STATISTIKA

MINGGU III

Ketut Sumada
Teknik Kimia, UPN
“Veteran”
Jawa Timur
2021
 MINGGU III
PENYAJIAN DATA
Data-data yang diperoleh dari suatu survey, wawancara, pengamatan
dan sebagainya perlu dilakukan penyajian sehingga data tersebut dapat
dipahami dengan mudah dan informasi data tersebut bisa menarik
Teknik Penyajian Data dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu :
1. Metode Tabel (Tabulasi)
2. Metode Grafik atau Gambar.

1. METODE TABEL (TABULASI)

Metode Tabel (Tabulasi) adalah Penyajian Data dengan
mempergunakan kolom dan baris. Kolom dan baris tersebut dapat diisi
data numerik (angka) maupun katagori (huruf).
Metode Tabel ini akan menghasilkan suatu informasi dari Data yang
akan lebih mudah untuk dipahami
Contoh Data Dalam Bentuk Tabel
Tabel .....: Jumlah Perokok Di Beberapa Negara

SATU ARAH DUA ARAH

No Kadar COD air No Kadar COD Waktu Aerasi

limbah air limbah (jam)
1 500 mg/L 1 500 mg/L 4
2 450 mg/L 2 450 mg/L 3
3 350 mg/L 3 350 mg/L 2
4 300 mg/L 4 300 mg/L 1
Membaca Suatu Tabel
Teknik Membaca Suatu Tabel
1. Membaca “JUDUL TABEL”
2. Membaca “KOLOM-KOLOM” dan “BARIS-BARIS” yang ada pada
tabel
3. Meliihat “PERBEDAAN-PERBEDAAN” dalam Tabel
4. MENGINTERPRETASI DATA

2. METODE GRAFIK (GAMBAR)

GRAFIK adalah Suatu gambaran PASANG-SURUT suatu keadaan atau
Data. Metode Grafik adalah suatu metode untuk menyajikan Data
dalam bentuk gambar. Metode ini akan mempermudah untuk
memahami (interpretasi) kondisi suatu data.
RAGAM METODE GRAFIK (GAMBAR)
Berbagai Jenis Bentuk Grafik :
1. Grafik BATANG
2. Grafik GARIS
3. Grafik LINGKARAN
dan lainnya.

GRAFIK BATANG
GRAFIK BATANG adalah Gambaran PASANG-SURUT suatu keadaan
atau Data berupa BATANG atau BALOK yang diposisikan secara
vertikal maupun horizontal.
GRAFIK ini sangat efektif untuk menggambarkan suatu PERBEDAAN
TINGKAT atau NILAI suatu DATA.
GRAFIK BATANG memiliki keunggulan dimana grafik ini memakai
ketinggian kolom (batang) untuk menunjukkan perbedaan dalam
data, karena mata manusia sangat sensitif terhadap perbedaan
ketinggian.
 GRAFIK GARIS
GRAFIK GARIS adalah Gambaran PASANG-SURUT suatu keadaan
atau Data berupa GARIS yang dihubungkan dari titik-titik data secara
berurutan.
GRAFIK ini sangat efektif untuk menggambarkan suatu PERUBAHAN
SUATU DATA dari WAKTU KE WAKTU
 GRAFIK LINGKARAN (PIE CHART)
GRAFIK LINGKARAN adalah Gambaran suatu keadaan atau Data
berupa PORPORSI (PERBANDINGAN) dari setiap klasifikasi yang
berbeda dan untuk membandingkan berbagai klasifikasi berdasarkan
besarnya busurnya. Grafik model ini TIDAK COCOK dipake untuk DATA
yang memiliki banyak klasifikasi, karena perbedaan ukuran pie tiap
klasifikasi menjadi tidak jelas
GRAFIK LINGKARAN (PIE CHART) MULTI LAYER
 GRAFIK SCATTER PLOT
GRAFIK SCATTER PLOT adalah Gambaran suatu keadaan atau Data
yang menampilkan DUA VARIABEL DALAM BENTUK TITIK pada
sistem koordinat persegi panjang. Posisi titik ditentukan oleh nilai
variabel. Dengan mengamati DISTRIBUSI DATA TITIK, Dapat
menyimpulkan hubungan (korelasi) antara variabel. Distribusi ini akan
membutuhkan banyak data sehingga hubungan antara variabel bisa
menjadi lebih jelas.
contoh GRAFIK SCATTER PLOT
 GRAFIK AREA
GRAFIK AREA adalah Gambaran suatu keadaan atau Data yang
dibentuk berdasarkan GRAFIK GARIS. Grafik ini mengisi AREA antara
polyline dan axis dalam grafik garis dengan WARNA. PENGISIAN
WARNA DAPAT MEMPERJELAS INFORMASI DALAM GRAFIK.
WARNA yang dipakai harus memiliki TINGKAT TRANSPARANSI
TERTENTU.
 GRAFIK GELEMBUNG (BUBBLE
CHART)
GRAFIK GELEMBUNG adalah Gambaran suatu keadaan atau Data
yang dibentuk DALAM BENTUK GELEMBUNG (BOLA-BOLA). Pada
Model ini variabel diwakili oleh sumbu X dan Y dan AREA SETIAP
BOLA mewakili DATA KETIGA. Kelemahan model ini, UKURAN
gelembungnya TERBATAS.
CONTOH GRAFIK GELEMBUNG (BUBBLE CHART)
GRAFIK CORONG
GRAFIK GAUGE
 GRAFIK PETA
GRAFIK PETA DAERAH adalah Gambaran suatu keadaan atau Data
yang dibentuk DALAM BENTUK PETA yang mempergunakan warna
untuk mewakili pendistribusian suatu RENTANG NILAI yang terdapat
dalam PETA.
 GRAFIK PETA (titik)
PETA TITIK adalah suatu metode untuk menyajikan informasi data
distribusi geografis suatu lokasa dengan menempatkan TITIK yang
berukuran sama pada latar belakang geografis.
 GRAFIK PETA (titik)
PETA TITIK adalah suatu metode untuk menyajikan informasi data
distribusi geografis suatu lokasa dengan menempatkan TITIK yang
berukuran sama pada latar belakang geografis.
PENYAJIAN DATA
 ALAT UNTUK MENGKOMUNIKASIKAN DATA
 MEMUDAHKAN UNTUK MEMAHAMI DATA
 MEMUDAHKAN UNTUK MEMPREDEKSI DATA
 MEMUDAHKAN UNTUK MENARIK KESIMPULAN DATA
 MEMUDAHKAN UNTUK MELAKUKAN PERAMALAN KEDEPAN
 DATA MENJADI LEBIH MENARIK

PENYAJIAN DATA MEMBUTUHKAN ALAT DAN

PROGRAM (SOFTWARE)
MINGGU IV
PENGOLAHAN
DATA
 PENGOLAHAN DATA
 DATA KUANTITATIF : DATA BERSIFAT NUMERIK (ANGKA)
 DATA KUALITATIF : DATA BERSIFAT KRETERIA (laki,
perempuan, persepsi, perasaan dan lainnya)

 metode pengolahan data

1. Pemeriksaan Data (Editing)
2. Pembuatan Kode (Coding)
3. Memasukan Data (Tabulating) .
METODE PENGOLAHAN DATA

1. Distribusi Frekunsi
2. Perhitungan Mean
3. Perhitungan Median
4. Perhitungan Modus (Mode)
5. Perhitungan Standar Deviasi
6. Perhitungan Varian .
DISTRIBUSI
FREKUENSI
DISTRIBUSI
FREKUENSI
DISTRIBUSI FREKUENSI adalah Susunan Data menurut KELAS
INTERVAL TERTENTU atau menurut KATEGORI tertentu.
Data yang diperoleh pada suatu penelitian atau pengamatan masih berupa
data acak yang dapat dibuat menjadi DATA BERKELOMPOK.
Data yang TELAH BERKELOMPOK dapat divisualisasi dalam bentuk
gambar atau grafik yang akan memberikan informasi lebih jelas dan
menarik bagi pengguna.
Dalam membuat data berkelompok terdapat beberapa ketentuan atau
definisi-definisi yang perlu dibuat yaitu :
1. Rentang
2. Kelas
3. Tepi kelas
4. Titik Tengah
 DEFINISI-DEFINISI
Kelas-kelas (Class) merupakan KELOMPOK NILAI DATA dari Suatu
Data

BATAS KELAS (Class limits) merupakan NILAI yang MEMBATASI

KELAS yang satu dengan kelas yang lainnya. Batas kelas ini bersifat
SEMU karena masih ada celah diantara BATAS KELAS tersebut.

BATAS KELAS (Class limits) ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

BATAS KELAS BAWAH dan BATAS KELAS ATAS

TEPI KELAS merupakan BATAS KELAS NYATA karena tepi kelas ini
memiliki celah untuk angka tertentu. TEPI BAWAH = UJUNG
BAWAH - 0,5 DAN TEPI ATAS = UJUNG ATAS + 0,5
 DEFINISI-DEFINISI

TITIK TENGAH KELAS merupakan NILAI DATA yang TEPAT BERADA

pada DITENGAH KELAS.

TITIK TENGAH KELAS = 1/2 (BATAS ATAS + BATAS BAWAH KELAS

INTERVAL KELAS merupakan SELANG yang memisahkan KELAS

YANG SATU DENGAN KELAS LAINNYA.

PANJANG INTERVAL KELAS merupakan JARAK antara TEPI ATAS

KELAS dan TEPI BAWAH KELAS

FREKUENSI KELAS adalah Banyaknya DATA yang termasuk kedalam

kelas dari data acak
DEFINISI-DEFINISI

DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JENIS

DATA

1. DISTRIBUSI FREKUENSI
KATEGORI
Merupakan Distribusi Frekuensi dimana data yang dikelompokkan
merupakan DATA KATEGORI atau DATA KUALITATIF (KATA-KATA)
NO NEGARA JUMLAH PENDUDUK
MISkIN (FREKUENSI)
1 Amerika
2 China
3 Indonesia
4 India
 2. DISTRIBUSI FREKUENSI
NUMERIK
Merupakan Distribusi Frekuensi dimana data yang dikelompokkan
merupakan DATA NUMERIK atau ANGKA
NO INTERVAL KELAS FREKUENSI
1 40-50 6
2 51-61 20
3 62-72 35
4 73-83 45
5 84-94 15
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN DISTRIBUSI FREKUENSI

1. PENGURUTAN DATA : Dimulai dari nilai DATA TERKECIL sampai

nilai DATA TERBESAR

2. HITUNG JARAK (RENTANG) = NILAI DATA TERTINGGI - NILAI

DATA TERENDAH

3. HITUNG JUMLAH KELAS

K = 1 + 3,3 Log n, Dimana n = Banyaknya DATA

4. HITUNG PANJANG KELAS INTERVAL (P)

P = RENTANG/JUMLAH KELAS

5. TENTUKAN BATAS DATA TERENDAH, KELAS INTERVAL (TEPI

BAWAH KELAS + PANJANG KELAS)

6. BUAT TABEL DISTRIBUSI FEKUENSI

 CONTOH PERHITUNGAN
NO DATA NO DATA
1 40 11 65
2 51 12 85
3 72 13 73
4 73 14 72
5 84 15 68
6 85 16 69
7 65 17 90
8 56 18 95
9 57 19 95
10 80 20 80
 CONTOH PERHITUNGAN
NO DATA NO DATA
1 40 11 73 2. JARAK (RENTANG)
= 95 - 40 = 55
2 51 12 73
3. JUMLAH KELAS
3 56 13 80 = 1 + 3,3 log 20
4 57 14 80 = 1 + 3,3 (1,3010)
5 65 15 84 = 5,293 = 5
6 65 16 85 4. PANJANG KELAS (P)
= 55/5
7 68 17 85
= 11
8 69 18 90 5. BATAS PANJANG
9 72 19 95 INTERVAL KELAS
10 72 20 95 = 40 + (11 - 1) = 50
 CONTOH PERHITUNGAN
NO INTERVAL FREKUENSI
KELAS 6. BATAS BAWAH
= 40 - 0,5 = 39,5
1 40 - 50 1 BATAS ATAS
2 51 - 61 3 = 50 + 0,5 = 50,5
3 62 - 72 6
4 73 - 83 4 7. TITIK TENGAH KELAS
= 0,5 (BATAS BAWAH +
5 84 - 94 4 BATAS ATAS)
6 95 - 105 2 = 0,5 (39,5 + 50,5)
20 = 0,5 X 90
= 45
 DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
KRETERIA
1. DISTRIBUSI FREKUENSI BIASA : yang hanya berisikan jumlah
frekuensi dari setiap kelompok data.

2. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF : merupakan distribusi frekuensi

yang berisikan NILAI-NILAI HASIL BAGI antara FREKUENSI KELAS
DENGAN JUMLAH PENGAMATAN.

3. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF : merupakan Distribusi Frekuensi

yang MENGAKUMULASIKAN (menjumlahkan) setiap frekuensi kelas.
CONTOH NILAI TENGAH, F. RELATIF DAN KUMULATIF
NO INTERVA NILAI FREKUEN FREKUNS FREKUEN
L TENGAH SI I RELATIF SI
KELAS (Xi) KUMULAT
IF
1 40 - 50 45 1 5% 1
2 51 - 61 56 3 15 % 4
3 62 - 72 67 6 30 % 10
4 73 - 83 78 4 20 % 14
5 84 - 94 89 4 20 % 18
6 95 - 105 100 2 10 % 20
20 100 %
 CONTOH SOAL
CARI NILAI TENGAH, F. RELATIF DAN KUMULATIF DATA
BERIKUT
NO DATA NO DATA NO DATA
1 35 11 73 21 55
2 51 12 76 22 67
3 56 13 80 23 87
4 59 14 80 24 75
5 65 15 84 25 73
6 65 16 87 26 89
7 78 17 85 27 90
8 69 18 90 28 75
9 72 19 95 29 85
10 72 20 95 30 88
UKURAN
PEMUSATAN
DATA
PERHITUNGAN MEAN DATA TUNGGAL

MEAN (X) adalah nilai RATA-RATA dalam SEKELOMPOK DATA atau

NILAI RATA-RATA adalah HASIL PEMBAGIAN antara JUMLAH
NILAI keseluruhan dengan BANYAKNYA DATA
PERHITUNGAN MEAN DATA
BERKELOMPOK

X : NILAI RATA-RATA
Xi : NILAI TENGAH
KELOMPOK DATA
fi : FREKUENSI
KELOMPOK DATA KE i
PERHITUNGAN MEDIAN DATA TUNGGAL

MEDIAN adalah nilai TENGAH dalam SEKELOMPOK DATA yang

telah dilakukan pengurutan DATA
Me = 1/2 (n + 1)
n : Banyaknya Data

Data Ganjil
4, 5, 7, 8, 10, 10 dan 12 : n = 7
Me + 1/2 (7 + 1) = 4 berarti Median adalah data ke 4
dari data yang sudah diurutkan yaitu 8

Data Genap
4, 5, 7, 8, 10, dan 12 : n = 6
Me + 1/2 (6 + 1) = 3,5 berarti Median adalah data ke
3,5 dari data yang sudah diurutkan yaitu 7,5
 PERHITUNGAN MEDIAN DATA
BERKELOMPOK

MEDIAN adalah nilai TENGAH dalam SEKELOMPOK DATA yang

telah dilakukan pengurutan DATA

Me : Median
Tb : Tepi bawah kelas median
n : banyaknya Data
fk : Frekuensi komulatif sebelum kelas
median
fi : Frekuensi kelas median
p : panjang kelas
 PERHITUNGAN MODUS DATA TUNGGAL
MODUS adalah nilai YANG SELALU MUNCUL dalam SEKELOMPOK DATA
PENENTUAN MODUS pada DATA TUNGGAL dapat dilakukan dengan
mempergunakan bentuk tabel frekuensi, lalu data yang memiliki frekuensi
tertinggi itu adalah MODUS nya.
PERHITUNGAN MODUS DATA
BERKELOMPOK
Mo : Modus
Tb : Tepi bawah kelas median
d1 : Frekuensi kelas modus dikurangi
frekuensi kelas sebelumnya
d2 : Frekuensi kelas modus dikurangi
frekuensi kelas sesudahnya
p : panjang kelas
CONTOH PERHITUNGAN DATA
TUNGGAL
Data berat urutan
badan data
orang (kg) PENGOLAHAN DATA
1 70 56 Mean (Rata2) 69,67
2 65 65 Median 70
3 70 66 Modus 70
4 72 70
5 73 70
6 66 72
7 56 73
8 80 75
9 75 80
CONTOH SOAL PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN
DAN MODUS DATA BERKELOMPOK

NO NILAI UJIAN FREKUENSI

1 40-50 6
2 51-61 20
3 62-72 35
4 73-83 45
5 84-94 15
JAWABAN
NO NILAI FREKUEN f Xi fi x Xi
UJIAN SI kumulatif
(fi)
1 40-50 6 6 45 270
2 51-61 20 26 56 1120
3 62-72 35 61 67 2345
4 73-83 45 106 78 3510
5 84-94 15 121 89 1335
121 8580
LETAK MEDIAN = JUMLAH FREKUENSI/2 = 121/2 = 60,5 (data ke 60,5)

MEAN (RATA-RATA) = 8580/121 = 70,91

 Tb : 61,5
fk : 26
fi : 35
n : 121
p : 11

MEDIAN = 61,5 + [((121/2) - 26)/35] x 11

= 61,5 + 10,84
= 72,34
PERHITUNGAN MODUS DATA
BERKELOMPOK

Modus Frekuensi tertinggi 45 : 73 - 83

Tb : 72,5
d1 : 45 - 35 = 10
d2 : 45 - 15 = 30
p : 11

MODUS = 72,5 + [(10/(10 + 30)] x 11

= 72,5 + 2,75
= 75,25
STANDAR
DEVIASI

MINGGU V