Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGRIBISNIS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KOMODITI KEDELAI

KELOMPOK 3
1. RISKI NUR FADILAH 105961106020
2. ASEP SETIAWAN MAMONTO 105961102920
3. M. ASHARI 105961105820
4. MARYAM 105961101120

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul “Makalah
Agribisnis Perkebunan dan Kehutanan Komoditi Kedelai.” ini dapat kami
selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan mampu menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Agribisnis
Perkebunan dan Kehutanan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Muh. Arifin Fattah selaku
Dosen mata kuliah Agribisnis Perkebunan dan Kehutanan. Yang telah
memberikan arahan dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alakum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Makassar, 16 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1 A. Latar
Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................
2
BAB II BUDIDAYA KEDELAI...........................................................................
3 A.Pembibitan...........................................................................................................
3
B. Teknik Penanaman..............................................................................................
5
C. Pemeliharaan Tanaman.......................................................................................
6
D.Panen................................................................................................................. 10
E. Pasca Panen.......................................................................................................
11
BAB III AGROINDUSTRI KEDELAI..............................................................
13
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
16
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................................
16 DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan merupakan


bagian dari enam subsistem agribisnis yaitu subsistem penyediaan sarana
produksi dan peralatan, usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri),
pemasaran, sarana, dan pembinaan (Soekartawi,2000: 9). Agroindustri
dapat diartikan dua hal pertama agroindustri adalah industri yang berbahan
baku utama dari produk pertanian. Kedua agroindustri diartikan sebagai
suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan
pertanian tetapi sebelum mencapai tahapan pembangunan industri
(Soekartawi, 2000: 10). Peran agroindustri dalam perekonomian nasional
suatu negara yaitu (a) meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, (2)
menyerap tenaga kerja, (3) meningkatkan perolehan devisa, dan (4)
menumbuhkan industri lain, kususnya industri pedesaan (Soekartawi,
2000: 17).
Salah satu komoditas pertanian yang mempunyai prospek yang
baik adalah kedelai. Kebutuhan kacang kedelai dunia cenderung terus
meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia saja, berdasarkan proyeksi
konsumsi kedelai tahun 2003 – 2025, pada tahun 2020 total konsumsi
kacang kedelai diprediksi mencapai 3,03 ton atas dasar konsumsi per
kapita 10,79 kg/tahun dengan proyeksi penduduk 280 juta jiwa dan
pertumbuhan penduduk 1,16% (Rahmat dan Herdi, 2014: 4).
Prospek usaha budidaya kacang kedelai berpola agribisnis terbuka
luas karena selain permintaan pasar atau konsumen yang cenderung terus
meningkat, juga dapat dipastikan bahwa masyarakat Indonesia dari
berbagai lapisan sosial menyukai kacang kedelai. Hampir 90% kacang
kedelai di Indonesia digunakan untuk bahan pangan, terutama sebagai
bahan baku tahu, tempe, kecap, taoco, dan aneka olahan lain berbahan
baku kacang kedelai sebagai sumber protein yang relatif murah (Rahmat
dan Herdi, 2014: 5) .
B. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara budidaya
tanaman kedelai, dan untuk mengetahui apa saja produk olahan yang
berbahan dasar kacang kedelai
BAB II
BUDIDAYA KEDELAI

A. Pembibitan

 Persyaratan Benih
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai.
Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung,
sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi
per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai tidak dapat
membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak
dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat
memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai
yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi
lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen,
ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan
tumbuh yang tinggi.
a. Umur panen
Varietas yang akan ditanam harus mempunyai umur panen
yang cocok dalam pola tanam pada agroekosistem yang ada. Hal
ini menjadi penting untuk menghindari terjadinya pergeseran
waktu tanam setelah kedelai dipanen.
b. Ukuran dan warna biji
Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai
dengan permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen
tidak sulit dalam menjual hasilnya.Umumnya varietas kedelai yang
berbiji besar dapat tumbuh dan berproduksi dibandingkan dengan
varietas kedelai yang berbiji kecil. Kedelai yang berbiji kecil lebih
rentan terhadap salinitas sehingga kedelai berbiji kecil tidak
mampu tumbuh dan berproduksi. Tanaman kacang kedelai dengan
biji besar cenderung memiliki kandungan klorofil yang lebih
tinggi, ditunjukkan oleh perkecambahan yang cepat dan
pertumbuhan pada fase vegetatif yang lebih baik. Hal ini dijelaskan
dalam jurnal agroekoteknologi vol.1, no.2 oleh andriany"
c. Bersifat aditif
Untuk daerah sentra pertanaman tertentu, misalnya di tanah
masam, hendaknya memilih varietas kedelai unggul yang
mempunyai tingkat adaptasi tinggi terhadap tanah masam sehingga
akan diperoleh hasil optimal, contohnya varietas Tanggamus.
Demikian pula bila kedelai ditanam di daerah banyak terdapat
hama ulat grayak maka pemilihan varietas tahan ulat grayak amat
menguntungkan, contohnya varietas Ijen. Selain itu, varietas yang
ditanam tersebut harus sudah bersifat aditif dengan kondisi lahan
yang akan ditanami sehingga tidak mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya.
Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul
yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan
terhadap serangan hama penyakit. Beberapa varietas unggul
kedelai adalah: Ainggit (137), Clark 63, Davros, Economic
Garden, Galunggung, Guntur, Lakon,Limpo Batang, Merbabu,
No.27, No.29, No.452, Orba, Peter, Raung, Rinjani, Shakti,
Taichung, Tambora, Tidar, TK 5, Wilis.
2) Penyiapan Benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih
ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari
bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah,
kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium
japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai
atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri
tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat
sebagai pengikat unsur N dari udara.
Cara pemberian legin: (1) sebanyak 5-10 gram legin
dibasahi dengan air sekitar 10 cc; (2) legin dicampur dengan 1 kg
benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus
dengan inokulum; (3) setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar
15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan
terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang
baik adalah:kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji
kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya
(terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan
bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥80%.
3) Teknik Penyemaian Benih
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh
agak rendah dapat diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap
lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak tanam pada
penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat
diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong
(batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya
pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu.
4) Pemindahan Bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun,
perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan
bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga
pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhan bahkan mati.

B. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar


antara 20-40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20
cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm. Jarak tanam hendaknya teratur,
agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah
disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan
tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur,
jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak
tanam dapat dirapatkan.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan
pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut alur bajak
sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan jarak jarak antara alur yang
satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan untuk alur ganda
jarak tanam dibuat 20 cm.
3) Cara Penanaman
Sistem penanaman yang biasa dilakukan adalah:
a) Sistem tanaman tunggal
Dalam sistem ini, seluruh lahan ditanami kedelai dengan
tujuan memperoleh produksi kedelai baik mutu maupun
jumlahnya. Kedelai yang ditanam dengan sistem ini, membutuhkan
lahan kering namun cukup mengandung air, seperti tanah sawah
bekas ditanami padi rendeng dan tanah tegalan pada permulaan
musim penghujan. Kelebihan lainnya ialah memudahkan
pemberantasan hama dan penyakit. Kelemahan sistem ini adalah:
penyebaran hama dan penyakit kedelai relatif cepat, sehingga
penanaman kedelai dengan sistem ini memerlukan perhatian
khusus. Jarak tanam kedelai sebagai tanaman tunggal adalah: 20 x
20 cm; 20 x 35 cm atau 20 x 40 cm.
b) Sistem tanaman campuran
Dengan sistem ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Umur tanaman tidak jauh berbeda.
2. Tanaman yang satu tidak mempunyai sifat mengalahkan
tanaman yang liar.
3. Jenis hama dan penyakit sama atau salah satu tanaman tahan
terhadap hama dan penyakit.
4. Kedua tanaman merupakan tanaman palawija, misalnya kedelai
dengan kacang tunggak/ kacang tanah, kedelai dengan jagung,
kedelai dengan ketela pohon.
c) Sistem tanaman tumpangsari
Sistem ini biasa diterapkan pada tanah yang mendapat
pengairan terus menerus sepanjang waktu, misalnya tanah sawah
yang memiliki irigasi teknis. Untuk mendapatkan kedelai yang
bermutu baik, biasanya kedelai ditanam bersamaan.
4) Waktu Tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang
masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur
kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120
hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim
penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung
cukup air.
C. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam
kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan
baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar
produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya
segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih
yang tidak tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman
yang terbaik adalah sore hari.
2) Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3
minggu.Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai
berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini
dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan
lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma
yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas,
dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan
herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4
liter/ha.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam
agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan
menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
4) Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan
dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi
dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada
tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis
pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha,
TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,
TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-
5000 kg/ha;
Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
Menurut sukmawati penggunaan pupuk kandang
mempengaruhi laju pertumbuhan tinggi tanaman, berat
berangkasan kering sedangkan pemberian pupuk hijau (gamal)
akan mempengaruhi umur berbunga, waktu keluarnya polong,
berat biji per tanaman dan berat 25 biji , berat berangkasan 45
HST. Hal tersebut dijelaskan dalam jurnal pertanian Universitas
Nahdlatul Wathan Mataram volume 7. Pemupukan dengan pupuk
organik cair lengkap dapat meningkatkan produksi tanaman
kedelai, tetapi perlakuan dosis yang berbeda memberikan hasil
yang berbeda tidak nyata. Waktu pemupukan pada pagi dan sore
hari menyebabkan produktivitas tanaman kedelai lebih tinggi
dibandingkan pada siang hari, tetapi secara umum pemupukan
pada sore hari cenderung menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan pemupukan pada pagi hari. Hal ini dijelaskan dalam
jurnal biologi, oleh tettrinica.
5) Pengairan dan Penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi
tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam
hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya
dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan
akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan
kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat
menyebabkan kegagalan panen.
Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur.
Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat
dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa.
Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya
yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan
mencegah penguapan air secara berlebihan.
Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7
hari, tanah harus diairi. Caranya tanaman digenangi air selama 30-
60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan
tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh. Pada tanah
yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar
membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran
drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan
barisan tanam. Hal ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang
berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola penyerangannya.
a) Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan
benih, dilakukan sebelum benih ditanam.
b) Ulat prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Azodrin 15 WSC, Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin
60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan telur.
c) Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan
insektisida Surecide 25 EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC,
Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman setelah
berumur di atas 20 hari.
d) Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60
EC dan Dusban 20 EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah
tanam 50 hari.
e) Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion
50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada
waktu pembentukan polong.
7) Pemeliharaan Lain
Kedelai termasuk tanaman yang membutuhkan banyak
sinar matahari maka membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman
kedelai yang terlindung akan selalu muda sehingga proses
pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan
tidak berbuah sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila
tertimpa cabang -cabang kering tanaman pelindung yang jatuh.
D. Panen
1) Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu
gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning
kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang
berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan
merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga
kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan.
Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan
lepas dari cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar
75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu
diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi
dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik
pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan
merata.
2) Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar
hasilnya segera dapat dijemur.
a) Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan
terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan
lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang
batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang
yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab
kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b) Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang
cukup tajam,sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan.
Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa
dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa
meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya
yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi
tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan
cara mencabut sukar dilakukukan, maka dengan memotong akan lebih
cepat.
E. Pasca Panen

Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera


dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar,
anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga
bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat
penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali.
Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak
polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-
biji masih terbungkus
polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong
sudah cukup kering. Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih,
dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari
tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian
dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul
10.00 hingga 12.00 siang.
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.
Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan
kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum
dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan
alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.
Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-
kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang
bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %.
Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun
basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %. Kedelai
dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai
disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini
ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung
menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu
lama, maka setiap 2-3 bulan
sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 % .
BAB III
AGROINDUSTRI KEDELAI

1. Tahu

Tahu merupakam makanan yang berbahan dasar kedelai.


Teksturnya lembut dan umumnya berwarna putih ditemukan
pertama kali di Tiongkok. Tahu merupakan isolat protein dari
kedelai yang dipisahkan menggunakan asam, ion kalsium, atau
bahan-bahan penggumpal lainnya. Pada prinsipnya, tahu dibuat
dengan cara mengekstrak kedelai.
Tahu mengandung isoflavon tinggi yang dapat menekan
risiko terkena penyakit yang berkaitan dengan usia dan gaya hidup.
Proses pembuatan tahu dapat dikatakan relatif mudah, dimulai
dengan pembuatan sari kedelai kemudian digumpalkan dan dicetak
dengan alat pencetak tahu.
2. Tempe

Tempe merupakan makanan yang dibuat dengan cara


difermentasi yang sangat tinggi prebiotik. Prebiotik merupakan
jenis serat yang mempromosikan pertumbuhan bakteri
menguntungkan dalam sistem pencernaan.Selain itu, melalui
fermentasi, asam fitat yang ditemukan dalam kedelai dipecah. Ini
membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi
lainnya.
3. Kecap
Bumbu masak yang sekaligus menjadi condiment ini dibuat
dari kedelai kuning atau kedelai hitam. Kedelai yang sudah
direbus ditiriskan, diberi ragi dan didiamkan selama beberapa hari.
Setelah itu, kedelai difermentasi lagi dalam air selama beberapa
bulan. Setelahnya, kedelai dimasak dengan tambahan rempah.
Kecap asin dan kecap manis dibedakan pada proses memasaknya.
Untuk kecap manis, ditambahkan gula jawa dan rempah seperti
daun salam, jahe, serai, dan lainnya.
4. Susu Kedelai
Minuman ini dibuat dengan merendam dan menggiling
kedelai utuh, merebusnya dalam air, dan menyaringnya untuk
mendapatkan cairan putih seperti susu. Susu kedelai bebas laktosa,
menjadikannya pilihan alternatif bagi orang yang alergi atau
intoleran terhadap laktosa pada susu hewani.
Setiap cangkir susu kedelai tanpa pemanis bisa
mengandung 7 gram protein. Ini hampir setara dengan segelas susu
sapi yang mengandung 8 gram protein. Susu kedelai juga tinggi
kalsium dan zat besi. Tubuh mengandalkan kalsium dari makanan
untuk mempertahankan jaringan tulang yang padat dan kuat.
Sementara itu, zat besi dalam susu kedelai membantu pembuluh
darah merah berfungsi dengan baik.
5. Oncom
Oncom merupakan olahan fermentasi kedelai khas
Indonesia. Makanan ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat.
Proses pembuatan oncom hampir sama seperti tempe. Ada dua
jenis utama oncom yang biasa ditemukan, yaitu oncom merah dan
oncom hitam. Perbedaan kedua jenis oncom ini adalah jenis jamur
yang digunakan untuk memfermentasi kedelai.
Oncom merah umumnya dibuat dari bungkil tahu, yaitu
kedelai yang telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu,
sedangkan oncom hitam umumnya dibuat dari bungkil kacang
tanah yang kadang kala dicampur ampas singkong atau tepung
singkong.
6. Tauco
Tauco merupakan produk kedelai yang sudah tidak asing lagi bagi
warga Melayu. Makanan ini merupakan olahan kedelai yang telah
direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu kemudian
dibiarkan hingga terfermentasi.

Proses fermentasi tauco dilakukan dengan direndam dengan air


garam, kemudian dijemur pada terik matahari selama beberapa
minggu sampai keluar aroma yang khas dan berubah menjadi
warna coklat kemerahan. Tauco biasa menjadi campuran masakan
seperti sambal, tumisan, dan kuliner lainnya.
7. Miso
Di Jepang, kedelai juga diolah menjadi miso. Pasta dibuat
dari kedelai yang difermentasi dengan jamur Aspergillus oryzae.
Selain kedelai, beberapa bahan lain kerap digunakan sebagai
bahan pembuatan miso, seperti beras, barley, atau gandum. Miso
digunakan dalam campuran makanan, seperti pembuatan sup,
salad, saus untuk yakitori, dan masih banyak lagi.
8. Natto
Natto adalah makanan tradisional khas Jepang yang berasal
dari kedelai. Natto adalah butiran kedelai yang lengket serta
memiliki aroma cukup kuat. Makanan ini adalah sumber protein
nabati yang tinggi dan biasa dikonsumsi dengan nasi.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman kedelai (Glycine max) merupakan salah satu tanaman pangan


yang penting di Indonesia. Kedelai banyak dijadikan bahan makanan
seperti tahu, tempe dan kecap yang banyak mengandung protein.
Konsumsi kedelai di Indonesia masih tergantung pada impor sehingga
sangat potensial untuk dikembangkan. Budidaya kedelai tidaklah
memerlukan kriteria tanah yang
khusus. Kedelai dapat tumbuh baik di tanah yang yang tak tergenang
air, tapi dapat juga dijadikan acuan pada jagung karena setiap tanah
yang dapat ditumbuhi jagung akan baik pula jika ditanami kedelai.
Jarak tanam kedelai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm
tergantung varietasnya. Kedelai dapat dipanen pada umur 75-110 hari
setelah tanam. Kedelai memerlukan perawatan semasa tanamnya
diantaranya penyiangan, pemupukan, penyemprotan karena cukup
banyak jenis hama dan penyakit yang suka menyerang seperti lalat
daun, kepik hijau, ulat grayak, mosaik, layu kering dan sebagainya.

B. Saran
Mahasiswa dapat mengimplementasikan teknik budidaya tanaman
kedelai dengan baik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan
produksi kedelai. Dengan produksi kedelai yang tinggi diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia. Dari sisi lain, petani
di Indonesia agar bergairah dalam mebudidayakan kedelai sebagai
komoditas unggulan.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1989. Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.


Marwanto. 1992. Budidaya Kedelai (Glycine max L. Merill). Jakarta:
Agrosia.
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Budidaya Kedelai. Jakarta: Bumi
Aksara.Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tettrinica Meirina, Sri Darmanti, Sri Haryanti. 2012.
PRODUKTIVITASKEDELAI ( Glycine max (L.) Merril var. Lokon )
YANG DIPERLAKUKAN DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR
LENGKAP PADA DOSIS DAN WAKTU PEMUPUKAN YANG
BERBEDA. Jurnal Biologi MIPA UNDIP.
Andriany F Damanik, Rosmayati, Hasmawi Hasyim. 2013. RESPONS
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI TERHADAP
PEMBERIAN MIKORIZA DAN PENGGUNAAN UKURAN BIJI
PADA TANAH SALIN.
Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, ISSN No. 2337- 6597.
Sukmawati. 2013. RESPON TANAMAN KEDELAI TERHADAP
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK, INOKULASI FMA DAN
VARIETAS KEDELAI DI
TANAH PASIRAN. Jurnal Pertanian Universitas Nahdlatul Wathan
Mataram Volume 7, No. 4, ISSN No. 1978-3787.

Anda mungkin juga menyukai