Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ABORSI DI TINJAU DALAM PANDANGAN AGAMA


KRISTEN
“DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS PROGRAM
MATA KULIAH AGAMA”

NAMA : LAMRO PARULIAN SIHOTANG


NPM : 220320029
JURUSAN : AGRIBISNIS A

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

Jl.Harmonika baru p.bulan selayang II Medan 20131


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kehidupan manusia dimulai saat setelah pembuahan terjadi. Jika dengan


sadar dan dengan segala cara kita mengakhiri hidup manusia tak berdosa,
berarti kita melakukan suatu perbuatan tak bermoral dan asosial. Tidak
semestinya kita membiarkan penghentian nyawa hidup siapapun atau hidup
kita sebagai manusia menjadi tidak berharga lagi.

Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat
dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di
Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta.
Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia.
Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang
atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak
hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.

Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan


dampak ada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab
utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia.

Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu,


hanya aja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi,
kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam
laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu
terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama
sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain
pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat
kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya
didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang
terlambat datang bulan.

Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap
kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh
aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di seluruh
dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita
meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh
aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi
dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di
Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia
diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut
memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.

Kristen dan aborsi memiliki sejarah panjang dan rumit, meskipun aborsi


tidak pernah disebutkan dalamAlkitab Kristen . Sementara beberapa penulis
mengatakan bahwa orang Kristen awal memegang keyakinan yang berbeda
pada waktu yang berbeda tentang aborsi, lain mengatakan bahwa, meskipun
keheningan Perjanjian Baru pada masalah ini, mereka mengutuk aborsi pada
setiap titik kehamilan sebagai dosa besar, kutukan bahwa mereka
mempertahankan bahkan ketika beberapa dari mereka tidak memenuhi syarat
sebagai kasus pembunuhan penghapusan janin belum "terbentuk" dan animasi
oleh jiwa manusia.

Secara umum, beberapa denominasi Kristen dapat dianggap pro-


kehidupan sementara yang lain dapat dianggap pro-choice Selain itu, ada
minoritas yang cukup besar dalam semua denominasi yang tidak setuju dengan
sikap denominasi mereka pada aborsi. Para denominasi terbesar, gereja-gereja
yang mewakili lebih dari setengah dunia kekristenan (termasuk Gereja Katolik
Roma , yang Gereja Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental ) menentang
langsung aborsi dalam segala situasi.
BAB II

PANDANGAN AGAMA KRISTEN TENTANG ABORSI

1.Pengertian Aborsi

Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh


Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan
aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu.

Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi


keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan
sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara
umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat
masa kehamilan).

Untuk lebih memperjelas maka berikut ini akan saya kemukakan


defenisi para ahli tentang aborsi, yaitu:

a) Eastman: Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana


fetus belum sanggup berdiri sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan
apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gr atau kehamilan kurang
dari 28 minggu

b) Jeffcoat: Aborsi yaitu pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum 28


minggu, yaitu fetus belum viable by law

c) Holmer: Aborsi yaitu terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16


dimana prasentasi belum selesai

A) Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: 


a. Aborsi Spontan / Alamiah 
b. Aborsi Buatan / Sengaja 
c. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. 


Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel
sperma, sedangkan

 
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan
atau dukun beranak). 

Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang


dilakukan atas indikasi medik.  Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.1

2  Jenis-jenis Aborsi

Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu pengguguran
spontan (spontanueous aborsi) dan pengguguran buatan atau sengaja (aborsi
provocatus), meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa
dijelaskan. Krismaryanto, menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri
dari:

1. Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured Abortion/ Aborsi Prvocatus/


Induced Abortion, yaitu penghentian hasil kehamilan dari rahim sebelum janin
bisa hidup diluar kandungan.

2. Miscarringe/ Keguguran, yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi hidup di


luar kandungan (viabilty).

3. Aborsi Therapeutuc/ Medicalis, adalah penghentian kehamilan dengan


indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu, atau tubuhnya yang tidak bisa
dikembalikan.

4. Aborsi Kriminalis, adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup


di luar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik, dan dilarang
oleh hukum.

5. Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk meghindari


kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit ginetis.
Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan keturunan
hanya yang unggul saja

6. Aborsi langsung-tak langsung, adalah tindakan (intervensi medis) yang


tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam rahim sang
1
http://en.wikipedia.org/wiki/Christianity_and_abortion
 
ibu. Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan (intervensi
medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak
dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam tindakan itu.

7. Selective Abortion. Adalah penghentian kehamilan karena janin yang


dikandung tidak memenuhi kriteria yang diiginkan. Aborsi ini banyak
dilakukan wanita yang mengadakan ”Pre natal diagnosis” yakni diagnosis janin
ketika ia masih ada di dalam kandungan.

8. Embryo reduction (pengurangan embryo), pengguguran janin dengan


menyisahkan satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami
hambatan perkembangan, atau bahkan tidak sehat perkembanganya.

9. Partial Birth Abortion, merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah


medis dikenal dengan nama dilation and extaction. Cara ini pertama-tama
adalah dengan cara memberikan obat-obatan kepada wanita hamil, tujuan agar
leher rahim terbuka secara prematur. Tindakan selanjutnya adalah
menggunakan alat khusus, dokter memutar posisi bayi, sehingga yang keluar
lebih dahulu adalah kakinya. Lalu bayi ditarik ke luar, tetapi tidak seluruhnya,
agar kepala bayi tersebut tetap berada dalam tubuh ibunya. Ketika di dalam
itulah dokter menusuk kepala bayi dengan alat yang tajam. Dan menghisap
otak bayinya sehingga bayi mati. Sesudah itu baru disedot keluar2

3 Alasan Melakukan Aborsi

1.Alasan Medis

Adakalanya kelainan yang dapat membahayakan jiwa si ibu jika ia hamil,


misalnya penyakit jantung. Meskipun sudah diperingatkan oleh dokter,
adakalanya kehamilan terjadi tanpa direncanakan. Jika hal itu terjadi dokter
dihadapkan kepada pilihan menolong jiwa si ibu dengan menggugurkan
kandungan ataukah membiarkan janin tumbuh menjadi bayi, ibu meninggal.
Ny Nani soewando, SH., memperinci alasan-alasan medis sebagai berikut:

a.untuk menyelamatkan jiwa si ibu/wanita


b.untuk menjaga kesehatan ibu/wanita
c.untuk mencegah gangguan yang berat dan tetap terhadap kesehatan wanita
d.untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan fisik atau mental wanita atau
salah satu anak dalam keluarga
e.untuk mencegah bahaya terhadap jiwa atau kesehatan wanita
f.untuk mencegah kelahiran dengan fisik atau mental yang berat
2
https://symbianplanet.net/pengertian-aborsi/
dari alasan-alasan tersebut di atas, alasan 1 dan 2 banyak Negara-negara
yang melegalisasinnya, antara lain Negara Prancis, Swiss, Kanada, Pakistan,
dan Thailand, sebagai alasan untuk memperbolehkan aborsi .

2.Hamil Karena Perkosaan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, industrialisasi, modernisasi


disertai sekularisme dan globalisasi, telah menyebabkan dampak negatip dalam
kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri sebenarnya
bebas nilai (tidak bernilai buruk atau baik). Yang membuat menjadi berakibat
buruk adalah manusianya itu sendiri seperti media cetak dan elektronik. Kedua
media itu dapat bernilai baik bila digunakan untuk maksud-maksud yang baik
pula. Namun akan menjadi buruk jika digunakan untuk meyebarluaskan
pornografi. Majunya teknologi dan ilmu pengetahuan baik dibidang
komunikasi,transformasi dan telematika ada membawa dampak negatip bagi
kehidupan masyarakat, seperti televisi, internet dan lain sebagainya. Kemajuan
di bidang komunikasi dan transformasi kadagkala banyak disalahgunakan oleh
masyarakat terutama dikalangan anak muda sehingga banyak memberikan
dampak yang sangat buruk di dalam kehidupan bermasyarakat.

Akibat dampak negatip dari semuanya itu adalah meningkatnya


kejahatan dikalangan masyarakat terutama para remaja, terutama kejahatan
seks. Bila hal ini berlangsung terus dikwatirkan rusaknya moral pemuda kita
yang nantinya diharapakan sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. Kita
tidak heran lagi mendengar berita-berita tentang perkosaan akhir-akhir ini
terhadap seorang wanita. Diantara kasus-kasus perkosaan yang sering terjadi
seringkali yang menjadi korban adalah gadis dibawah umur. Ada lagi juga
dilakukan oleh ayah terhadap anak kandungnya sendiri. Semua itu mengajak
kita untuk senantiasa waspada dan mawas diri. Apabila perbuatan-perbuatan
tersebut diatas menyebabkan hamilnya wanita yang bersangkutan bagaimana
bayi dalam kandungan tersebut? Akankah diminta pertanggung jawaban dari
orang yang melakukan perbuatan itu? mungkin, maka jalan yang ditempuh
adalah melakukan aborsi. Yang menjadi pertanyaan lain adalah haruskah
seorang yang menjadi korban perkosaan yang hamil melakukan aborsi terhadap
janin yang dikandungnya. Hal tersebut kembali kepada korban tersebut, untuk
itu sebelum mengambil sikap untuk menggugurkan kandungan korban perlu
mendapatkan perhatian yang lebih, terutama dari konsultan ataupun dukungan
moril dari keluarga. Karena aborsi diharapakan dapat menjadi jalan terakhir
dari permasalahan tersebut. Karena bagaimanapun bayi yang dikandung akibat
perkosaan tidak bersalah.
3. Bayi yang dikandung cacat

Kemajuan teknologi kedokteran telah memungkinkan manusia


mengetahui janin sejak masih dalam kandungan. Bukan saja tentang jenis
kelaminnya saja, tetapi juga tentang apakah janin tersebut menderita cacat atau
tidak. Salah satu cacat berat yang dapat dideteksi sejak dini adalah kelainan
fisik atau mental yang disebut sebagi sindroma down.

Pada kelainan ini, selain terdapat kelainan fisik yang berat, juga terdapat
kelainan perkembangan mental yang sangat terlambat (idiot). Dimana anak
tersebut jika lahir kedunia akan selalu tergantung pada orang lain. Selain
sindroma Down, adanya kepala tidak berkembang (anensefali ) atau cairan otak
tersumbat (hidrosefalus) juga dapat dideteksi sejak janin masih di dalam
kandungan. Dalam keadaan seperti ini, dokter tidak dapat mengelakkan diri
dari keharusan memberitahukan hal itu kepada orangtuanya, agar mereka siap
mental menghadapi serta dapat menentukan rencana kedepan. Ada
kemungkinan pasangan orangtua itu lebih memilih untuk mengugurkan
kandungannya

4. Sosial ekonomi

Tidak dapat kita pungkiri kebutuhan manusia semakin lama semakin


meningkat. Sedangkan untuk memuaskan kebutuhan tersebut kadangkala
terdapat banyak keterbatasan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan maka
salah satu penyebab aborsi adalah karena kemiskinan, dimana seseorang
melakukan aborsi karena tidak sanggup untuk membiayai kehidupan anak
tersebut kelak, sehingga jalan yang diambil adalah dengan melakukan aborsi

5.Hamil diluar nikah

Kemajaun zaman yang terus berkembang pada saat ini membuat


pergaulan diantara masyarakat terutama anak muda semakin tidak terkontrol.
Perlakuan dan tingkah negatip yang dilarang dalam norma-norma dalam
masyarakat pun menjadi tren dikalangan anak muda saat ini. Salah satunya
adalah seks bebas diantara anak muda yang nantinya akan menyebabkan
kehamilan diluar nikah. Salah satu jalan yang ditempuh ketika seseorang
wanita hamil diluar nikah adalah aborsi. Aborsi dilakukan karena tidak adanya
kesiapan untuk mempunyai anak dan rasa malu kepada masyarakat karena
hamil diluar nikah.3

4.Dampak negative Aborsi


3
https://www.fimela.com/parenting/read/3821947/5i-alasan-wanita-melakukan-abors
Berikut ini resiko yang terjadi jika melakukan aborsi khususnya remaja:

1.Kematian karena terlalu banyak pendarahan


2.Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4.Sobeknya rahim (Uterine Perforation)
5.Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10.Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11.Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12.Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
13.Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
14.Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang
dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan
dikemudian hari setelah menikah.
15.Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan
gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan
kematian ibu maupun anak atau keduanya.
16.Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan
menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya
rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang
dikandungnya.
17.Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan
antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal
tidak ada.4

5.Pandangan Hukum Tentang Aborsi

Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang Negara,


maupun Etik Kedokteran, seorang dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan
tindakan pengguguran kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak awal
seseorang yang akan menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan

4
https://www.merdeka.com/sehat/dampak-mengerikan-aborsi-pada-kesehatan-fisik-dan-
mental-aborsi.html
Sumpah Dokter Indonesia yang didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya
menyempurnakan Sumpah Hippokrates, di mana ia akan menyatakan diri untuk
menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. Dari aspek etika,
Ikatan Dokter Indonesia telah merumuskannya dalam Kode Etik Kedokteran
Indonesia mengenai kewajiban umum,

Pasal7d: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban


melindungi hidup makhluk insani. Pada pelaksanaannya, apabila ada dokter
yang melakukan pelanggaran, maka penegakan implementasi etik akan
dilakukan secara berjenjang dimulai dari panitia etik di masing-masing RS
hingga Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK). Sanksi tertinggi dari
pelanggaran etik ini berupa "pengucilan" anggota dari profesi tersebut dari
kelompoknya. Sanksi administratif tertinggi adalah pemecatan anggota profesi
dari komunitasnya.

Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus justru tidak bersifat


mutlak. Abortus buatan atau abortus provokatus dapat digolongkan ke dalam
dua golongan yakni: 1. Abortus buatan legal Yaitu pengguguran kandungan
yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-
undang. Populer juga disebut dengan abortus provocatus therapeticus, karena
alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya adalah untuk
menyelamatkan nyawa ibu. Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:

PASAL 15: 1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk


menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan
medis tertentu. 2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1) hanya dapat dilakukan: a. Berdasarkan indikasi medis yang
mengharuskan diambilnya tindakan tersebut; b. Oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan
tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli; c. Dengan
persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya; d. Pada
sarana kesehatan tertentu. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis
tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

Pada penjelasan UU no 23 tahun 1992 pasal 15 dinyatakan sebagai


berikut: Ayat (1) : Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan
dengan alasan apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum,
norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang
dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu Ayat (2) Butir a : Indikasi
medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan
medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu,ibu hamil dan janinnya
terancam bahaya maut. Butir b : Tenaga kesehatan yang dapat melakukan
tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian dan wewenang
untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kandungan seorang dokter ahli
kebidanan dan penyakit kandungan. Butir c : Hak utama untuk memberikan
persetujuan ada ibu hamil yang bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak
sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya ,dapat diminta dari semua
atau keluarganya. Butir d : Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan
yang memiliki tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan
ditunjuk oleh pemerintah. Ayat (3) : Dalam Peraturan Pemerintah sebagai
pelaksanan dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenal keadaan darurat
dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya,tenaga kesehatan
mempunyai keahlian dan wewenang bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang
ditunjuk. 2. Abortus Provocatus Criminalis ( Abortus buatan illegal ) Yaitu
pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan atau
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak
memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Abortus
golongan ini sering juga disebut dengan abortus provocatus criminalis karena
di dalamnya mengandung unsur kriminal atau kejahatan. Beberapa pasal yang
mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP):

PASAL 299 1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita


atau menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan,
bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat pulu
ribu rupiah. 2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau
kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat
ditambah sepertiga. 3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan
pencaharian.

PASAL 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau


mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.

PASAL 347 1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau


mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2) Jika perbuatan itu menyebabkan
matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.

PASAL 348 1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau


mematikan kandungan seseorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2) Jika perbuatan
tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.

PASAL 349 Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau
membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347
dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengn
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana
kejahatan dilakukan.

PASAL 535 Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan


suatu sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan
atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan
menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau
perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga
bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Dari rumusan
pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan : 1. Seorang wanita hamil
yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain, diancam
hukuman empat tahun. 2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap
ibu hamil, dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12
tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15 tahun 3. Jika dengan persetujuan
ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan bila ibu hamil
tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara. 4. Jika yang melakukan dan
atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter, bidan atau juru
obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya dan hak
untuk praktek dapat dicabut. Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal
pun yang memperbolehkan seorang dokter melakukan abortus atas indikasi
medik, sekalipun untuk menyelamatkan jiwa ibu, dalam prakteknya dokter
yang melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang
kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48). Selain KUHP, abortus
buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:

PASAL 80 Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis


tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)5

7.Aborsi Dalam Pandangan Akitab

Gereja Kristen protestan  saat ini masih kesulitan untuk mengatasi


masalah aborsi yang masih tinggi. Diantaranya seperti sebuah kebijakan-
kebijakan Negara, dimana Negara tersebut masih memperbolehkan
diadakannya aborsi.

Dalam perintah Allah yang ke-6  berbunyi “Jangan Membunuh”, gereja


masih bertanya-tanya, dalam situasi dan kondisiyang rumit, apakah perintah ini
masih berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan
untuk manusia. Dan sekarang yang menjadi masalah utama adalah tentang
status fetus/janin itu sendiri;

·         Apakah fetus atau janin itu manusia atau bukan?

·         Syarat apakah yang harus dimiliki “sesuatu” supaya dapat dianggap


seorang manusia, jelasnya supaya memiliki hak hidup?

·         Jika kita menganggap bayi yang belum dilahirkan bukan manusia, tetapi
hanya benda, kapankah fetus itu dapat menikmati statusnya sebagai seorang
manusia atau pribadi?

Jika janin itu belum mempunyai status sebagai manusia, maka Abortus
tidak dapat dicap sebagai pembunuhan, dan masalah kita dapat diselesaikan,
tetapi jika itu adalah manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan
secara kontiniu, maka ini jelas merupakan suatu pembunuhan.

Alkitab sebagai sumber acuan hidup orang Kristen, tidak pernah secara
khusus berbicara mengenai soal aborsi. Namun demikian, ada banyak ajaran
Alkitab yang membuat jelas apa pandangan Allah mengenai aborsi. Yeremia
1:5 memberitahu kita bahwa Allah mengenal kita sebelum Dia membentuk kita
dalam kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai peran aktif Allah
dalam menciptakan dan membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25
memberikan hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan kematian
seorang bayi yang masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Hal
ini dengan jelas mengindikasikan bahwa Allah memandang bayi dalam
kandungan sebagai manusia sama seperti orang dewasa. Bagi orang Kristen
aborsi bukan hanya sekedar soal hak perempuan untuk memilih. Aborsi juga
berkenaan dengan hidup matinya manusia yang diciptakan dalam rupa Allah
(Kejadian 1:26-27; 9:6).
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia
Argumen pertama yang selalu diangkat untuk menentang posisi orang
Kristen dalam hal aborsi adalah, “Bagaimana dengan kasus pemerkosaan
dan/atau hubungan seks antar saudara. Betapapun mengerikannya hamil
sebagai akibat pemerkosaan atau hubungan seks antar saudara, apakah
membunuh sang bayi adalah jawabannya? Dua kesalahan tidak menghasilkan
kebenaran. Anak yang lahir sebagai hasil pemerkosaan atau hubungan seks
antar saudara dapat saja diberikan untik diadopsi oleh keluarga yang tidak
mampu memperoleh anak – atau anak tsb dapat dibesarkan oleh ibunya. Sekali
lagi sang bayi tidak seharusnya dihukum karena perbuatan jahat ayahnya.

Argumen kedua yang biasanya diangkat untuk menentang posisi orang


Kristen dalam hal aborsi adalah, “Bagaimana jikalau hidup sang ibu
terancam?” Secara jujur ini adalah pertanyaan paling sulit untuk dijawab dalam
soal aborsi. Pertama-tama perlu diingat bahwa situasi semacam ini hanya
kurang dari 1/10 dari 1 persen dari seluruh aborsi yang dilakukan di dunia saat
ini. Jauh lebih banyak perempuan yang melakukan aborsi karena merka tidak
mau “merusak tubuh mereka” daripada perempuan yang melakukan aborsi
untuk menyelamatkan jiwa mereka. Kedua, mari kita mengingat bahwa Allah
kita adalah Allah dari mujizat. Dia dapat menjaga hidup dari ibu dan anak
sekalipun secara medis hal itu tidak mungkin. Akhirnya, keputusan ini hanya
dapat diambil antara suami, isteri dan Allah. Setiap pasangan yang menghadapi
situasi yang sangat sulit ini harus berdoa minta hikmat dari Tuhan (Yakobus
1:5) untuk apa yang Tuhan mau mereka buat.

Pada 99% dari aborsi yang dilakukan sekarang ini alasannya adalah
“pengaturan kelahiran secara retroaktif.” Perempuan dan/atau pasangannya
memutuskan bahwa mereka tidak menginginkan bayi yang dikandung. Maka
mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup dari bayi itu daripada harus
bertanggung jawab. Ini adalah kejahatan yang terbesar. Bahkan dalam kasus
1% yang sulit itu, aborsi tidak sepantasnya dijadikan opsi pertama. Hidup dari
manusia dalam kandungan tu layak untuk mendapatkan segala usaha untuk
memastikan kelahirannya.

Bagi mereka yang telah melakukan aborsi, dosa aborsi tidaklah lebih
sulit diampuni dibanding dengan dosa-dosa lainnya. Melalui iman dalam
Kristus, semua dosa apapun dapat diampuni (Yohanes 3:16; Roma 8:1; Kolose
1:14). Perempuan yang telah melakukan aborsi, atau laki-laki yang mendorong
aborsi, atau bahkan dokter yang melakukan aborsi, semuanya dapat diampuni
melalui iman di dalam Yesus Kristus.6

6
https://www.gotquestions.org/indonesia/aborsi-Alkitab.html

Anda mungkin juga menyukai