DISUSUN OLEH :
Xll IPS 1
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami
panjatkan atas kehadirat Maha besar-Nya tuhan yang maha eas. karena atas
limpahan rahmat, karunia dan berkat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “budidaya tanaman kelapa sawit” dalam rangka memenuhi salah
satu syarat kelulusan.
Penulis
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………. 2
1. Pengertian Kelapa Sawit …………………………………………. 2
2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit………………………….. 3
a. Iklim …………………………………………………………. 3
b. Tanah …………………………………………………………. 3
3. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ………………………... 4
A. Pembibitan ……………………………………………………. 4
B. Persiapan Lahan ………………………………………………. 5
C. Pengolhan Tanah ……………………………………………… 6
D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras ……………………………. 6
E. Penanaman …………………………………………………….. 7
F. Hama dan Penyakit ………………………………………….. 8
G. Panen …………………………………………...................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat
ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi
penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau
lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di
dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa
sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya
kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran
yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama
dan penyakit.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer,
skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,
sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke
bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.
Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai
kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit.
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang.
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang
kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang
terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh.. Pertumbuhan awal
daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih
melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas
dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120
lembar..
2. Syarat Tumbuh
2
iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah
hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara
25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan
terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.
Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah
yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per
tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal
untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400
meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas
permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
b. Tanah
3
Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan
penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi
kondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman
(transplanting). untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas seperti
tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan,
sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini
disampaikan tahapan pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan awal dan
pembibitan utama.
a. Pemilihan Lokasi
4
tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan
perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum
dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan
ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk
membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material
lainnya.
Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara
dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat
dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.
Pemeliharaan bibit meliputi :
Penyiraman
Penyiangan
Pengawasan dan seleksi
Pemupukan
B. Persiapan Lahan
C. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan
5
penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara
itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
E. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume
cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4
6
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang
berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi
tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau
tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih
besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.
Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada
tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat
berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang
selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian
dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta
meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara
– selatan) dalam arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit
pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam
lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk
kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun
dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-
10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1
botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian
setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
7
Ulat Setora
Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah
daun. Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya
saja. Pengendalian dengan cara penyemprotan dengan Pestisida
b. Penyakit
Root Blast
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan
(Phythium Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di
persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan persemaian
yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit
berumur lebih dari 11 bulan
Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian
diserang daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat
mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian
dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
Dry Basal Rot
Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang
batang. Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk
dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian dengan
menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit
G. Panen
8
bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan tanaman semusim,
pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai
ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan
inti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus
sampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa
sawit berkisar 25 tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan
karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk
tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang
Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-
2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama
penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum
berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
9
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.
2. Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
10
Anonim. 2012. Makalah teknik budidaya kelapa sawit. http://www.blogspot.com . (Diakses,
25 Nopember 2015)
11