Anda di halaman 1dari 8

Nama : Suci Hardiyanti

NIM : 4172141033

Kelas : Biologi Dik E 2017

BAB 7
KOMUNITAS HEWAN

1. Sebutkan ciri biologis dan fisik komunitas.


Ciri bilogis komunitas adalah meliputi komposisi spesies,
kelimpahan individu dari spesies, perubahan temporal dalam komunitas
dan hubungan antara spesies dalam suatu komunitas. Adapun ciri fisik
komunitas adalah ciri yang tampak dalam suatu komunitas.
2. Diskusikan makna keragaman spesies, keragaman komunitas, dominansi,
dan predominansi?
 Keragamanan spesies: variasi keanekaragaman spesies baik
tumbuhan, hewan, dan organisme yang hidup disuatu ekosistem
atau tempat tertentu.
 Keragaman komunitas: variasi keanekaragaman komunitas
didalam suatu ekosistem.
 Dominansi: spesies yang secara ekologik sangat berhasil dan yang
mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk
pertumbuhannya.
 Predominansi: suatu keadaan dimana jumlah individu spesies itu
lebih besar atau sama dengan 10% dari jumlah total individu dalam
keseluruhan spesies.
3. Apakah yang dimaksud dengan equitabilitas atau evennes?
Equitabilitas adalah penyebaran individu antara spesies yang
berbeda dan diperoleh dari hubungan antara keanekaragaman dengan
kenakeragaman maksimalnya.
4. Jika komunitas A memiliki indeks kemerataan 2,2 sedangkan komunitas B
2,7, maknailah kedua komunitas tersebut dalam hubungannya dengan
kestabilan komunitas?
Pada komunitas A memiliki indeks kemerataan 2,2 sedangkan
komunitas B memiliki indeks kemerataan 2,7. Oleh karena itu komunitas B
memiliki proporsi spesies pembentuk komunitas yang lebih seimbang dari
pada komunitas A. Dikarenakan pada kestabilan komunitas, apabila semakin
tinggi indeks kemerataan suatu komunitas maka komunitas itu akan semakin
stabil.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan suksesi hewan dan berikan contohnya
Suksesi hewan adalah proses perubahan dalam komunitas hewan
yang berlangsung kesatu arah secara terus menerus. Contoh dari suksesi
hewan adalah belalang migrasi, belalang pasil, dan tabuhan penggali dari
spesies lain. Saat hutan kering terbentuk, hewan yang muncul ialah semut
singa, kepik, cacing kawat, dan siput. Selanjutnya saat hutan lembab,
kelompok hewan yang muncul adalah kumbang harimau hijau, hewan berkaki
seribu, kelabang, jangkrik, serta cacing tanah. Ketika terjadi kondisi hutan
yang relatif stabil kelompok hewan yang muncul adalah belalang, larva
serangga Tipulidae dan siput pohon.
6. Jika komunitas hewan pada perairan A memiliki indeks keanekaragaman
2,6 sedangkan komunitas B hanya 2,3. Informasi apa yang dapat anda
kemukakan dari data kedua indeks keanekaragaman tersebut dalam
hubungannya dengan jaring-jaring makanan, kestabilan ekosistem, dan
kualitas lingkungannya (derajat pencemaran)?
 Jaring-jaring makanan yang lebih stabil terletak pada perairan A dengan
indeks keanekaragaman 2,6 karena jaring-jaring makanan yang lebih
banyak melibatkan organisme akan lebih stabil dibandingkan yang
sedikit melibatkan organisme.
 Untuk kestabilan ekosistem, perairan A memiliki ekosistem yang lebih
stabil dibandingkan perairan B karena perairan memiliki indeks
keankeragaman sebesar 2,6 sedangkan B hanya 2,3 karena jumlah
keankeragaman yang paling tinggi lah yang meiliki ekosistem yang
stabil.
 Pada perairan A dan perairan B memiliki kualitas lingkungan yang tidak
tercemar karena indeks keankeragaman perairan A dan perairan B > 20.
7. Jika indeks kesamaan komunitas A dan B adalah 68%, antara komunitas A
dan C 49%, dan antara B dan C 76%. Jelaskan makna dari data-data
tersebut berdasarkan aturan 50%?
Berdasarkan aturan 50%, maka komunitas A dan B (68%) dan
komunitas B dan C (76%) dapat dipandang atau dianggap sebagai satu
komunitas, karena indeks kesamaan antar komunitas lebih besar dari 50%.
Sedangkan komunitas A dan C (49%) tidak dapat dianggap satu komunitas
karena indeks kesamaan kurang dari 50%.
8. Jelaskanlah dengan singkat manfaat dari uji t Hutcheson dalam analisis
komunitas?
Manfaat dari uji t Hutcheson dalam analisis komunitas adalah kita
dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan (berarti) dari
keanekaragaman dan kelimpahan hewan yang menyusun kedua komunitas
yang dibandingkan tersebut.
9. Jika data komunitas zooplankton per 5 liter air pada 3 stasiun dengan 3
ulangan
a. Indeks Keanekaragaman Komunitas

(H’) = − ∑(𝑝𝑖) ln(𝑝𝑖)

Pada St.1
 Brachionus calyciflorus
4 4
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.139)

 Brachionus falcatus
7 7
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.199)

 Brachionus forficula
5 5
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.161)

 Keratella tropika
61 61
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.258)

 Lecane leontina
2 2
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.085)
 Lecane consricta
6 6
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.181)

 Testudinella sp.
4 4
(𝐻′) = (89)ln (89) = (0.139)

Indeks keanekaragaman stasiun 1


H’= 1,162
1,0< H’ < 3,322 (keanekaragaman sedang)

Pada St. 2
 Brachionus falcatus
20 20
(𝐻′) = (169)ln (169) = (0.252)

 Brachionus forficula
7 7
(𝐻′) = (169)ln (169) = (0.131)

 Keratella tropika
135 135
(𝐻′) = (169)ln (169) = (0.179)

 Platyas patulus
4 4
(𝐻′) = (169)ln (169) = (0.088)

 Testudinella sp.
3 3
(𝐻′) = (169)ln (169) = (0.071)

Indeks keanekaragaman stasiun 2


H’= 0,721
H’ < 1,0 (keanekaragamanrendah)

Pada St.3
 Brachionus falcatus
19 19
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.209)

 Brachionus forficula
3 3
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.057)
 Cephalodella sp.
2 2
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.042)

 Keratella tropika
195 195
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.117)

 Lecane leontina
2 2
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.042)

 Platyas patulus
2 2
(𝐻′) = (223)ln (223) = (0.042)
Indeks keanekaragaman stasiun 3
H’= 0,509
H’ < 1,0 (keanekaragaman rendah)
b. Indeks kemerataan komunitas (E) = H’/ H’Maks = H’/ ln(S)
 Kemerataan pada St.1
= 1,162 / ln (7) = 0,597
0,4< E < 0,6 (Indeks kemerataan sedang )

 Kemerataan pada St.2


= 0,721 / ln (5) = 0,44
0,4< E < 0,6 (Indeks kemerataan sedang )
 Kemerataanpada St.3
= 0,509 / ln (6) = 0,284
E < 0,4 (Indeks kemerataan rendah )
c. Stasiun yang lebih stabil adalah stasiun pertama.
Dalam hal ini, semakin tinggi indeks keanekaragaman suatu komunitas atau
ekosistem, berarti jaring-jaring makanan pada komunitas itu semakin kompleks
menandakan komunitas itu semakin stabil. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah indeks keanekaragaman suatu komunitas atau ekosistem, berarti jaring-
jaring makanan pada komunutas itu semakin buruk.
d. Indeks kesamaan
 St.1 dam St.2
2𝐴 2(4)
IS = 𝐵+𝐶 𝑥 100% = 7+5 𝑥 100% = 66 %

 St.1 dam St.3


2𝐴 2(4)
IS = 𝐵+𝐶 𝑥 100% = 7+6 𝑥 100% = 62 %

 St.2 dan St.3


2𝐴 2(4)
IS = 𝐵+𝐶 𝑥 100% = 5+6 𝑥 100% = 72,7 %

Stasiun 1, st.2, dan st.3 dapat dianggap sebagai satu komunitas


e. Uji Statistik Perbedaan keanekaragaman dan kelimpahan komunitas
 St.1 dam St.2
t=
f. Pengambilan Sampel Secara Acak
Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara tidak acak, maka
kemungkinan indeks keanekaragamannya :
 St.1 Indeks keanekaragamannya sedang
 St.2 indeks keanekaragamannya rendah
 St.3 indeks keanekaragamannya rendah
10. Jika komposisi makanan dari dua jenis burung (Shag dan Cormorant) yang dekat
kekerabatannya adalah sebagaimana tersaji pada data berikut, maka dengan
menggunakan indeks kesamaan Bray-Curtis, hitunglah persentase tumpang
tindih relung atau niche overlapping (kesamaan makanan) dari kedua jenis
burung tersebut. Berbedakah secara signifikan komposisi makanan dari kedua
jenis burung tersebut?
2𝐶 2(6%) 12% 12%
Sb = = (49+1+2+7+4+4)%+(1+26+33+5+17+17)%
= = = 0,07% =
𝑎+𝑏 67%+99% 166%

0%
Indeks kesamaan 0% berati komposisi makanan dari kedua jenis burung tersebut
berbeda sekali.
11. Jika presentase komposisi macam makanan dalam diet empat spesies labah-
labah (lycosa = A, oedothorax = B, enoplognatha = C, dan tetragnatha = D) yang
hidup di suatu sawah di Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :

Macam makanan A B C D

Wereng hijau dewasa 26 4 12 16

Wereng hijau nimfa 27 35 28 10

Wereng cokelat dewasa 10 5 12 12

Wereng cokelat nimfa 15 19 12 6

Belalang 9 16 3 2

Berbagai arthropoda 13 21 33 54
Tentukanlah antara labah-labah mana yang keselingkupan relungnya lebih
banyak, interaksinya (kompetisinya) lebih intens ataupun sebagai pesaing-pesaing
tangguh, dan yang dapat hidup berkohabitasi/berkoeksistensi. Bagaimana hal itu dapat
dijelaskan ?
Berdasarkan besarnya kesamaan jenis makanannya, untuk makanan A
keselingkupan relungnya lebih besar antara wereng hijau dewasa dengan wereng hijau
nimfa (26 dengan 27: hanya beda 1). Untuk makanan B keselingkupan relungnya lebih
besar antara wereng hijau dewasa dengan wereng cokelat dewasa (4 dengan 5: hanya
beda 1). Untuk makanan C keselingkupan relungnya lebih besar antara wereng hijau
dewasa, wereng cokelat dewasa, dan wereng cokelat nimfa (sama-sama 12). Untuk
makanan D keselingkupan relungnya lebih besar antara wereng hijau nimfa dengan
wereng cokelat nimfa (10 dengan 12: hanya beda 2).
Ditinjau dari tingginya nilai kesamaan jenis makanan, maka ada kemungkinan
terjadi kompetisi memperebutkan makanan antarspesies. Besarnya nilai tumpang tindih
antarspesies tidak selalu dapat mengindikasikan adanya kompetisi karena tergantung
kepada ketersediaan makanan di suatu sawah di Kabupaten Deli Serdang-Sumatera
Utara. Tumpang tindih cenderung meningkat dengan meningkatnya kelimpahan mangsa
karena mangsa mudah dimangsa oleh semua labah-labah. Persaingan tidak akan terjadi
jika sumber daya makanan masih melimpah, namun jika sumber daya makanan menipis
maka kompetisi akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai