Disusun Oleh:
Kelompok 4
Mitha aulia
Sri zakia
Baihakim mustopa
KELAS 1KB
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Larutan dan Sifat-Sifat Koligatif Larutan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Fisika. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauhdari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi
bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta dapat
meningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
D. Manfaat...................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................3
A. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit........................................3
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................15
A. Penerapan Sifat Koligatif dalam Kehidupan......................................................15
BAB IV PENUTUP........................................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA 18
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat koligatif adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Salah satu penerapan sifat
koligatif tentang penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan sehari-hari terjadi dalam
pembuatan es krim. Penilitian ini dilakukan pada pembuatan es krim, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku.
Selain itu, kurangnya pengetahuan menyebabkan kejadian atu peristiwa kimiawi
yang terjadi dilingkup kehidupan bermasyarakat membuat aneka peristiwa kimiawi yang
susah untuk ditafsirkan, sehingga perlunya pengetahuan proses kimiawi lewat makalah ini,
guna untuk mengetahui kuntungan dan kerugian yang terjadi dala proses kimiawi.
Dan juga Sifat koligatif larutan ini sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah
(kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas
partikel zat terlarut – tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif
merupakan sifat yang hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”
B. Rumusan Masalah
Untuk membahas sifat koligatif, penyusun merumuskan beberapa masalah, diantaranya;
1. Apa itu sifat koligatif dan juga penuruan tekanan uap larutan?
2. Apa manfaat sifat koligatif dan penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan sehari-
hari?
3. Bagaimana proses terjadinya penurunan tekanan uap larutan?
4. Bagaimana penerapan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dari sifat
koligatif dan penurunan tekanan uap larutan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain;
1. Mengetahui pengertian sifat koligatif dan penurunan tekanan uap larutan.
2. Mengetahui manfaat sifat koligatif dan penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengetahui proses terjadinya penurunan tekanan uap larutan.
4. Mengetahui penerapan-penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.
1
D. Manfaat
Melihat dari rumusan masalah dan tujuan maka manfaat adanya makalah ini adalah sebagai
sumber pengetahuan dan wawasan akan sifat koligatif dan penurunan tekanan uap larutan
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus diketahui, supaya dalam
pelaksanaan penerapan dalam kehidupan bisa dikuasai dan juga diamalkan dengan dasar
teori dan praktikum yang mumpuni guna proses kimiawi yang lebih mengarah kepada
keuntungan dalam kehidupan dibanding kerugian.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi
tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut:
Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat
terlarut.
ΔP = P° - P
4
ΔP = penurunan tekanan uap
Materripa.com.doogle
Molekul-molekul dalam keadaan uap akan menimbulkan tekanan yang dikenal
sebaga tekanan uap. Jika dibandingkan dengan pelarut murninya, Tekanan uap dari
masing-masing zat berbeda-beda. Jika dalam zat murni tersebut ditambahkan suatu zat
lain yang non-volatil akan terjadi perubahan pada tekanan uap larutannya. Tekanan uap
larutan yang didalamnya terdapat zat terlarut non volatile akan lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan uap pelarut murninya. Jadi dapat dikatakan bahwa penurunan tekanan
uap merupakan berkurangnya tekanan uap pelarut murni karena pengaruh penambahan
zat terlarut non volatile. Penurunan tekanan uap dapat ditentukan dari selisih antara
tekanan uap murni pelarut dan tekanan uap larutannya sesuai persamaan berikut:
ΔP = P° - P
Apa yang terjadi terhadap tekanan uap bila ke dalam air (pelarut) ditambahkan zat
terlarut yang sukar menguap?
Bila zat yang dilarutkan tidak mudah menguap, maka yang menguap adalah
pelarutnya, sehingga adanya zat terlarut menyebabkan partikel pelarut yang menguap
5
menjadi berkurang akibatnya terjadi penurunan tekanan uap. Jadi, dengan adanya zat
terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap. Dengan kata lain tekanan uap larutan lebih
rendah dibanding tekanan uap pelarut murninya.
Sejak tahun 1887 – 1888 Francois Mario Roult telah mempelajari hubungan
antara tekanan uap dankonsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa
besarnya tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari
pelarut murninya.
Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap salah satu cairan
dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam
larutan PA = XA . PAo.
Dari hukum Roult ternyata tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada
tekanan uap pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus
dengan fraksi mol zat terlarut.
P = Po .X pelarut
P = tekanan uap larutan
X = fraksi mol
P = tekanan uap pelarut murni
Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut. Untuk
menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap penurunan
tekanan uap dapat dituliskan:
P = Po – P
Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Roult
dapat ditulis:
P larutan = X pelarut . P pelarut
Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat
terlarut. Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih
rendah diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
6
CONTOH SOAL:
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5 mmHg.
Po = 17,5 mmHg
Ditanya : P ...?
Jawab :
ΔP = Xt.Po
= 8,75 mmHg
P = Po – ΔP
= 8,75 mmHg
Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan glukosa 18%
pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)
Jawab :
Jadi mari kita hitung dulu Xpel (fraksi mol) nya !!!
• Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 gram.
• Air (pelarut) = (100 – 18) = 82 gram.
18
Jumlah mol glukosa 0,1 mol
180
82
Jumlah mol air 4,55 mol
18
Xp =
4,55
X pel 0,978
(4,55 0,1)
7
= 743,28 mmHg
8
merupakan titik didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau Tb =
Tb + Tb (Oxtoby, 2001).
Contoh
-)Penyulingan gula
//contohpeningkatantitikdidih.com
Ketika tebu telah dipanen dan sari tebu diekstraksi, sari kni harus disuling untuk
menghasilkan gula kristal yang dapat dikonsumsi. Pada tahap penyulingan gula, sari tebu
akan direbus, dan suhu di mana larutan sari tebu mendidih akan tergantung pada
konsentrasi gula. Sehingga ini bisa digunakan untuk memantau tingkat kejenuhan larutan
dan kadar gula dalam larutan dan kemudian bisa dilakukan penambahan sari tebu bila
kadar di dalam larutan terlalu rendah kadar gulanya.
CONTOH SOAL:
Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan
tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1)
Penyelesaian:
p = 500 gram
Kb = 0,52 °C m-1
Ditanya : Tb ...?
Jawab : ΔTb = m ⋅ Kb
9
=
-1
=
= 0,0416 °C
Tb = 100 °C + ΔTb
= 100 °C + 0,0416 °C
= 100,0416 °C
10
Kf = tetapan ttitik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan
titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui.
https//penurunantitikbeku.com
Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu dan air yang
telah diberi garam dapur sambil diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim
membeku dengan titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Ketika es
dicampur garam, es mencari dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan
temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapat panas
dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat siap dihidangkan.
Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini kita
hanya mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan dari larutan
adalah pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut, maka situasinya akan
lebih rumit. Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu
dari uap pelarut, sebagimana ditentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian
pula, berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut.
Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus
memiliki tekanan uap yang sama. Ini berarti bahwa suhu beku larutan dapat diidentifikasi
sebagi suhu ketika kurva tekanan uap pelarut padat murninya berpotongan dengan kurva
larutan. Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan
11
titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih
dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat diamati
CONTOH SOAL:
Dr. Brooks melarutkan 18 gram glukosa (C6H12O6) ke dalam 500 gram air. Jika kalor
beku molal air Kf= 1,8/mol (Ar:C=12 g/mol, H=1 g/mol, O=16 g/mol), maka titik
bekunya berada pada suhu berapa?
Jawaban :
4. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya
penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut semipermiabel,
yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar seperti protein dan
karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari
molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui
dinding semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan
osmotik disebut tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer,
dengan memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada
permukaan sebelumnya.
pada prosesnya bisa terjadi pada dua bentuk larutan yang berbeda. Yaitu larutan
pada air dan zat pelarut. Larutan pada air sendiri akan bergerak ke larutan glukosa
melewati lapisan semipermeabel. Ketika proses osmosis air berjalan dari larutan
konsentrasi tinggi ke rendah. Larutan yang konsentrasinya lebih tinggi disebut dengan
larutan hipertonis. Sedangkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah disebut isotonis.
Selain itu ada larutan yang berada di luar sel yang konsentrasinya lebih rendah daripada
didalam sel disebut hipotonis. Pada peristiwa osmosis, air selalu bergerak mulai dari
medium yang pekat ke medium yang paling pekat. Selain itu, air juga bergerak mulai dari
medium yang tidak pekat ke medium yang paling pekat.
12
Dari situasi tersebut, air bergerak dari larutan yang mulanya kurang terkonsentrasi
ke bagian larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Pergerakan air kondisinya tetap
hingga menuju konsentrasi zat terlarut pada kedua sisi membrannya sama. Pergerakan air
ini terjadi akibat adanya proses osmosis.
Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu
membran semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun
tidak dapat dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis
adalah peristiwa perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran
semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.
Peristiwa osmosis dapat terlihat ketika mencuci pakaian atau mencuci piring. Saat
mencuci langsung menggunakan tangan, dalam waktu yang lama kulit akan
membengkak. Pembengkakkan ini disebabkan terjadinya osmosis.gthn
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat
dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan
osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan :
Berdasarkan persamaan gas ideal:
PV = nRT
Maka tekanannya
P = nRT/ V
Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan π, dari persamaan diatas dapat
diperoleh:
Π=nRT V
atau
π=MRT
Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff. Penyimpangan ini
terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi ion, sehingga zat terlarut
13
jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor pengali atau lumrah disebut faktor
Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut :
π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit
dan sifat koligatif larutan elektrolit.
CONTOH SOAL:
Tentukan tekanan osmotik larutan glukosa 0,03 M pada suhu 29°C
Jawab :
π = MxRxT
0,03M x 0,082 Latm mol/K x (29+273) K
=. 0,74atm
Maka, tekanan osmotik larutan glukosa tersebut yaitu 0,74 atm.
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar
daripada sifat koligatif larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi
ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff. Perhitungan sifat koligatif
larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van't Hoff :
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin
mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk
14
larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap
sama dengan jumlah ion.
BAB III
PEMBAHASAN
15
antibeku. Sehingga hewan yang berada di daerah yang beriklim sangat dingin mampu
bertahan hidup.
5. Penambahan Antibeku Pada Minyak Kelapa
Jika kita membuat minyak kelapa tradisional, minyak yang dihasilkan akan akan cepat
membeku. Pada pagi hari minyak kelapa akan membeku karena memiliki titik beku yang
tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada minyak kelapa ditambahkan garam-
garaman atau vitamin E agar terjadi penurunan titik beku, sehingga minyak kelapa tidak
mudah membeku pada suhu rendah.
6. Mesin dialisis (cuci darah)
Para penderita gagal ginjal biasanya harus menjalani pengobatan berupa dialisis atau cuci
darah, dimana molekul kecil seperti urea akan melewati membrane semipermeabel dan
berpindah ke dalam cairan lain sebelum kemudian dibuang. Pada proses ini, molekul
besar seperti protein tidak dapat melewati membran sehingga akan tetap di dalam darah.
Mengawetkan makanan
7. Penggunaan cairan infus pada pasien.
8. Pemisahan fraksi minyak bumi.
9. Penggunaan garam dapur untuk membunuh lintah.
10. Pengolahan air laut menjadi air tawar.
11. Kolam Apung
Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya Ancol Jakarta
merupakan contoh terjadinya penurunan tekanan uap pelarut. Air yang berada di kolam
apung ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya
dibandingkan kadar garam rata-rata dilautan. Air atau pelarut yang ada dikolam apung ini
sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar
garam yang sangat tinggi. Semakin banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin
sukar menguap. Dengan kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan
uap cairan. Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita
berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam. Sama halnya dengan kondisidi
laut mat
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat
koligatif larutan. Sedangkan cabangnya yakni Penurunan tekanan uap adalah
kecenderungan molekul-molekul cairan untuk melepaskan diri dari molekul-molekul
cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Pelbagai contoh penerapan penurunan tekanan uap
yang paling mendunia adalah kandungan garam yang berada di Laut Mati. Oleh karena
itu, materi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, karena dengan mepelajari,
memahami, menguasai landasan
B. Saran
Untuk itu, marilah kita sebagai penerus agama, bangsa, dan negara harus lebih giat lagi
memperdalam, menggali, mengkaji ilmu kepribadian, pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan khususnya mata pelajaran Kimia, supaya di masa yang selanjutnya, kita dapat
memetik buah hasil jerih payah perjuangan keilmuan kita, guna meningkatkan kemajuan
diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Roni, Dr. Kiagus Ahmad & Herawati, Netty. 2020. Kimia Fisika II. Palembang :
Rafah Press UIN Raden Fatah Palembang
Oxtoby david w, dkk . 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Surabaya : Erlangga.
18