Anda di halaman 1dari 43

KIMIA REKAYASA

OLEH:

SYAHRUL RAMADHAN
NIM : E1A122130

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UMUM


UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN AKADEMIK
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah “Kimia Dasar”.sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang serba canggih ini sehingga kita bisa merasakan nikmatnya
mencari ilmu.

Dalam makalah ini, tugas yang diberikan dengan tema “LARUTAN DAN LOGAM
BERAT”, untuk itu makalah ini akan memberi penjelasan tentang larutan, konsentrasi, pelarutan,
jenis-jenis larutan dan sifat koligatif larutan.

Kami menyadari jika dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam segi penulisan maupun penyampaian materi, semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca.

Kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
perbaikan ke depan, demikian kurang lebihnya kami haturkan terima kasih.

Kendari, 6 januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….iii

BAB I. LARUTAN ………………………………………………………………………………4


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………4
C. Tujuan ………………………………………………………………………………...5
D. Pengertian Larutan …………………………………………………………………..3
E. Pelarutan………………………………………………………………………………7
F. Jenis-Janis Larutan …………………………………………………………………..8
G. Konsentrasi Larutan ………………………………………………………………..12
H. Sifat Koligatif Larutan ……………………………………………………………..15
BAB II LOGAM BERAT ……………………………………………………………………..22

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..22


B. Pembahasan……………………………………………………………………………23

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….40


A.Kesimpulan ………………………………………………………………………… 40
B. Saran ……………………………………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

LARUTAN

A. Latar Belakang

Larutan merupakan Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan

zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam bentuk

larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya, deterjen yang digunakan

saat kita mencuci. Deterjen yang kita larutkan dalam air adalah sebuah larutan, yang mana

deterjen tersebut sebagai zat terlarut dan air sebagai zat pelarut.

Secara garis besar larutan sendiri dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan non

elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Untuk lebih jelasnya,akan dibahas pada bab selanjutnya.

B.Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan larutan?

2.Apa yang dimaksud dengan pelarutan?

3.Apa saja jenis-jenis larutan ?

4. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi larutan?

5.Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan?

6.Apa saja sifat koligatif larutan itu?

7.Bagaimana cara menentukan sifat koligatif larutan?

4
C.Tujuan

1.Mengetahui pengertian larutan

2.Mengetahui pengertian pelarutan

3.Mengetahui jenis-jenis larutan

4.Mengetahui pengertian konsentrasi larutan

5.Mengetahui sifat koligatif larutan

6.Mampu menentukan sifat koligatif larutan

5
D. Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atu kebih yang membentuk satu

fase.Dengan kata lain,setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah larutan.

Sesuai dengan definisi maka udara bersih dapat dipandang sebagai larutan, sebab udara

merupakan campuran homogen dari sistem gas seperti nitrogen, oksigen, argon,

karbondioksida,dan lain lain.Demikian juga air laut,mengandung berbagai macam garam

terlarut dalam air secara homogen.

Dalam larutan cair,cairan disebut “ Pelarut ” dan komponen lain (gas atau zat padat )

disebut “Zat terlarut” dengan kata lain zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut

sedangkan zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut.Larutan dapat berwujud gas (misalnya

udara), padat (misalnya kuningan), atau cair (misalnya air gula).

Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda dengan sifat-sifat

zat sebelum dicampurkan.Contoh, NaCl adalah zat padat ionik yang jika dilarutkan dalam

pelarut air akan memiliki sifat yang tidak berbeda dengan sebelumnya, yakni larutan

ionik.Akan tetapi, jika HCl yang merupakan senyawa kovalen polar dialrutkan dalam air, sifat

kovalennya hilang yang kemudian berubah menjadi sifat ionik.

Dalam mempelajari larutan tidak cukup hanya mengamati bagaiman proses pelarutan

terjadi,tapi perlu dikaji lebih jauh tentang sifat-sifat yang ditimbulkan dalam larutan. Diantara

sifat-sifat larutan adalah sifat fisik dan sifat koligatif. Sifat fisik diantaranya, tidak ada bidang

batas antar komponen penyusunnya, antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan,

warna,bau,rasa,PH,titik didih,titik bekunya. Sifat koligatif diantaranya sifat larutan yang

6
tergantung pada konsentrasi zat terlarut,penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih,

penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.

E. Pelarutan

Zat-zat yang memiliki struktur sama atau mirip dengan zat yang akan dicampurkan akan

mudah saling melarutkan, sebaliknya zat-zat yang berbeda struktur satu dengan lainnya, tidak

akan saling melarutkan.

Selain itu, kepolaran suatu zat akan membantu meramalkan kelarutan zat.

1. Proses Pelarutan

a) Pelarutan cair-cair

Dalam menerangkan pelarutan zat cair dalam zat cair lainnya, pakar kimia

menggunakan istilah “like disolved like” sebagai prinsip umum untuk menyatakan

pelarutan. Istilah ini mempunyai makna bahwa zat-zat yang mempunyai struktur

serupa akan saling melarutkan sama lain dalam segala perbandingan, sebab molekul-

molekul zat cair yang dicampurkan mempunyai daya tarik antar molekul yang sama

atau hampir sama dalam hal jenis maupun kekuatan ikatannya.

b) Pelarutan padat dalam cair

Zat padat umumnya mempunyai kelarutan terbatas dalam pelarut cair.Perbedaan gaya

tarik antar molekul menyebabkan zat padat mempunyai kelarutan terbatas didalam

suatu pelarut.Gaya tarik antar molekul dalam zat padat lebih besar daripada gaya tarik

antar molekul dalam zat cair untuk suhu yang sama.

Zat padat non polar atau sedikit polar memiliki kelarutan tinggi dalam zat cair yang

memiliki kepolaran rendah,tetapi kelarutannya rendah dalam pelarut polar.

7
c) Pelarutan gas-cair

Terdapat 2 prinsip utama berkaitan dengan kelarutan gas dengan cairan.Pertama, makin

tinggi titik cair suatu gas,gaya tarik antar molekul maka mendekati sifat cairan.

Dengan demikian gas dengan titik cair lebih tinggi memiliki kelarutan lebih besar.

Kedua, pelarut yang paling baik untuk suatu gas adalah pelarut yang mempunyai gaya

tarik antar molekul mirip dengan yang dimiliki oleh gas .

2. Kalor Pelarutan

Proses pelarutan dapat diikuti dengan penyerapan atau pelepasan kalor,misalnya

pelarutan KI dalam air.Selama proses pelarutan, lingkungan sekitar menjadi dingin hal ini

menunjukkan bahwa proses pelarutan KI merupakan proses indoterm. Sebaliknya pada

pelarutan LiCl, larutan menjadi hangat dengan kata lain terjadi proses ekoterm. Jumlah

kalor yang diserap atau dilepaskan ketika suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut

dinamakan kalor pelarutan.

F. Jenis-jenis Larutan

Larutan tidak terbatas pada sistem cairan dapat juga berupa padatan atau gas.udara di

atmosfer adalah contoh larutan sistem gas(pelarut dan terlarut berwujud gas ). Logam

kuningan adalah contoh sistem larutan padat (campuran tembaga dan seng). Dengan

demikian terdapat bermacam-macam larutan.

Larutan dapat digolongkan berdasarkan wujud pelarut,daya hantar listrik,tingkat

kejenuhan,zat terlarut,dan fase zat terlarut dan pelarutnya.

8
1. jenis-jenis larutan berdasarkan wujud pelarutnya.

a. larutan cair

adalah larutan yang wujud pelarut(solven) berupa zat cair. Contoh larutan cair antara

lain larutan gula,larutan garam,dan sebagainya.

b.larutan padat

adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat padat.contoh larutan padat adalah

emas 22 karat yang merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau logam

lain.

c.larutan gas

adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat gas.contoh larutan gas adalah udara

yang kita hirup sehari-hari untuk bernafas.

2. jenis-jenis larutan berdasarkan zat terlarutnya.

a. larutan pekat

larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibandingkan solvent.

b. larutan encer

larutan yang mengandung relatif lebih sedikit solute dibandingkan solvent.

3. jenis-jenis arutan berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.

a. larutan gas dalam gas, contohya: udara.

9
b. larutan gas dalam cairan,contohnya: air terkarbonisasi (CO2 dalam air).

c. larutan gas dalam padatan,contohnya: hidrogen dala logam(platina).

d. larutan cairan dalam gas,contohnya: uap air di udara.

e. larutan cairan dalam cairan,contohnya:Alkohol dalam air(bir).

f. larutan cairan dalam padatan,contohnya:air dalam kayu,air dalam buah-buahan,dan

sebagainya.

g. larutan padat dalam gas,contohnya:bau atau aroma.

h. larutan padat dalam cairan,contohnya : air gula.

i. larutan padat dalam padatan,contohnya :baja(campuran besi dan karbon).

4. jenis-jenis larutan berdasarkan daya hantar listriknya.

a. larutan elektrolit

adalah jenis larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

contoh: larutan amonia,larutan HCl,larutan cuka,larutan H 2SO4,air kapur dan larutan

H2S.

b. larutan non-elektrolit

adalah kenis larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh: larutan urea, larutan alkohol dan larutan glukosa.

10
5. jenis-jenis larutan berdasarkan tingkat kejenuhan.

a. larutan tak jenuh

Yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan

untuk membuat larutan jenuh.Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-partikelnya

tidak dapat habis bereaksi dengan pereaksi(masih bisa melarutkan zat). Larutan tak

jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion< ksp berarti larutan belum jenuh

( masih dapat larut).

b. Larutan Jenuh

Yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan

kesetimbangan dengan solute padatnya. Atau dengan kata lain larutan yang partikel-

partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi(zat dengan konsentrasi

maksimal).Larutan jenuh terjadi apabila hasil konsentrasi ion = ksp berarti larutan

tepat jenuh.

Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat

tidak larut.Dalam kesetimbangan ini, kecepatan melarut sama dengan kecepatan

mengendap. Artinya konsentrasi zat dalam larutan akan selalu sama.

Konsentrasi solute dalam larutan jenuh disebut kelarutan. Untuk solute padat

maka larutan jenuhnya terjadi keseimbangan dimana molekul fase padat meninggalkan

fasenya dan masuk ke fase cairan dengan kecepatan sama dengan molekul-molekul ion

dari fase cair yang mengkristal menjadi fase padat.

11
c. larutan Sangat Jenuh

Yaitu suatu larutan yang mengandung lebuh banyak solute daripada yang

diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi

melarutkan zat terlarut melarutkan sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh

terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion > ksp berarti larutan lewat jenuh

(mengendap).

G. Konsentrasi Larutan

Dalam pembuatan larutan yang bersifat kuantitatif,konsentrasi larutan perlu dinyatakan

dalam satuan tertentu, baik melalui ungkapan jumlah relatif zat terlarut dalam pelarut, jumlah

satu komponen relatif terhadap jumlah total larutan, atau satuan yang melibatkan jumlah mol

terlarut per liter larutan maupun per kg pelarut.

1. fraksi mol (X)

konsentrasi larutan dapat diungkapkan dalam bentuk fraksi mol,fraksi mol suatukomponen

zat dapat ditulis dengan notasi XA menyatakan perbandingan jumlah mol komponen zat A

terhadap total mol semua komponen yang terdapat dalam larutan.

jumlah mol zat A


X A= =
jumlah total mol semualarutan
mol A
mol A +mol B+…+ mol n

Jika larutan hanya terdiri dari dua komponen yaitu zat A(terlarut ) dan zat B (pelarut) maka

berlaku:
XB = 1 - X’A

12
Contoh soal:

1. berapa fraksi mol benzena C6H6 dan toluena,C7H8 dalam larutan yang dibuat dengan

menambahkan 500 gr benzena kedalam 500 gr toluena?

Penyelesaian:

500 gr
500 gr C6H6 = −1 = 6,41 mol
78 g mol

500 gr
500 gr C7H8 = −1 = 5,43 mol
92 g mol

Jadi ,

6,41 Mol
X C6H6 = = 0,54
6,41mol +5,43 mol

5,43 Mol
X C7H8 = = 0,46
5,43 mol+6,41 mol

2. molalitas(m)

Bentuk lain untuk menyatakan konsentrasi dapat diungkapkan dengan satuan molalitas,

dilambangkan dengan huruf m. molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut

dalam satu kilogram pelarut. Secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut:

jumlah mol zat terla rut


m=
1000 gramterlarut

contoh soal :

13
1. Hitung molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 1,0 gr urea,CO(NH2)2 dalam

48 gram air.

Penyelesaian:

1,0 gram
1,0 gram urea = = 0,0167 mol
60 gr mol−1

Menurut definisi,molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram

pelarut,maka konsentrasi larutan urea dalam air adalah:

1000 gr /kg
m= × 0,0167 mol = 0,35 mol kg−1
48 gr

3. molaritas(M)

Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut per

liter larutan, dilambangkan dengan huruf M. Secara matematis dapat dituliskan dengan

persamaan:

jumlah mol zat terlarut


Konsentrasi molar (M) =
jumlah liter larutan
Jika pembilang dan penyebut pada persamaan diatas dibagi oleh bilangan 1000, nilai

molaritas tidak berubah. Satuan mol/1000 adalah milimol(mmol), dan satuan liter/1000

adalah mililiter(mL). Jadi, definisi molaritas lainnya adalah:

mol mol /100 mmol


M= = =
L L/1000 mL

Contoh soal:

14
1. sebanyak 35,25 mmol etanol, C2H5OH dilarutkan dalam air sampai volume larutan

100ml. Berapa molaritas larutan, dan berapa gram etanol dalam larutan itu? Diketahui Mr

(C2H5OH) adalah 46sma.

Penyelesaian:

Molaritas etanol adalah

35,25 mmol
M= =¿ 0,35 M
100 ml larutan

Dalam 100 ml larutan terdapat 35,25mmol etanol, atau sebanyak: 35,25 × 10 -3 mol × 46

gr mol-1 = 1,62gr.

H. Sifat koligatif larutan.

Sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada

konsentrasi partikel zat terlarutnya.kemudian sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis sifat

yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non-elektrolit.

1. Sifat koligatif larutan non-elektrolit.

Terdiri pada penurunan tekanan uap, kenikan titik didih, penurunan ttik beku, dan tekanan

osmotik

a. penurunan tekanan uap

15
Molekul-molekul zat cair yang menyisakan permukaan akan mengakibatkan adanya

tekanan uap zat cair. Akan semakin cepat molekul-molekul zat cair berubah menjadi

sebuah uap, dan akan semakin tinggi juga tekanan pada uap zat cair.

Apabila pada tekanan zat cair itu dilarutkan oleh zat pelarut yagn tidak menguap,

maka partikel-partikel zat terlarut akan mengurangi proses penguapan molekul-molekul

zat cair.Contohnya yaitu, laut mati yang merupakan terjadinya penurunan tekanan uap

pelarut pada zat terlarut yang tidak cepat menguap.

Air yang memiliki kadar garam sangat tinggi ini berada pada daerah gurun yang

sangat panas dan kering,yang tidak berhubungan pada laut bebas,sehingga konsentrasi

yang ada pada zat terlarutnya akan semakin tinggi.

Persamaan pada penurunan tekanan uap dibawah ini:

ΔP = P0-P

P0>P

ΔP = P0 . Xt

P = P0 . Xp

 P0 = tekanan uap zat cair murni

 P = tekanan uap larutan

 Xt = fraksi mol zat terlarut

 Xp = fraksi mol zat pelarut

Contoh soal :

16
1. Sebanyak 9 gram glukosa dilarutkan dalam 900 gram air jika diketahui tekanan uap

jenuh pelarut murni pada 200C adalah 17,5 mmHg,tentukan penurunan tekanan uap

pada suhu tersebut!(Mr glukosa = 180,Mr air= 18).

Penyelesaian:

gr 9
Mol glukosa = = =0,05
Mr 180

gr 900
Mol air = = =50
Mr 18

P = P0 . Xp

molp 50
Xp = = =0,99
molp+molt 50,05

P = 17,5 . 0,99 = 17,3

ΔP = P0 – P

= 17,5 – 17,3

= 0,2

b. kenaikan titik didih.

Titik didih zat cair merupakan suhu tetap disaat zat cair mendidih.pada suhu

ini,tekanan uap zat cair memiliki persamaan pada tekanan udara yang ada di

sekitarnya.hal ini disebabkan oleh terjadinya penguapan pada seluruh bagian zat

cair.titik didih zat cair dapat diukur dengan tekanan satu atmosfer.

Pada hasil penilitian,ternyata didalam titik didih larutan selalu lebih tinggi

dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya.karena disebabkan oleh adanya

partikel-partikel zat terlarut pada suatu larutan yang menghalangi proses penguapan

partikel-partikel pelarut sangat membutuhkan energi yang lebih besar.

17
Perbedaan pada titik didih larutan dan titik didih pelarut murni disebut dengan

kenaikan titik didih yang akan dinyatakan dengan (ΔTb).

Persamaan kenaikan titik didih yaitu:

ΔTb = Kb . m

gr 1000
ΔTb = Kb . .
Mr p

ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut

 ΔTb = kenaikan titik didih (0C)

 Kb = tetapan kenaikan titik didih molal(0C kg/mol)

 m = molalitas larutan (mol/kg)

 p = jumlah massa zat (kg)

contoh soal :

1. berapakah titik didih larutan yang terbentuk dari 20 gr urea CO(NH 2)2 dalam 80 gr

air,jika diketahui Kb air = 0,60C/mol ?

Penyelesaian

Mr urea = 60

mol 20/60 200 25


m= = = =
kg 80/1000 48 6

ΔTb = Kb . m

18
25
= 0,6 .
6

= 2,5

c. Penurunan titik beku

Adanya suatu zat terlarut pada larutan akan membuat sebuah titik beku larutan

lebih kecil dibandingkan dengan titik beku pelarutnya. Persamaan penurunan titik

beku:

ΔTf = Kf . m

gr 1000
ΔTf = Kf . .
Mr p

ΔTf = Tf larutan – Tf pelarut

 ΔTf = penurunan titik beku (0C)

 Kf = tetapan penurunan titik beku (0C kg/mol)

 m = molalitas larutan (mol/kg)

 p = jumlah massa zat (kg)

d. Tekanan osmotik

Merupakan gaya yang diperlukan dalam penyeimbangan pada desakan zat

pelarut dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang bisa dilalui molekul-molekul

pelarut dan tidak bisa dilalui dengan zat terlarut menurut van hoeff,maka tekanan

osmotik larutan dirumuskan sebagai berikut:

П = M . R. T

19
 П = tekanan osmotik

 M = molaritas larutan

 R = tetapan gas (0,082)

 T = suhu mutlak

Contoh soal :

1. Sebanyak 18 gr glukosa (Mr=180) dilarutkan dalam air hingga volumenya

menjadi 250 ml hitunglah tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 270C!

Penyelesaian:

18
Mol = gr/mr =
180

= 0,1

V = 250 ml = 0,25 L

T = 270C = 300 K

M = 0,1/0,25 = 0,4

П = M . R. T

= 0,4 . 0,082 . 300

= 9,84 atm.

2. Sifat koligatif larutan elektrolit.

20
Pada konsentrasi sifat koligatif larutan elektrolit yang sama memiliki sebuah nilai yang

lebih besar dibandingkan dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit.karena banyaknya

pada zat partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit yang telah dirumuskan

pada faktor van’t hoff.

Perhitungan dari sifat koligtif larutan elektrolit akan selalu dikalikan pada faktor van’t

hoff sebagai berikut:

i = 1+(n-1) α

keterangan:

i = faktor van’t hoff

n = jumlah koefisien kation

α = derajat ionisasi

a. Penurunan tekanan uap

ΔP = P0-P . i

b. Kenaikan titik didih

ΔTb = Kb . m . i

c. Penurunan titik beku

ΔTf = Kf . m . i

21
BAB II

LOGAM BERAT

A.  Latar Belakang

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai

alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam

berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain.

Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau

masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya

menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat

dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup. Keberadaan logam berat dalam

lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara

kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua

dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam

22
neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan

limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah

teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam

berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana

keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun

dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini

adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat

tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui

manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain.

B. Pembahasan

1. Bahan Pencemar

Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu jenis

mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan

dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang ditemukan di

alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya merupakan produksi sampingan dari

peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih Zn didapatkan

0,2 sampai 0,3 % logam Cd. Di samping itu, Cd juga diproduksi dalam peleburan bijih-

bijih logam Pb(timah hitam) dan Cu(tembaga). Namun demikian, Zn merupakan sumber

utama dari logam Cd, sehingga produksi dari logam tersebut sangat dipengaruhi oleh Zn.

Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan

berasal dari:

a.       Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.

23
b.      Air bilasan dari elektroplating.

c.      Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta

air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

d.      Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd

sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui

proses korosidalam kurun waktu 4-12 tahun.

e.       Pupuk phosfat dan endapan sampah

Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah

terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak

terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat logam Cd yang

akumulatif pada suatu jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium dalam air juga

berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan

sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan

baterai alkali.

Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara

mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada

yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas

yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan

bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.

2.  Tingkat Pencemaran

Kadmium akan mengalami biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup

(tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang

24
terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di

badan air. Di samping itu, tingkatan biota dalam sistem rantai makanan turut menentukan

jumlah kadmium yang terakumulasi. Dimana pada biota yang lebih tinggi stratanya akan

ditemukan akumulasi kadmium yang lebih banyak.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Kadmium (Cd)

Logam kadmium dan bentuk-bentuk persenyawaannya dapat masuk ke lingkungan,

terutama sekali merupakan efek samping dari aktivitas yang dilakukan manusia. Dapat

dikatakan bahwa semua industri yang melibatkan kadmium dalam proses operasional

industrinya menjadi sumber pencemaran kadmium. Selain itu kadmium juga berasal dari

pembakaran sampah rumah tangga dan pembakaran bahan bakar fosil karena secara alami

bahan bakar mengandung kadmium, penggunaan pupuk fosfat buatan

4.  Efek Toksik pada Organisme dan Ekosistem

a. Kadmium (Cd) Terhadap Tumbuhan dan Hewan

Kadmium aliran limbah dari industri terutama berakhir di tanah dan badan air. Hal

ini dapat berasal dari produksi misalnya seng, implikasi bijih fosfat dan pupuk.

Kadmium juga terdapat di udara melalui pembakaran sampah rumah tangga dan

pembakaran bahan bakar fosil. Sumber lain yang penting dari emisi kadmium adalah

produksi pupuk fosfat buatan. Bagian dari kadmium yang berakhir di tanah setelah

pupuk diterapkan pada lahan pertanian dan sisanya dari kadmium yang berakhir di

permukaan air ketika limbah dari produksi pupuk dibuang oleh perusahaan produksi.

Kadmium dapat diangkut melalui jarak yang jauh ketika diserap oleh lumpur. Lumpur

ini kaya kadmium yang dapat mencemari air permukaan maupun tanah.

25
Kadmium dapat terserap untuk bahan organik dalam tanah. Ketika kadmium hadir di

tanah itu bisa sangat berbahaya, karena serapan melalui makanan akan meningkat.

Tanah yang diasamkan meningkatkan serapan kadmium oleh tanaman. Hal ini

merupakan potensi bahaya binatang yang tergantung pada tanaman untuk bertahan

hidup. Kadmium dapat terakumulasi dalam tubuh bintang tersebut, terutama ketika

makan beberapa tanaman. Sapi mungkin memiliki jumlah besar kadmium dalam

ginjalnya karena ini. Cacing tanah dan organisme tanah penting lainnya sangat rentan

untuk keracunan kadmium. Cacing bisa mati pada konsentrasi sangat rendah dan

memiliki konsekuensi bagi struktur tanah. Ketika konsentrasi kadmium di tanah tinggi

mereka dapat mempengaruhi proses mikroorganisme tanah dan ancaman ekosistem

seluruh tanah (Khan, 2008).

Dalam ekosistem air kadmium dapat terakumulasi dalam remis, tiram, udang,

lobster dan ikan. Kerentanan terhadap kadmium dapat sangat bervariasi antara

organisme perairan. Organisme air laut dikenal lebih tahan terhadap keracunan

kadmium daripada organisme air tawar. Hewan yang makan atau minum kadmium

kadang-kadang mendapatkan tekanan darah tinggi, penyakit hati dan saraf atau

kerusakan otak.

b. Kadmium (Cd) Terhadap Kesehatan Manusia

Menurut Darmono (1995), efek kadmium terhadap kesehatan manusia dapat

bersifat akut dan kronis. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan melalui saluran

pernapasan, misalnya menghisap debu dan asap kadmium terutama kadmium oksida

(CdO). Gejala yang timbul berupa gangguan saluran pernapasan, mual, muntah, kepala

26
pusing dan sakit pinggang. Akibat dari keracunan akut ini dapat menimbulkan penyakit

paru-paru yang akut dan kematian.

Efek kronis terjadi dalam selang waktu yang sangat panjang. Peristiwa ini terjadi

karena kadmium yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang kecil sehingga dapat

ditolerir oleh tubuh. Efek akan muncul saat daya racun yang dibawa kadmium tidak dapat

lagi ditolerir tubuh karena adanya akumulasi kadmium dalam tubuh. Efek kronis dapat

dikelompokkan menjadi lima kelompok (Palar, 2008), yaitu:

1) Efek Kadmium Terhadap Ginjal, Ginjal merupakan organ utama dari dari sistem

urinaria hewan tingkat tinggi dan manusia. Pada organ ini terjadi peristiwa akumulasi

dari bermacam-macam bahan termasuk logam kadmium. Kadmium dapat

menimbulkan gangguan dan bahkan kerusakan pada sistem kerja ginjal terutama

ekskresi protein. Kerusakan ini dapat dideteksi dari tingkat atau kandungan protein

yang terdapat dalam urin. Petunjuk lain berupa adanya asam amino dan glukosa dalam

urin, ketidaknormalan kandungan asam urat serta Ca dan Protein dalam urin.

2) Efek Kadmium Terhadap Paru-paru, Keracunan yang disebabkan oleh kadmium lebih

tinggi bila terinhalasi melalui saluran pernapasan daripada saluran pencernaan. Efek

kronis kadmium akan muncul setelah 20 tahun terpapar kadmium. Akan muncul

pembengkakan paru-paru (pulmonary emphysema) dengan gejala awal gangguan

saluran napas, mual, muntah dan kepala pusing.

3) Efek Kadmium Terhadap Tulang, Serangan yang paling hebat karena kadmium adalah

kerapuhan tulang. Efek ini telah menggoncangkan dunia internasional sehingga setiap

orang dilanda rasa takut terhadap pencemaran. Efek ini timbul akibat kekurangan

kalsium dalam makanan yang tercemar kadmium, sehingga fungsi kalsium darah

27
digantikan oleh logam kadmium yang ada. Pada akhirnya kerapuhan pada tulang-

tulang penderita yang dinamakan itai-itai disease.

4) Efek Kadmium Terhadap Darah dan Jantung, Efek kronis kadmium dapat pula

menimbulkan anemia karena CdO. Penyakit ini karena adanya hubungan antara

kandungan kadmium yang tinggi dalam darah dengan rendahnya hemoglobin.

5) Efek Kadmium Terhadap Sistem Reproduksi, Daya racun yang dimiliki oleh kadmium

juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu

kadmium dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi

dasar bahwa akibat terpapar uap logam kadmium dapat mengakibatkan impotensi.

Impotensi yang terjadi dapat dibuktikan dengan rendahnya kadar testoteron dalam

darah.

6). Efek kadmium (Cd) Terhadap Lingkungan

Aliran limbah kadmium dari industri terutama berakhir di tanah. Penyebab aliran

limbah ini untuk produksi misalnya seng, bijih fosfat implikasi dan pupuk industri bio.

Aliran limbah kadmium juga dapat memasukkan udara melalui (rumah tangga)

pembakaran limbah dan pembakaran bahan bakar fosil. Karena peraturan hanya sedikit

kadmium sekarang memasuki air melalui pembuangan air limbah dari rumah tangga

atau industri.Sumber lain yang penting dari emisi kadmium adalah produksi pupuk

fosfat buatan. Bagian dari kadmium yang berakhir di tanah setelah pupuk diterapkan

pada lahan pertanian dan sisanya kadmium berakhir di permukaan air ketika limbah

dari pupuk produksi yang dibuang oleh perusahaan produksi.Kadmium dapat diangkut

28
melalui jarak besar ketika diserap oleh lumpur. Lumpur kaya kadmium ini bisa

mencemari air permukaan serta tanah.

Kadmium sangat adsorbsi untuk bahan organik dalam tanah. Ketika kadmium hadir

di tanah itu bisa sangat berbahaya, karena penyerapan melalui makanan akan

meningkat. Tanah yang diasamkan meningkatkan penyerapan kadmium oleh tanaman.

Ini adalah potensi bahaya bagi hewan yang bergantung pada tanaman untuk bertahan

hidup. Kadmium dapat terakumulasi dalam tubuh mereka, terutama ketika mereka

makan beberapa tanaman. Sapi mungkin memiliki sejumlah besar kadmium dalam

ginjal mereka karena ini.Cacing tanah dan organisme tanah penting lainnya sangat

rentan terhadap keracunan kadmium. Mereka bisa mati pada konsentrasi yang sangat

rendah dan ini memiliki konsekuensi untuk struktur tanah. Ketika konsentrasi

cadmium di tanah yang tinggi mereka bisa mempengaruhi proses tanah microrganisms

dan ancaman ekosistem tanah keseluruhan.Dalam ekosistem perairan kadmium dapat

bio menumpuk di kerang, tiram, udang, lobster dan ikan. Kerentanan terhadap

kadmium dapat sangat bervariasi antara organisme air. Organisme air garam yang

dikenal lebih tahan terhadap keracunan kadmium dari organisme air tawar.

5.  Kadar Batas Aman

Pajanan zat kimia tidak dapat dihindari sepenuhnya oleh manusia sehingga harus

dilakukan penilaian terhadap banyaknya zat kimia untuk menentukan tingkat pajanan yang

tidak akan menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Beberapa badan ahli memakai istilah

Acceptable Daily Intake (asupan harian yang dapat diterima) untuk menilai toksikologi zat

kimia dalam makanan dan air sebagai dasar untuk menentukan tingkat kadar logam yang

diperbolehkan. Adapun batas kandungan logam kadmium yang direkomendasikan untuk

29
konsumsi menurut ketentuan FAO/ WHO (JECFA= Joint Expert Committe on Food

Additive) yaitu sebesar 400-500 μg per minggu untuk orang dewasa atau 7 μg per kg berat

badan per hari (Suwirma, 2000).

Dalam penentuan batas konsumsi harian (Acceptable Daily Intake = ADI) dilakukan

perhitungan berdasarkan aturan FAO / WHO, dengan rumus (Zakiyah, 1998) :

Konsentrasi total Cd = [Cd] x w

Keterangan:

[Cd] = konsentrasi Cd pada Kerang (Bivalvia) (μg/g)

w = berat Kerang (Bivalvia) (g/individu)

2. Seng (Zn)

a. Sumber Bahan Pencemar

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang

memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar bila terkena uap

udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Zn dapat bereaksi dengan

asam, basa dan senyawa non logam.Seng (Zn) dialam tidak berada dalam keadaan bebas,

tetapi dalam bentuk terikat dengan unsur lain berupa mineral. Mineral yang mengandung

Zn di alam bebas antara lain kalamin, franklinite, smitkosonit, willenit, dan zinkit

(Widowati et al, 2008). Seng juga merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang

sering menimbulkan berbagai permasalahan yangcukup serius pada perairan penyebab

terjadinya biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan

industri dan pertambangan.

Sumber cemaran logam berat Zn dapat berasal dari berbagai aktivitas manusia yang

menghasilkan limbah berupa pencemar. Bahan-bahan pencemar tersebut diangkut oleh air

30
hujan dan gerakan air dari laut dan perairan tawar menuju muara sungai yang merupakan

tempat bertemunya perairan laut dan perairan tawar. Logam Zn dalam perairan

dipekatkan melalui proses biologi dan kimia-fisika. Bioakumulasi dan biomagnifikasi

merupakan proses biologi yang mampu mengendapkan logam pada tubuh organisme

melalui rantai makanan. Pada proses kimia fisika, logam berat terlarut dan terendap pada

sedimen dan dapat pula terabsorbi pada zat tersuspensi.  Apabila diketahui kadar logam

Zn yang telah melebihi baku mutu, maka perlu dilakukan tindak lanjut dalam mencegah

gangguan yang dapat disebabkan logam Zn (Amriani, 2011).

Logam Seng (Zn) cenderung membentuk ion jika berada dalam air. Ion Seng (Zn)

mudah terserap dalam sedimen dan tanah serta kelarutan logam berat Seng (Zn) dalam air

relatif rendah pada air, logam berat cenderung mengikuti aliran air dan pengaruh

pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan, turut mengakibatkan menurunnya

konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi logam berat pada air akan turut

mempengaruhi konsentrasi logam berat yang ada pada sedimen. Kecenderungan

peningkatan konsentrasi logam berat di sedimen diakibatkan oleh tingginya konsentrasi

logam berat tersebut di air. Selain itu, terdapat parameter-parameter lain yang

berpengaruh dalam kesetimbangan reaksi di sistem perairan, seperti pH, konsentrasi

logam dan tipe senyawanya, kondisi reduksi-oksidasi perairan, dan bilangan oksidasi dari

logam tersebut (Sunti.,dkk, 2012).

Adanya aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, limbah pertanian yang banyak

menggunakan pupuk pestisida, peningkatan aktivitas di industri serta adanya aktivitas

pembuangan limbah domestik lain yang mengandung logam berat Seng (Zn). Air limbah

industri air yang dihasilkan oleh industri, baik akibat proses pembuatan atau produksi

31
yang dihasilkan industri  tersebut  maupun  proses  lainnya. Limbah non domestik adalah

limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi,

dan sumber-sumber lain (Husni dan Esmiralda, 2011).

b.  Tingkat Pencemaran

Seng merupakan bahan toksik yang dapat mengganggu ekosistem di perairan.

Berdasarkan hasil penelitian di perairan Sulawesi Tenggarara didapatkan hasil kadar Zn

perairan P. Kabaena berkisar antara 0,006-0,008 ppm dengan rerata 0,0066 ppm, di P.

Muna antara 0,005 - 0,006 ppm dengan rerata 0,0056 ppm, dan di P. Buton antara 0,005-

0,006 ppm dengan rerata 0,0052 ppm. Data ini menunjukkan bahwa secara rerata perairan

P. Kabaena lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Zn. Kadar normal

Zn dalam air laut adalah 2,0 ppb atau 0,002 ppm [12]. Kadar Zn ini lebih tinggi dari kadar

normal Zn yang ada dalam air laut, demikian juga bila dibandingkan dengan  Nilai

Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Baku Mutu Air Laut [8] untuk kepentingan

biota laut yakni 0,005 ppm. Dengan demikian berdasarkan hasil pengukuran kadar Zn,

kualitas perairan ini termasuk kategori jelek untuk kehidupan biota laut.

c.  Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Seng (Zn)

Menurut Tahir (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas, meliputi :

1. Faktor yang terkait dengan pemaparan; bagi suatu bahan kimia metabolit atau produk

konversinya, untuk dapatmenimbulkan respon buruk atau memiliki dampak toksik

padaorganisme perairan maka senyawa/bahan kimia tersebut harusberada dalam posisi

kontak dan bereaksi dengan reseptor yang tepatpada organisme, dengan konsentrasi

yang cukup tinggi dan durasikontak yang cukup lama. Konsentrasi dan waktu

pemaparan yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan dampak atau respon buruk

32
bervariasi menurut jenis bahan kimia, spesies organisme dan tingkat keparahan

dampak yang ditimbulkan. Dalam pendugaan dampak toksik bahan kimia, faktor-

faktor yang nyata terkait dengan pemaparan adalah: jenis, durasi, frekuensi pemaran

dan konsentrasi bahan kimia. Organisme perairan dapat terpapar pada bahan kimia

yang terdapat dalam air, sedimen dan bahan-bahan makanan. Bahan kimia hidrofilik

(larut dalam air) lebih tinggi tingkat ketersediaannya dibanding dengan bahan kimia

hidrofobik (sulit larut dalam air).

2. Faktor yang terkait dengan organisme: spesies memiliki tingkat kerentanan yang

berbeda terhadap bahan kimia. Perbedaan kerentanan ini diduga disebabkan oleh

beberapa hal seperti: perbedaan aksesibilitas toksikan terhadap organisme dimana

beberapa spesies tertentu memiliki kemampuan untuk secara efektif mengeluarkan 

bahan  toksik  dalam  waktu  singkat  (contoh: mekanisme penutupan cangkang dan

kemampuan melakukan anaerob pada kerang/bivalvia). Selain itu, laju dan pola

metabolisme dan ekskresi dapat mempengaruhi tingkat kerentanan disebut. Hal lain

yang mempengaruhi tingkat kerentanan organism terhadap toksikan adalah faktor

genetis, bahan makanan, serta kesehatan dan nutrisi/gizi organisme. Faktor usia atau

stadia perkembangan organisme juga menentukan tingkat kerentanan (vulnerability),

yang disebabkan oleh perkembangan mekanisme.

3. Faktor-faktor lingkungan eksternal: toksisitas bahan kimia dap dipengaruhi oleh

lingkungan eksternal organisme yang terkait erat dengan ketersediaan bahan kimia

dalam media air seperti DO, pH, suhu dan bahan padat terlarut.

4. Faktor-faktor yang terkait dengan bahan kimia. Ketidak murnian (impurities) suatu

bahan kimia dijumpai dari batch-batch yang dihasilkan oleh produsen yang berbeda.

33
Hal lain yang patut dicatat adalah perbedaan tingkat kelarutan, tekanan penguapan 

dan pH, karena faktor-faktor ini secara jelas mempengaruhi ketersediaan, persistensi,

transfromasi dan bentuk/nasib akhir bahan kimia

d.  Efek Toksik pada Organisme & Ekosistem

1. Bagi Kesehatan

Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan

dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia

dewasa mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada

dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng

ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan rambut,

sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut. Di dalam

darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan dalam sel

darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum berikatan dengan albumin

atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah terdapat 900 ml seng dan

dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng. Seng terlibat pada lebih dari 90 enzim

yang hubungannya denga metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi/sintesis

protein, sintesis asam nukleat, biosintesis heme, transpor CO2 (anhidrase karbonik)

dan reaksi-reaksi lain.

Pengaruh yang paling nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan pemeliharaan

kulit, pankreas dan organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan testosteron

menjadi dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas, seng ada hubungannya dengan

banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk pencernaan.

34
Dosis konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan

muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi.

Suplemen seng (Zn) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan

disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng (Zn) (Almatsier, 2001 dalam Anonim,

2010). 

Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas

memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-

oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn.

Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn

dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absorpsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi

Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai

bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme

homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam

hati(Widowati et al, 2008).Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat

menyebabkan hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi

metabolisme dalm perkembangan mesoderm untuk rangka.

Konsumsi Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas

Zn bisa bersifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan

penurunan kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta

pengurangan kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang

dilaporkan karena seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang

setelah 30 menit berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50

mg Zn bisa mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-

35
150 mg/ hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam

jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60 mg/

hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan

defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa

menggangu ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa

mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn

berlebih akan menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati

et al, 2008).

Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan

invertebrate, dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit

tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi debu

Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).

Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan

minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas

akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama

suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa

mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al,

2008).

2.  Bagi lingkungan

Produksi seng dunia masih meningkat. Ini pada dasarnya berarti bahwa semakin

banyak seng berakhir di lingkungan. Air tercemar dengan seng, karena adanya jumlah

besar dari seng dalam air limbah tanaman industri. Air limbah ini tidak dimurnikan

36
memuaskan. Salah satu konsekuensi adalah bahwa sungai tercemar penyetoran seng-

lumpur di bank mereka. Zinc juga dapat meningkatkan keasaman air.

Beberapa ikan dapat terakumulasi seng dalam tubuh mereka, ketika mereka tinggal

di seng-saluran air yang terkontaminasi. Ketika seng memasuki tubuh ikan ini ia mampu

bio memperbesar sampai rantai makanan. Jumlah besar seng dapat ditemukan di tanah.

Ketika tanah lahan pertanian yang tercemar dengan seng, hewan akan menyerap

konsentrasi yang merusak kesehatan mereka. Larut dalam air seng yang terletak di tanah

dapat mencemari air tanah.

Seng tidak bisa hanya menjadi ancaman bagi ternak, tetapi juga untuk spesies

tanaman. Tanaman sering memiliki serapan seng yang sistem mereka tidak dapat

menangani, karena akumulasi dari seng di tanah. Pada tanah yang kaya seng hanya

sejumlah terbatas tanaman memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Itulah sebabnya

tidak ada banyak keanekaragaman tanaman di dekat pabrik-pabrik membuang seng.

Karena efek pada seng tanaman merupakan ancaman serius terhadap produksi lahan

pertanian. Meskipun ini mengandung seng pupuk masih diterapkan. Akhirnya, seng

dapat mengganggu aktivitas dalam tanah, karena pengaruh negatif aktivitas

microrganisms dan cacing tanah. Rincian materi organik serius dapat memperlambat

karena hal ini.

e. Kadar Batas Aman

Beberapa ketentuan/peraturan tentang batasan nilai kandungan seng pada suatu bahan

berbagai lembaga maupun instansi yang berwenang sebagai berikut :

1. Berdasarkan pada Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kandungan seng dalam makanan

maksimum 0,001 ppm . kadar aman dalam tubuh manusia 2-3 gram. Kandungan Zn di

37
dalam lingkungan air (misalnya yang terabsorp oleh alga) dapat mempengaruhi

kesehatan bila terdapat dalam jumlah yang berlebih. Keberadaan Zn dalam lingkungan

berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1971 yaitu sebesar 5 ppm

sedangkan batas maksimal yang diperbolehkan adalah 15 ppm (Buckle, 1987).

2.  Menurut Permenkes standar seng dalam air minum maksimum yang diperbolehkan

adalah  15  mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah pada konsentrasi yang tinggi

antara 300—360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik seperti diare yang berat,

keram perut dan muntah. Suatusumber air minum yang mengandung Zn 26,6 mg/l tidak

berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air minum dengan badar Zn 30,8 mg/l sudah

menyebabkan mual dan mabuk. Dari  segi estetika air yang mengandung Zn 30 mg/l

akan tampak seperti susu dan bila direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada

permukaan airnya (Suprijanto dan Agustina, 1988).

3. Nilai Ambang Batas Zn dalam sedimen untuk kehidupan biota adalah 271 ppm. Kadar

logam berat Zn yang terdapat dalam sedimen yang tidak terkontaminasi paling rendah

adalah sebesar 0.01 ppm. Zn juga bersifat racun dalam kadar tinggi, namun dalam kadar

rendah dibutuhkan oleh organism sebagai ko-enzim.

4.  Baku mutu parameter logam untuk biota laut (menurut KepMen LH 51 tahun 2004)

Seng (Zn) adalah 0,05 mg/l. Baku mutu parameter logam untuk pelabuhan (menurut

KepMen LH 51 tahun 2004) Seng (Zn) adalah0,05 mg/l. Baku mutu parameter logam

untuk wisata bahari (menurut KepMen LH 51 tahun 2004) (Zn) adalah 0,095 mg/l

38
TIPS UNTUK MEWASPADAI PAPARAN LOGAM BERAT :

 Batasi konsumsi makanan yang berasal dari perairan yang menjadi tempat pembuangan
limbah.
 Jauhkan termometer merkuri dari jangkauan anak-anak
 Kurangi penggunaan bensin yang menggunakan TEL
 Berhati-hati dalam menangani pecahan termometer
 Selalu mencuci tangan setelah bekerja atau sebelum makan

Glosari

Bagian Persejuta (bpj)ataupart per million(ppm) adalah cara untuk menyatakan konsentrasi
suatu zat atau campuran dalam miligram per kilogram atau miligram per liter medium.

39
1. Bahaya (hazard)adalah kapasitas yang melekat pada bahan atau campuran untuk
menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan atau lingkungan pada kondisi paparan
tertentu.
2. Paparan (exposure)adalah suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang yang
berinteraksi atau kontak dengan agen risiko.
3. Risiko (Risk)adalah probabilitas terjadinya efek merugikan akibat paparan suatu bahan
kimia terhadap manusia atau lingkungan
4. Senyawaadalah zat yang tersusun atas atom-atom dari dua atau lebih unsur yang terikat
secara kimiawi dalam perbandingan yang tetap.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suatu perairan yang tercemar oleh limbah baik itu limbah organik maupun limbah

anorganik. Limbah – limbah tersebut dapat memberikan dampak bagi ekosistem dan biota

didalam perairan tersebut maupun bagi kesehatan manusia.

B. Saran

Bagi industri – industri yang menggunakan limbah rumah tangga tersebut sebaiknya

limbah tersebut diolah terlebih dahulu sebelum limbah tersebut dibuang ke perairan agar

perairan tersebut tidak tercemar.

40
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fasmi.2012. Tingkat Pencemaran Logam Berat Dalam Air Laut Dan Sedimen Di

Perairan Pulau Muna, Kabaena, Dan Buton Sulawesi Tenggara. Stasiun Penelitian

Lapangan, Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.

Elisabet ratnawati sunarko, 2009. Penuntun kandungan logam pada kerang hijau dengan metode

analisis aktivasi neuron komparatif

KMNLH, 2004. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara

Kependudukan Lingkungan Hidup 2004. Keputusan Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup. Kep-51/MNLH/200. Sekretariat Negara, Jakarta.

41
Lala, Faraht. 2012. Makalah Toksikologi Cadmium (Cd). Diakses melalui :

http://tralalaikrima.blogspot.co.id/2012/04/makalah-toksikologi-tentang-kadmium-

cd.html

Mardihasbullah Evan , Idris Muhammad, Sabilu Kadir .2012. Akumulasi Nikel (Ni) Dalam

Darah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) yang Dibudidayakan di Sekitar Area

Tambang. Jurnal mina laut Indonesia . I (1) 2012 : 84-92 . Universitas Haluoleo

Kampus Hijau Bumi Tridharma Kendari

Palar,heryanto.1994.Pencemaran dan Toksikologi Logam berat. Jakarta : Rineka Cipta

Pardede, Dinarti. 2015. Makalah Ekotoksitologi. Program Studi Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Diakses melalui: http//

http://dinartapardd35.blogspot.co.id/2015/05/logam-berat-zn-di-perairan.html

Sunarya, yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/01/pengertian-sifatjenis-komponen-daya-

hantar-listrik-dan-contoh-larutan.html?m=0

Yaqin khusnul , Suwarni , Umar Tauhid .n/d . Status Pencemaran Logam Di Peraian Kabupaten

Bantaeng , Sulawesi Selatan . Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan,

Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kadmium

42
43

Anda mungkin juga menyukai