Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENANGAN PANEN DAN PASCA PANEN


TANAMAN PADI”

Disusun Oleh :
Nama : Muslihatun Hasanah
Kelas : X ATPH 3
No : 15

SMK NEGERI 1 TRUCUK


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah serta inayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Penanganan Panen
dan Pasca Panen Padi” ini dapat selesai dengan baik.
Makalah ini membahas tentang penen dan pasca panen padi yaitu mulai
dariproses pemanenan hingga sampai ketangan tangan konsumen yaitu dari
panen,cra panen um ur panen alat panen,dan pasca panen terdiri dari pengumpulan
dan penumpukan,perontokan pengeringaan penyimpanan dan pemasaran hasil
panen padi berupa beras.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberikan
dukungan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnan. Penulis
berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga karya tulis ini memberikan manfaat kepada
masyarakat dan semua disiplin ilmu lainnya.

Trucuk, April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 2
D. Manfaat........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Padi................................................................................................. 3
B. Pengertian Panen dan Pasca Panen................................................. 3
C. Kriteria Panen................................................................................. 4
D. Tahapan Penanganan Pasca Panen.................................................. 4
E. Prinsip Dasar Penanganan Pasca Panen.......................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Panen............................................................................................... 6
B. Pasca Panen..................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Padi sebenarnya bukanlah hal baru bagi manusia, termasuk di Indonesia.
Sudah sejak dahulu nenek monyang kita membudidayakannya. Sejarah dunia
pertanian mengalami lompatan yang sangat berarti, dari pertanian tradisional
menuju pertanian modern.
Beras yang dihasilkan dari tanaman padi merupakan makanan pokok
lebih dari separuh penduduk Asia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar tiga
milyar penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia,
menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras. Sementara di Afrika dan
Amerika Latin yang berpenduduk sekitar 1,2 milyar,100 juta di antaranya pun
hidup dari beras.
Di Indonesia, beras bukan hanya sekedar komoditas pangan, tetapi juga
merupakan komoditas strategis yang memiliki sensitivitas politik, ekonomi
dan kerawanan sosial yang tinggi. Demikian tergantunya penduduk Indonesia
pada beras, maka sedikit saja terjadi gangguan produksi beras, maka pasokan
menjadi terganggu dan harga jual meningkat.
Petani di daerah kita pada umumnya enggan melakukan penanganan
pasca penen. Hal ini selain disebabkan karena kurangnya modal usaha yang
berujung pada rasa ingin segera memasarkan hasil pertanian juga disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentangan penanganan pasca panen itu sendiri.
Penanganan hasil pertanian yang selama ini sering dilakukan petani hanyalah
sekedar menjemur untuk menghilangkan kadar air yang terdapat di kulit luar
produk itu sendiri, seperti padi, kacang tanah, jagung,kedelai,dan lain lain.

B. Rumusan Masalah
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan kita dapat mengetahui
bagaimana tahapan – tahapan yang dilakukan pada penanganan panen dan
pasca panen padi agar dapat meningkatkan dan menjaga kualitas hasil panen
padi.

1
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui teknik pemanenan padi dengan efisien.
2 Untuk mengetahui pemanenan padi dengan menjaga kualitas padi tetap
baik.
3 Untuk mengetahui cara penyimpanan padi dengan baik dan benar.

D. Manfaat
Kita bisa mengetahui teknik pemanenan dengan ,efisien,dan tetap
menjaga kualitas padi yang dipanen dengan baik,dan juga kita bisa
mengetahui bagaimana cara menyimpan padi dengan baik dan benar sehingga
kita bisa menyimpan hasil panen padi dengan baik dan tetap menjaga kualitas
padi dengan baik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada
jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa
jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi
diduga berasal dari india atau indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh
nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.Padi dapat
tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-270C ,
memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh
pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang
subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7.
Klasifikasi padi;
• Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
• Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
• Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
• Sub Kelas: Commelinidae
• Ordo: Poales
• Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
• Genus: Oryza
• Spesies: Oryza sativa L.
(Pitojo, 2000)

B. Pengertian Panen dan Pasca Panen


Panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya.
Panen adalah suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah cukup
umur dan udah saatnya untuk dipetik

3
Penanganan pasca panen adalah perlakuan yang diberikan pada hasil
pertanian setelah panen sampai komoditas tersebut berada ditangan
konsumen.
Penanganan pasca panen adalah pengembilan bagian tanaman sebagai produk
yang habis dikonsumsi dengan pengolahan faktor faktor yang mempengaruhi
keadaan dan kepuahsan yang didapat dicapai dari produk pertanian.

C. Kriteria Panen
1 Warna daun sudah berwarna hijau tua,tetapi tidak terlalu tua
2 Tanaman masuk pada fase pemasakan
3 Sesuai dengan umur kemasakan fisiologis
4 Ditandai dengan senescens untuk tanaman semusim, perubahan warna
pada buah untuk tanaman buah
5 Komoditas daun pada fase pertumbuhan lambat atau vegetatif cepat
(Cahyono, 1999)

D. Tahapan Penanganan Pasca Panen


1 Pencucian
Membersihkan kotoran atau benda asing yang berada menempel pada
permukaan hasil panen
2 Grading
Memberikan penilain yang lebih pada tanman yang memiliki nilai lebih
dari yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan nilai harga jual.
3 Pengemasan
Menempatkan suatu hasil pertanian pada suatu wadah dengan tujuan
melindungi dari kerusakan,mempermudah perlakuan selanjutnya dan juga
dapat menarik konsumen dengan wadah yang menarik.
4 Penyimpanan
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk memperpanjang daya simpan
agar dapat didistribusikan /dipasarkan kewilayah yang msemakin luah dan
harga yang lebih tinggi pula

4
5 Pengiriman
Kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan suatu hasil pertanian dari
satu tempat ketempat lain untuk menyebarkan produk pertanian agar dapat
meningkatkan nilai jual suatu hasil pertanian.
6 Pemasaran
Setelah semua tahap pasca panen selesai barang mulai diperjual belikan
dengan mengubahnya menjadi produk lain.penjualan dapat dilakukan dari
lahan langsung di lahan pertanian atau dengan cara menitipkannya ke
swalayan atu dengan menjualnya langsung ke konsumen.
(Pitojo, 2000)

E. Prinsip Dasar Penanganan Pasca Panen


1 Mengenali sifat biologis hasil tanaman yang ditangani meliputi;
a. Respirasi dan transpirasi
b. Sifat biologis
c. Bagian tanaman yang dipanen
d. Struktur dan hasil tanman yang diapanen
2 Mengetahui jenis kerusakan yang terjadi meliputi;
a. Fisik perubahan yang terjadi karena proses fisiologi yang terlihat
sebagai proses fisiknya contohnya;warna,bentuk,ukuran,aroma,rasa,dan
penenigkatan zat zat tertentu pada tanman tersebut
b. Kerusakan mekanis disebabkan benturan,gesekan,tekanan,tusukan baik
antara hasil pertanian tersebut atau dengan tempat pengiriman.
c. Kerusakan fisiologi disebabkan karena adanya pengaruh hama dan
penyakit.
(Sudiarto, 2000)

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Panen
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada umur panen yang tepat dan
dengan cara panen yang benar. Umur panen padi yang tepat akan
menghasilkan gabah dan beras bermutu baik, sedangkan cara panen yang baik
secara kuantitatif dapat menekan kehilangan hasil. Oleh karena itu komponen
teknologi pemanenan padi perlu disiapkan.

Umur Panen
Umur panen dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya varietas,
iklim, dan tinggi tempat, sehingga umur panennya berbeda. Berdasarkan
kadar air gabah, padi yang dipanen pada kadar air 21-26% memberikan hasil
produksi optimum dan menghasilkan beras bermutu baik. Padi dipanen pada
saat malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga rata sehingga dihasilkan
gabah dan beras bermutu tinggi. Penentuan saat panen yang umum
dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan malai, yaitu 90 – 95 %
gabah dari malai tampak bewarna kuning.

Alat Dan Cara Panen


1 Alat panen yang sering digunakan dalam pemanenan padi, adalah sabit
biasa, sabit bergerigi dan ani-ani
2 Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.
3 Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan
rontok dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada
tangkainya.
4 Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan
cara potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara
perontokannya.
5 Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila
perontokannya dengan cara dibanting atau menggunakan pedal thresher.

6
6 Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan
perontokannya menggunakan mesin perontok.

B. Pasca Panen
1 Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen
setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan
pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup
tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil
sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan
alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan
pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

2 Perontokan
Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat
perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah
setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan
perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan
mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi
alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia
dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat
diinjak-injak agar gabah rontok.
Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka
tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran
plastik tebal (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan
dapat tertampung
Setelah dirontokkan, butir-butir gabah dikumpulkan di gudang
penyimpanan sementara. Oleh karena tidak semua petani memiliki gudang
sementara, pengumpulan dapat dilakukan di teras rumah atau bagian lain
dari rumah yang tidak terpakai. Gabah tersebut tidak perlu dimasukkan
dalam karung,tetapi cukup ditumpuk setinggi maksimal 50 cm.

7
3 Pengeringan
Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah
harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar
matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen
terbuka. Penggunaan lantai semen terbuka ini agar sinar matahari dapat
secara penuh diterima gabah. Bila tidak memiliki halaman atau tempat
terbuka yang disemen maka halaman tanah pun dapat dipakai untuk
penjemuran. Namun, gabah perlu diletakkan pada alas anyaman bambu,
tikar atau lembaran plastik tebal. Hal ini dilakukan agar gabah tidak
tercampur dengan tanah.
Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari
bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 –
3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan
terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama sekitar
seminggu,sampai kadar air mencapai 14%.

4 Penggilingan
Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan
beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan secara tradisional
menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu. Lesung terbuat dari
kayu utuh yang diceruk mirip perahu. Cerukan pada kayu tersebut
berfungsi sebagai tempat gabah ditumbuk. Sementara alu merupakan
pasangan dari lesung sebagai alat penumbuk gabah. Alu tersebut terbuat
dari kayu yang bentuknya bulat panjang seperti pipa.
Kendala penggilingan gabah secara tradisional adalah pengerjaannya
sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia dan alatnya sulit
dijumpai. Saat ini kebanyakan lesung dan alu sudah menghilang dari
kehidupan petani padi karena kehadiran alat penggiling yang praktis dan
daya kerja cepat
Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau
dengan alat penggiling. Alat yang sering digunakan berupa hulle. Hasil
yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah ini sama

8
dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah
kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.

5 Penyimpanan Beras
Beras organik yang sudah digiling secara tradisional maupun modern
dapat langsung dipasarkan. Namun, karena umumnya beras tidak langsung
dapat dipasarkan seluruhnya maka perlu ada tempat penyimpanan. Teknik
penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisinya tetap bagus hingga
saatnya akan dijual
Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik
berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan
secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan
hingga tertutup rapat
Dalam gudang penyimpanan dapat saja beras diserang oleh hama bubuk.
Biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar saat
pengeringan. Hama bubuk tidak menyukai beras yang kering karena keras.
Selain itu, hama bubuk pun menyukai tempat lembab sehingga ruangan
gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara.
Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus ditata
sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat
mudah keluar lebih awal. Akan lebih baik lagi bila setiap karung diberi
tindakan khusus seperti tanggal penyimpanan.

6 Pemasaran
Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual
langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul
yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan
mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang
memanen,mengeringkan,lalu menjual kepedagang pengumpul,baik berupa
gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjualan beras biasanya
dilakukan petani langsung kepada pedagang beras di pasar, dititipkan
kepasar swalayan atau dijual langsung ke konsumen.

9
Bila dijual langsung ke pedagang beras di pasar, keuntungan yang
diperoleh hanyalah berupa uang kontan, kerugiannya adalah harga yang
diperoleh tidak maksimal karena pedagangpun harus mengambil
keuntungan saat dipasarkan lebih lanjut.
Bila dititipkan di pasar swalayan, keuntungan yang diperoleh berupa harga
jual yang lebih tinggi. Hanya saja pembayarannya tidak dilakukan secara
tunai, melainkan setelah beras tersebut laku terjual. Beras yang dititipkan
dikemas dalam plastik yang sudah dilengkapi dengan label
Bila dijual langsung ke konsumen, harganya memang sama dengan harga
jual ke pasar swalayan, bahkan dapat lebih tinggi. Dari segi usaha cara ini
kurang praktis karena petani harus mendatangi konsumen satu persatu.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Panen adalah suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah cukup
umur dan udah saatnya untuk dipetik.
Penanganan panen padi meliputi;
1 Penentuan umur panen
2 Cara panen
Penanganan pasca panen padi meliputi;
1 Penumpukan dan Pengumpulan
2 Perontokan
3 Pengeringan
4 Penggilingan
5 Penyimpanan
6 Pemasaran

11
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. (1999). Usaha Tani Dan Penanganan Pasca Panen. Yogyakarta:


kanisius.

Kader, A. A. (2002). post harvest tecnology of horticultural crops. california:


university of california.

Pitojo, S. (2000). Budidaya Kesemek. yogyakarta: kanisius.

Sudiarto, F. (2000). Dasar Pengawetan Pangan. yogyakarta: kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai