Anda di halaman 1dari 16

PEMBERDAYAAN PANGAN

MASYARAKAT
VOL. 1
(COVER)
MODUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENYULUHAN TANAMAN HIDROPONIK DAN


APOTEK HIDUP

Oleh:
RIKO SETYA WIJAYA, S.E., M.M
NPT. 1811980010507

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-
Nya serta kesehatan kepada kami, sehingga Modul tentang
Pemberdayaan Pangan Masyarakat telah dapat disusun dan
diselesaikan dengan baik.
Pembuatan modul ini dibuat berdasarkan hasil
observasi dan implementasi di lapangan. Penyusunan Modul
ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
serta dukungan doa dari berbagai pihak. Mengingat hal
tersebut, kami mengucapkan banyak terima kasih terutama
untuk Bapak Riko Setya Wijaya, S.E., M.M selaku Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 49 atas bimbingan
yang menjadikan Modul ini lebih bermutu. Beberapa pihak
kalin yang tentunya tidak lupa kami ucapkan terima kasih
antara lain kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT, selaku Rektor UPN
“Veteran” Jawa Timur
2. Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP, selaku Ketua LPPM
3. Bapak Agus Khoirianto, S.H selaku Lurah
Sidoklumpuk
4. Ibu-Ibu Kader Kelurahan Sidoklumpuk
5. Seluruh warga Kelurahan Sidoklumpuk yang terlibat
dalam pelaksanaan KKN.

2
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
masih banyak kekurangan baik dari segi bahasan maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
saran dan masukan, guna menjadi acuan dalam perbaikan
penulisan modul ini di masa yang akan datang.

Surabaya, 26 Juli 2021

Riko Setya Wijaya, S.E., M.M

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................4
BAB 1........................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................5
1.2 Tujuan..............................................................................6
BAB 2........................................................................................8
ISI..............................................................................................8
2.1 Hidroponik.......................................................................8
BAB 3......................................................................................11
PENUTUP...............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................12

4
PENYULUHAN TANAMAN HIDROPONIK DAN
APOTEK HIDUP

Riko Setya Wijaya, S.E., M.M. , Nevia Abellia Putri, Nerissa


Arviana, Muhammad Fuad Nasrullah, Nur Aini Zakia

Email : rikosetyawijaya.80@gmail.com

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada
kesehatan, melainkan juga berdampak pada pada berbagai
aspek kehidupan sosial ekonomi, termasuk pada pemenuhan
kebutuhan pangan. Ketahanan pangan pada tingkat rumah
tangga merupakan landasan bagi ketahanan pangan
masyarakat, yang selanjutnya menjadi pilar bagi ketahanan
pangan daerah dan nasional. Ketahanan pangan terwujud
apabila secara umum telah terpenuhi dua aspek sekaligus.
Pertama adalah tersedianya pangan yang cukup dan merata
untuk seluruh penduduk. Kedua, setiap penduduk mempunyai
akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi
kecukupan gizi guna menjalani kehidupan yang sehat dan
produktif dari hari ke hari.
5
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat
mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan
ketahanan hidupnya, baik dipandang dari segi kuantitas dan
kualitasnya. Mengingat kadar kepentingan yang demikian
tinggi. Oleh karena itu, tersedianya pangan yang cukup, aman,
bermutu dan bergizi merupakan prasyarat pertama yang harus
dipenuhi dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Kebutuhan pangan bagi masyarakat mengalami
fenomena kenaikan konsumsi yang linier dengan pertambahan
jumlah penduduk. Namun tidak diikuti dengan penambahan
lahan pertanian yang semakin terdegradasi dengan lahan
permukiman dan industri. Permasalahan utama di desa-desa ini
adalah ketergantungan sumber pangan berupa bahan pokok dan
sayur-mayur yang harus dipasok dari luar daerah, sehingga
ketersediaan yang sedikit dan harga yang mahal. Selain itu di
masa pandemi ini juga membuat warga semakin khawatir
untuk berpergian walaupun hanya sekedar membeli bahan
pangan di pasar.
Dengan melakukan penyuluhan terkait tanaman
hidroponik dan apotek hidup kepada warga Kelurahan
Sidoklumpuk. Diharapkan warga Kelurahan Sidoklumpuk,
Sidoarjo dapat menyadari pentingnya kebutuhan tanaman baik
sayuran maupun buah bagi kebutuhan hidup serta macam-
macam dan pemanfaatan apotek hidup.

6
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan KKN di Kelurahan Sidoklumpuk
antara lain :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat mengenai
tanaman hidroponik dan apotek hidup
2. Melatih berwirausaha dan menerapkan keterampilan
dalam usaha budidaya tanaman
3. Mendapatkan keuntungan yang optimal secara
ekonomis dan edukatif
4. Menjalin hubungan silaturahmi mahasiswa UPN
“Veteran” Jawa Timur dengan masyarakat khususnya
warga Kelurahan Sidoklumpuk, Kabupaten Sidoarjo
5. Mampu mengiimplementasikan kemampuan akademik
dan kemampuan berinteraksi dengan warga Kelurahan
Sidoklumpuk
6. Menambah keuntungan lokal masyarakat Desa
Sidoklumpuk Kabupaten Sidoarjo

7
BAB 2
ISI

2.1 Hidroponik
2.1.1 Pengertian Hidroponik
Hydroponic secara harfiah berarti Hydro = air, dan
phonic = pengerjaan. Sehingga secara umum berarti system
budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi
menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Cara bercocok
tanam secara hidroponik sebenarnya sudah banyak dipakai oleh
beberapa masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang tidak
terlalu luas. Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat
diperoleh dari sistem tersebut. Sistem ini dapat menguntungkan
dari kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya, serta dapat
memaksimalkan lahan pertanian yang ada karena tidak
membutuhkan lahan yang banyak.
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa
menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan
aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air
sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sehingga sistem
bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan
yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem
hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam

8
pelaksanaannya, mengingat dapat dilakukan di pekarangan
rumah, atap rumah maupun lahan lainnya.

2.1.2 Manfaat Hidroponik


1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih
terjamin.
2. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih
terkontrol.
3. Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).
4. Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman
yang baru.
5. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode
kerja lebih hemat dan memiliki standarisasi.
6. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan
yang tidak kotor dan rusak.
7. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi disbanding
dengan penanama ditanah.
8. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-
hydroponic.
9. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar
musim.
10. Tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan, atau
ketergantungan dengan kondisi alam.
11. Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang
yang terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.

2.1.3 Jenis Tanaman Hidroponik


Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem
hydroponic antara lain bung (misal: krisan, gerberra, anggrek,
9
kaktus), sayur-sayuran (misal: selada, sawi, tomat, wortel,
asparagus, brokoli, cabe, terong), buah-buahan (misal: melon,
tomat, mentimun, semangka, strawberi), bunga (misal:
amarilis, iris, anggrek, matahari, lily, freesia), herba (missal:
parsley, mint, basil, chives), dan juga umbi-umbian (Roidah,
2014).

2.1.4 Hidroponik Sistem Wick


Sistem wick adalah salah satu metode dari hidroponik
yang menggunakan sumbu atau penyambung antara nutrisi
dengan media tanam. Sistem ini yang paling simpel dan
sederhana. Sumbu yang digunakan adalah sumbu yang
memiliki daya kapilaritas tinggi serta cepat lapuk Cara ini sama
dengan mekanisme kompor minyak, yaitu sumbu berfungsi
untuk menyerap air. Sumbu terbaik adalah kain flanel maka
cocok digunakan untuk sistem wick.
2.1.5 Kelebihan Hidroponik Sistem Wick
1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-
menerus
2. Biaya alat yang murah
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan
penyiraman
4. Tidak tergantung aliran listrik
(Narulita, 2019)
5. Volume larutan hara yang dibutuhkan lebih rendah
6. Sirkulasi mencegah lumut
7. Bersih dan mudah dikontrol
10
8. Tanaman tumbuh dengan optimal
9. Umur panen menjadi lebih singkat
2.1.6 Cara Penanaman Hidroponik Wick System
1. Pembibitan
Pembibitan tanaman dilakukan dengan cara menyemaikan
benih tanaman tersebut pada Rockwool. Benih yang telah
disemai tersebut dirawat sampai berumur 10 hari setelah
semai dan berdaun 3-4 helai dapat dipindah tanam ke
instalasi.
2. Pembuatan larutan nutrisi AB mix
Proses pembuatan nutrisi stok A dan stok B dilakukan
dengan melarutkan nutrisi stok A ke dalam 5 liter air diikuti
dengan melarutkan nutrisi stok B ke dalam 5 liter air.
3. Pemindahan bibit dan penanaman
Melakukan pengisian air ke dalam masing-masing instalasi
hidroponik kemudian menambahkan nutrisi AB mix ke
dalam instalasi. Memindahkan bibit ke dalam netpot beserta
sumbu yang telah disediakan. Kemudian menempatkan dan
menanamnya pada instalasi hidroponik yang telah teraliri
larutan nutrisi.
4. Aplikasi larutan nutrisi
Penambahan larutan nutrisi dilakukan setiap tiga hari sekali
atau setiap terjadi penurunan konsentrasi larutan nutrisi
setelah dilakukan pengecekan konsentrasi setiap hari.
5. Pemeliharaan
Proses perawatan yang dilakukan selama proses
pembudidayaan tersebut meliputi penyulaman, peggantian
larutan nutrisi, pemupukan, serta pengendalian hama dan

11
penyakit secara manual.
6. Pemanenan
Pemanenan selada dapat dilakukan setelah tanaman berumur
5 minggu setelah tanam. Kriteria panen untuk tanaman
selada yaitu sudah memiliki ukuran yang cukup besar
namun belum berbunga
(Kamalia, 2017)
2.2 Apotek Hidup

12
BAB 3
PENUTUP

13
DAFTAR PUSTAKA

Kamalia, S., Dewanti P., Soedradjad R. 2017 ‘Teknologi


Hidroponik Sistem Sumbu Pada Produksi Selada Lollo
Rossa (Lactuca Sativa L.) Dengan Penambahan Cacl2
Sebagai Nutrisi Hidroponik’, Jurnal Agroteknologi,
11(01).
Narulita, N., Hasibuan S., Mawarni R. 2019 ‘Pengaruh Sistem
dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Secara
Hidroponik’, BERNAS Agricultural Research Journal,
15(3).
Roidah, I. S. 2014 ‘Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan
Sistem Hidroponik’, Jurnal Universitas Tulungagung
BONOROWO, 1(2), pp. 43-50.

14
15

Anda mungkin juga menyukai