Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH :PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

BIOTA PERAIRAN DAN FAKTOR FISIKO – KIMIA LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
NAMA : RAFIZAR AKBAR
NIM : 4172141015
KELAS : PENDIIDKAN BIOLOGI
KELOMPOK : I (SATU)
TGL. PELAKSANAAN : 12 NOVEMBER 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
JUDUL PERCOBAAN : BIOTA PERAIRAN DAN FAKTOR FISIKO -
KIMIA LINGKUNGAN
I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui jenis biota perairan di air berarus
2. Mengetahui jenis biota perairan tenang
3. Mengetahui kelimpahan oksigen di dalam suatu perairan
II. TINJAUAN TEORITIS :

Kualitas air dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor fisika kima
lingkungan dan faktor biologi (plankton dan benthos). Faktor fisika kimia meliputi suhu,
kecerahan suatu perairan, kelarutan oksigen dalam air dan pH.

Suhu air dipengaruhi komposisi substrat, kecerahan, kekeruhan, air tanah dan pertukaran
air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut. Kecerahan suatu
perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai
kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung
adalah apabila keping sechi mencapai 20-40 cm dari permukaan.
Kelarutan oksigen dalam air tergantung dari suhu air. Kelarutan oksigen dalam air akan
berkurang dari 14,74 mg/L pada suhu 0 0C menjadi 7,03 m/L pada suhu 35 0C. Kenaikkan suhu
air terjadi pula penurunan kelarutan oksigen yang disertai dengan naiknya kecepatan pernapasan
organisme perairan, sehingga sering menyebabkan terjadinya kenaikkan kebutuhan oksigen yang
disertai dengan turunnya kelarutan gas-gas lain di dalam air. Peningkatan suhu sebesar 1 0C akan
meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10. Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan
organik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol

Benthos adalah organisme yang hidupnya di dasar perairan (Hutabarat dan Evans, 1985).
Kelompok hewan makrobentos dapat digunakan sebagai indikator pencemaran perairan. Apabila
terjadi perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh pencemaran, maka hewan makrobenthos tidak
berpindah menuju daerah yang sesuai untuk kelangsungan hidupnya.

Sedangkan, plankton adalah suatu komunitas meliputi tumbuhan dan hewan yang terdiri
dari organisme yang melayang baik yang mampu melawan arus maupun yang tidak (M. Zahidin,
2008). Plankton yang mempunyai sifat selalu bergerak dapat juga dijadikan indikator pencemaran
perairan. Plankton akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila terjadi
pencemaran yang mengubah kondisi tempat hidupnya. Dengan demikian terjadi perubahan
susunan komunitas organisme di suatu perairan dimana hal ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
pencemaran di perairan. Dalam hal ini terdapat jenis-jenis plankton yang dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk mengetahui hal tersebut sesuai dengan kondisi biologi perairan tersebut

III. ALAT DAN BAHAN :


a. Alat
NO Nama Alat Jumlah

1. Mikroskop 1 buah

2. Pipet tetes 2 buah

3. Jaring plankton 1 buah

4. Cover dan objek glass 2 buah

b. Bahan
No Nama Bahan Jumlah

1. Samoel air berarus Secukupnya

2. Sampel air tenang Secukupnya

IV. PROSEDUR KERJA


No Prosedur
1. Memasang botol penghimpun baik baik ujung kerucut jalan plangton

2. Mengambil sampel di air yang berarus dan tidak berarus dengan ke dalaman 10 cm

3. Ke dua sampel di masuk kan ke dalam 2 botol yang berbeda

4. Mengamati mikroorganisme di bawah mikroskop dengan masing masing tiga kali


pengungan

5. Mencatat hasil pengamatan


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________

V. HASIL PERCOBAAN
V.1. TABEL

V.2. PEMBAHASAN TABEL

V.3. PEMBAHASAN JAWABAN

. Parameter Fisika Kimia Perairan Kondisi fisika kimia dapat menggambarkan


mutu atau kualitas lingkungan perairan pada saat tertentu. Pengkuran suhu dilakukan selama
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
enam periode dengan kisaran antara 27,6 - 29,6ºC dengan kisaran rata-rata 28,5ºC. Kisaran suhu
terendah pada awal periode sedangkan kisaran suhu tertinggi pada akhir periode. Suhu ini masih
dikatakan baik karena tidak melebihi batas suhu terendah maupun suhu tertinggi bagi
pertumbuhan ikan. Bervariasinya nilai suhu yang terjadi di perairan ini mengindikasikan
bahwa nilai suhu diperairan dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain cuaca, angin dan arus.
Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk
menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat penting
karena erat kaitannya dengan aktifitas fotosintesa dan produksi primer dalam suatu perairan.
Faktor yang mempengaruhi kecerahan adalah kejernihan yang sangat ditentukan partikel-partikel
terlarut dalam lumpur. Semakin banyak partikel atau bahan organik terlarut maka kekeruhan akan
meningkat. Kekeruhan atau konsentrasi bahan tersuspensi dalam perairan akan menurunkan
efisiensi makan dari organisme.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal
sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut (SALMIN, 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa
faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas.
Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air
dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan
terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar
oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium
dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________

VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

MEDAN, 03 SEPTEMBER 2019


DOSEN/ASISTEN LAOBATORIUM PRAKTIKAN

(DEDI LANDANI GINTING ) (RAFIZAR AKBAR)


4153220003 4172141015

LAMPIRAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai