Anda di halaman 1dari 6

Makalah Tentang Proses Pasca Panen Tanaman Kacang Hijau

Disusun oleh :

Wahyu Aji Nugroho

201641058

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

Universitas Muria Kudus

2019/2020
TUJUAN

Tujuan penanganan dan pengelolaan pada saat panen adalah agar diperoleh hasil yang
lebih memuaskan, baik kuantitas (jumlah ton atau kwintal per ha), maupun kualitas (benar-benar
sesuai dengan harapan konsumen) yang kesemuanya akan lebih menguntungkan bagi petani
penanamnya.

Beberapa kegiatan penanganan dan pengelolaan lepas panen sangat diperlukan secara
lebih hati-hati, misalnya dalam pengeringan, penyortiran, pengolahan hasil (penghilangan kulit,
pemisahan hasil dan sebagainya), penyiapan hasil agar mudah diperdagangkan, penyiapan hasil
dalam wadah dan tempat yang memenuhi persayaratan agar tidak rusak mutunya.

Jadi tujuan dari penanganan dan pengelolaan lepas panen yaitu:

1. Agar hasil tanaman yang telah dipungut tetap dalam keadaan baik mutunya.
2. Agar hasil tanaman menjadi lebih menarik dalam sifat-sifatnya (warna, rasa atau aroma).
3. Agar hasil tanaman dapat memenuhi standar perdagangan yang menarik para konsumen
individu atau industry.
4. Agar hasil tanaman selalu dalam keadaan siap dengan mutu yang terjamin untuk
dijadikan bahan baku bagi para konsumen industri yang memerlukannya.
5. Agar hasil tanaman dapat dicegah dari kerusakan, atau dapat diawetkan lebih lanjut
dengan baik untuk sewaktu-waktu digunakan atau dilempar ke pasaran dengan kualitas
yang tetap terjamin.

Kebanyakan dari para petani kita (produsen) hasil tanaman masih kurang mengetahui
pentingnya kegiatan penanganan dan pengelolaan lepas panen, sehingga hasil panen yang dapat
dianggap baik dan diperkirakan akan menguntungkan kerapkali cepat rusak, terserang oleh hama
gudang dan penyakit yang terbawa dalam penyimpanan, sehingga terjadi penurunan mutu.

Untuk mewujudkan hasil-hasil tanaman yang dikehendaki para konsumen maka penanganan
dan pengelolaannya memerlukan teknik dan pengetahuan yang selalu harus mengikuti
perkembangan pasar.

Teknik dan pengetahuan penanganan dan pengelolaan hasil lepas panen ini sampai sekarang
dapat dikatakan kurang diperhatikan para petani pada umumnya, mereka kurang menyadari
bahwa kalau hal tersebut diperhatikan dan diterapkan dengan baik maka pendapatan dan
keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Alasan-alasan kurangnya kesadaran melakukan
penanganan dan pengelolaan lepas panen tersebut (menurut tinjauan para ekonomi) adalah
sebagai berikut :

1. Karena kebutuhan yang mendesak.


2. Karena teknik dan pengetahuan tradisional yang belum dikembangkan dan dipakai
terus.
3. Karena kurangnya pengetahuan tentang penanganan dan pengelolaan lepas panen
yang baik.
4. Keengganan para petani untuk melakukan penanganan lepas panen karena kesulitan
akan biaya dan tenaga tambahan.

Secara umum, tujuannya adalah :


1. Untuk mengetahui waktu panen kacang tanah, kacang hijau dan kedelai yang
tepat dari segi umur panen dan warna polong tua.
2. Untuk mengetahui cara-cara panen yang baik pada tanaman kacang tanah, kacang
hijau dan kedelai.
3. Untuk mengetahui penanganan pasca panen yang baik pada tanaman kacang
tanah, kacang hijau dan kedelai, sepreti perontokan, pembersihan, pengeringan,
sortasi dan penyimpanan.

UMUR PANEN

Waktu untuk pemanenan kacang hijau perlu diamati pada minggu terakhir umur tanaman.
Umur panen kacang hijau berbeda-beda tergantung varietasnya. Varietas unggul kacang hijau
umumnya berumur genjah (pendek) yaitu saat tanaman berumur 58-65 hari setelah tanam. Untuk
varietas yang berumur panjang baru dipanen pada umur maksimal 100 hari setelah tanam. Untuk
benih, pemanenan dilakukan bila polong sudah tua dan benih telah keras.

Ketepatan panen untuk kacang hijau sangat penting karena polongnya mudah pecah jika
kering sehingga akan banyak benih yang hilang di lapang. Demikian pula waktu panen,
hendaknya tidak dilakukan saat hujan atau saat pagi hari dimana masih ada embun karena akan
meningkatkan kadar air benih.

WARNA POLONG TUA

 Polong siap panen memiliki tanda-tanda :


 Polong berwarna coklat sampai hitam
 Kulitnya keras atau mongering
 Polong sebagian besar mudah dipecah.

Waktu panen yang paling baik (tepat) adalah pada saat polong berwarna coklat atau hitam dan
masih utuh. Keterlambatan pemanenan menyebabkan polong pecah-pecah dan bijinya berjatuhan
ke tanah.
CARA - CARA PANEN

Panen dilakukan dengan cara dipetik satu persatu menggunakan tangan. Selain itu, dapat
pula dengan cara memotong polong menggunakan pisau atau gunting yang tajam. Polong kacang
hijau yang dipanen dengan cara dipetik, pemetikannya dilakukan ketika tanamannya berada
dilahan penanaman.

Panen polong kacang hijau dapat dilakukan serempak, tetapi pada beberapa varietas
dipanen bertahap hingga 2 sampai 3 kali pemetikan. Pada varietas kacang hijau yang polongnya
masak serempak, pemanenan dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai polong
menggunakan pisau atau gunting yang tajam.

Produksi utama usaha tani kacang hijau adalah biji kering. Setelah melakukan
pemanenan, kemudian mengumpulkan dan menampung hasil panen dalam karung goni untuk
segera diangkut ke tempat penampungan hasil.

PERONTOKAN DAN PEMBERSIHAN

Perontokkan polong dilakukan setelah melakukan penjemuran. Penjemuran ini


merupakan pengeringan polong sampai kadar air mencapai 14-15%, yang ditandai oleh pecahnya
sebagian besar polong, dan lamanay pengeringan diperkirakan 3-4 hari . Pengeringan polong
dapat dilakukan dengan sinar matahari atau dryer. Bila dikeringkan di bawah matahari, polong
harus diberi alas berupa terpal atau anyaman bambu karena sebagian besar polong akan pecah
selama proses pengeringan.

Polong yang telah kering selanjutnya melakukan perontokan untuk mendapatkan biji.
Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan dipukul menggunakan alat pemukul dari kayu
atau dirontokkan dengan mesin perontok. Setelah biji kacang hijau terlepas dari polong
kemudian ditampi untuk memisahkan biji dari kulitnya, atau dapat digunakan alat pembersih
awal (scalper) yang terdiri dari satu ayakan dan blower . Selanjutnya dikeringkan kuntuk
mendapatkan kadar air yang sesuai untuk penyimpanan.
PENGERINGAN

Setelah diperoleh biji yang bersih, biji tersebut lalu dijemur selama 2-3 hari hingga kadar
airnya tinggal 10-12% . Pengeringan secara alami tersebut menggunakan bantuan sinar matahari
yang dilakukan di atas alas atau lantai jemur. Pengeringan dapat pula dilakukan secara buatan
dengan menggunakan mesin pengering dryer.

Sebelum disimpan, hendaknya biji telah kering tetap. Untuk mencapai kering tetap, biji
dijemur beberapa kali sampai beratnya tidak berubah lagi . Untuk benih, pengeringan dilakukan
sampai memperoleh kadar air mencapai 12%.

SORTASI

 Biji kacang hijau dibersihkan dengan ayakan atau tampi. Sortasi pada kacang hijau
dilakukan dengan memisahkan biji kacang hijau dari : (Rahmat Rukmana, 1997).
 Varietas lain (biji-bijian lain yang tercampur).
 Biji yang rusak atau cacat karena proses pengupasan polong
 Biji yang terserang hama dan penyakit
 Sisa kotoran.
 Biji yang bentuk dan warnanya berbeda.

Biji yang telah bersih dipilah untuk mendapatkan biji yang seragam ukuran dan bobotnya, dapat
menggunakan alat air screen cleaner dan specific gravity separator.

Benih kacang hijau bersertifikat dapat diperoleh dengan pengujian sample benih di laboratorium
pengujian mutu benih.

PENYIMPANAN

Setelah melakukan sortasi, tampung biji kacang hijau yang mulus dan bebas dari kotoran
ke dalam wadah yang ditutup rapat. Simpan wadah berisi kacang hijau ditempat yang bersih dan
kering. Sirkulasi udaranya harus baik dan bebas dari hama dan penyakit. Untuk memperpanjang
daya simpan, kadar air biji dipertahankan sekitar 10-12% .

Selama dalam penyimpanan bijij kacang hijau mudah dirusak oleh Brunchus
rubens. Untuk mencegah kerusakan itu biji yang disimpan harus bersih. Sanitasi juga perlu
dilakukan untuk mencegah kerusakan selanjutnya.

Untuk keperluan benih, biji yang telah disortir disimpan dalam blek benih. Sebelum blek
ditutup, dianjurkan diberi abu dapur kering aatu insektisida sebagai penolak hama bubuk .
Setelah itu blek harus ditutup rapat sehingga udara tidak dapat masuk. Kadar air benih yang
aman untuk disimpan yaitu 11-12% .

Benih yang disimpan memerlukan oksigen untuk bernafas. Dari proses pernafasan ini
akan dihasilkan energi. Jika digunakan untuk perkecambahan benih maka energi ini tidak
terbuang, namun jika benih belum siap untuk berkecambah maka energi akan berubah menjadi
panas.Keluarnya energi dalam bentuk panas ini menyebabkan benih kehabisan tenaga sehingga
tidak dapat tumbuh. Selain itu panas yang timbul dapat meningkatkan suhu di sekitar benih
sehingga menjadi tempat yang cocok untuk pertumbuhan jasad renik. Untuk mencegah
penghamburan energi oleh benih, oksigen dalam lingkungan benih diganti dengan gas nitrogen
atau karbondioksida. Kelembaban dan suhu udara dalam tempat penyimpanan juga harus rendah.
Selain itu benihnya sendiri harus benar-benar bermutu. Dengan memperhatikan hal ini, tenaga
dan kecepatan tumbuh benih dapat dipertahankan selama dalam penyimpanan .

Anda mungkin juga menyukai