TERHADAP ABORSI
November 04, 2016
MAKALAH ETIKA KRISTEN
PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP ABORSI
Di susun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai saat setelah pembuahan terjadi. Jika dengan sadar dan dengan
segala cara kita mengakhiri hidup manusia tak berdosa, berarti kita melakukan suatu perbuatan
tak bermoral dan asosial. Tidak semestinya kita membiarkan penghentian nyawa hidup siapapun
atau hidup kita sebagai manusia menjadi tidak berharga lagi.
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka
aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin
per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat
kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang
melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup
sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO
memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing
negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000
wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi
tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya,
di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak
aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka
tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
Kristen dan aborsi memiliki sejarah panjang dan rumit, meskipun aborsi tidak pernah
disebutkan dalam Alkitab Kristen . Sementara beberapa penulis mengatakan bahwa orang
Kristen awal memegang keyakinan yang berbeda pada waktu yang berbeda tentang aborsi, lain
mengatakan bahwa, meskipun keheningan Perjanjian Baru pada masalah ini, mereka mengutuk
aborsi pada setiap titik kehamilan sebagai dosa besar, kutukan bahwa mereka mempertahankan
bahkan ketika beberapa dari mereka tidak memenuhi syarat sebagai kasus pembunuhan
penghapusan janin belum "terbentuk" dan animasi oleh jiwa manusia.
BAB II
PANDANGAN KRISTEN TENTANG ABORSI
Definisi Aborsi
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,
Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan
sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam
rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan
bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran
kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena
kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu
sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi
menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun
janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.
"Lelaki KI dan wanita NF (20) mengaku bahwa bayi tidak berdosa tersebut adalah hasil hubungan
mereka. Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Agung Basuki seperti dikutip dari
Antara, Rabu (31/7).
Mahasiswa wanita NF mengaku bayi yang dikandungnya lahir setelah mengkonsumsi obat yang
diterimanya dari lelaki KI. Sekitar pukul 20.00 WITA lelaki KI bersama rekannya yang masih dalam
buron mengendarai sepeda motor menuju kawasan semak belukar di sekitar kompleks BTN Safira
dengan maksud menguburkan bayi tersebut. Warga yang sedang mengintai pencuri sapi curiga
keberadaan dua lelaki yang berboncengan motor masuk dalam semak-semak.
"Kami curiga karena mendengar mereka seperti menggali lubang untuk menanam sesuatu. Kami
panggil dan menanyakan sedang apa," kata saksi Lambeso (62).
Dua lelaki itu bukannya menjawab pertanyaan warga tetapi bermaksud melarikan diri, namun
mengurungkan niat setelah warga mengancam membakar sepeda motor mereka.
"Mereka sempat melarikan diri dalam hutan, tetapi mendengar sepeda motornya akan dibakar
akhirnya kembali," tutur Lambeso.
Warga yang mencurigai sebagai pencuri sapi menggiring ke Polsek Poasia, namun akhirnya
dibebaskan karena tidak cukup bukti.
Pada Rabu (31/7) sekitar pukul 07.30 WITA, warga mendatangi tempat yang dicurigai adanya
sesuatu yang ditanam oleh dua lelaki tersebut.
Warga terkejut, ternyata yang dikuburkan adalah seorang bayi perempuan dan akhirnya dilaporkan
ke Polsek Poasia.
Polisi kemudian menciduk KI dan wanita NF yang dijerat melanggar pasal 346 tentang aborsi dengan
ancaman empat tahun penjara di rumah kontrakan di Jalan Jati Raya.
"Wanita NF divisum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra dan lelaki KI dimintai keterangan
oleh penyidik," demikian Agung Basuki. (mdk/hhw)
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan
kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati, kasih,
bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh banyak
label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita juga tidak tahu
apa yang harus dilakukan.