Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INTEGUMEN

STUKTUR KULIT

Kulit memberikan penghalang fisik dan kimia antara lingkungan luar dan
jaringan dalam tubuh1. “Fungsi barrier” ini sangat penting untuk melindungi jaringan
di bawahnya dari patogen, bahan kimia, dan paparan lingkungan2. Secara struktural,
kulit terdiri dari dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. (lihat gambar)

Gambar 1.1
Secara struktural kulit terdiri atas dua lapisan utama
www.lpi.oregonstate.edu

A. EPIDERMIS
Epidermis manusia terdiri dari lapisan terluar dari sel-sel kulit, mulai dari 0,1
mm sampai 0,6 mm, tergantung pada lokasi pada tubuh 4, merupakan lapisan teratas,
bertanggung jawab untuk banyak fungsi penghalang kulit, dan tersususn atas jaringan
epitel. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel skuasoma bertingkat yang mengalami
keratinisasi; jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah; dan sel-selnya sangat rapat.
Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditentukan pada telapak tangan dan telapak
kaki yang mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan sebagai berikut:
a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada
jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat
berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian karena
sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian
penghubung intraselular yang disebut desmosom.
c. Stratum granulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan
granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan keratin.
1) Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan kulit
yang terbuka.
2) Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur rendah,
berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.
3) Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel berdisintegrasi
menyebabkan kematian sel.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak
bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan 4 – 7 lapisan sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis atas, terdiri dari 25 – 30 lapisan sisik
tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan yang melapisi seluruh tubuh, kecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum.
1) Permukaan terbuka dari stratum korneum mengalami proses pergantian ulang yang
konstan atau deskuamasi.
2) Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui pembelahan
sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke atas, ke arah permukaan, mengalami
keratinasi, dan kemudian mati. Dengan demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka
ditutup oleh lembaran sel epidermis mati.
3) Keselurahan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15 sampai 30
hari5.

Gambar 1.2
Lima lapisan epidermis kulit
Materi Integumen
B. DERMIS
Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada di bawahnya6. Dermis dipisahkan dari lapisan
epidermis dengan adanya membran dasar, atau lamina. Membran ini tersusun dari
dua lapisan jaringan ikat5.
a. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan
penghubung yang longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis,
banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan
mikroorganisme yang menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai
pelindung. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini
berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman
nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.

Gambar 1.3
Ilustrasi Lapisan Papilari

b. Lapisan Retikular, Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung
padat dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak
terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama
lain menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan
membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari
lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari:
1) Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel
rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang jenis kulit berminyak maka
sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya
tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga
terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi
(pemindahan) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada
gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat).
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat mengatur penguapan untuk
mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat yang kita kenal dengan keringat
dan membuang sisa metolisme tubuh sebagian besar terdiri dari garam dan urea,
bahkan bila kita mengalami gangguan pencernaan seperti obstipasi & konstipasi yang
menyebabkan pengeluaran feces atau BAB terganggu maka tubuh akan berupaya
membuang sisa-sisa metabolisme tubuh melalui kelenjar keringat yang ada di
permukaan kulit, akibatnya kulit wajah kita tidak tampak segar justru cenderung
kusam. Kembali lagi ke produksi kelenjar keringat rata-rata 10 liter perhari keringat
di produksi oleh tubuh dan dikeluarkan melalui 2-3 juta pori-pori yang ada
dipermukaan tubuh.
3) Pembuluh darah Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang
memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting
lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas
mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh
darah bila kita berada dilingkungan yang hangat, agar tubuh dapat kehilangan panas,
bayangkan bila anda berada dilingkungan yang panas bersuhu 35˚C padahal hasil
metabolisme tubuh anda sendiri dapat menghasilkan panas sampai dengan 37˚, bila
tidak ada mekanisme pengaturan oleh pembuluh darah sudah pasti kita akan terbakar.
Sebaliknya bila kita berada dilingkungan dingin maka pembuluh darah akan
mengerut atau vasokonstriksi, sehingga panas tubuh tidak keluar atau untuk menahan
panas, dan tentu saja membuat kita tetap bertahan dicuaca dingin. Sering sekali
pembuluh darah yang ada dilapisan dermis mengalami gangguan atau hambatan hal
ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap suplay nutrisi untuk sel kulit dan pasti
akan mempengaruhi regenerasi sel kulit, pemilihan produk perawatan wajah dan
kosmetik yang paling baik harus mempunyai kemampuan menembus lapisan kulit
sampai kelapisan dermis, karena disinilah banyak pembuluh darah yang memberi
nutrisi dan menjaga keseimbangan proses regenerasi kulit, bila kosmetik hanya
mampu bekerja dilapisan epidermis maka itu tidak banyak memperbaiki keadaan
kulit wajah, karena bekerja dilapisan sel kulit mati yang sudah pasti akan terangkat
dalam hitungan hari sehingga dengan cepat kulit wajah terlihat kembali kusam, dan
jangan lupa sifat kulit terutama lapisan tanduk impermeable artinya selektif dalam
memilih senyawa-senyawa tertentu untuk dapat masuk kelapisan lebih dalam, tidak
semua produk perawatan wajah memiliki senyawa yang mampu menembus lapisan
ini.
4) Serat elastin dan kolagen, Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan
pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen.
Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada
berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini
dihasilkan oleh sel-sel dalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen
diproduksi dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk
memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan
pola rata yang saling menyilang. Kolagen merupakan protein yang paling berlimpah
di dalam tubuh dan komponen utama jaringan tubuh serta tulang. Protein yang kaya
silicon merupakan mineral yang membentuk molekul-molekul kompleks yang
panjang dan cocok bagi bagian-bagian tubuh yang harus kuat tetapi lentur. Kolagen
bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan elastin yang memberikan
elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama menentukan derajat
kelenturan dan tonus pada kulit. Bahan utama pembentuk kolagen adalah sulfur
(sumber utama dari makanan produk pangan dari laut) dan vitamin. Apasih perbedaan
serat Elastin dan kolagen, serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin dan lentur
sementara kolagen yang memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan
kolagen itu sendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit
mengalami kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit. Ketika kulit menjadi kurang
elastis, maka kulit juga menjadi lebih kering, jaringan lemak dibawah kulit mulai
berkurang, akibatnya kulit menjadi kendor. Kulit mungkin menjadi gatal ketika kulit
bertambah kering. Kecepatan dan saat terjadinya proses ini pada berbeda pada
seseorang bila dibandingkan dengan orang lain. Karena elastin dan kolagen berada
dilapisan dermis maka produk perawatan wajah yang kita gunakan dipastikan yang
mampu masuk kelapisan dermis dan mampu merangsang pembentukan elastin dan
kolagen baru atau mampu memperbaiki struktur kolagen, antara lain dengan
kandungan vitamin C.
5) Folikel Rambut, Merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut.
6) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh, Syaraf-syaraf yamg membuat kita peka dan
dapat merasakan nyeri atau sakit bila ada sesuatu yang mencederai kulit juga syaraf-
syaraf yang berfungsi memberi rasa sentuhan pada kita sehingga kita dapat
merasakan panas, dingin, meraba benda dan lain-lain.
Gambar 1.4
Struktur Dermis Kulit
Pearson Education, Publising as Benjamin Cummings
Sumber: biomech.byu.edu
Selain dua lapisan utama tersebut, terdapat pula Lapisan Subkutan atau
Hipodermis (fasia superfisial) mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ
yang terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam,
bergantung pada area tubuh dan nutrisi, serta berisi banyak pembuluh darah dan
ujung saraf .
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat
dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan
bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial
menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang
berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan
dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu
tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak
jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian
yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area
tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel
lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam
pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.

FUNGI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi ( perlindungan
), absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D.
A. Kulit sebagai Pelindung (Proteksi)
Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap
bagian lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti :
1. Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat
seperti batu bata di permukaan kulit.
2. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi,
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
3. Sebum yang berminyak yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi untuk
membunuh bakteri di permukaan kulit. Dengan adanya sebum ini, bersamaan dengan
ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
4. Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-
sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Pigmen melanin merupakan
lapisan kulit yang berfungsi sebagai pemberi dan perubahan warna kulit. Untuk itu
pakailah Hand Body Lotion untuk mencegah kulit dari pancaran sinar matahari,
karena pigmen kulit mudah sekali berubah.
5. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama
adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian
ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin
dan sel Langerhans.
B. Fungsi Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik
dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk
larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
C. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari
dalam tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang dimiliki,
yakni kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
1. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
2. Kelenjar Keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 ml air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Bagi seorang yang bekerja
dalam ruangan mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif bekerja di luar ruangan akan menghasilkan kelenjar keringat yang lebih terbuka
sehingga keringat yang dikeluarkan lebih banyak dari mereka yang bekerja di dalam
ruangan. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan
protein yaitu amoniak dan urea.
D. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut
lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
E. Fungsi sebagai Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui
dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh.
F. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari
traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Tubuh memang mampu menghasilkan vitamin D dengan sendirinya tetapi
masih belum mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara menyeluruh sehingga
pemberian vitamin D secara buatan atau yang dapat diperoleh dari sumber makanan,
buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin D masih tetap
diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

RESEPTOR-RESEPTOR PADA KULIT.


Kulit merupakan bagian tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan. Rangsangan
yang datang menuju kulit akan diterima oleh suatu reseptor khusus. Rangsangan itu
dapat berupa sentuhan, tekanan lemah, tekanan keras, panas, dingin, rasa sakit,
gerakan, maupun getaran. Sentuhan, tekanan lemah, gerakan, dan getaran diterima
oleh reseptor khusus yang disebut mekanoreseptor. Rasa sakit dapat kita rasakan
karena adanya noiseptor. Sedangkan suhu panas dan dingin direspon oleh
termoreseptor. Termoreseptor juga berperan mengatur fungsi suhu tubuh dengan cara
mendeteksi suhu permukaaan yang bagian dalam. Mekanoreseptor dan noiseptor
terletak pada lapisan epidermis. Sementara rangsangan berupa panas, dingin dan
tekananan kuat direspon oleh lapisan dermis. Ada juga reseptor yang berada pada otot
rangka dan tendon yang disebut posprioseptor. (lihat gambar)
Gambar 1.5
Pemetaan Reseptor pada Kulit

A. Korpuskula Pacini : tekanan


Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak
tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan
genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang,
karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga
telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak
mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat
(terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal
pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang
dalam.
B. Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir
saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena
mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas,
bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau
kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
C. Korpuskula Krause : dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan
genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini
berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat
bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel
schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor
yang peka terhadap dingin.
D. Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada
ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak
lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40
mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang
menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel
gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan
serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin
maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang
dua titik yang letaknya berdekatan).
E. Korpuskula Ujung Saraf terbuka: rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada
banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat
akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf
bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum
berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah
serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan,
sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima
perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang
serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis
berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir sarafmembentuk
badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).Badan ini merupakan
sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor
badan ini mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan kemungkinan juga gerakan
epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa
beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap
dingin.

STRUKTUR DERIVATE (TURUNAN) JARINGAN KULIT.

Derivat kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur


tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages
kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit.
Menurut cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi dalam
kelenjar merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe merokrin didapatkan
pada hampir seluruh permukaan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki.
Kelenjar keringat tipe apokrin didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar
tipe holokrin pada ternak.
A. Kelenjar
 Kelenjar Sudorifera
Kelenjar sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana berselubung-
selubung yang terletak pada bagian dalam dermis. Kelenjar sudorifera ini terutama
terdapat pada kulit tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari bagian
sekretorikdan bagian exretorik.
Bagian sekretorik merupakan bagian yang letaknya langsung dibawah dermis
dalam jaringan subkutan, bentuk bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas
sel-sel kollumner selapis, susunan tak teratur. Disini inti relatif kecil, sitoplasma
berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar dibanding tebal dinding. Pada kelenjar
kecil epitel langsung menempel pada membrana basalis, sedangkan pada kelenjar
yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian menempel membrana basalis. Sel
mioepitel berbentuk fusiform seperti sel otot berasal dari ektoderm berjalan spiral /
longitudinal. Sel ini dapat berkontraksi untuk pengeluaran keringat.
Bagian exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat. Tubulus berjalan
agak spiral pada dermis kemudian melalui ujung interpapillary pegs menuju ke
epidermis. Dindingnya, pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih
gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun
konsentris. Lumen exkretorik lebih kecil dari lumen sekretorik. Kelenjar keringat
tidak di dapatkan pada dasar kuku, preputium penis dan glans penis.
 Kelenjar Sebasea (lemak)
Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak
tangan dan kaki. Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel
rambut kecuali pada papila mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar
meiboom. Pada kulit hidung lebih banyak kelenjar sebasea dari folikel rambut.
Bentuknya alveoler sederhana atau bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari
beberapa lapis sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan ikat halus.
Sekresi dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari
proliferasi sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi
tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis sel-sel
yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel mengandung
keratohialin. Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar
hancur, membentuk sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak, butir-butir keratohialin,
keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum untuk meminyaki rambut dan permukaan
kulit. Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya
akan melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar
sebasea banyak terdapat di wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan
ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan sebum. Kadar testosteron meningkat pada
pria dan wanita selama pubertas.
B. Rambut
Rambut atau pili ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar
beruparambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, atau tersamar. Rambut
terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam dikulit kepala, alis
dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan menggantikan posisi
rambut vellus diarea ketiak dan pubis sebagai bagian dari karakteristik seksual
sekunder.
Rambut dibagi menjadi:
a. Batang rambut
Terdiri dari sel-sel yang mengandung udara pada rambut putih. Lapisan sel
terluar mengandung keratin.
b. Akar rambut
Bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Akar rambut memiliki
struktur yang sama dengan batang rambut. Disekeliling akar rambut terdapat folikel
rambut yang terdiri dari lapisan epidermis. Ujung folikel membentuk suatu lekukan
disebut papila akar rambut. Papila berisi pembuluh darah yang memberi nutrein pada
rambut yang sedang tumbuh. Papila akar rambut diselaputi oleh satu lapisan sel-sel
germinal yang berfungsi dalam pembentukan sel-sel rambut baru.
Folikel rambut terbentuk karena pertumbuhan ke dalam dari epidermis
sewaktu fetus berumur 4 bulan. Dari folikel ini kemudian tumbuh rambut, mula-mula
terbentuk halus disebutlanugo yang terdapat pada bayi yang baru lahir. Kemudian
lanugo dan rambut-rambut lainnya pada bayi luluh dan diganti dengan rambut-rambut
yang lebih kasar dan kuat.
Pada beberapa tempat tidak terdapat rambut, seperti pada telapak tangan
dan kaki, organ-organ lain seperti bagian tertentu alat kelamin, bibir dan sebagainya.
Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan epitelium yaitu: Kurtikel, lapisan
terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik, korteks, yaitu lapisan tengah
yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini
mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut dan sebuah
medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan
medula buruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.[2]
Warna rambut
Warna rambut tergantung pada pigmen melamin yang dikandungnya.
Melamin terbentuk oleh melanosit yang etrdapat pada lapisan germinal folikel dengan
bantuan enzim tyrosinase.
Pada akar rambut terdapat ujung-ujung dendrit yang melingkar-lingkar, ujung
dendrit ini bertindak sebagai reseptor rasa raba.
Otot penegak rambut
Suatu otot muscullus errector pilli yang menghubungkan akar rambut dengan
papila dermis. Otot ini akan berkontraksi bila kita kedinginan atau merasa takut.
Kelenjar sebacca
Ialah suatu kelenjar yang mensekresikan lemak untuk membasahi rambut dan
kulit. Umunya kelenjar ini bermuara pada akar rambut tetapi dapat juga bermuara
langsung pada kulit; misalnya di bibir.
Pertumbuhan Rambut
Seperti kulit, rambut tumbuh karena lapisan germinal pada akar rambut
bermitosis, sedangkan pada lapisan atas rambut biasanya sudah mati. Umumnya
rambut tumbuh 1 cm/bulan sampai beberapa waktu kemudian istirahat (tidak tumbuh)
dan rontok. Rambut yang rontok diganti oleh rambut-rambut baru. Pertumbuhan
rambut bersifat siklik (siklus)
a. Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat, jika rambut telah
mencapai batas pertumbuhan maksimal
1. Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi suatu massa
keratinisasi menyerupai pentungan yang tetap melekat pada folikel.
2. Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian bawah massa
yang lama, sehingga rambut lama menjadi rontok.
3. Disuatu saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif, sedangkan
10% sisanya beristirahat
b. Rambut dikulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun, dan kemudian
memasuki fase istirahat selama 3 bulan selama rontok
c. Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05 inci/minggu. Sedangkan,
rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu sekitar 7 minggu untuk dapat tumbuh
sepanjang satu inci.
d. Kebotakan adalah suatu detertorasi folikel yang progresif. Prevalensinya lebih besar
pada laki-laki karena memiliki karakteristik pengaruh genetik kelamin yang hanya
akan muncul jika hormon laki-laki ada dalam tubuh.

Warna Rambut
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit /
kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu
(uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit
terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit
kemudian akan terdorong ke atas.
C. Kuku
Kuku ialah kulit yang telah berubah. Merupakan epidermis berbentuk zat
tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari kaki dan jari tangan. Seperti rambut, kuku
dapat tumbuh karena terdapat lapisan germinal pada akar kuku. Pada umumnya kuku
berwarna merah jambu karena warna merah pembuluh darah yang berada di
bawahnya.
Kuku tertanam didalam palung kuku. Dermisnya memuat garis-garis
lekukan dan bukan papil-papil seperti pada kulit. Palung kuku mendapat pelayanan
persarafan berlimpah dan banyak mengandung pembuluh darah. Bagian proximal
kuku terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan bagian paling tipis dalam daerah
ini. Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti setengah bulan,
merupakanawal kuku tumbuh maju. Badan kuku ialah bagian yang tidak dituutp dan
yang dengan kuat terikat dalam palung kuku. Ujung distal kuku bebas dan setiap sisi
dibatasi oleh lipatan kulit.
Warna Rambut
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit /
kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu
(uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit
terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit
kemudian akan terdorong ke atas.

LATIHAN
1. Apa saja fungsi dari kulit! Jelaskan
2. Jelaskan perbedaan rambut dan bulu!
3. Jelaskan secara lengkap struktur kulit!
DAFTAR PUSTAKA

Madison KC. Barrier function of the skin: "la raison d'etre" of the epidermis. J Invest
Dermatol 2003;121:231-241.

Freinkel RK, Woodley D. The biology of the skin. New York: Parthenon Pub. Group;
2001.

Madison KC. Barrier function of the skin: "la raison d'etre" of the epidermis. J Invest
Dermatol 2003;121:231-241.

Odland GF. Structure of the skin. In: Goldsmith LA, ed. Physiology, biochemistry,
and molecular biology of the skin. 2nd ed. New York: Oxford University Press;
1991:3-62.

Freinkel RK, Woodley D. The biology of the skin. New York: Parthenon Pub. Group;
2001.

Odland GF. Structure of the skin. In: Goldsmith LA, ed. Physiology, biochemistry,
and molecular biology of the skin. 2nd ed. New York: Oxford University Press;
1991:3-62.

Odland GF. Structure of the skin. In: Goldsmith LA, ed. Physiology, biochemistry,
and molecular biology of the skin. 2nd ed. New York: Oxford University Press;
1991:3-62.

Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula [James Veldman, trans], editor
Palupi Widyastuti, S.KM. 1st ed. . Jakata: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
Chapter 1, Anatomi Tubuh Manusia; p.5.

Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakata: Gramedia Pustaka
Utama; Tanpa Tahun. Chapter 1, p.1

Anda mungkin juga menyukai