Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN

DI SUSUN OLEH:
NURUL AZMI 4133341008
COKI BRIMI SINAMBELA4133341051
DIVA TRIANAMORA4133341081
NURI ANDRIANI4133341064
YESIKA SIPAYUNG 4133341037
MARIA ANGELINA4133341040
JURUSAN: PENDIDIKAN BIOLOGI EKSTENSI B

TAHUN AJARAN 2014/2015


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat tiada habisnya kepada umatnya terutama pada kami tim penyusun
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah untuk mata kuliah
Ekologi Tumbuhan. Shalawat serta salam tetap kami curahkan junjungan nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan menuju
jalan yang terang benderang yakni ajaran agama islam.
Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada
Ibu Dra.Aida Sitompul, selaku dosen mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang telah
membimbing kami pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan, dan kepada seluruh
anggota kelompok atas kerja samanya yang kompak dalam menyelesaikan tugas
ini serta kepada pihak – pihak lain yang memberi dukungan demi terselesaikanya
makalah ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tidak ada kata yang dapat
kami ucapkan selain kata maaf yang sebesar – besarnya apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari penulisan
makalah ini.Kami sangat membutuhkan kritik dan saran para pembaca yang
bersifat membangun demi penulisan makalah selanjutnya. Besar harapan kami
semoga apa yang kami sajikan dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan bagi seluruh pihak yang membaca. Dan semoga Allah senantiasa
memberi hidayah kepada setiap hambanya yang mau selalu berusaha dan belajar.

Medan, 6 Desember 2014

Penyusun

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan penulisan 2
1.4 Manfaat penulisan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Vegetasi 3
2.2 Metode-metode Analisis dalam Vegetasi 5
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah 6

BAB III METODOLOGI DAN METODE KERJA


3.1 Tempat dan waktu percobaan 7
3.2 Alat dan bahan percobaan 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi di Hutan Lindung Aek Nauli 11
4.2 Menghitung Nilai Kerapatan, Frekuensi Dan Dominansi 15
4.3 Pembahasan 18
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 17
5.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 18

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 3


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam


lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam
lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967).Ilmu vegetasi
sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu.Mula-mula kegiatan utama yang
dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam dan vegetasinya.Dalam
abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk menyederhanakan eskripsi dari vegetasi
dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan
standart dasar dalam evaluasi secara kuantitaif. Berbagai metode analisis vegetasi
dikembangkan, dengan penjabaran data secara detail melalui cara coding dan
tabulasi. Berbagai metode yang digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar
adalah dari Raun kiaer (1913, 1918), Clements (1905, 1916), Du Rietz (1921,
1930), Braun (1915), dan Braun Bienquet (1928).Deskripsi umum dari vegetasi
dan komunitas tumbuhan melalui bentuk hidup dan species dominan adalah
tekanan pada zaman yang telah lalu.

Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik


pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan
yang hidup bersama dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh
spesies sebagai komponenya.Maupun oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya
yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum atau fungsional. Dalam
ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis dan juga
sintesis sehingga akan membantu dan mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan.

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau


komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
penutupan tajuk.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut.Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.Berdasarkan

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 4


tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3
kategori yaitu (1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-
batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun
waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu
areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor
lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).

Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode


Berpetak (Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur,
Metode Garis Berpetak) dan Metode Tanpa Petak (Metode berpasangan acak,
Titik pusat kwadran, Metode titik sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich)
(Kusuma, 1997).

Berdasarkan model geometrik yang dihasilkan dari hasil analisis, dapat


ditarik suatu kesimpulan bahwa titik yang saling berdekatan merupakan unit-unit
sampling yang mempunyai pola kesamaan dalam komunitas, sedangkan titik-titik
yang saling berjauhan adalah unit-unit sampling yang mempunyai perbedaan
komunitas. Berdasarkan perbedaan tersebut hasil analisis ordinasi dapat
dilanjutkan dengan mengkorelasikan pola komunitas pada unit-unit sampling
dengan faktor lingkungan dari unit-unit sampling tersebut, sehingga dapat
diketahui penyebab perbedaan pola komunitas di antara unit-unit sampling
tersebut .

Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi


ini.Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan
kuarter. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena
tidak membutrhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik.
Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk
melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan
membutuhkanwaktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk
vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya.

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 5


1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan analisis vegetasi?
 Apa yang dimaksud dengan metode destruktif, non destruktif, floristik
dan non floristik?
 Apa yang dimaksud dengan teknik pencuplikan kuadrat, garis, titik,
kuarter, dan teknik ordinasi?
 Apa saja macam-macam peta vegetasi
 Bagaimana cara membuat kurva luas minimum?
 Bagaimana menghitung kerapatan, frekuensi, dominasi, nilai penting, dan
teknik ordinasi pada analisis vegetasi?

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian analisis vegetasi.
 Mengethui pengertian metode destruktif, non destruktif, florostik dan non
floristic.
 Mengetahui teknik pencuplikan kuadrat, , titik, kuarter, dan teknik
ordinasi.
 Mengetahui macam-macam peta vegetasi
 Mengetahui cara membuat kurva luas minimum
 Mengetahui cara menghitung kerapatan,, frekuensi, dominasi, nilai
penting,dan teknik ordinasi pada analisis vegetasi.

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Vegetasi

Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan


komunitastetumbuhan.Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari
tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang
rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi adalah
cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah
suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.Analisis vegetasi dapat digunakan
untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan :

1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.


2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan
bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan
hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan
vegetasi semak belukar.

Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa


besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung.
Dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi
vegetasi yang ada.

Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif


bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan
vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon
dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah,
pengaturan tata air tanah dan lain-lain (Binari,2011).

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 7


2.2 Metode- Metode dalam Analisis Vegetasi

Metode- metode yang digunakan dalam analisis vegetasi :

o Metode garis

Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa


garis.Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada
kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis
yang digunakan akan semakin pendek.

o Metode intersepsi titik

Metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan


menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat
dianalisis hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang
disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut.

o Metode kuadrat

Metode kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang
menggambarkan luas area tertentu.Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk
vegetasi atau ditentukan dahulu luasminimumnya.Untuk analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel
kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.

o Metode kuadran

Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak
contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang
berbentuk pohon dan tiang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut
lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter
tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m
sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan
sampai pohon setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai)(Azis.2012).

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 8


Parameter kuantitatif vegetasi antara lain :

o Kerapatan (density)

Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan


satuanluas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah
spesies tersebut pada lokasi pengamatan.Nilai kerapatan belum dapat memberikan
gambarantentang bagaimana distribusi dan pola penyebarannya. Gambaran
mengenai distribusiindividu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari nilai frekwensinya
sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan membandingkan nilai tengah
spesies tertentudengan varians populasi secara keseluruhan

o Frekuensi

Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya


suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran
suatu jenis,apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.Hal ini
menunjukandaya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan.

o Dominansi

Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis
lain(bisa dalam hal ruang ,cahaya danlainnya),sehingga dominasi dapat
dinyatakandalam besaran:

a) Banyaknya Individu (abudance)dan kerapatan (density)

b) persen penutupan (cover percentage) dan luas bidangdasar(LBD)/Basalarea(BA)

c) Volume

d) Biomas

e) Indeks nilai penting(importance value-IV)

Kesempatan ini besaran dominan yang digunakan adalah LBH


dengan pertimbangan lebih mudah dan cepat,yaitu dengan melakukan
pengukurandiameter pohon pada ketinggian setinggi dada (diameter breas heigt-dbh).

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 9


o Indek Nilai Penting(importance value Indeks)

Merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies


dalam komunitas. Nilainya diperoleh dari menjumlahkan nilai kerapatan relatif,
dominasirelaif dan frekuensi relatif,sehingga jumlah maksimalnya 300%(Rohman, 2001).

2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu


daerah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah


antara lain :

a. Iklim Fluktuasi iklim musiman merupakan faktor penting dalam


membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim,
persediaan air, dan sebagainya menimbulkan kemacetan ekologis
(bottleck) yang membatasi jumlah spesies yangdapat hidup secara
tetap di suatu daerah.
b. Keragaman Habitat Habitat dengan daerah yang beragam dapat
menampung spesies yangkeragamannya lebih besar di bandingkan
habitat yang lebih seragam.
c. Ukuran Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies
dibandingkan dengandaerah sempit. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa hubungan antara luasdan keragaman spesies
secara kasar adalah kuantitatif.

Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10x lebih besar dari daerah lain,
maka daerah itu akan mempunyai spesies yang 2x lebih besar. Penggunaan
asosiasi interspesifik untuk memilah kuadrat menjadi kelompok-kelompok ini
didasarkan pada definisi tentang unit homogen vegetasi sebagai salah satu di
mana semua spesies-asosiasi yang tak tentu atau nondata dari MalleeAustralia,
adalah untuk mengurutkan pada spesies yang paling banyak terlibat dalamasosiasi
positif, penyatuan yang residum pada setiap tahap. Sejak statistik metode
semacam ini, bagaimanapun pasti memerlukan komputasi skala besar banyak,
perlu baik untuk memeriksa statistik dasar metode apapun yang diusulkan dan
untukmenilai apakah informasi ekologi yang diperoleh pada kenyataannya

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 10


membenarkanwaktu dan tenaga kerja yang terlibat. Selanjutnya, analisis
masyarakat yang kompleks dapat biasanya hanya dibawa dalam jangkauan ahli
ekologi berlatih jika metode diprogram untuk komputer digital, dan kebutuhan ini
harus ditanggung terus menerus diingat jika beban penghalang dalam waktu
komputasi yang harus dihindari(Williams and Lambert, 2007).

Hutan Aek Nauli berada di Kecamatan Girsang Simpangan Bolon,


Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara. Aksesibilitas ke lokasi ini
sangat tinggi karena terletak di antara kota Parapat dan Pematangsiantar melalui
jalur lintas Sumatera.

Hutan Aek Nauli terbagi dua berdasarkan komposisinya, yaitu hutan


homogen dengan dominasi tegakan Pinus (Pinus merkusii), dan hutan heterogen
yang disebut juga hutan alam dengan beberapa jenis tegakan.
Hutan alam Aek Nauli berada pada ketinggian 1200 mdpl.Secara geografis
terletak pada 430 25' BT dan 40 89' LU.Hutan ini memiliki kelerengan 2 sampai
15% dan sebagian merupakan areal datar berbukit dan sebagian merupakan
lembah dangkal. Curah hujan kawasan Aek Nauli termasuk ke dalam tipe A
menurut klasifikasi Smith dan Ferguson dengan curah hujan rata-rata berkisar
antara 2199,4 mm sampai dengan 2452 mm, kelembaban udara rata-rata harian 84
mmHg dan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 23 sampai 24 0 C.

Beberapa jenis pohon yang merupakan jenis asli hutan alam Aek Nauli
adalah Pinus sp., Quercus sp., Omalanthus, Lithocarpus sp., Garcinia sp., dan lain-
lain(Rimbaraya.2005).

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 11


BAB III
METODOLOGI DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Praktikum mengenai analisis vegetasi ini dilakukan pada hari Sabtu


tanggal 22 November 2014, dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul
13.00 WIB.Praktikum ini dilaksanakan di area hutan aek nauli Sumatera
Utara.Dan perhitungan rekapitulasi data dilakukan selama 1 minggu setelah
praktikum.

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


Alat

No Nama Alat Jumlah


1 Kompas tembak 1 buah
2 Meteran baju 3 buah
3 Meteran bangunan 1 buah
4 Tali plastic 2 gulungan
5 Plastik sampel 20 buah
6 Pacak 8 buah

Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1 Kulit dari batang pohon 20 kulit dari pohon
2 Daun dari batang pohon 20 daun dari pohon

3.4 Prosedur Percobaan


1. Menempatkan suatu garis transek pada sebuah kawasan dengan vegetasi
yang kompleks.
2. Menarik garis transek baru secara vertikal dengan menggunakkan
kompas untuk menentukan arah pada setiap jarak 50 m. Pada jarak 50m

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 12


berikutnya menarik garis transek yang vertikal dengan arah yang sama,
dengan arah garis stasiun pengamatan 1 dan menggangapnya sebagai
stasiun kedua.melakukan hal tersebut hingga jumlah stasiun ketiga.
3. Menempatkan titik sampel pengamatan pada setiap jarak 50m.
4. Menyebarkan 4 vektor pada setiap titik pengamatan sesuai arah mata angin, yaitu
:
o Kuadran I : daerah yang dibatasi arah Barat – Utara
o Kuadran II : daerah yang dibatasi arah Utara – Timur
o Kuadran III : daerah yang dibatasi arah Timur – Selatan
o Kuadran IV : daerah yang dibatasi arah Selatan – Barat
5. Data pohon terdekat dengan titik (satu setiap kuadrat ) pada setiap
kuadran
6. Melengkapi data dengan menyebutkan nama tumbuhan, jarak pohon ke
titik pusat, diameter pohon dan tinggi pohon.

Titik Kuadran Jenis Jarak Diameter Tinggi Keterangan


pohon pohon pohon pohon
ke titik (cm)
(m)

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 13


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi di Hutan Lindung AekNauli

Nomor Nama Jenis Jarak Diameter Tinggi K


Pohon Pohon Pohon e
Stasiun Ku Lokal Botani
Ke (m) (m) t.
ad
titik
ran
(m)
1 I Haun Longetia 6,01 0,3345 25 Pohon
dolok sp.
Putih
II Kemenyan Sytrax 4,07 0,159 18 Tihang
benzoil
III Pinus Pinus 4,40 0,226 23 Pohon
merkusii
IV Kemenyan Sytrax 2,59 0,272 23 Pohon
benzoil
2 I Medang Mangli- 6,47 0,3185 26 Pohon
kertas eta sp.
II Loba-loba - 4,00 0,1401 17 Tihang
III Martolu Schima 4,40 0,191 22 Tihang
putih alba
IV Martolu Schima 5,90 0,245 23 Pohon
putih alba
3 I Medang Mangli- 2,245 0,241 21 Pohon
kertas eta sp.
II Martolu Schima 4,43 0,274 24 Pohon
sp.
III Martolu Schima 7,90 0,494 27 Pohon

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 14


sp.
IV Pinus Pinus 1,19 1,032 35 Pohon
merkusii

4 I Martolu Schima 6,74 0,287 24 Pohon


sp.
II Pinus Pinus 6,16 1,038 40 Pohon
merkusii
III Haun Longetia 3,70 0,87 23 Pohon
dolok Malayan
IV Haun Longetia 5,427 0,222 19 Pohon
dolok Malayan
5 I Martolu Schima 9,454 0,29 23 Pohon
putih alba
II Pinus Pinus 11.583 1,029 34 Pohon
merkusii
III Balang Mallotus 4,462 0,383 26 Pohon
gingan sp.
IV Martolu Schima 5,11 0,503 28 Pohon
putih alba

4.2 Menghitung Nilai Kerapatan, Frekuensi Dan Dominansi

 Kerapatan
Kerapatan Total seluruh jenis = luas area/ d2
= 981250/47,43
= 20688 m
KR (i) = Jumlah individu jenis i
Jumlah total seluruh jenis
1. Haun Dolok Putih = 1/20x100% = 5%

2. Kemenyan = 2/20x100% = 10%

3. Pinus = 4/20x100% = 20%

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 15


4. Medang kertas = 2/20x100% = 10%

5. Loba-loba = 1/20x100% = 5%

6. Martolu putih = 4/20x100% = 20%

7. Martolu = 4/20x100% = 20%

8. Haun dolok = 1/20x100% = 5%

9. Balang gingan = 1/20x100% = 5%

Dari hasil perhitungan Kerapatan relatif jenis i (KRi) diperoleh hasil yang
paling besar ialah dari jenis Pinus, Martolu dan Martolu Putih yaitu 20 %. Untuk
(Kri)10% yaitu Kemenyan, Medang kertas dan dan untuk nilai Kerapatan relatif
jenis i (KRi) yang terkecil adalah Haun Dolok Putih, Loba-Loba, Balanggingan,
dan Haun Dolok sebesar 5%.

KM (i) = Kerapatan relatif jenis i x Kerapatan total seluruh jenis


100
1. Haun Dolok Putih = 5/100 x 20688 m = 1034,4

2. Kemenyan = 10/100 x 20688 m =2068,8

3. Pinus = 20/100 x 20688 m = 4137,6

4. Medang kertas = 10/100 x 20688 m = 2068,8

5. Loba-loba = 5/100 x 20688 m =1034,4

6. Martolu putih = 20/100 x 20688 m = 4137,6

7. Martolu = 20/100 x 20688 m = 4137,6

8. Haun dolok = 5/100 x 20688 m = 1034,4

9. Balang gingan = 5/100 x 20688 m = 1034,4

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 16


Untuk perhitungan Kerapatan mutlak jenis i ( KM i), nilai terbesar yang
diperoleh yaitu dari jenis Pinus, Martolu dan Martolu Putih yaitu 4137,6. Untuk
Kerapatan mutlak jenis i (KMi) Kemenyan, Medang kertas sebesar
2068,8.Kerapatan mutlak jenis i ( KM i) yang terkecil adalah Haun Dolok Putih,
Loba-Loba, Balanggingan, dan Haun Dolok sebesar 1034,4.

 Frekuensi

FM (i) = ∑ titik pengamatan yg diduduki jenis i


∑ titik pengamatan seluruh jenis

1. Haun Dolok Putih = 1/5 = 0,2


2. Kemenyan = 1/5 = 0,2
3. Pinus = 4/5 = 0,8
4. Medang kertas = 2/5 =0,25
5. Loba-loba = 1/5 = 0,2
6. Martolu putih = 3/5 = 0,6
7. Martolu = 2/5 = 0,25
8. Haun dolok = 1/5 = 0,2
9. Balang gingan = 1/5 = 0,2

FR (i) = Frekuensi mutlak jenis I


Jumlah total frekuensi seluruh jenis
1. Haun Dolok Putih = 0,2/3,1 x 100% = 6,4%
2. Kemenyan = 0,2/3,1 x 100% = 6,4%
3. Pinus = 0,8/3,1 x 100% = 25,8%
4. Medang kertas = 0,25/3,1 x 100% = 8,06%
5. Loba-loba = 0,2/3,1 x 100% = 6,4%
6. Martolu putih = 0,6/3,1 x 100% = 19,35%
7. Martolu = 0,25/3,1 x 100% = 8,06%
8. Haun dolok = 0,2/3,1 x 100% = 6,4%
9. Balang gingan = 0,2/3,1 x 100% = 6,4%

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 17


 Dominansi

DM (i) = jumlah luas bidang dasar jenis i


Luas total area
1. Haun Dolok Putih = 6,01 /20688 = 0,0002905

2. Kemenyan = 4,07/20688 = 0,0001967

3. Pinus =4,40/20688 =0,0002127

4. Medang kertas = 2,245/20688 =0,0001085

5. Loba-loba = 4,00/20688 =0,0001933

6. Martolu putih = 9,454/20688 = 0.000457

7. Martolu =5,90/20688 =0,0002852

8. Haun dolok =5,427 /20688 =0,0002623

9. Balang gingan = 4,462/20688 =0,0002157

DR (i) = Dominansi mutlak jenis I x 100%


Jumlah total dominansi mutlak
1. Haun Dolok Putih = 0,0002905/0,0019314 x 100% =15,0409%

2. Kemenyan = 0,0001967/0,0019314 x 100% =10,18432%

3. Pinus =0,0002127/0,0019314 x 100% =11,01274%

4. Medang kertas =0,0001085 /0,0019314 x 100% =5,61885%

5. Loba-loba =0,0001933 /0,0019314 x 100% =10,00828%

6. Martolu putih = 0.000457/0,0019314 x 100% =23,66159%

7. Martolu =0,0002852/0,0019314 x 100% =14,76649%

8. Haun dolok =0,0002623 /0,0019314 x 100% =13,58082%

9. Balang gingan =0,0002157 /0,0019314 x 100% =11,16806%

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 18


Indeks Nilai Penting :

INP = KR+FR+DR

1. Haun Dolok Putih = 5% + 6,4% + 15,0409% = 26,4409%

2. Kemenyan = 10% + 6,4% + 11,01274% = 27,41274%

3. Pinus =20% + 25,8% + 11,01274% = 56,81274%

4. Medang kertas = 10% + 8,06% + 5,61885% = 23,67885%

5. Loba-loba = 5% + 6,4% + 10,00828% = 21,40828%

6. Martolu putih = 20% + 19, 35% + 23,66159% = 63,01159%

7. Martolu =20% +8,06% + 14,26649% = 42,32649%

8. Haun dolok = 5% + 6,4% + 13,580682% = 24,98068%

9. Balang gingan = 5% + 6,4% + 11,16806% = 22,56806%

 Indeks Kesamaan Sorensen


Iss = 36,36%

Indeks Diversitas (ID)


 100%- Iss = 100% - 36,36%
= 63,64%

 Indeks Shannon wiener


HI = – (-1,349)
= 1,349

4.3 PEMBAHASAN

Praktikum ini mengenai analisis vegetasi dengan metode kuadran dimana


pada metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari
pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya.
Praktikum ini dilaksanakan tanggal 22 November 2014 pada pukul 09.00
WIB dengan kondisi cuaca cerah. Praktikum ini bertujuan supaya

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 19


mahasiswa dapat memahami dan mempraktikan metode kuartaer ini
dengan baik di lapangan. Tiap kelompok mendapat tansek sepanjang 30 m.
Transek tersebut dibagi menjadi 3 buah kuarter dengan tiap plot berjarak
10 m. Di tiap titik pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga
membagi plot menjadi 3 kuarter, pada masing-masing kurter terdapat 4
kuadran. Dalam satu kuadran hanya didaftarkan satu jenis dari vegetasi
pohon (termasuk didalamnya kategori semai, pancang, tiang dan pohon),
yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran.
a. I II I II I
II I II
b. Kuarter 1 Kuarter 2 Kuarter 3
c. IV III IV III IV
III IV III
d. Karena metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang
berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan
luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh
karena itu, bila dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat
adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian bisa diteruskan sejauh
mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud, tetapi pohon
tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut.
e. Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang,
dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus
(berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik
berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas).
f. Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak
10 m. Dari ketiga plot tersebut dapat diketahui ada spesies dominan seperti
Tectona grandis karena jenis spesies tersebut terdapat hampir di setiap
plot.
g. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa FR terbesar ada pada jenis jati
(Tectona grandis) dengan nilai 37,74 %. Nilai ini menunjukkan bahwa jati
(Tectona grandis) memiliki kehadiran yang tinggi di tiap plot
dibandingkan dengan spesies yang lainnya di mana jati di temukan di titik

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 20


kuarter 1, 2, dan 3. KR terbesar ada pada jenis jati (Tectona grandis)
dengan nilai 58,41 % . nilai ini menunjukkan bahwa jati memiliki
kerapatan yang tinggi bila dibandingkan dengan spesies yang lainnya.
Sedangkan nilai DR terbesar ada pada flamboyan (Delonix regia) dengan
nilai sebesar 54,79 %. Nilai ini menunjukkan penutupan tajuknya besar.
Sedangkan nilai INP nya adalah 299,93. Indeks Kesamaan Sorensen
memiliki nilai 36,36% (< 50%), maka lokasi tersebut memiliki komunitas
berbeda atau vegetasi penyusun pada masing-masing lokasi beragam.
Sedangkan indeks diversitasnya adalah 63,64%, nilai ini menunjukan
keragaman yang tinggi.
h. Spesies Syzigium cuminii dan Tectona grandis kuarter 1 kuadran 2
termasuk kategori pohon dewasa karena memiliki diameter lebih dari 35
cm, spesies Tectona grandis di kuarter dan kuadran lainnya, Citrus
maxima, Delonix regia, Arthocarpus integra termasuk kategori tiang, yaitu
pohon dengan diameter antara 10-35 cm, dan spesies A termasuk kategori
pancang (sampling) .
i. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik
yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk kehidupan
yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda.
Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada
nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam floristik lokasi yang
belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak dapat
diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang dominan. Ketinggian
tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan.
Walaupun, berbagai bentuk kehidupan dapat memberikan pemikiran
khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas.
j. Arboretum bukan merupakan ekosistem alami, melainkan ekosistem semi
atau buatan sehingga ada campur tangan manusia yang menyebabkan
tumbuhan dalam arboretum tersebut beragam (heterogen). Walaupun pada
awalnya penanaman pohon di arboretum dilakukan secara merata menurut
komunitas yang akan diciptakan. Ternyata bila dianalisis secara vertical,
strata atau penyebaran kanopi tidak merata kerapatannya. Hal ini

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 21


menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi antar species tumbuhan di
arboretum (selain oleh kerusakan manusia) dalam memperoleh sinar
matahari, air dan nutrisi-nutrisi yang ada dalam tanah.

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 22


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang kami peroleh pada pengamatan Analisis Vegetasi
dengan menggunakan Metode Kuadran yang dilakukan di Hutan Aek Nauli dapat
disimpulkan bahwa:

 Tumbuhan yang paling banyak ditemukan pada pengamatan Analisis


Vegetasi dengan menggunakan Metode Kuadran yaitu dari jenis Pinus dan
Martolu Putih. Untuk jenis Pinus sendiri terdapat pada keempat (4) stasiun
pengamatan, sementara Martolu putih terdapat pada 3 stasiun pengamatan.
 Dari hasil perhitungan Kerapatan relatif jenis i (KRi) diperoleh hasil yang
paling besar ialah dari jenis Pinus, Martolu dan Martolu Putih yaitu 20 %.
Untuk (Kri)10% yaitu Kemenyan, Medang kertas dan dan untuk nilai
Kerapatan relatif jenis i (KRi) yang terkecil adalah Haun Dolok Putih,
Loba-Loba, Balanggingan, dan Haun Dolok sebesar 5%.
 Untuk perhitungan Kerapatan mutlak jenis i ( KM i), nilai terbesar yang
diperoleh yaitu dari jenis Pinus dan Martolu putih yaitu sebesar 0,89.
Sementara Martolu 0,69 ; Kemenyan, Medang kertas, Haun dolok dan
Balang gingan sebesar 0,44 ; dan nilai Kerapatan mutlak jenis i ( KM i)
terkecil yaitu dari jenis Loba-loba dan Balang gingan sebesar 0,22.
 Untuk perhitungan Frekuansi mutlak jenis i ( FM i), nilai terbesar yang
diperoleh yaitu dari jenis Pinus dan Martolu putih yaitu sebesar 0,8.
Sementara Martolu , Kemenyan, Medang kertas, Haun dolok dan Balang
gingan sebesar 0,4 ; dan nilai Kerapatan mutlak jenis i ( FM i) terkecil
yaitu dari jenis Loba-loba dan Balang gingan sebesar 0,2.
 Dari hasil perhitungan Frekuensi relatif jenis i (FRi) diperoleh hasil yang
paling besar ialah dari jenis Pinus 21,43 %. Untuk (FRi) Martolu putih,
dan Kemenyan, Medang kertas sebesar 14,29 % dan untuk nilai Frekuensi
jenis i (FRi) yang terkecil adalah Haun Dolok Putih, Haun dolok, Loba-
loba dan Balang gingan sebesar 7,14 %.

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 23


 Indeks keanekaragaman yang didipat dari perhitungan hasil pengamatan
analisis vegetasi di Hutan Lindung Aek Nauli bernilai ± 2. Nilai ini tidak
sesuai dengan harga indeks keanekaragaman yang bernilai antara 0 – 1. hal
itu disebabkan karena wilayah yang digunakan didalam pengamatan
analisis vegetasi yang digunakan hanya mewakili sebagaian kawasan
Hutan Lindung Aek Nauli saja, bukan secara keseluruhan. Sehingga
indeks keanekaragaman yang diinginkan tidak didapat.

5.2 Saran

Pada Praktikum Analisis vegetasi sebaiknya di bombing oleh asisten yang lebih
ahli sehingga dalam pengerjaan laporan praktikan lebih mengerti dan sebaiknya
sampel yang di ambil tidak terlalu banyak sehingga dalam pengumpulan data
tidak repot dan lebih mudah di kerjakan.

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 24


LAMPIRAN FOTO

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 25


Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 26
DAFTAR PUSTAKA

Manurung,Binari. dkk .2011 . Panduan Teori Ekologi Tumbuhan. Medan :


FMIPA Unimed

Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi


Tumbuhan. JICA: Malang.

Williams, W. T and Lambert, J. M. 2007.Multivariate Methods in Plant Ecology :


I. Association-Analysis in Plant Communities. The Journal of Ecology, Vol. 47
(1) : 83-101

http://azisnformation.blogspot.com/2012/05/metode-kuadran-pada-analisis-
vegetasi.html diakses tgl 25 november 2014 jam 20.00 wib

http://rimbaraya.blogspot.com/2005/05/hutan-aek-nauli.html diakses tgl 25


november 2014 jam 20.00 wibs

Analisis Vegetasi Hutan Aek Nauli Page 27

Anda mungkin juga menyukai