Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH :

Glentino
XI TKJ

SMK NEGERI 8 PALANGKARAYA

1
KATA PENGANTAR

"Yang Terhormat Pembaca,

Pertama-tama, perkenankan saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan


yang diberikan untuk dapat menulis dan berbagi pengetahuan melalui makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai budidaya tanaman kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting di


Indonesia. Tanaman ini memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian
negara, terutama dalam menyumbang devisa. Namun, di sisi lain, budidaya kelapa
sawit juga seringkali menjadi sorotan karena isu lingkungan dan sosial.

Melalui makalah ini, kami berusaha untuk mengulas secara komprehensif


mengenai budidaya tanaman kelapa sawit, mulai dari proses penanaman,
perawatan, hingga panen. Kami juga akan membahas tentang tantangan dan solusi
yang ada dalam budidaya kelapa sawit, dengan harapan dapat memberikan
kontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas dan keberlanjutan budidaya
kelapa sawit.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan kita semua.

Terima kasih.

Palangka Raya, 26 febuari 2024

Glentino

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………. 2
1. Pengertian Kelapa Sawit …………………………………………. 2
2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit………………………….. 3
a. Iklim …………………………………………………………. 3
b. Tanah …………………………………………………………. 3
3. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ………………………... 4
A. Pembibitan ……………………………………………………. 4
B. Persiapan Lahan ………………………………………………. 5
C. Pengolhan Tanah ……………………………………………… 6
D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras ……………………………. 6
E. Penanaman …………………………………………………….. 7
F. Hama dan Penyakit ………………………………………….. 8
G. Panen …………………………………………...................... 9

BAB III PENUTUP …………………………………………………… 10


1. Kesimpulan ,……………………………………………………….. 10
2. Saran ……………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat
ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi
penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau
lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di
dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit
dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang
diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan
penyakit. (Sastrosayono 2003).

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya


tanaman kelapa sawit ini yaitu :

 Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit ?


 Bagaimana teknik budidaya tanaman kelapa sawit ?

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah teknologi budidaya tanaman


kelapa sawit ini yaitu :
 Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit
 Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kelapa Sawit

Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer,
skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,
sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke
bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.
Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai
kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit (Setyamidjaja,
2006).
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang.
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang
kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang
terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008).
Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang
tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun
pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun
normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit
mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari
pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan
perantaan angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit,
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin
menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa
sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin
tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg
(Setyamidjaja, 2006).

2
2. Syarat Tumbuh

Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan


kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
a. Iklim
 Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat
iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah
hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
 Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara
25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan
terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.
 Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah
yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per
tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal
untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400
meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas
permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
b. Tanah

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung


pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.

3
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik
merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat
fisis dan kimia tanah.

3. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit


A. Pembibitan

Merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan


tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada
masa selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian
kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai
standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas.
Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan
penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi
kondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting).
Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan
berkualitas seperti tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat
menjadi acuan, sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu
berikut ini disampaikan tahapan pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan
awal dan pembibitan utama.

a. Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan


sebagai berikut:
o Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan
mempunyai kondisi baik.
o Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai
sanitasi yang baik.
o Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam
pengawasan.
o Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan.
Drainase baik, sehingga pada musim hujan tidak tergenang air.

4
o Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman,
dengan kualitas yang memenuhi syarat.
o Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-
tengah Kebun.
o Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang
direncanakan untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya
pengangkutan bibit
b. Media Tanam

Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang


berkualitas baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20
cm. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta
bebas kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila
tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan
perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum
dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan
ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk
membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material
lainnya.

c. Pemeliharaan (pada pembibitan)

Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara
dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat
dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.
Pemeliharaan bibit meliputi :
 Penyiraman
 Penyiangan
 Pengawasan dan seleksi
 Pemupukan
B. Persiapan Lahan

Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya


Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan
yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang,

5
areal gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal
tersebut harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan
dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata
ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum
penanaman Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).

Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk


pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter
lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.
Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di
tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.
Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan
lubang tanaman harus di bongkar

C. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan
penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara
itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.

D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras


Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun,
mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah
kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau
grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan
pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan
menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada
akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai
ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah
berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran
drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa

6
sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar
bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan
lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras
individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman
dan tepi muka teras selebar 1,25 m.

E. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume
cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu.
Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan
kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah
gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih
padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak
tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.
Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada
tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian
dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk
penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi
tepat di tengah lubang. Tanah galian
dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta
meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara
– selatan) dalam arah yang konsisten.

7
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit
pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam
lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk
kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun
dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-
10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1
botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian
setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

F. Hama dan Penyakit


a. Hama
 Hama Tungau
Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah
daun. Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna
bronz. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Semprot Pestisida
atau Natural BVR.
 Ulat Setora
Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
Pengendalian dengan cara penyemprotan dengan Pestisida
b. Penyakit
 Root Blast
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan
(Phythium Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di
persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan persemaian
yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit
berumur lebih dari 11 bulan (Zaman, 2006).

8
 Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian
diserang daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat
mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian
dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
 Dry Basal Rot
Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang
batang. Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk
dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian dengan
menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit

G. Panen

Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan


penting dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat
panen adalah indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah
ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan
diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu
bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan tanaman semusim,
pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai
ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan
inti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus
sampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa
sawit berkisar 25 tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan
karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk
tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang
Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-
2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama
penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum
berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.

2. Saran

Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.corteva.id/berita/Cara-Budidaya-Kelapa-Sawit-Hingga-
Panen-Terbukti-Panen-Berlimpah.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit

11

Anda mungkin juga menyukai