Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

REVOLUSI HIJAU

Mata Kuliah : Sistem Pertanian Berkelanjutan

Dosen Pengampu : Irianti Kurniasari, SP, M. Biotech

Oleh :

Dyah Rahmatus Safira

07.1.2.17.2367

Pertanian IV D

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah....sebagai Ujian
Tengah Semester .

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-


besarnya kepada :

1. Irianti Kurniasari, SP, M. Biotech, selaku dosen pembimbing mata kuliah


Teknologi Produksi Benih Tanaman.
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil
dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang
dari segi isi maupun teknik penulisanya, oleh karena itu penulis sangat
rnengharapkan masukan dari berbagai pihak baik berupa kritikan maupun saran
yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan laporan ini.

Malang, Aprili 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan ...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
Bab II Pembahasan ...........................................................................................3

2.1 Pengertian Revolusi Hijau .....................................................................3


2.2 Perkembangan dan Pelaksanaan Revolusi Hijau ..................................3
2.3 Dampak Revolusi Hijau .........................................................................5
Bab III Penutup ..................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................7

Daftar Pustaka ...................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi hijau muncul karena masalah kemiskinan yang disebabkan


karena pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat yang tidak sebanding
dengan peningkatan produksi pangan. Akibat adanya perang dunia I dan
perang dunia II, banyak lahan pertanian rusak dan produktivitas pangan
merosot. Revolusi hijau merupakan suatu program yang dikhususkan pada
pembangunan sektor pertanian saat itu.
Tujuan utama revolusi hijau adalah untuk meningkatkan produktivitas
sektor pertanian, khususnya pada sub-sektor pertanian pangan, melalui
teknologi pertanian modern seperti pupuk non-organik, obat-obatan
pelindung tanaman (insektisida, fungisida, herbisida,dsb), dan bibit tanaman
padi unggul.

Program revolusi hijau mulai masuk di Indonesia sekitar tahun 1960-an,


yaitu pada masa kepemimpinan Soeharto. Konsep revolusi hijau di Indonesia
dikenal sebagai gerakan Bimas (Bimbingan Massal) yaitu program nasional
untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Beras
dipercaya merupakan komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi,
politik maupun sosial. Gerakan Bimas memiliki tiga komponen inti, yaitu
penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani yang sekarang
dikenal dengan Sapta Usaha Tani, penerapan kebijakan harga saprodi dan
hasil produksi serta adanya dukungan infrastruktur. Gerakan ini berhasil
menghantarkan Indonesia pada swasembada beras pada saat itu.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan revolusi hijau?


b. Dimana dan kapan pelaksanaan revolusi hijau?
c. Mengapa perlu dilaksanakan revolusi hijau?
d. Bagaimana pelaksanaan revolusi hijau?

1.3 Tujuan

a. Mahasiswa mampu memahami pengertian revolusi hijau.


b. Mahasiswa mampu memahami perkembangan revolusi hijau.
c. Mahasiswa mampu memahami tentang dampak revolusi hijau.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk


meningkatkan produksi pangan dengan mengubah sistem pertanian yang
sebelumnya menggunakan teknologi tradisional menjadi pertanian dengan
teknologi lebih modern yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian
dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul. Revolusi hijau sering
ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan petani pada kondisi dan
situasi alam yang digantikan oleh peran IPTEK dalam upaya meningkatkan
produksi pangan. Revolusi hijau sering disebut juga dengan Revolusi Agraria
yang meliputi bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan.

Munculnya revolusi hijau adalah hancurnya lahan pertanian akibat perang


dunia I dan II. Perkembangan penduduk yang sangat pesat sehingga
kebutuhan pangan juga bertambah. Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari
hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) bahwa
“Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang
disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan
peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung
dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan
produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”.

2.2 Perkembangan dan Pelaksanaan Revolusi Hijau

Program revolusi hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang


termasuk Indonesia dimulai semenjak kekuasaan rezim Orde Baru. Program
revolusi hijau yang telah umum diketahui di Indonesia, terbukti mampu membuat
Indonesia memenuhi kebutuhan pangan. Pada masa Orde Baru, sektor
pertanian diprioritaskan karena tanah Indonesia yang cocok dengan bidang
pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai petani.
Revolusi hijau yang dilaksanakan di Indonesia sempat dikatakan sukses, terbukti
produksi pertanian meningkat setidaknya 3,8% per tahun. Peningkatan nilai ini
disebabkan karena produktivitas lahan meningkat dan diiringi meningkatnya
panen 2-3 kali setahun karena pemakaian bibit padi jenis unggul yang berumur

3
pendek. Begitu juga di Jawa, pelaksanaan revolusi hijau ternyata mengalami
keberhasilan yang sangat signifikan, karena produksi padi hampir di seluruh
Pulau Jawa hasil meningkat drastis.

Revolusi hijau di masyarakat petani dikenal dengan program Bimas


(Bimbingan Massal) yang merupakan suatu sistem bimbingan petani ke arah
usaha tani yang lebih baik dan lebih maju, sehingga mampu meningkatkan
usaha taninya. Bimas berintikan penggunaan teknologi yang sering disebut
Panca Usaha Tani yang sekarang lebih dikenal dengan nama Sapta Usaha Tani
yang terdiri dari:

1. Pengolahan tanah yang baik


2. Pengairan/irigasi yang teratur
3. Pemilihan bibit unggul
4. Pemupukan
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
6. Pasca Panen
7. Pemasaran

Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap perkembangan


pertanian di Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

 Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan
menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit
unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
 Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan
memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
 Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan
cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di
antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
 Rehabilitasi pertanian
Merupakan upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan
kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

4
Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida sintetis merupakan bagian
dari program revolusi hijau untuk memacu hasil produksi pertanian dengan
menggunakan teknologi modern yang dimulai sejak tahun 1970-an. Revolusi
hijau telah menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang
terus meningkat, namun keberhasilan itu bukan tanpa dampak dan efek samping
apabila tidak diikuti dengan pengendalian dalam jangka panjang dan justru akan
mengancam kehidupan dunia pertanian.

Gebrakan revolusi hijau di Indonesia terlihat pada dekade 1980-an


dimana pemerintah mengkomandokan untuk penanaman padi, pemaksaan
pemakaian bibit impor, pupuk sintetis, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya,
Indonesia sempat melakukan swasembada beras pada tahun 1984, namun pada
tahun 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama,
kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin
meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, serta harga gabah yang dikontrol
pemerintah

Bahan kimia sintetik yang digunakan seperti pupuk, telah merusak


struktur fisik, kimia maupun biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak
ekosistem dan habitat beberapa binatang predator alami hama tertentu yang
justru menguntungkan petani.

2.3 Dampak Revolusi Hijau

Setiap program pasti memiliki dampak yang menguntungkan maupun


dampak yang merugikan. Program revolusi hijau sendiri memiliki dampak positif
dan negatif.

a. Dampak Positif
 Terbukanya lapangan pekerjaan, khususnya pertanian.
 Lahan pertanian menjadi semakin luas.
 Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan
efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
 Peningkatan kualitas hasil produksi
 Peningkatan penjualan hasil pertanian.

5
b. Dampak Negatif
 Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat
perbedaan ekonomi.
 Sistem kekerabatan pada lapisan masyarakat mulai memudar.
 Masyarakat memiliki budaya industri berupa budaya konsumtif.
 Munculnya kesengajaan ekonomi akibat dari adanya kemiskinan,
kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
 Pencemaran lingkungan dan polusi yang tinggi.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Revolusi hijau merupakan suatu program yang dikhususkan pada
pembangunan sektor pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Melalui
program revolusi hijau ini pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara
swasembada beras dengan skala besar. Program revolusi hijau juga telah
mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia yang sebelumnya bertani
secara sistem tradisional menjadi sistem yang lebih modern, seperti mulai
menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program
revolusi hijau.

Revolusi hijau merupakan program yang menjawab tantangan


pemenuhan ketersediaan pangan. Namun, dibalik sukses dan modernnya
program ini, sektor pertanian makin lama makin turun kualitasnya. Seperti
kualitas tanah yang semakin menurun, hama dan penyakit yang lebih meledak,
dan pencemaran pada lingkungan akibat bahan yang kurang ramah lingkungan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Revolusi Hijau – Pengertian Revolusi Hijau dan Dampak nya
[Internet]
https://www.ridwanaz.com/2010/10/revolusi-hijau-pengertian-revolusi-hijau-dan-
dampak-nya.html
[17 April 2019]
Anonim. 2014. Revolusi Hijau Indonesia [Internet]
https://donipengalaman9.wordpress.com/2014/10/01/revolusi-hijau-di-indonesia/
[18 April 2019]

Anonim. 2014. Perkembangan Revolusi Hijau di dunia [Internet]


https://www.sejarah-negara.com/2014/09/perkembangan-revolusi-hijau-di-
dunia.html
[18 April 2019]

Rahayu, Z. 2015. REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI


PETANI WANITA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1970-1984. UNY
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/viewFile/927/852
[18 April 2019]

Anda mungkin juga menyukai