Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya Makalah Kimia Dasar ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Makalah Kimia Dasar ini. Terima kasih sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah
membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian
kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan kami jika ada
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah
kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta
orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada.

Surabaya, 12 November 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................3

1.2 Tujuan..........................................................................................................3

1.3 Manfaat........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Larutan Ideal.............................................................................5

2.2 Pengertian Larutan Ideal.............................................................................5

2.3 Contoh Larutan Ideal...................................................................................6


2.4 Ciri-ciri Larutan Ideal..................................................................................7

2.5 Larutan ideal dan Gaya Intermolekuler......................................................8

2.6 Larutan Elektrolit....................................................................................10

2.7 LarutanNon Elektrolit.................................................................11

2.8 Larutan Ideal danPerubahanEntalpipada Proses Pencampuran……11


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................................12

Daftar Pustaka........................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat larutan dua zat cair merupakan gabungan sifat kedua zat itu.
Penyimpangan sifat larutan dari pelarut murni bergantung pada komposisi larutan.
Sifat suatu larutan lebih mendekati sifat pelarutnya, karena jumlahnya lebih besar.
Akan tetapi larutan dua macam cairan dapat berkomposisi tanpa batas, karena
saling melarutkan. Kedua cairan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut,
bergantung pada komposisinya, contohnya air dan alkohol.
Kita tidak dapat meramalkan sifat larutan langsung dari sifat
komponennya, karena dalam campuran terdapat banyak interaksi antara
partikelnya. Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu model larutan yang dapat kita
jadikan patokan. Model ini berguna untuk mengungkapkan hubungan komposisi
dengan sifat larutan dalam keadaan standar.
Yang banyak dipakai sebagai model adalah larutan ideal. Larutan ini
sedemikian rupa sehingga interaksi antara partikel lain jenis sama dengan yang
sejenis. Interaksi itu berupa daya tolak atau daya tarik sesamanya. Dengan kata
lain, dalam larutan ideal, partikel satu komponen tidak mempengaruhi partikel
lain didekatnya. Energi yang dikandung komponen larutan sebelum dan setelah
bercampur sama sehingga ΔH pecampuran nol. Artinya, dalam pencampuran tidak
ada kalor yang diserap atau dilepaskan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suatu larutan.
3. Untuk memahami teori tentang larutan ideal

1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa mampu menerapkan hukum raoult dalam kehidupan
sehari-hari

3
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui gaya intermolekuler pada larutan ideal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat larutan ideal

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Larutan
Larutanadalahcampuranhomogen(serbasama)darimolekul,atomataupun
iondari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut sebagai suatu campuran
karena susunannya dapatberubah-
ubah.Disebuthomogenkarenasusunannyabegituseragamsehinggatak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yangterpisah.
Meskipun semua campuran fase gas bersifat homogen dan karena itu
dapat disebut larutan, molekul-molekulnya begitu terpisah sehingga tak dapat
saling menarik dengan
efektif.Biasanyadenganlarutandimaksudkanfasecair.Jumlahzatyangpalingbany
ak dalam suatu larutan disebut pelarut (solvent), sedangkan zat yang lainnya
disebut zat terlarut(solute).
Berdasarkankemampuannyamenghantarkanlistrik,larutandapatdibedaka
nsebagai
larutanelektrolitdanlarutannonelektrolit.Larutanelektrolitmengandungzatelektr
olit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non elektrolit
tidak dapat menghantarkan listrik.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam
partikel- partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion
positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion
inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
2.2. LarutanIdeal
Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik antar molekul-
molekulnya atau gaya intermolekul pada molekul-molekul sejenis dan pada
molekul-molekul yang tak sejenis adalah sama, atau dapat dikatakan:

5
“Gaya Adhesi = Gaya Kohesi”
Larutan ideal didefinisikan sebagai larutan yang memenuhi Hukum Roult.
Atausebagai standar pembanding bagi sifat-sifat larutan nyata. Jika tekanan uap
hasil pengamatan tidak sama dengan tekanan uap berdasarkan perhitungan
Hukum Roult, maka larutan tersebut tidak ideal, dengan persamaan :
PA = xA . PAo
PB = xB . PBo
Tekanan Total (Ptot) = PA + PB
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan
interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, maka
terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal
mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat
lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. .
Hukum Raoult yaitu :
“Tekanan uap parsial dari sebuah komponen di dalam campuran adalah sama
dengan tekanan uap komponen tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu
dikalikan dengan fraksi molnya dalam campuran tersebut“
2.3. Contoh Larutan Ideal
Sebenarnya tidak ada campuran yang bisa dibilang ideal. Tapi beberapa
campuran larutan kondisinya benar-benar mendekati keadaan yang ideal. Contoh
larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran :
1. heksana dan heptana
2. benzena dan metilbenzena
3. propan-1-ol dan propan-2-ol
4. benzena dan toluena
Sifat-sifat dari larutan ideal:
 Mengikuti hukumRaoult.
 Sifatfisikanyaadalahrata-ratadarisifatfisikakomponenpenyusunnya.
 Tidak mempunyai sifat parsial molar volume, artinya volume larutan
samadenganjumlahvolumekomponenmurni/penyusunnya.

6
2.4. Ciri - Ciri Larutan Ideal
Ciri – ciri larutan ideal adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari pengenceran) ketika
zat bercampur
2. Tidak ada panas yg diserap dan dilepaskan
3. Tidak ada penyusutan volume
4. Mengikuti Hukum Raoult
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat
volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
Contoh larutan ideal: benzena dan toluena (hal ini disebabkan karena kedua
molekul memiliki ukuran dan struktur elektron yang serupa). Pada sekumpulan
eksperimen mengenai campuran cairan yang dekat (seperti benzena dan toluena),
ahli kimia Perancis Francois Raoult menemukan bahwa perbandingan pA /
p*Asebanding dengan fraksi mol A dalam cairan. Hukum Raoult dengan hubungan
ini biasanya ditulis:
pA = xA p*A
Plarutan=Xpelarut.Popelarut
Keterangan:
Plarutan=tekanan uap larutan
Xpelarut= fraksi mol pelarut
Popelarut=tekanan uap pelarut murni
Secara matematis, Hukum Roult merupakan persamaan linear:
Y=mX
Keterangan:
Y= Plarutan
M= Xpelarut
X= Popelarut

7
Penurunan tekanan uap (ΔP) pelarut akibat adanya zat terlarut non volatil
dapat dihitung dari Hukum Raoult, yaitu:
Popelarut-Ppelarut=Xterlarut.Popelarut
(Popelarut-Plarutan) adalah selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan
uap larutan(ΔP). Jadi, penurunan tekanan uap pelarut murni dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ΔP=Xterlarut.Popelarut
2.5. Larutan Ideal dan Gaya Intermolekuler
Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang berenergi besar dapat
menggunakan energinya untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler permukaan
cairan dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi uap.
Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak molekul yang dapat
melepaskan diri pada suhu tertentu.

Apabila anda mempunyai larutan kedua, hal yang sama juga terjadi. Pada suhu
tertentu, sebagian dari molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang
cukup untuk melepaskan diri dari permukaan larutan.

Pada sebuah larutan ideal dari campuran kedua larutan ini, kecenderungan dari
dua macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah.

8
Anda mungkin berpikir bahwa diagram ini hanya menunjukkan separuh dari
seluruh molekul yang melepaskan diri, tapi sebenarnya proporsi dari kedua jenis
molekul yang melepaskan diri masih sama. Diagram ini menunjukkan campuran
50/50 dari dua larutan. Yang berarti bahwa hanya ada separuh dari tiap jenis
molekul yang berada di permukaan campuran larutan dibanding jumlah tiap jenis
molekul pada permukaan larutan awalnya. Apabila proporsi dari tiap jenis
molekul yang melepaskan diri tetap sama, tentu saja hanya ada separuh dari tiap
jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari campuran larutan pada suatu waktu
tertentu.
Apabila molekul-molekul merah masih mempunyai kecenderungan yang sama
untuk melepaskan diri sebesar sebelumnya, ini berarti daya intermolekuler antara
dua molekul merah persis sama dengan besar daya intermolekuler antara sebuah
molekul merah dan sebuah molekul biru.
Apabila daya tersebut berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri
juga akan berubah.Demikian halnya dengan daya antara dua molekul biru dan
daya antara sebuah molekul biru dan sebuah molekul merah. Daya tersebut juga
harus sama dan kalau tidak, kecenderungan molekul biru untuk melepaskan diri
juga akan berubah.
Apabila anda dapat mengikuti penjelasan ini, anda akan mengerti bahwa daya
tarik intermolekuler antara dua molekul merah, dua molekul biru dan antara
sebuah molekul merah dan sebuah molekul biru akan persis sama dalam
campuran ideal.
Inilah sebabnya mengapa larutan dari campuran seperti hexane dan heptane
mendekati campuran ideal. Mereka memiliki besar molekul yang hampir sama
dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama di antara mereka. Namun
begitu, tetap saja, besar molekul keduanya tidak persis sama, sehingga walaupun

9
campuran ini mendekati campuran ideal, tetap saja bukan merupakan larutan
ideal.
2.6. LarutanElektrolit
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutaninimemberikangejalaberupamenyalanyalampuatautimbulnyagelembun
g gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
Michael Faraday,
diketahuibahwajikaaruslistrikdialirkankedalamlarutanelektrolitakanterjadipros
es elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena
ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.
Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)‹H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi : 2H+(aq) + 2e-‹ H2(g)
Reaksioksidasi : 2Cl-(aq) ‹ Cl2(g) +2e-
Larutan elektrolit terdiri dari larutan elektrolit kuat contohnya HCl, H2SO4, dan
larutan elektrolit lemah contohnya CH3COOH, NH3, H2S. Zat-zat yang berada
dalam larutan seluruhnya atau hampir seluruhnya dalam ion disebut elektrolit
kuat. Sedangkan zat-zat yang hanya sebagian kecil molekulnya yang larut
bereaksi dengan air untuk membentuk ion disebut elektrolitlemah.
Larutanelektrolitdapatbersumberdarisenyawaion(senyawayangmempunyai
ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan
kovalen polar). Garam adalah hasil perserikatan antara ion-ion positif dengan
ion-ion negatif dan merupakan senyawa ion. Asam adalah senyawa kovalen,
tidak terbentuk dari ion-
ion.Asamdalamkeadaancairantidakmenghantarkanaruslistrik.Dalamlarutan
iamenghantarkanaruslistrik,karenaasamdalampelarutairmenghasilkanion-ion.
Dalampersamaanreaksi,reaksiionisasielektrolit lemahditandaidenganpanah
dua arah (bolak-balik), sedangkan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai
dengan

10
panahsatuarah.Padakonsentrasiyangsama,elektrolitkuatmempunyaidayahantar
lebihbaikdaripadaelektrolitlemah.Haliniterjadikarenamolekulzatelektrolitkuat
akan lebih banyak yang terion jika dibandingkan dengan molekul zat elektrolit
lemah.Banyaksedikitnyaelektrolityangmengiondinyatakandenganderajationisa
si atau derajat disosiasi yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion
dengan jumlah zat yangdilarutkan.
2.7. Larutan NonElektrolit
Larutannonelektrolitadalahlarutanyangtidakdapatmenghantarkanaruslistrikdan
tidakmenimbulkangelembunggas.Padalarutannonelektrolit,molekul-
molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang
bermuatan yang dapat menghantarkan arus listrik. Contoh: larutan gula, urea.
Untuk larutan nonelektrolitkita dapat membuat perkiraan bahwa aktivitas zat
terlarut dapat digantikan oleh molalitasnya (dalam arti a = yn/nº, dengan nº =
1 mol/kg). Walaupun demikian, dalam larutan ionik, interaksi antara ion-ion
begitu kuatnya sehingga kita hanya dapat membuat perkiraan ini dalam
larutan yang sangat encer (kurang dari 10-3M). Ketika larutan mendekati
keidealan (dalam arti menaati hukum Henry) pada molalitas rendah, koefisien
aktivitas cenderung mendekati 1.
2.8.Larutan ideal dan perubahan entalpi pada proses pencampuran
Ketika anda membuat suatu campuran larutan-larutan, anda harus mengalahkan
daya tarik intermolekuler (yang membutuhkan energi) dan membuat daya tarik
baru (yang menghasilkan energi). Apabila besar semua daya tarik ini sama, tidak
akan ada panas yang dihasilkan atau panas yang diserap.Ini berarti, campuran
ideal dari dua larutan akan mempunyai nol energi entalpi. Apabila suhu campuran
naik atau turun pada saat anda mencampur keduanya, ini berarti campuran
tersebut bukan campuran ideal.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Larutan ideal adalah larutan yang memenuhi Hukum Raoult. Dimana bunyi
Hukum Raoult yaitu “Tekanan uap parsial dari sebuah komponen di dalam
campuran adalah sama dengan tekanan uap komponen tersebut dalam keadaan
murni pada suhu tertentu dikalikan dengan fraksi molnya dalam campuran
tersebut“, dengan persamaan :

PA = xA . PAo
PB = xB . PBo
Tekanan Total (Ptot) = PA + PB

Jika tekanan uap hasil pengamatan tidak sama dengan tekanan uap berdasarkan
perhitungan Hukum Raoult, maka larutan tersebut tidak ideal.
Ciri – ciri larutan ideal adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari pengenceran) ketika
zat bercampur
2. Tidak ada panas yg diserap dan dilepaskan
3. Tidak ada penyusutan volume
4. Mengikuti Hukum Raoult

12
DAFTAR PUSTAKA

S,Syukri (1999).”Kimia Dasar 2”.Bandung:ITB

Mahan,Bruce H (1977).”University Chemistry 3rd Edition”. Berkeley:University


California.

Anonim.”Kesetimbangan Fasa “. (http://amaliasholelah.files.wordpress.com/-


04/kstb-fasa.doc (diakses pada tanggal 21 April 2010 pukul 13.41).

Anonim.”Larutan Elektrolit & NonElektrolit”.http://kimia.upi.edu/utama/ -


bahanajar/kuliah_web/2008/METI%20MARAYANT
I_0606809/materi.html (diakses pada tanggal 22 April pukul 13.37)

Anonim.”Larutan Ideal”. h ttp://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:BEP-


F3SEcYkJ:alicezah.files.wordpress.com/2008/06/larutan.pdf+larutan+ideal
(diakses pada tanggal 21 April pukul 13.31)

Asikin, Zainal. 2003. Ilmu Kimia. Jakarta: Sumber GrafikaJakarta.

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika jilid 1. Jakarta:Erlangga.

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta:PT.Gramedia.

Keenan,Kleinfelter,dkk.KimiauntukUniversitas.Jakarta:PenerbitErlangga.

Maron,SamuelH,JeromeB.Lando.1974.FundamentalsofPhysicalChemistry.

13

Anda mungkin juga menyukai