Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

REVOLUSI HIJAU

Guru Pembimbing :
Sri Wahyuni, S.Pd., M.M.
Disusun oleh :
Kelompok :
1. Difa Rahmayanti W.
2. Irma Agustin
3. Naswa Khoirunisa W.
4. Putri Marcellina
5. Siti Mutmainah

XII MIPA 3
SMAN 13 KABUPATEN TANGERANG
2021/2022
Jl. Raya Rajeg No.Km. 03, Sindang Panon, Kec. Sindang Jaya, Tangerang,
Banten 15560
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul "Revolusi Hijau" ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat
sebagai tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas XII semester genap. Kami
berharap agar makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Selain
itu, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai revolusi hijau.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai referensi, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sri Wahyuni, S.Pd.,
M.M. selaku guru pembimbing mata pelajaran Sejarah Indonesia.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
berharap agar pembaca dapat memberi kritik dan saran demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat Kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Tangerang, 9 Februari 2022

Penulis

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 2


DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5

BAB II ....................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Revolusi Hijau................................................................................................ 6

2.2 Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau ..................................................................... 6

2.3 Perkembangan Revolusi Hijau ......................................................................................... 7

2.4 Penerapan Revolusi Hijau ............................................................................................ 11

2.5 Dampak Revolusi Hijau ................................................................................................. 12

BAB III.................................................................................................................................... 15

PENUTUP............................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15

3.2 Saran ............................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 16

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang munculnya Revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah
kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat
tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan
jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam
bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Thomas Robert Malthus.

Revolusi hijau merupakan suatu program yang dikhususkan pada pembangunan


sektor pertanian program ini mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960-an, yaitu pada
masa kepemimpinan Soeharto Loekman Soetrisno (2002) menjelaskan bahwa tujuan
utama revolusi hijau adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya
sub-sektor pertanian pangan, melalui paket teknologi pertanian modern. Pakai tersebut
terdiri atas pupuk non-organik obat-obatan pelindung tanaman dan bibit padi unggul.

Konsep revolusi hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (Bimbingan
Masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan khususnya
swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan
tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha
Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan
kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada
swasembada beras. Gerakan revolusi hijau yang dijalankan di negara-negara berkembang
dan Indonesia yang dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa.

Melalui program ini, pada tahun 1984, Indonesia berhasil menjadi negara
swasembada pangan terbesar. Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun,
program revolusi hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani
Indonesia yang awalnya memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 4


bertani yang modern di mana para petani mulai melakukan teknologi-teknologi pertanian
yang ditawarkan oleh program revolusi hijau.

Perubahan sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub-


sektor pertanian pangan, sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.
Keberhasilan Indonesia ini adalah akibat dari meningkatnya hasil panen sebagai akibat
berjuta-juta petani di Indonesia, khususnya di Jawa, menggunakan bibit unggul baru dan
pupuk kimia.

Tetapi dibalik itu semua, banyak dampak negatif yang dialami oleh para petani
Indonesia. Salah satunya adalah banyak petani yang kehilangan pekerjaan bertani mereka
sehingga tidak sedikit petani yang hidup semakin miskin. Sikap dan kebiasaan petani pun
mulai berubah yang awalnya "anti teknologi" menjadi ketergantungan terhadap teknologi
pertanian yang modern. Selain itu pemakaian bahan-bahan kimia yang digunakan pada
hasil pertanian juga menyebabkan khususnya para petani mengalami kesusahan dan
berpengaruh juga pada masyarakat luas pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari Revolusi Hijau?


2. Bagaimana later belakang munculnya Revolusi Hijau?
3. Bagaimana proses perkembangan Revolusi Hijau ?
4. Bagaimana penerapan Revolusi Hijau?
5. Apa dampak dari adanya Revolusi Hijau?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Sejarah Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari Revolusi Hijau.
3. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Revolusi Hijau
4. Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan Revolusi Hijau.
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan dari Revolusi Hijau.
6. Untuk mengetahui apa saja dampak dari adanya Revolusi Hijau.

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 5


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau sering dikenal dngan revolusi agrarian yaitu suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi
produksi biji – bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas
gandum,pagi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi
hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penilitian dan
eksperimen bibit unggul.

2.2 Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau


Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan
gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada
SEREALIA : padi, jagung, gandum, dan lain – lain. (serelia adalah tanaman biji – bijian)

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut :

a) Adanya lahan kosong yang tidak digunakan secara baik.


b) Upaya pemerintahan untuk meningkatkan produksi pertanian agar semakin
maju.
c) Hancurnaya lahan pertanian akibat perang Dunia ke I dan perang Duani ke II.
d) Pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan kebutuhan pangan
penduduk semakin meningkat juga.

Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas
Robert Malthus (1766 – 1834 ) yang berpendapat bahwa “ Kemiskinan dan kemelaratan
adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 6


pertumbuhan pendududuk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan
penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.)
sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengaderet hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11,
13, 15, dst.).

Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu :

a. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah


kelahiran.
b. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
2.3 Perkembangan Revolusi Hijau
Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia I yang berakibat hancurya
lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford dan Rockefeller Foundation di Meksiko,
Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement
Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI
(International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang
produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.

Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR ( Consultative Group for International


Agriculture Research ) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai
pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Bolang mendapatkan
hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis
tanaman biji – bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi
karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap
hama penyakit. Upaya meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara
sebagai berikut :

a. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah


b. Mekanisme pertanian dengan menggunakan alat – alat pertanian modern seperti
bajak dan mesin penggiling
c. Penggunaan pupuk – pupuk baru
d. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat
penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungsida.

Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan


produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara – cara sebagai berikut :

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 7


a. Identifikasi Pertanian

Identifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan


menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul,
pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).

b. Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi Pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan


memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

c. Diversifikasi Pertanian

Diversifikasi Pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan


cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpeng sari (di antara lahan
sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 8


d. Rehabilitasi Pertanian

Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian yang kritis,


yang membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan dengan maksud untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Usaha pertanian tersebut
akan menghasilkan bahan makanan Sedangkan proses penerapan revolusi hijau di
Indonesia dilakukan dengan berbagai upaya yang diatur oleh pemerintah diantaranya :

• Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani.


• Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar sering
perkembangan teknologi dan komunikasi.
• Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal dengan
monokultur, yaitu menanami lahan dengan satu jenis tumbuhan saja.
• Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh bibit unggul yang
diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan hanya cocok ditanam
di lahan tertentu.
• Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian Padi
Internasional (IRRI=International Rice Research Institute) yang bekerjasama
dengan pemerintah, bibit padi unggul tersebut lebih dikenal dengan bibit IR.
• Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan
komersialisasi.
• Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan
pembagunan industri pupuk nasional.
• Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal dengan KUD
(Koperasi Unit Desa).

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 9


Selain usaha-usaha pertanian diatas, pemerintah juga melakukan berbagai macam
penelitian benih tanaman. Maka berbagai macam penelitian yang dilakukan di
Indonesia bertujuan untuk mendapatkan varietas tanaman pertanian yang unggul yang
sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Disamping melakukan penelitian dengancara
menanam varietas-varietas unggul, penelitian juga diikuti pengolahan lahan-lahan
pertnian atau perluasan lahan pertanian yang disusul dengan program transmigrasi
dari daerah daerah yang padat ke daerah-daerah yang masih jarang penduduknya.

Sejak tahun 1950, pemerintah Indonesia berupaya untuk memindahkan penduduk


dari pulau Jawa ke daerah-daerah yang masih jarang penduduknya seperti ke pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Pemindahan penduduk ini masih
tetap berlanjut sampai sekarang dan merupakan suatu upaya pemerintah untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, selain untuk meningkatkan produksi pertanian.

Dengan menggunakan varietas-varietas unggul dan melaksanakan program


transmigrasi, harapan masyarakat dan bangsa indonesia dalam peningkatan produksi
pertanian semakin cerah. Penghasilan petani mulai mengalami peningkatan
dibandingkan dengan ahun0tahun sebelumnya. Oleh karena itu revolusi hijau sangat
besar peran serta manfaatnya dalam mencapai peningkatan hasil produksi pertanian.

 Faktor – factor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut :

1) Penanaman yang terus menerus


2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida)
3) Erosi karena penebangan liar
4) Irigasi yang tidak teratur
 Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara –
cara sebagai berikut :
1) Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan
2) Melakukan tebang pilih
3) Pembibitan kembali
4) Penanaman sejuta pohon
5) Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan
6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua)

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 10


2.4 Penerapan Revolusi Hijau

Ada empat hal penting yang diterapkan pada revolusi hijau di Indonesia. Pertama,
adanya system irigasi untuk penyediaan air. Kedua, penggunaan pupuk secara optimal.
Ketiga, menggunakan pestisida dengan menyesuaikan tingkat serangan hama. Keempat,
penggunaan bahan tanam berkualitas berupa varietas unggul.

Penerapan revolusi hijau di Indonesia terjadi pada masa orde baru. Pada tahun 1970
hingga 1980, pemerintah orde baru melakukan investasi besar-besaran terhadap sektor
pertanian. Pemerintah orde baru membangun dan mengembangkan program-program
modernisasi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian
Indonesia.

Melalui program Bimas, pemerintah melakukan penyuluhan pertanian dan pemberian


kredit modal kepada para petani. Kelompok petani tersebut dilatih untuk berani secara
lebih modern, mereka juga di beri modal dan subsidi untuk melakukan kegiatan bertani
mereka. Selain itu ada usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperluas lahan pertanian baru, membuka hutan dan semak belukar, membuka rawa-
rawa, dan membuka persawahan pasang surut. Pada masa itu, ini dilakukan di luar
pulau jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Irian Jaya.

Pada tahun 1984, pemerintah orde baru mengeluarkan program panca usaha tani yang
terdiri dari lima asas utama, yaitu:

1. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul


2. Pemupukan secara teratur
3. Irigasi yang baik dan cukup

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 11


4. Pemberantasan hama secara intensif
5. Teknik penanaman yang teratur
2.5 Dampak Revolusi Hijau
Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan
kelestarian lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah.
Oleh para pendukungnya, kerusakan dipandang bukan karena Revolusi Hijau tetapi
karena ekses dalam penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah
yang sudah ditentukan. Kritik lain yang muncul adalah bahwa Revolusi Hijau tidak
dapat menjangkau seluruh strata negara berkembang karena ia tidak memberi
dampak nyata di Afrika.

Disamping itu, Revolusi Hijau juga telah menyebabkan terjadinya


kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah
menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar, dan petani
kaya di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. Sebab sebelum
Revolusi Hijau dilaksanakan, keadaan penguasaan dan pemilikan tanah di Indonesia
sudah timpang, akibat dari gagalnya pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah
mulai dilaksanakan pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1965.

Pertanian revolusi hijau juga dapat disebut sebagai kegagalan karena


produknya sarat kandungan residu pestisida dan sangat merusak ekosistem
lingkungan dan kesuburan tanah. Sebagaimana kita ketahui diatas bahwa salah satu
upaya untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan penggunaan pestisida
untuk membunuh hama dan gulma.

Pestisida telah lama diketahui menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan
pernapasan, penurunan daya ingat, dan pada jangka panjang menyebabkan kanker.
Bahkan jika ibu hamil mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
residu pestisida, maka janin yang dikandungnya mempunyai risiko dilahirkan dalam
keadaan cacat. Penggunaan pestisida juga menyebabkan terjadinya peledakan hama
suatu keadaan yang kontradiktif dengan tujuan pembuatan pestisida karena pestisida
dalam dosis berlebihan menyebabkan hama kebal dan mengakibatkan kematian
musuh alami hama yang bersangkut

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 12


Penyuluh pertanian tidak pernah menyampaikan informasi secara utuh bahwa
pupuk kimia sebenarnya tidak dapat memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, sehingga
tanah menghadapi bahaya erosi. Penggunaan pupuk buatan secara terus-menerus juga
akan mempercepat habisnya zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan
di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Akibatnya,
kesuburan tanah di lahan-lahan yang menggunakan pupuk buatan dari tahun ke tahun
terus menurun.

Namun revolusi hijau pada masa pemerintah Soeharto berhasil menjadikan


Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an.
Revolusi hijau memberikan pengaruh yang sangat positif dalam penggandaan bahan
pangan. Sejak tahun 1950 Indonesia telah masuk menjadi anggota FAO (Food
Agriculture Organization) dan Indonesia telah banyak mendapatkan bantuan dari
FAO dalam usaha pengembangan pertanian.

 Berikut dampak positif revolusi hijau, yakni:

1) Meningkatnya kesejahteraan petani

2) Menguatkan perekonomian pedesaan

3) Meningkatkan ketahanan pangan nasional

4) Membuka kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya adaptasi teknologi

Seiring dengan berkembangnya revolusi hijau berkembang pula individualisasi


hak atas tanah dan komersialisasi produk pertanian telah mengakibatkan perubahan
dalam struktur sosisal yang berlawanan kepentingan. Sistem kekerabatan yang pada
mulanya menjadi pengikat diantara lapisan masyarakat kian memudar.

Revolusi hijau yang berfokus pada serealia akan mampu meningkatkan


pemenuhan pangan berupa karbohidrat. Selain memiliki dampak positif, revolusi hijau
juga memiliki dampak negatif.

 Berikut dampak negatif revolusi hijau:

1) Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida yang tidak


ramah lingkungan

2) Penggunaan teknologi modern dalam usaha tani yang belum merata


menimbulkan kesenjangan

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 13


3) Munculnya kapitalis dalam sektor pertanian

4) Penurunan keanekaragaman hayati

Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah
peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan
memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani
merupakan komunitas mandiri. Namun dalam revolusi hijau, petani tidak boleh mem-
biakkan benih sendiri. Bibit yang telah disediakan merupakan hasil rekayasa genetika,
dan sangat tergantung pada pupuk dan pestisida kimia yang membuat banyak petani
terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi unggul, sekitar 1.500 varietas
padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir ini.

Meskipun dalam Undang-Undang No. 12/1992 telah disebutkan bahwa “petani


memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudi-dayaannya”,
tetapi ayat tersebut dimentahkan lagi oleh ayat berikutnya, yakni “petani berkewajiban
berperan serta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan produksi budidaya
tanam” (program pemerintah). Dengan begitu, kebebasan petani tetap dikebiri oleh
rezim pemerintah.

Dapat dipastikan bahwa Revolusi Hijau hanya menguntungkan para produsen pupuk,
pestisida, benih, serta petani bermodal kuat. Revolusi Hijau memang membuat hasil
produksi pertanian meningkat, yang dijadikan tolak ukur sebagai salah satu
keberhasilan Orde Baru. Namun, di balik itu semua, ada penderitaan kaum petani.
Belum lagi kerusakan sistem ekologi pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai
dengan uang.

Keberhasilan swasembada beras dianggap hanya sebagai keberhasilan semu yang


tidak bisa dinikmati dalam waktu lama. Untuk mencapai keberhasilan dalam bidang
pertanian, bukanlah revolusi hijau yang dibutuhkan, melainkan pembangunan
lingkungan pertanian berkelanjutan.

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 14


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa revolusi hijau merupakan suatu
program yang dikhususkan pada pembangunan sektor pertanian. Melalui program ini
pada tahun 1984 indonesia berhasil menjadi negara swasembada pangan terbesar.

Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun program revolusi hijau juga
telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani indonesia yang awalnya
memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern
dimana para petani mulai menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang
ditawarkan oleh program revolusi.

 Berikut dampak positif revolusi hijau, yakni:

1) Meningkatnya kesejahteraan petani

2) Menguatkan perekonomian pedesaan

3) Meningkatkan ketahanan pangan nasional

4) Membuka kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya adaptasi teknologi

 Berikut dampak negatif revolusi hijau:

1. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida yang tidak ramah
lingkungan

2. Penggunaan teknologi modern dalam usaha tani yang belum merata


menimbulkan kesenjangan

3. Munculnya kapitalis dalam sektor pertanian

4. Penurunan keanekaragaman hayati

3.2 Saran
Bagi Bangsa Indonesia yang menggunakan Revolusi hijau sangatlah baik untuk
Indonesia yang merupakan pengekspor beras, dengan adanya revolusi hijau maka
akan berkembang dan hasil beras, jagung, di Indonesia akan menjadi baik.

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 15


Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/32234372/MAKALAH_PERTANIAN_REVOLUSI_HIJAU

https://id.scribd.com/doc/44821000/Makalah-Sman-Revoluasi-Hijau

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Hijau

https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-12-sejarah-terjadinya-revolusi-hijau

https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/lifestyle/2021/09/23/094739/pengertian-dan-
sejarah-revolusi-hijau-dunia-dan-indonesia

https://www.dosenpendidikan.co.id/revolusi-hijau/

MAKALAH REVOLUSI HIJAU 16

Anda mungkin juga menyukai