Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH KIMIA UMUM

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

DISUSUN OLEH :
PUAN AZURA SIAHAAN (4173141054)
BIOLOGI DIK - E / 2017
DOSEN PENGAMPU

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Critical Book Report yang berjudul “sifat
larutan” selesai tepat pada waktunya.
Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia umum
serta untuk membantu pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang materi. Critical
Book Report ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Critical Book Report ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan guna penulisan Critical Book Report selanjutnya yang lebih baik lagi.
Semoga Critical Book Report ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………... 1

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….. 2

Bab I : Pendahuluan ……………………………………………………………………... 3

1.1 Latar belakang ……………………………………………………………………... 3


1.2 Rumusan ……………………………………………………………………………3
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………... 3
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………………. 3

Bab II : Identitas Buku………………………………………………………………... 4

Bab III : Ringkasan Buku…………………………………………………………….. 5

Bab IV : Kelebihan dan Kelemahan dari Buku……………………………………... 9

Bab V : PENUTUP ………………………………………………………………………. 10

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………... 10


5.2 Saran ………………………………………………………………………………. 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Melakukan Report terhadap sebuah jurnal merupakan kegiatan
mendeskripsikan atau menjelaskan bagian isi buku dan mengetahui bagian isi buu
tersebut mengenai kelebihan dan kekurangan isi buku, dan bagaimana isi jurnal
tersebut dapat mempengaruhi pola fikir dan pola pemahaman kita terhadap suatu
kajian atau masalah tertentu.
Selain itu dengan adanya kegiatan Reprot ini mahasiswa akan dilatih untuk
berfikir dan bertindak secara kritis dan sistematis dalam menghadapi suatu
permasalahan yang ada. Dan dengan kegiatan Report ini mahasiswa dapat
membandingkan suatu pernyataan dalam buku tersebut dengan beberapa pernyataan
menurut para ahli dalam beberapa jurnal lainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah sebagai penyelesaian tugas
mata kuliah kimia umum, untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
identitas jurnal, ringkasan buku secara umum, analisis isi buku yang dilakukan
dengan cara membandingkan isi buku tersebut dengan buku lain serta mengulas
kelebihan dan kekurangan isi buku baik dari segi sisitematika penulisan, maupun
aspek ruang lingkup isi buku itu sendiri. Dan tujuan lainnya dalam penulisan Critical
Book Report ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
memandang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda dan untuk
menguatkan pemahaman mahasiswa atas apa yang sudah diperolehnya.
Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal ini, melatih
diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada dalam jurnal serta
membandingkan isi jurnal satu dengan yang lain.
1.3 Manfaat
Untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah kimia umum dan
membantu pembaca untuk mengetahui cara berfikir kritis dengan melakukan
penelitian, sehingga mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.

3
BAB II
IDENTITAS BUKU

Buku 1
Judul Buku : Gas, larutan, dan penerapan kimia praktis
Penulis : Heri wibowo, M.T.
Penerbit : Pusat pebukuan
Tahun Terbit : 2005
Kota Terbit : Yogyakarta

Buku 2
Judul Buku : Kimia fisika 2
Penulis : Dra. Fitri khoerunnisa, M.Si
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2005
Kota Terbit : Jakarta

Buku 1 Buku 2

4
BAB III
RINGKASAN BUKU

Buku 1

Larutan Elektrolit
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bukan logam yang dalam keadaan cair (ber bentuk
larutan) dapat dilalui listrik. Daya hantar listrik terjadi karena elektrolit terurai menjadi
bagian-bagian bermuatan listrik yang disebut ion. Ion positif disebut kation dan ion negatif
disebut anion. Contoh kation : ion logam dna ion hidrogen. Contog anion :ion sisa asam
danion hidroksil. Bahan yang termasuk elektrolit yaitu bahan asam, basa atau garam. Ketiga
bahan ini kalau dilarutkan dalam air akan bersifat elektrolit. Elektrolit dibagi dua berdasar
kekuatan menghantarkan arus listriknya.
1) Elektrolit kuat : elektrolit yang dalam keadaan larutannya mudah terurai menjadi ion-
ion. Misal : NaCl asam sulfat, NaOH dan lain sebagainya.
2) Elektrolit lemah : elektrolit yang dalam keadaan larutannya hanya sebagian kecil saja
yang terurai menjadi ion-ion. Misal : asam cuka, kalsium hidroksida dan lain-lain.

Larutan Asam
Asam adalah senyawa yang akalu dilarutkan dalam air akan memberikan larutan yang berifat
asam. Sifat asam yang lain yaitu :
1) Mengandung atom H, dandl keadaan larutan akan memberikan ion H+.
2) Dapat mengubah warna kertas lakmus menjadi merah, makin merah warna kertas
lakmus maka makin kuat asamnya.
3) Tidak merubah warna indikator pnenol-phtaline.
4) Bereaksi dengan logam memberikan gas hidrogen
5) Bereaksi dengan garam-garam karbonat dengan memberikan gas CO2.
6) Asam dapat berbentuk gas, cair atau padat HF, Abr, HCl, HCN berbentuk gas HNO3,
H3PO4 berbentuk cair H3AsO3, H3ASO4, H2SiO3 berbentuk padat
7) Semua asam mudah larut dalam air kecuali H2S, H2SiO3, H3SbO4
8) Beberapa asam tidak kekal mudah terurai bila kena panas. H2CO3 ---- H2O +
CO2H2SO3 ---- H2O + SO2. HNO2 ---- H2O + NO + NO2
9) Asam – asam yang tidak beroksigen tidak mempunyai oksida dan asam dan diberi
nama dengan akhiran-ida

Larutan Basa
Basa adalah suatu senyawa yang terdiri dari satu atom logam dans atu atau beberapa gugus
hidroksil (OH) yang banyaknya sesuai dengan valensi logam yang bersangkutan.
Contoh :
1) Na bervalensi 1, maka rumus basanya NaOH

5
2) Ca bervalensi 2, maka rumus basanya Ca(OH)2
3) Al bervalensi 3, maka rumus basanya Al(OH)3
Umumnya basa terdiri dari ion logam walau ada yang bukan logam, misalnya
NH4OH. Gugus NH4 disebut gugus amonium dana bersifat sebagai logam bervansi
satu.
Beberapa sifat basa :
1) Semua basa berbentuk pada kecuali NH4OH berbentuk cair
2) Larutan basa dalam air bersifat basa atau alkalis yang kalau dijilat terasa seperti sabun
3) Larutan basa mengubah warna kunir dari kuning menjadi merah.
4) Mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru
5) Basa merusak kulit, teristimewa berbahay kalau kena mata
6) Keasaman basa terlihat dari banyaknya jumlah gugus OH yang terdapat dalam satu
molukul.
Contoh :
Basa berasam 1 : NH4OH, NaOH, KOH, LiOH dan lain-lain
Basa berasam 2 : Mg(OH)2, Ca(OH)2, Mn(OH)2, dan lain-lain
Basa berasam 3 : Al(OH)3, Cr(OH)3, Fe(OH)3, dan lain-lain
7) Semua basa sukar larut dalam air kecuali NaOh, KOH, NH4OH, Ba(OH)2, Sr(OH)2,
Ca(OH)2.

Buku 2
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu larutan
terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak biasanya
disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak
mutlak. Bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung pada keperluannya,
tetapi di sini akan digunakan pengertian yang biasa digunakan untuk pelarut dan terlarut.
Campuran yang dapat saling melarutkan satu lama lain dalam segala perbandingan
dinamakan larutan „miscible'. Udara merupakan larutan miscible. Jika dua cairan yang tidak
bercampur membentuk dua fasa dinamakan cairan “immiscible”.Suatu larutan sudah pasti
berfasa tunggal. Berdasarkan wujud dari pelarutnya, suatu larutan dapat digolongkan ke
dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat terlarut dalam ketiga fasa larutan tersebut juga
dapat berupa gas, cair ataupun padat. Campuran gas selalu membentuk larutan karena semua
gas dapat saling campur dalam berbagai perbandingan.
Dalam larutan cair, cairan disebut “pelarut” dan komponen lain (gas atau zat padat) disebut
“terlarut”. Jika dua komponen pembentuk larutan adalah cairan maka komponen yang
jumlahnya lebih besar atau strukturnya tidak berubah dinamakan pelarut. Contoh, 25 gram
etanol dalam 100 gram air, air disebut sebagai pelarut, sedangkan etanol sebagai zat terlarut,
sebab etanol lebih sedikit daripada air. Contoh lain adalah sirup, dalam sirup, gula pasir
merupakan komponen paling banyak daripada air, tetapi gula dinyatakan sebagai zat terlarut

6
dan air sebagai pelarut, sebab struktur air tidak berubah, sedangkan gula berubah dari padat
menjadi cairan.
JENIS-JENIS LARUTAN
1. Larutan Ideal dan Non-Ideal
Dalam suatu sistem, atom-atom, ion-ion, dan molekul-molekul nyata saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga perilakunya sukar diramalkan secara tepat. Akibat kesukaran
meramalkan perilaku zat nyata menimbulkan cara atau model yang dapat menjelaskan prilaku
secara teoritis, dinamakan hukum ideal. Oleh karena itu, muncul istilah larutan ideal, sebagai
upaya untuk menjelaskan keadaan sistem dari larutan nyata.Molekul-molekul gas ideal
dipandang sebagai molekul-molekul bebas yang tidak berantaraksi satu sama lain. Dalam
larutan cair pendekatan keidealan berbeda dengan gas ideal. Dalam larutan ideal partikel-
partikel pelarut dan terlarut yang dicampurkan berada dalam kontak satu sama lain.
Pada larutan ideal dengan zat terlarut molekuler, gaya antaraksi antara semua partikel pelarut
dan terlarut setara. Dengan kata lain, dalam larutan ideal,misalnya zat A dan zat B, gaya
antarpartikel: A-A; A-B atau B-B adalah sama. Benzen dan toluen memiliki gaya antaraksi
mendekati sama sehingga jika dicampurkan akan mendekati larutan ideal.
2. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Dalam larutan cair, zat padat dapat berada dalam bentuk ion-ionnya maupun molekulernya.
Jika NaCl terlarut dalam air, ion Na+dan ion Cl masing-masing terhidrasi dalam air, dan
ion-ion yang terhidrasi itu secara bebas dapat bergerak ke seluruh medium larutan. Akan
tetapi apabila glukosa atau etanol larut dalam air, zat-zat tersebut tidak berada dalam bentuk
ioniknya melainkan dalam bentuk molekulernya. Zat-zat yang di dalam air membentuk ion-
ion dinamakan zat elektrolit, dan larutan yang dibentuknya dinamakan larutan elektrolit.
Secara eksperimen larutan elektrolit dapat diketahui dari sifatnya, misalnya dapat
menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang tergolong elektrolit, yaitu asam, basa, dan garam.
Zat-zat seperti etanol dan glukosa yang di dalam pelarut air membentuk molekuler
dinamakan non-elektrolit, dan larutan yang dibentuknyadinamakan larutan non-elektrolit.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen, tetapi jika dilarutkan ke dalam air
akan terurai menjadi ion-ionnya.
3. Larutan Jenuh, Tak Jenuh, dan Lewat Jenuh
Kepekatan larutan secara kualitatif sering juga diungkapkan dengan istilah jenuh, tak jenuh,
dan lewat jenuh. Larutan jenuh dari zat X adalah larutan yang di dalamnya terdapat zat X
terlarut berada dalam kesetimbangan dengan zat X yang tidak larut. Untuk membuat larutan
jenuh NaCl dalam air pada 25°C, kita harus menambahkan NaCl berlebih ke dalam air dan
mengaduknya terus sampai tidak ada lagi NaCl yang melarut. Larutan jenuh NaCl pada 25°C
mengandung 36,5 gram NaCl per 100 gram air. Penambahan NaCl berikutnya ke dalam
larutan jenuh NaCl tidak akan mengubah konsentrasi larutan. Larutan tak jenuh mengandung
zat terlarut dengan konsentrasi lebih kecil daripada larutan jenuh. Larutan NaCl pada 25°C
yang mengandung NaCl kurang dari 36,5 gram disebut larutan tak jenuh. Dalam larutan tak
jenuh belum dicapai kesetimbangan antara zat terlarut dan zat yang tidak larutnya. Jika zat
terlarut ditambahkan ke dalam larutan maka larutan mendekati jenuh.

7
8
BAB IV
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DARI BUKU

A. KELEBIHAN BUKU
1. Pada awal bab terdapat ulasan mengenai defenisi-defenisi dari materi
pelajaran.
2. Pada buku tersebut terdapat ulasan secara rinci mengenai materi-materi pada
sub bab nya.
3. Pada buku 1 dan 2 tersebut juga terdapat penjelasan yang menggunakan table
dan contoh sehingga para pembaca mudah mengetahui materi tersebut dan
table tersebut.
4. Dalam buku ini terdapat sumber pustaka yang diperoleh dari banyak sumber
yang dapat dijadikan sebagai acuan referensi

B. KELEMAHAN BUKU
1. Pada buku tersebut tidak terdapat kesimpulan dari seluruh materi atau pun
rangkuman dari setiap babnya.
2. Pada sampul buku yang tidak menarik.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Hasil report dari kedua buku dapat disimpulkan bahwa kedua buku tersebut
sudah bagus, masalah yang diangkat mengenai sifat larutan cukup menarik untuk
dipelajari, kedua buku sudah dapat dijadikan sebagai literatur yang mendukung
pembelajaran dalam materi sifat kelarutan karena sifatnya larutan yang sudah
dilakukan penelitian langsung oleh para peneliti sehingga ilmu yang didapatkan lebih
valid dari pada ilmu dari artikel artikel situs web. Adapun beberapa kekurangan dari
kedua buku yang tidak fatal sehingga buku tersebut dikategorikan sudah bagus.

5.2 SARAN

Dari kedua buku tersebut ada kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi lebih
bisa ditingkatkan lagi kualitas dari masing-masing buku agar berdampak baik juga pada
pembaca. Dan juga jika kami keliru dalam hal penulisan tugas, kami mohon koreksinya
dari ibu dosen pengampu tugas ini.

10

Anda mungkin juga menyukai