Anda di halaman 1dari 6

PANDANGAN ETIKA KRISTEN

TERHADAP ABORSI
November 04, 2016
MAKALAH ETIKA KRISTEN
PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP ABORSI
Di susun oleh :

WYNE GEBINA ADELIA Y


C220141013
Ekonomi / Akuntansi

Universitas Kristen Surakarta


Jl. Walter Monginsidi no 36 – 38, Surakarta
2015 / 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai saat setelah pembuahan terjadi. Jika dengan sadar dan dengan
segala cara kita mengakhiri hidup manusia tak berdosa, berarti kita melakukan suatu perbuatan
tak bermoral dan asosial. Tidak semestinya kita membiarkan penghentian nyawa hidup siapapun
atau hidup kita sebagai manusia menjadi tidak berharga lagi.
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka
aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin
per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat
kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang
melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup
sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO
memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing
negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000
wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi
tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya,
di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak
aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka
tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
Kristen dan aborsi memiliki sejarah panjang dan rumit, meskipun aborsi tidak pernah
disebutkan dalam Alkitab Kristen . Sementara beberapa penulis mengatakan bahwa orang
Kristen awal memegang keyakinan yang berbeda pada waktu yang berbeda tentang aborsi, lain
mengatakan bahwa, meskipun keheningan Perjanjian Baru pada masalah ini, mereka mengutuk
aborsi pada setiap titik kehamilan sebagai dosa besar, kutukan bahwa mereka mempertahankan
bahkan ketika beberapa dari mereka tidak memenuhi syarat sebagai kasus pembunuhan
penghapusan janin belum "terbentuk" dan animasi oleh jiwa manusia.

1.    Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
        1.  Menambah wawasan penulis
        2. Memberi informasi pada pembaca
        3. Melengkapi syarat kuliah pendidikan agama kristen

BAB II
PANDANGAN KRISTEN TENTANG ABORSI

Definisi Aborsi
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,
Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan
sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam
rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan
bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran
kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: 
         Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.  Kebanyakan disebabkan karena
kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
        
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu
sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
        
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medik.  Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi
menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun
janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.

     Alasan Melakukan Aborsi


1.           Alasan Medis
Adakalanya kelainan yang dapat membahayakan jiwa si ibu jika ia hamil, misalnya penyakit
jantung. Meskipun sudah diperingatkan oleh dokter, adakalanya kehamilan terjadi tanpa
direncanakan. Jika hal itu terjadi dokter dihadapkan kepada pilihan menolong jiwa si ibu dengan
menggugurkan kandungan ataukah membiarkan janin tumbuh menjadi bayi, ibu meninggal.
a.      untuk menyelamatkan jiwa si ibu/wanita
b.      untuk menjaga kesehatan ibu/wanita 
c.      untuk mencegah gangguan yang berat dan tetap terhadap kesehatan wanita
d.      untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan fisik atau mental wanita atau salah satu anak
dalam keluarga
e.     untuk mencegah bahaya terhadap jiwa atau kesehatan wanita
f.      untuk mencegah kelahiran dengan fisik atau mental yang berat

2.      Hamil Karena Perkosaan


Ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri sebenarnya bebas nilai (tidak bernilai buruk atau
baik). Yang menjadi pertanyaan lain adalah haruskah seorang yang menjadi korban perkosaan
yang hamil melakukan aborsi terhadap janin yang dikandungnya. Hal tersebut kembali kepada
korban tersebut, untuk itu sebelum mengambil sikap untuk menggugurkan kandungan korban
perlu mendapatkan perhatian yang lebih, terutama dari konsultan ataupun dukungan moril dari
keluarga. Karena aborsi diharapakan dapat menjadi jalan terakhir dari permasalahan tersebut.
Karena bagaimanapun bayi yang dikandung akibat perkosaan tidak bersalah.
3.       Bayi yang dikandung cacat
Kemajuan teknologi kedokteran telah memungkinkan manusia mengetahui janin sejak
masih dalam kandungan. Bukan saja tentang jenis kelaminnya saja, tetapi juga tentang apakah
janin tersebut menderita cacat atau tidak. Salah satu cacat berat yang dapat dideteksi sejak dini
adalah kelainan fisik atau mental yang disebut sebagi sindroma down. Dalam keadaan seperti ini,
dokter tidak dapat mengelakkan diri dari keharusan memberitahukan hal itu kepada orangtuanya,
agar mereka siap mental menghadapi serta dapat menentukan rencana kedepan. Ada
kemungkinan pasangan orangtua itu lebih memilih untuk mengugurkan kandungannya
4.      Sosial ekonomi
Tidak dapat kita pungkiri kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat.
Sedangkan untuk memuaskan kebutuhan tersebut kadangkala terdapat banyak keterbatasan.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan maka salah satu penyebab aborsi adalah karena
kemiskinan, dimana seseorang melakukan aborsi karena tidak sanggup untuk membiayai
kehidupan anak tersebut kelak, sehingga jalan yang diambil adalah dengan melakukan aborsi
5.      Hamil diluar nikah
Perlakuan dan tingkah negatip yang dilarang dalam norma-norma dalam masyarakat pun menjadi
tren dikalangan anak muda saat ini. Salah satunya adalah seks bebas diantara anak muda yang
nantinya akan menyebabkan kehamilan diluar nikah. Salah satu jalan yang ditempuh ketika
seseorang wanita hamil diluar nikah adalah aborsi.

Contoh Kasus Aborsi


Sepasang mahasiswa di Kendari dibekuk polisi karena kasus aborsi
PERISTIWA » MALANG

31 Juli 2013 14:34

Reporter : Hery H Winarno


Merdeka.com - Polisi berhasil menciduk sepasang mahasiswa dari dua perguruan tinggi berbeda
atas tuduhan melakukan perbuatan aborsi. Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Agung Basuki di
Kendari, mengatakan bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan warga dalam keadaan tidak
bernyawa. Bayi malang yang diperkirakan berusia tujuh bulan dalam kandungan dikuburkan oleh
mahasiswa lelaki KI (21) di semak-semak sekitar kompleks BTN Safira Kelurahan Rahandouna,
Kota Kendari Selasa (30/7) sekitar pukul 20.00 WITA.

"Lelaki KI dan wanita NF (20) mengaku bahwa bayi tidak berdosa tersebut adalah hasil hubungan
mereka. Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Agung Basuki seperti dikutip dari
Antara, Rabu (31/7).

Mahasiswa wanita NF mengaku bayi yang dikandungnya lahir setelah mengkonsumsi obat yang
diterimanya dari lelaki KI. Sekitar pukul 20.00 WITA lelaki KI bersama rekannya yang masih dalam
buron mengendarai sepeda motor menuju kawasan semak belukar di sekitar kompleks BTN Safira
dengan maksud menguburkan bayi tersebut. Warga yang sedang mengintai pencuri sapi curiga
keberadaan dua lelaki yang berboncengan motor masuk dalam semak-semak.

"Kami curiga karena mendengar mereka seperti menggali lubang untuk menanam sesuatu. Kami
panggil dan menanyakan sedang apa," kata saksi Lambeso (62).

Dua lelaki itu bukannya menjawab pertanyaan warga tetapi bermaksud melarikan diri, namun
mengurungkan niat setelah warga mengancam membakar sepeda motor mereka.
"Mereka sempat melarikan diri dalam hutan, tetapi mendengar sepeda motornya akan dibakar
akhirnya kembali," tutur Lambeso.

Warga yang mencurigai sebagai pencuri sapi menggiring ke Polsek Poasia, namun akhirnya
dibebaskan karena tidak cukup bukti.

Pada Rabu (31/7) sekitar pukul 07.30 WITA, warga mendatangi tempat yang dicurigai adanya
sesuatu yang ditanam oleh dua lelaki tersebut.

Warga terkejut, ternyata yang dikuburkan adalah seorang bayi perempuan dan akhirnya dilaporkan
ke Polsek Poasia.

Polisi kemudian menciduk KI dan wanita NF yang dijerat melanggar pasal 346 tentang aborsi dengan
ancaman empat tahun penjara di rumah kontrakan di Jalan Jati Raya.

"Wanita NF divisum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra dan lelaki KI dimintai keterangan
oleh penyidik," demikian Agung Basuki. (mdk/hhw)

Pandangan Hukum Tentang Aborsi


Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang Negara, maupun Etik
Kedokteran, seorang dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan pengguguran
kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak awal seseorang yang akan menjalani profesi
dokter secara resmi disumpah dengan Sumpah Dokter Indonesia yang didasarkan atas Deklarasi
Jenewa yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates, di mana ia akan menyatakan diri
untuk menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

Pandangan Kristen Tentang Aborsi


Gereja Kristen protestan  saat ini masih kesulitan untuk mengatasi masalah aborsi yang
masih tinggi. Diantaranya seperti sebuah kebijakan-kebijakan Negara, dimana Negara tersebut
masih memperbolehkan diadakannya aborsi.
Dalam perintah Allah yang ke-6  berbunyi “Jangan Membunuh”, gereja masih bertanya-
tanya, dalam situasi dan kondisiyang rumit, apakah perintah ini masih berlaku? Dan kalau kita
melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan untuk manusia.
Alkitab sebagai sumber acuan hidup orang Kristen, tidak pernah secara khusus berbicara
mengenai soal aborsi. Namun demikian, ada banyak ajaran Alkitab yang membuat jelas apa
pandangan Allah mengenai aborsi. Yeremia 1:5 memberitahu kita bahwa Allah mengenal kita
sebelum Dia membentuk kita dalam kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai peran
aktif Allah dalam menciptakan dan membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25
memberikan hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan kematian seorang bayi
yang masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Hal ini dengan jelas
mengindikasikan bahwa Allah memandang bayi dalam kandungan sebagai manusia sama seperti
orang dewasa. Bagi orang Kristen aborsi bukan hanya sekedar soal hak perempuan untuk
memilih. Aborsi juga berkenaan dengan hidup matinya manusia yang diciptakan dalam rupa
Allah (Kejadian 1:26-27; 9:6).
Bagi mereka yang telah melakukan aborsi, dosa aborsi tidaklah lebih sulit diampuni
dibanding dengan dosa-dosa lainnya. Melalui iman dalam Kristus, semua dosa apapun dapat
diampuni (Yohanes 3:16; Roma 8:1; Kolose 1:14). Perempuan yang telah melakukan aborsi, atau
laki-laki yang mendorong aborsi, atau bahkan dokter yang melakukan aborsi, semuanya dapat
diampuni melalui iman di dalam Yesus Kristus.

Sikap Orang Kristen Terhadap Pelaku Aborsi

Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan
kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati, kasih,
bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh banyak
label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita juga tidak tahu
apa yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai