnya. Untuk penyuluhan di Danau Teluk Kenali
dilakukan satu kali dalam sebulan. Dalam penyuluhan yang dilaksanakan, penyuluh
memberikan informasi dan pengetahuan tentang budidaya ikan nila pada petani di Danau
Teluk Kenali. Penyuluhan yang dilakukan berupa penyuluhan masal dengan mengumpulkan
para petani dalam waktu dan tempat yang sama.
2. Peran Satuan Kerja Perangkat Kerja (SKPD)
SKPD melalui Dinas Kelautan dan Perikan (DKP) Kota Jambi memberikan bantuan
dana dengan programnya yaitu Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) sebesar Rp.
65.000.000;/kelompok. Hal tersebut sangat membantu usaha budidaya ikan untuk pak latif
sendiri dan semua pembudidaya pada umumnya.
2. Keberadaan sistem perbankan
Petani memanfaatkan jasa perbankan untuk tambahan modal budidaya ikan. Namun
sistem peminjaman pada bank hanya dapat dilakukan oleh pribadi bukan kelompok. Seperti
pak latif yang meminjam uang kepada bank sebesar Rp. 40.000.000; dengan syarat yang telah
ditentukan oleh pihak bank. Bank pemberi pinjaman tersebut adalah bank Mandiri Persero
TBK.
3. Sistem Ijon
Sistem Ijon merupakan sistem sistem dimana petani yang membutuhkan dana akan
meminjam dana kepada seseorang yang kemudian akan dibayar oleh petani bukan dengan
uang, melainkan dengan hasil produksi dari budidaya. Sedangkan di Teluk Kenali tidak
menganut sistem tersebut
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan diatas dapat disimpulkan bahwa pak
latif sebagai ketua dari kelompok Mina Maju Mandiri menjelaskan subsistem agribisnis
budidaya keramba ikan di Danau Teluk Kenali terbagi menjadi empat subsistem, yaitu
subsistem agribisnis hulu, subsistem produksi/on farm, subsistem agribisnis hilir dan
subsistem penunjang.
Kendala yang dihadapi oleh para petani ikan antara lain,
Bila musim kemarau, danau teluk kenai menyusut hingga tidak banyak petani yang
melakukan budidaya keramba ikan.
Pada saat musim hujan, bayak terdapat sampah masyarakat karena berbatasan dengan
sungai kenali. Hal ini dapat merusak ekosistem ikan didanau tersebut
Kehadiran burung bangau, apabila air laut berhembus kencang, banyak burung
bangau terbang disekitar danau untuk memakan ikan.
DAFTAR PUSTAKA
AnHakim.
2007.
Sekilas
Tentang
Danau
Teluk
Kenali
Jambi.
http://anhakim.blogspot.com/2007/12/sekilas-tentang-danau-teluk-kenali.html.
diakses pada 23 November 2014.
H. Martinus Andri. 2013. Produksi Ikan Nila Merah (Orechromis Niloticus) Jantan
Menggunakan Madu Lebah Hutan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta
LAMPIRAN
Benih ikan
Perahu
Pak Latif