Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan tentang kajian panen, pascapanen
Tulisan ini berisi tentang cara panen, ciri-ciri panen, dan pascapanen, termasuk
Penulis berharap tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat sebagai bahan
bacaan bagi para mahasiswa yang berminat dan dapat menjadi salah satu sumber
Akhirnya, pada kesempatan ini Penulis ingin rnenyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulusuran bahan tulisan ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Hlm.
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
3
I. PENDAHULUAN
Dalam usaha-usaha di bidang pertanian atau secara tegas dalam usaha budidaya
tanaman penting sekali untuk diperhatikan dari sejak penyiapan lahan pertanamannya
penanganan atau pengelolaan tersebut sudah dapat dipastikan usaha pertanaman akan
mengalami kegagalan atau kalau menghasilkan maka hasilnya akan kurang memuaskan
Tujuan utama dari kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman yaitu agar
dapat diperoleh hasil tanaman yang baik, dalam arti memenuhi harapan atau memuaskan
sendiri maupun memuaskan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan umum atau pasar.
1.2. Tujuan
Tujuan penanganan dan pengelolaan pada saat panen adalah agar diperoleh hasil
yang lebih memuaskan, baik kuantitas (jumlah ton atau kwintal per ha), maupun kualitas
4
(penghilangan kulit, pemisahan hasil dan sebagainya), penyiapan hasil agar mudah
diperdagangkan, penyiapan hasil dalam wadah dan tempat yang memenuhi persayaratan
1. agar hasil tanaman yang telah dipungut tetap dalam keadaan baik mutunya;
2. agar hasil tanaman menjadi lebih menarik dalam sifat-sifatnya (warna, rasa atau
aroma);
3. agar hasil tanaman dapat memenuhi standar perdagangan yang menarik para
4. agar hasil tanaman selalu dalam keadaan siap dengan mutu yang terjamin untuk
5. agar hasil tanaman dapat dicegah dari kerusakan, atau dapat diawetkan lebih
Kebanyakan dari para petani kita (produsen) hasil tanaman masih kurang
mengetahui pentingnya kegiatan penanganan dan pengelolaan lepas panen, sehingga hasil
panen yang dapat dianggap baik dan diperkirakan akan menguntungkan kerapkali cepat
rusak, terserang oleh hama gudang dan penyakit yang terbawa dalam penyimpanan,
penanganan dan pengelolaannya memerlukan teknik dan pengetahuan yang selalu harus
5
Teknik dan pengetahuan penanganan dan pengelolaan hasil lepas panen ini
sampai sekarang dapat dikatakan kurang diperhatikan para petani pada umumnya, mereka
kurang menyadari bahwa kalau hal tersebut diperhatikan dan diterapkan dengan baik
maka pendapatan dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Alasan-alasan
b. karena teknik dan pengetahuan tradisional yang belum dikembangkan dan dipakai
terus;
yang baik;
1. Untuk mengetahui waktu panen kacang tanah, kacang hijau dan kedelai
yang tepat dari segi umur panen dan warna polong tua.
2. Untuk mengetahui cara-cara panen yang baik pada tanaman kacang tanah,
6
II. PANEN DAN PASCAPANEN
A. Kacang Tanah
kemasakan fisiologis dan kondisi cuaca. Penentuan waktu panen disesuaikan pula dengan
jenis atau varietas yang ditanam. Kacang tanah yang sudah siap panen, daunnya mulai
menguning dan rontok. Panen kacang tanah dilakukan bila minimal 75% polong telah
tua. Umur tanaman pada saat polong tua bergantung pada varietasnya. Varietas unggul
nasional umumnya berumur sekitar 100 hari, sedang varietas local dapat dipanen pada
umur sekitar 90 hari (Sumarno, 1986). Untuk dijadikan benih, kacang tanah dipanen
saat berumur ± 110 hari dan sebagian besar ± 80% polongnya telah tua.
terlepas bila dicabut, sebalikanya jika panen terlalu awal akan diperoleh polong dengan
muda pada saat panen. Demikian pula penyulaman, akan mengakibatkan banyak tanaman
berpolong muda pada waktu panen. Pengeringan petakan pada saat menjelang polong tua
dapat membuat pematangan polong lebih seragam serta mutu biji lebih bagus. Hujan
terus menerus atau lingkungan yang lembab pada stadia pematangan polong
7
B. Kacang Hijau
Waktu untuk pemanenan kacang hijau perlu diamati pada minggu terakhir umur
unggul kacang hijau umumnya berumur genjah (pendek) yaitu saat tanaman berumur 58-
65 hari setelah tanam. Untuk varietas yang berumur panjang baru dipanen pada umur
maksimal 100 hari setelah tanam. Untuk benih, pemanenan dilakukan bila polong sudah
Ketepatan panen untuk kacang hijau sangat penting karena polongnya mudah
pecah jika kering sehingga akan banyak benih yang hilang di lapang. Demikian pula
waktu panen, hendaknya tidak dilakukan saat hujan atau saat pagi hari dimana masih ada
embun karena akan meningkatkan kadar air benih (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni,
2002).
C. Kedelai
yang beanr. Apabila polong sudah kelihatan tua, panen harus segera dilakukan. Panen
yang terlambat akan merugikan karena banyak buah yang tua dan kering, sehingga kulit
polong retak-retak dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat
tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Oleh karena itu, harus mengetahui
tanda-tanda kedelai siap dipanen, yaitu warna daun menguning, lalu gugur, polong mulai
berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan (± 95%) dan retak-retak, batang
8
Panen sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari saat cuaca cerah, agar kegiatan
pengeringan dapat langsung dilaksanakan. Harus dihindarkan panen pada saat turun
Umur panen kedelai ditentukan oleh beberapa faktor yaitu varietas dan ketinggian
tempat penanaman. Di daerah dataran tinggi, umur tanaman kedelai siap panen lebih
lama 10-20 hari dibandingkan di daerah dataran rendah (Lisdiana Fachruddin, 2000).
Biji kedelai sebagai bahan konsumsi, berbeda dengan biji yang akan digunakan
sebagi benih. Sebagai bahan konsumsi, kedelai dapat dipetik pada umur 75-100 hari,
sedangkan untuk kedelai yang akan dijadikan benih pada masa tanam berikutnya dapat
dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
Masak fisiologis terjadi jika lebih dari 60% populasi tanaman telah menunjukkan
polong yang berwarna coklat. Pada saat masak fisiologis, benih kedelai telah lepas dari
plasenta di dalam polong. Karena sifat yang higroskopis dan kulitnya yang tipis, benih
sangat peka sekali terhadap pengaruh kelembaban lingkungan. Dengan kondisi seperti
itu, dianjurkan panen dilakukan tidak terlalu lama setelah benih mencapai masak
fisiologis. Jika masak fisiologis tepat pada saat 60% polong telah matang (coklat) maka
panen benih dilakukan pada saat polong matang mencapai 80% (Baran Wirawan dan Sri
Wahyuni, 2002). Keterlambatan panen akan menurunkan mutu fisik dan fiologis benih.
Tidak jarang benih hasil panen terlihat pecah kulit jika terjadi hujan selama benih di
lapang.
A. Kacang Tanah
9
Panen kacang tanah untuk konsumsi dilakukan bila minimal 75% polong telah
Panen kacang tanah untuk benih dilakukan bila minimal 80% polong telah tua
yaitu :
B. Kacang Hijau
Waktu panen yang paling baik (tepat) adalah pada saat polong berwarna coklat
atau hitam dan masih utuh. Keterlambatan pemanenan menyebabkan polong pecah-pecah
10
C. Kedelai
Pemanenan kedelai harus segera dilakukan apabila polong sudah kelihatan tua,
dengan tanda-tanda :
- Polong berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan secara merata
Kedelai manis umumnya dipanen pada saat kulit polong masih hijau, tetapi
polong sudah terisi penuh. Kedelai manis dikonsumsi sebagai polong rebus. (Lisdiana
Fachruddin, 2000).
A. Kacang Tanah
Alat-alat yang diperlukan seperti wadah, lantai jemur, penampi, alat penyimpan
dll, hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum panen dilakukan. Semua wadah atau
alat yang digunakan harus bersih dari kotoran, hama dan penyakit, sisa-sisa tanaman.
Panen kacang tanah umumnya dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut
tanaman. Pencabutan dilakukan secara hati-hati agar tidak banyak polong yang tertinggal.
Kehilangan hasil karena tertinggalnya polong dalam tanah dapat mencapai 25%
sebaiknya sebelum dilakukan pencabutan, tanah yang kering diairi terlebih dahulu agar
menjadi lunak (Budi Santoso, 1998). Cara panen tersebut meskipun memerlukan banyak
11
tenaga dan waktu, namun mampu menghasilkan mutu biji yang lebih baik karena dapat
Pertanaman kacang tanah pada tanah yang gembur akan memudahkan dalam
pemanenan. Pembuatan bedengan juga dapat mempermudah panen karena tanah akan
tetap gembur.
Panen yang dilakukan dengan pencabutan batang demi batang, maka panenan
akan berupa brangkasan yang terdiri atas polong, akar, batang, dan daun. Produk utama
kacang tanah adalah polongnya, sedangkan sisa-sisa lainnya dapat dijadikan pakan ternak
Panen kacang tanah dengan mesin dilakukan 2 tahap. Tahap pertama adalah
mencabut tanaman dan membalikkannya, sehingga dari tanaman yang telah dicabut,
polong-polongnya terletak di atas. Tujuan membalikkan tanaman ini adalah agar polong
menjadi kering. Tahap kedua adalah pemipilan polong bila biji telah cukup kering dengan
kadar air 9-10%, oleh mesin combine. Biji yang keluar dari mesin combine telah bersih
dari kotoran. Pemanenan kacang tanah dengan mesin yang demikian, banyak dilakukan
B. Kacang Hijau
Panen dilakukan dengan cara dipetik satu persatu menggunakan tangan. Selain
itu, dapat pula dengan cara memotong polong menggunakan pisau atau gunting yang
tajam. Polong kacang hijau yang dipanen dengan cara dipetik, pemetikannya dilakukan
12
Panen polong kacang hijau dapat dilakukan serempak, tetapi pada beberapa
varietas dipanen bertahap hingga 2 sampai 3 kali pemetikan. Pada varietas kacang hijau
yang polongnya masak serempak, pemanenan dapat dilakukan dengan cara memotong
Produksi utama usaha tani kacang hijau adalah biji kering. Setelah melakukan
pemanenan, kemudian mengumpulkan dan menampung hasil panen dalam karung goni
C. Kedelai
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dahulu. Pada
tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang
benar ialah dengan memegang batang pokok, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting
dan cabang yang berbuah, tanaman kedelai dicabut beserta akar-akarnya. Pencabutan
harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila
tersentuh tangan. Cara ini hanya dianjurkan bila lahan penanaman relatif gembur.
Alat yang bisa digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam,
sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat
pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang
rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong
pangkal batang dengan bantuan sabit. Cara ini dianggap lebih menguntungkan karena
13
lebih menghemat waktu dan tenaga. Selain itu, bintil akar yang mengandung Rhyzobium
akan tetap tertinggal di dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pada
tanah yang keras, pemanenan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka pemanenan
A. Kacang Tanah
menggunakan perontok tipe pedal. Namun, benih dari polong yang dirontokkan dengan
perontok tipe pedal, daya tumbuhnya berkurang dari 82,2% menajdi 76,3%. Oleh karena
itu, sebaiknya perontok tipe pedal hanya digunakan untuk merontokkan polong konsumsi.
Perontokan buah kacang dari batangnya dapat dilakukan diladang atau ditempat
yang teduh tidak jauh dari ladang dengan demikian pekerjaan dapat dilakukan dengan
lebih teliti, buah yang benar-benar penuh berisi sekaligus dapat dipisahkan dari buah
yang kurang berisi dan belum berisi. Perontokan sebaiknya dilakukan dengan tangan
tanpa atau menggunakan pisau sehingga dapat tercegah dari kerusakan-kerusakan. Cara
yang buruk yang sampai sekarang masih sering dilakukan yaitu dengan cara membanting
Untuk mendapatkan polong yang bersih, polong hendaknya dicuci dengan air
sehingga warnanya menjadi cerah. Polong dimasukkan dalam bakul dan kemudian
dimasukkan dalam bak air. Dengan cara ini, polong sekaligus dapat dicuci dan ditiriskan.
14
B. Kacang Hijau
merupakan pengeringan polong sampai kadar air mencapai 14-15%, yang ditandai oleh
pecahnya sebagian besar polong, dan lamanay pengeringan diperkirakan 3-4 hari (Baran
Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Pengeringan polong dapat dilakukan dengan sinar
matahari atau dryer. Bila dikeringkan di bawah matahari, polong harus diberi alas berupa
terpal atau anyaman bambu karena sebagian besar polong akan pecah selama proses
pengeringan.
biji. Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan dipukul menggunakan alat
pemukul dari kayu atau dirontokkan dengan mesin perontok. Setelah biji kacang hijau
terlepas dari polong kemudian ditampi untuk memisahkan biji dari kulitnya, atau dapat
digunakan alat pembersih awal (scalper) yang terdiri dari satu ayakan dan blower (Baran
Wirawan dan Sri Waahyuni, 2002). Selanjutnya dikeringkan kuntuk mendapatkan kadar
C. Kedelai
Brangkasan kedelai yang baru saja dipanen sebaiknya langsung dijemur di bawah
sinar matahari. Penjemuran di sini adalah pengeringan pendahuluan, karena polong masih
bersama batang dan daun-daunnya, selain itu tingkat pengeringan sekedar untuk
menurunkan kadar air dari 20-25% hingga mencapai 13-18%, dengan demikian
15
dilakukan di atas tikar, lembar anyaman bambu, agar memudahkan pengambilan dan
Perontokan biasanya dilakukan sekaligus dengan pemisahan biji dari kulit polong
dan batangnya. Perontokan dapat dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan
memukul-mukul brangkasan yang telah kering dengan alat dari kayu atau bambu hingga
biji terlepas dari polongnya. Selanjutnya, biji dipisahkan dari patahan-patahan ranting,
pecahan polong dan kotoran lainnya dengan cara manual yaitu ditampi dengan
menggunakan nyiru. Cara demikian bagi benih kedelai dapat dikatakan kurang baik,
karena dapat rusak akibat pemukulan, juga kurang efisien, sebab banyak memakan waktu
dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan mesin perontok yang lebih
cepat dan hasilnya lebih baik, tapi harus memperhatikan kecepatan putaran silinder,
karena bila terlalu cepat atau terlalu lambat dapat merugikan. Hasil perontokan yang
masih kotor dapat dimasukan kedalam winower, sehingga akan diperoleh hasil bersih.
2.5. Pengeringan
A. Kacang Tanah
Pengeringan secara alami dapat dilkuakn dengan bantuan sinar matahari, yang
biasanya dilakukan pada musim kemarau. Pengeringan dapat dilakukan di atas lantai
semen atau diatas tanah dengan terlebih dahulu diberi pengalas lembaran anyaman
bambu atau plastic, yang posisinya memungkinkan untuk mendapatkan banyak panas
16
sinar matahari. Pada umumnya pengeringan dilakukan 7-10 hari, dengan melakukan
pembalikan secara teratur agar keringnya dapat merata. Pengeringan hingga kadar kurang
Fachruddin, 2000).
Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan Batch Dryer, dalam hal ini
temperature yang dipakai sekitar 35-45 oC dan kelembaban udara pengering sekitar 55%,
bila temperatur pengering terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan (rapuh, mudah
pecah, kulit biji mudah mengelupas pada waktu perontokan dan lain-lain) (Kartasapoetra,
1994).
menandakan tingkat kadar air kesetimbangan telah tercapai. Untuk benih pengeringan
dilakukan sampai memperoleh kadar air 10-11% (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni,
2002).
B. Kacang Hijau
Setelah diperoleh biji yang bersih, biji tersebut lalu dijemur selama 2-3 hari
hingga kadar airnya tinggal 10-12% (Soeprapto H.S., 1993). Pengeringan secara alami
tersebut menggunakan bantuan sinar matahari yang dilakukan di atas alas atau lantai
jemur. Pengeringan dapat pula dilakukan secara buatan dengan menggunakan mesin
pengering dryer.
Sebelum disimpan, hendaknya biji telah kering tetap. Untuk mencapai kering
tetap, biji dijemur beberapa kali sampai beratnya tidak berubah lagi (Soeprapto, 1993).
17
Untuk benih, pengeringan dilakukan sampai memperoleh kadar air mencapai 12%
C. Kedelai
Tujuan dari pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air pada bahan dari 13-
18% menjadi sekitar 12-13%. Maksud penurunan kadar air di bawah standar agar dalam
penyimpanan tidak terjadi perubahan karena faktor luar, peningkatan kadar air paling
Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan bantuan sinar matahari atau
Pengeringan secara alami dilakukan diatas lantai bersemen atau pada tempat lain
dengan terlebih dahulu diberi alas tikar, lembar anyaman bambu atau plastik tebal. Biji
kedelai dihamparkan dengan ketebalan 2-3 cm, melakukan pembalikkan secara teratur
agar tidak terjadi pengerasan di sekitar kulit biji yang dapat berlangsung 2-3 hari.
menggunakan alat pengering mekanis ini pengeringan akan berlangsung sekitar 6-8 jam,
tetapi hal ini akan sangat bergantung kepada kadar air yang terkandung dalam bahan
18
kadar air benih hendaknya selalu diukur atau diamati agar tidak melampaui batas kadar
air benih yang diinginkan. Suhu serta kecepatan pengeringan pun dikontrol agar kualitas
benih tetap terjaga. Pengukuran kadar air benih bisa dilakukan dengan menggunakan alat
seed moisture tester. Apabila beratnya telah konstan maka benih tersebut sudah mencapai
kadar air keseimbangan, yaitu 10-11%, dan selanjutnya pengeringan dapat dihentikan.
2.6. Sortasi
A. Kacang Tanah
Setelah kering, polong kacang tanah dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya,
kemudian dilakukan sortasi. Tujuan sortasi adalah memisahkan polong-polong tua berisi
dari polong yang kurang berisi atau sakit (Budi Santoso, 1998). Pemilahan dengan tangan
Dalam memilih polong kacang tanah tidak dapat didasarkan pada jumlah biji
dalam polong karena polong kacang tanah ada yang berbiji satu, dua atau tiga. Artinya
varietas tertentu tidak selalu seragam jumlah bijinya (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni,
2002).
Rendemen polong menjadi biji bergantung pada beberapa hal, antara lain varietas,
tingkat kekeringan, kualitas polong, ketuaan polong dan kesehatan polong (ada tidaknya
hama penyakit pada pertanaman). Polong bernas mempunyai rendemen sekitar 75%,
tetapi polong yang tidak bernas rendemennya hanya sekitar 40% (Sumarno, 1986).
Cara membedakan satu varietas dengan varietas lain pada polong kacang tanah
adalah dengan mengamati ukuran, bentuk dan urat atau anyaman pada kulit polong
19
Pada benih untuk memilah polong yang bernas dan polong yang tidak bernas,
dapat digunakan alat specific gravity separator. Dengan alat tersebut, benih-benih tidak
bernas akan dilempar ke tempat yang berbeda (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002).
Untuk memperoleh benih kacang tanah bersertifikat harus melalui proses pengujian di
B. Kacang Hijau
Biji kacang hijau dibersihkan dengan ayakan atau tampi. Sortasi pada kacang
hijau dilakukan dengan memisahkan biji kacang hijau dari : (Rahmat Rukmana, 1997)
- Sisa kotoran
Biji yang telah bersih dipilah untuk mendapatkan biji yang seragam ukuran dan
bobotnya, dapat menggunakan alat air screen cleaner dan specific gravity separator.
Benih kacang hijau bersertifikat dapat diperoleh dengan pengujian sample benih
C. Kedelai
Biji kedelai dibersihkan dengan cara ditampi. Sortasi pada kedelai dilakukan
dengan memisahkan biji kedelai dari: (Samsudin S. dan Dadan Djakamihardja, 1985)
- Kotoran
20
- Biji yang tidak sehat
Untuk mendapatkan benih murni yang sehat dan seragam, perlu dibersihkan dan
dipilah. Pembersihan benih dengan alat air screen cleaner dapat menyeragamkan ukuran.
Untuk menyeragamkan ukuran (yakni bulat) dapat digunakan alat spiral separator.
Sedangkan untuk memilah benih berdasarkan berat jenisnya dapat digunakan alat specific
grafity separator.
2.7. Penyimpanan
A. Kacang Tanah
Penyimpanan kacang tanah dapat berupa polong atau biji. Penyimpana polong
kacang tanah biasanya dilakukan untuk menyimpan biji atau untuk menunggu waktu
penjualan yang tepat. Polong kacang tanah yang sudah cukup kering dengan kadar air < 9
%, dapat dimasukkan ke dalam karung goni dan disimpan dalam ruang yang sejuk dan
Diusahakan agar tidak terjadi kontak langsung dengan dinding dan lantai.
Kadar air dalam biji kacang menunjukkan banyaknya air yang terkandung dalam
biji. Kadar air kacang tanah dapat dipengaruhi oleh kelembaban ruangan tempat
Penyimpana dalam bentuk biji lebih awet kering dibandingkan dalam bentuk
sehingga kadar air biji kacang akan berkisar antara 10-15%, atau sekitar 15-21% bila
21
disimpan dalam bentuk polong. Kerugian menyimpan dalam bentuk biji adalah mudah
Dalam skala besar penyimpanan dapat dilakukan dengan sistem curah atau
menggunakan bak. Cara lain yang lebih efektif adalah dengan pemberian 15% gas CO2 ke
dalam drum tertutup yang berisi biji kacang tanah yang berkadar air 6,7-9,6%. Dengan
cara penyimpana tersebut, biji kacang tanah dapat bertahan selama 6 bulan (Lisdiana
Fachruddin, 2000).
Benih kacang tanah lebih baik disimpan dalam bentuk polong, agar daya tumbuh
tidak cepat menurun. Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih dalam bentuk
polong yaitu 10-11% (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Polong dengan biji yang
telah kering dimasukkan dalam karung, dan disimpan dalam ruang yang kering. Karung
berisi benih jangan ditumpuk langsung di atas lantai, melainkan diberi alas papan.
Penyimpanan benih untuk 2-3 bulan dapat dilakukan dalam bentuk biji kering
yang disimpan dalam kaleng-kaleng yang tertutup rapat. Benih kacang tanah dalam
polong dapat disimpan dengan daya tumbuh tetap baik selama 8 bulan. Bila ruangan
penyimpanan bersuhu rendah (10-18 oC) dapat bertahan hingga 12 bulan. (Sumarno,
1986).
B. Kacang Hijau
Setelah melakukan sortasi, tampung biji kacang hijau yang mulus dan bebas dari
kotoran ke dalam wadah yang ditutup rapat. Simpan wadah berisi kacang hijau ditempat
yang bersih dan kering. Sirkulasi udaranya harus baik dan bebas dari hama dan penyakit.
22
Untuk memperpanjang daya simpan, kadar air biji dipertahankan sekitar 10-12%
Selama dalam penyimpanan bijij kacang hijau mudah dirusak oleh Brunchus
rubens. Untuk mencegah kerusakan itu biji yang disimpan harus bersih. Sanitasi juga
Untuk keperluan benih, biji yang telah disortir disimpan dalam blek benih.
Sebelum blek ditutup, dianjurkan diberi abu dapur kering aatu insektisida sebagai
penolak hama bubuk (Soeprapto, 1993). Setelah itu blek harus ditutup rapat sehingga
udara tidak dapat masuk. Kadar air benih yang aman untuk disimpan yaitu 11-12%
Benih yang disimpan memerlukan oksigen untuk bernafas. Dari proses pernafasan
ini akan dihasilkan energi. Jika digunakan untuk perkecambahan benih maka energi ini
tidak terbuang, namun jika benih belum siap untuk berkecambah maka energi akan
berubah menjadi panas. Keluarnya energi dalam bentuk panas ini menyebabkan benih
kehabisan tenaga sehingga tidak dapat tumbuh. Selain itu panas yang timbul dapat
meningkatkan suhu di sekitar benih sehingga menjadi tempat yang cocok untuk
pertumbuhan jasad renik. Untuk mencegah penghamburan energi oleh benih, oksigen
dalam lingkungan benih diganti dengan gas nitrogen atau karbondioksida. Kelembaban
dan suhu udara dalam tempat penyimpanan juga harus rendah. Selain itu benihnya sendiri
harus benar-benar bermutu. Dengan memperhatikan hal ini, tenaga dan kecepatan tumbuh
C. Kedelai
23
Kedelai yang disimpan biasanya berupa biji bukan polong. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam masalah penyimpanan ialah bahwa biji yang disimpan harus
kering dan bersih, penyimpanan dilakukan dengan cara yang benar dan tempat
Biji yang akan disimpan sebagai bahan konsumsi harus diseleksi dan dijemur
hingga benar-benar kering, dengan persentase kadar air yang sesuai yaitu 12-13%
(Kartasapoetra, 1994). Apabila persentase kadar airnya masih terlalu tinggi biji kedelai
Biji kedelai yang sudah kering dimasukkan dalam karung untuk disimpan dalam
gudang yang kering dan tidak lembab. Apabila penyimpanan itu dimaksudkan untuk
kelembaban, suhu dan latar belakang biji itu sendiri. Kelembaban gudang merupakan
faktor yang paling penting, sirkulasi udara harus baik agar biji kedelai tetap kering.
Biji yang akan dijadikan benih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Biji dalam keadaan kering sempurna, memenuhi standar yakni berkadar air 10-
11%
- Biji harus sehat, tidak keriput dan tidak tergores atau terluka
Setelah biji yang akan digunakan sebagai benih diseleksi kemudian dimasukkan
ketempat penyimpanan seperti kaleng bekas minyak, drum, kantong plastik, karung goni
24
dan sebagainya. Tempat penyimpanan juga harus dipersiapakan terlebih dahulu, harus
bersih, harus kering, kedap air, dan tidak langsung diletakkan di atas lantai, melainkan di
atas alas kayu. Untuk mengurangi kelembaban biji yang disimpan di dalam kaleng bisa di
kantung plastik tebal yang ditutup rapat-rapat dapat mempertahankan daya tumbuh
kedelai yang baik, bahkan sampai 8 bulan, asalkan benih benar-benar kering. Sebaliknya
bila benih kedelai tidak dirawat dengan baik dalam waktu 3-4 bulan, daya tumbuhnya
Selain keadaan biji dan tempat penyimpanan, factor lain yang perlu diperhatikan
dalam hal penyimpanan benih ialah keadaan gudang tempat penyimpanan. Gudang harus
selalu bersih, bebas hama. Oleh karena itu, gudang yang digunakan sebelumnya harus
disemprot dengan insektisida seperti: Phostoxin (Ceplosdelcia) atau jenis lainnya sebagai
fumigan. Ruang penyimpana dapat dilengkapi dengan pendingin udara dan pengatur
kelembaban. Dalam ruang bersuhu 18 oC dan kelembaban 65%, benih kedelai yang
berkadar air 11% mampu disimpan 6-9 bulan. Sementara jika disimpan tanpa
penambahan pendingin dan pengatur kelembaban benih kedelai hanya dapat disimpan
1/10 bagian benih yang disimpan. Garam ini dibungkus kain kasa bersih dan diberi alas
wadah plastik supaya garam yang terlarut tidak merembes ke dalam kedelai. Bungkusan
garam ini disusun dalam posisi tegak di tengah-tengah kedelai yang akan disimpan. Lalu
25
kaleng atau ember ditutup rapat. Penyimpanan dengan garam ini dapat mempertahankan
mutu benih selama 4-6 bulan. (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002).
26
III. KESIMPULAN
Umur panen pada kacang tanah, kacang hijau dan kedelai berbeda-beda
tergantung varietasnya. Untuk kacang tanah varietas unggul nasional umumnya berumur
sekitar 100 hari, sedangkan varietas lokal dapat dipanen pada umur sekitar 90 hari. Pada
tanaman kacang hijau untuk varietas yang berumur genjah umumnya berumur 58-65 hari
setelah tanam, sedangkan untuk varietas yang berumur panjang baru dipanen pada umur
maksimal 100 hari setelah tanam. Dan pada tanaman kedelai untuk dijadikan bahan
konsumsi dapat dipetik pada umur 75-100 hari sedangkan untuk dijadikan benih dapat
tua, yang dapat dilihat dari warna polongnya. Untuk tanaman kacang tanah warna polong
menjadi coklat kehitam-hitaman, pada tanaman kacang hijau polong berwarna coklat
sampai hitam, sedangkan pada tanaman kedelai polong berwarna kuning kecoklatan.
secara manual. Seperti pada tanaman kacang tanah dengan cara mencabut tanaman,
namun dapat pula menggunakan mesin. Pada tanaman kacang hijau dilakukan dengan
cara dipetik satu persatu menggunakan tangan, dapat pula dengan cara memotong polong
menggunakan pisau atau gunting yang tajam. Sedangkan pada tanaman kedelai dapat
dilakukan dengan cara mencabut atau dengan cara memotong menggunakan sabit.
27
Perontokan pada tanaman kacang-kacangan dilkukan untuk mendapatkan polong
atau biji. Cara perontokan ini dapat dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan
memukul-mukul brangkasan yang telah kering dengan alat dari kayu hingga biji terlepas
dari polongnya. Cara lain adalah dengan menggunakan mesin perontok. Kemudian
penyimpanan. Cara pengeringan pada biji kacang-kacangan dapat dilakukan dengan cara
alami yaitu dengan bantuan sinar matahari atau secara mekanis menggunakan mesin
pengering.
Sortasi pada biji kacang-kacngan dapat dilakukan dengan cara ditampi, yang
bertujuan untuk memisahkan biji kacang-kacangan dari varietas lain, biji yang rusak, biji
yang terserang hama dan penyakit, biji yang bentuk dan warnanya berbeda serta dari sisa
kotoran.
Penyimpanan kacang tanah dapat berupa polong atau biji, sedangkan pada kacang
hijau dan kedelai berupa biji. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyimpanan
adalah kelembaban dan suhu dari tempat penyimpanan. Untuk memperpanjang daya
simpan, kadar air biji harus dipertahankan.. Pada kacang tanah kadr airnya < 9%, pada
28
DAFTAR PUSTAKA
Download :
http://blogs.unpad.ac.id/a_wawan_irwan
29
30