DI SUSUN OLEH
92011407133012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
1. Latar Belakang……………………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………..1
3. Tujuan Penulis…………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………1
a. Iklim…………………………………………………………………………3
b. Tanah………………………………………………………………………..3
A. Pembibitan………………………………………………………………..4
B. Persiapan Lahan…………………………………………………………5
C. Pengolahan Tanah………………………………………………………6
E. Penanaman……………………………………………………………….7
G. Panen………………………………………………………………………9
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………10
2. Saran……………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat
ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai
Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini
dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk
dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat
tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.
(Sastrosayono 2003).
2. Rumusan Masalah
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan
penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau
serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit,
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin menurun. Hal
ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin
besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin tinggi. Berat tandan buah
kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg (Setyamidjaja, 2006)
2. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya,
dan penerapan teknologi.
a. Iklim
Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim
yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup.
Umumnya turun pada sore atau malam hari.
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu
rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C,
yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi.
Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat
membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas,
dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun
merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa
sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut.
Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa
sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah .
b. Tanah
A. Pembibitan
a. Pemilihan Lokal
Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan
sebagai berikut:
Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan
mempunyai kondisi baik.
Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai
sanitasi yang baik.
Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam
pengawasan.
Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman,
dengan kualitas yang memenuhi syarat.
Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di
tengahtengah Kebun.
b. Media Tanam
Tanam Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang
berkualitas baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20
cm. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta
bebas kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia).
Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir
dengan perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%).
Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak
dengan ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk
membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material
lainnya.
Penyiraman
Penyiangan
B. Persiapan Lahan
C. Pengolahan tanah
Pengolah tanah dilak ukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan
dan penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang.
Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
E. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-
kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Cara penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram
bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke
dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera
ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata
dengan dosis ± 510 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2
liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi
untuk penyiraman setiap pohon.
a. Hama
Hama Tungau
Hama Tungau Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian
diserang adalah daun. Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap
dan berwarna bronz. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
Semprot Pestisida atau Natural BVR.
Penyakit
Root Blast
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan
(Phythium Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari
bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan
mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara
pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim
kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan (Zaman,
2006).
Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian
diserang daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning
pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan
tanaman muda.
G. Panen
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan
karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk
tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º
Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki
antara 2.0002.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang
tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan
suhu optimum berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.
2. Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation,
(Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat. Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa