Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REVIEW

KIMIA UMUM
“LARUTAN”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : PRAMESTI PUTRI CAHYANI


NIM : 4192520004
KELAS : BIOLOGI NON KEPENDIDIKAN A

DOSEN PENGAMPU : Dra. HAFNI INDRIATI NASUTION, M.Si


MAKHARANY DALIMUNTHE, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
BAB I
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rakmat dan karuniaNya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Journal Review ini yaitu
mengenai “Larutan”.

Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Kimia Umum dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan saya, semoga setelah selesainya penulisan Critical Journal Review ini saya
semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan
benar.

Di sisi lain, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
Critical Journal Review ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini ibu
Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si dan Makharany Dalimunthe, S.Pd, M.Pd.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan CJR ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari para dosen demi
penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi
semua khususnya penulis.

Medan, Oktober 2019

PRAMESTTI PUTRI CAHYANI


NIM.4192520004

2
IDENTITAS JURNAL

Judul : Reason for Different Solubility of Alkali Metal Chlorides in

Cadmium Nitrate Solution


Jurnal : Russian Journal of General Chemistry
Tahun : 2003
Penulis : M. K. Khripun
A. A. Kiselev
Vol : 73
Alamat Situs : https://alhimic.ucoz.ru/_ld/1/190_kYC.pdf

BAB II
RINGKASAN ARTIKEL

Dalam studi pembentukan kami tentang cadmium klorida kompleks [1, 2] kami mencatat
bahwa lithium, natrium, dan sesium klorida memiliki kelarutan yang berbeda di kadmium
konsentrasi nitrat 0,9 dan 4,1 M. Tujuan dari karya ini adalah untuk mengukur secara akurat
maksimal. Kelarutan garam MCl (M = Li, Na, K, Cs) dalam larutan cadmium nitrat dengan
berbagai konsentrasi hingga jenuh. Kompleksitas dari sistem multikomponen seperti itu
dihasilkan dari keanekaragaman dan perubahan susunan mikro mereka pada garam bervariasi
konsentrasi. Diketahui [3] bahwa kristal berbeda menghidrasi [Cd (NO3) 2 9H2O, Cd (NO3)
2 4H2O, dan Cd (NO3) 2 2.5H2O] mengkristal dari posteutectic larutan cadmium nitrat saat
suhu menurun. Menurut konsep model kami [1], sebagai konsentrasi cadmium nitrat
meningkat, berbeda kelompok cybotactic secara berurutan mendominasi dalam larutan.
Dalam larutan preeutectic, air adalah pelarut, sedangkan solusi terkonsentrasi, di mana
berbagai kelompok cybotactic terbentuk, dapat dianggap sebagai a sistem pelarut campuran.

Dalam sistem seperti itu, kombinasi dari kelompok-kelompok cybotactic yang sama
memainkan peran komponen pelarut yang terpisah, dan komponen-komponen ini berada
dalam keseimbangan dinamis. Dengan demikian, kelarutan klorida dalam berbagai
konsentrasi kadmium nitrat solusi dan pembentukan kadmium klorida kompleks akan
tergantung pada interaksi preferensial mereka dengan satu pada pelarut lain (kelompok
cybotactic tertentu). Kami mengukur kelarutan MCl dengan cara yang tidak biasa metode,
karena kita mengatur diri kita sendiri tugas yang berbeda, yaitu, untuk menentukan jumlah
terbesar dari klorida, yang dapat dilarutkan dalam kadmium nitrat solusi konsentrasi tertentu.
Karena itu, kami menambahkan garam MCl anhidrat ke dalam larutan Cd (NO3) 2 dalam
porsi dengan pengadukan terus menerus sampai kristal pertama muncul. Kemudian solusinya

3
disaring, dan komposisi fase cair ditentukan. Untuk pada akhirnya, kelebihan MCl
ditambahkan ke dalam larutan yang sama, dan fase padat dianalisis.

Mari kita membandingkan tren kelarutan untuk cesium dan lithium klorida (Gbr. 1a,
kurva 1 dan Gbr. 1b, kurva 5). Garam ini agak berbeda sifatnya. Itu Li + kation adalah ion
terhidrasi positif, dan bentuk LiCl beberapa kristal hidrat; ion Cs +, sebaliknya, adalah a ion
terhidrasi negatif, dan CsCl mengkristal saturasi dalam keadaan anhidrat. Pada preeutectic
konsentrasi kadmium nitrat, kelarutan sesium klorida rendah tetapi meningkat dengan
meningkatnya. Konsentrasi Cd (NO3) 2 (Gbr. 1a, kurva 1). Klasik pembentukan kompleks
terjadi dalam solusi untuk memberi berbagai kompleks kadmium klorida yang ditandai
dengan kelarutan yang sangat rendah dan mengkristal dari larutan tanpa air [4].

Cd2 + (H2O) 6 + nCl(aq) CdCln (n 2) + nH2O.

Sebagai hasil dari air formasi yang kompleks terbebaskan, yang merupakan alasan untuk
meningkatkan kelarutan dari cesium klorida. Dalam hal ini, CsNO3 masuk ke fase padat yang
mengkristal dari solusi ini. Pada konsentrasi kadmium nitrat 4,5 mol / kg H2O, sebuah
tikungan diamati dalam kurva kelarutan cesium klorida, dan kemudian kelarutan meningkat
lagi. Tikungan ini sesuai dengan eutektik dalam kelarutan polytherm yang kami ukur
sebelumnya [2] untuk Cd (NO3) 2: CsCl = 2.5: 1 solusi. Analisis fase padat menunjukkan
bahwa kompleks CsCdCl3 mengkristal dari solusi di Cd (NO3) 2 konsentrasi lebih tinggi dari
4,5 mol / kg H2O. Di kami pendapat, setelah efek eutektik, ditegakkan secara struktural
ditumpangkan pada kompleks acido klasik pembentukan.

Pada konsentrasi cadmium posteutektik nitrat, disosiasi cesium klorida ditambahkan ke


solusi ditekan karena tidak adanya jumlah air yang cukup, dan sesium klorida ada dalam
solusi di negara terkait. Khususnya, kompleks CdCl2 nH2O terbentuk di Sistem Cd (NO3)
2CsClH2O. Dalam kerangka itu dari model kami, pada konsentrasi posteutectic, perpindahan
air dari CdCl2 yang ditegakkan secara struktural nH2O kristal hidrat sitotoksik kelompok
oleh CsCl rekan terjadi. Akibatnya, kompleks CsCdCl3 adalah terbentuk, air dibebaskan, dan
kelarutan cesium klorida meningkat. CdCl2 nH2O + Cs Cl CsCdCl3 + nH2O. Berbeda
dengan cesium klorida, kelarutan litium klorida berkurang dengan meningkatnya kadmium
konsentrasi nitrat (Gbr. 1c, kurva 5). Yang paling tajam Penurunan diamati di dekat
komposisi eutektik solusi Cd (NO3) 2 (2,6 mol / kg H2O). Ketika konsentrasi Cd (NO3) 2
meningkat 3,5 mol / kg H2O, kelarutan lithium klorida perubahan tidak signifikan tetapi terus
menurun. Adapun kadmium konsentrasi rendah nitrat, lebih baik untuk berbicara bukan
tentang lithium klorida tetapi tentang kelarutan cadmium nitrat dalam. Struktur hidrat kristal
LiCl.

Pembentukan kompleks terjadi melalui mekanisme konjugasi struktur hidrat kristal


lithium klorida dan kadmium klorida yang ditegakkan secara struktural melalui molekul air
biasa (satu atau lebih, tergantung pada konsentrasi LiCl). Menurut analisis fase padat, litium
nitrat mengkristal dari solusi pada konsentrasi ini. Di cadmium konsentrasi nitrat di atas 3,5
mol / kg, kompleks CdCl2 nH2O ditemukan pada fase bawah. Catatan bahwa tikungan tajam
dalam kurva kelarutan LiCl terjadi di wilayah eutektik dalam politer kelarutan Cd (NO3) 2:

4
LiCl = 1,7: 1 larutan. Konsentrasi Cd (NO3) 2 meningkat 3,5 mol / kg H2O, kelarutan
lithium klorida perubahan tidak signifikan tetapi terus menurun. Adapun kadmium
konsentrasi rendah nitrat, lebih baik untuk berbicara bukan tentang lithium klorida tetapi
tentang kelarutan cadmium nitrat dalam struktur hidrat kristal LiCl.

Kami telah mengukur kelarutan litium klorida di Indonesia berbagai larutan konsentrasi
kadmium perklorat (Gbr. 1c, kurva 6). Kelarutan lithium klorida menurun tajam hingga
konsentrasi perklorat kadmium 3 mol / kg H2O [konsentrasi dekat dengan eutektik dalam
politerma kelarutan Cd (ClO4) 2 H2O, 3,4 mol / kg H2O]. Di sini, seperti dalam sistem
dengan kadmium nitrat, kompleks kadmium klorida dibentuk oleh mekanisme yang
ditegakkan secara struktural konjugasi. Namun, dalam sistem 5 juga, lithium melelehkan ion
nitrat muncul dalam larutan sebagai akibat dari formasi kompleks [2]. Ini menjelaskannya
kelarutan litium klorida yang rendah dalam pekat larutan kadmium perklorat. Suka dengan
sistem cesium klorida, air dibebaskan selama formasi kompleks dalam solusi yang
dipertimbangkan. Namun, ini tidak menghasilkan peningkatan LiCl kelarutan, karena air
didistribusikan kembali antara th kelompok kristal hidrat sitotaktik hadir dalam larutan.

Seperti halnya sistem lithium klorida, kelarutan NaCl dalam larutan kadmium perklorat
jauh lebih rendah daripada dalam larutan kadmium nitrat. Dalam Cd (ClO4) polytherm,
tikungan tajam adalah juga diamati di dekat komposisi eutektik [3]. Seperti itu penurunan
tajam dalam kelarutan natrium klorida dalam sistem 4 hasil dari penampilan dalam solusi
natrium perklorat yang gugus sitotoksik NaClO4 H2O secara struktural tidak sesuai Cd
(ClO4) 2 6H2O kelompok cybotactic mendominasi dalam a larutan kadmium perklorat pekat
[5].

BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN

1.1 Kegayutan Antar Elemen

Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apabila dari setiap paragraf dan
setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan satu sama lain. Kegayutan
pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap paragraf saling berkaitan. Contohnya
pada bagian pendahuluan juirnal ini, bagian awal tulisan tersebut adalah mengenai kadmium
klorida kompleks,kemudian memiliki tujuan unuk mengukur secara akurat maksimal
kelarutan garam MCl.

5
1.2. Originalitas Temuan

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tuulis tersebut
yang memiliki kesaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula dengan jurnal, sebuah
jurnal dikatkan original apabila semua elemen yang ada di dalam jurnal tersebut terbukti.
Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari kuipan dan daftar
rujukan. Jurnal ini merupakan jurnal yang original/asli karena setiap kutipan yang ada di
dalamnya tertulis pada lembar rujukan.

1.3. Kemutakhiran Masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini/actual, dan menggunakan rujukan baru.
Jurnal ini dikatakan mutakhir karena jurnal ini merupakan jurnal ini buatan tahun 2003 yang
mana itu sudah masuk era modern.

Selain itu, jurnal ini juga sesuai dengan perkembangan ilmu, yauiu ilmu pendidikan di
kalangan mahasiswa, karena tiap mahasiswa mempunyai pemhaman yang berbedabeda dan
terus berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman, maka dikembangkanlah jurnal mengenai
topik bahasan tersebut, maka dari itu jurnal ini dikatakan mutakhir.

1.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga keterpaduan
makna. Jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya. Hal ini saya katakan
karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan kata-katanya berkaitan satu sama
lain.

Koherensi atau keterpaduan makna di dalam jurnal ini juga baik. Hal ini karena di setiap
paragraf dan kalimat jurnal berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar
paragraf di dalam jurnal ini. Dimana dalam setiap penulisan di dalam paragraf sangat
berkaitan tanpa adanya penjelasan yang melencong keluar dari judul pembahasan.

6
BAB IV
KELEMAHAN ARTIKEL

1.1. Kegayutan Antar Elemen

Pada dasranya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait. Jurnal ini misalnya, kegayutan
yang kurang baik ada pada bagian paragraf 1 dan selanjutnya yang mana disebutkan di
dalam paragraf tentang model 1 sampai dengan 5, tetapi di dalam jurnal tidak memberikan
bukti yang spesifik tentang model yang mereka berikan.

1.2. Originalitas Temuan

Saya tidak menemukan kekurangan tentang originalitas temuan dari jurnal ini.

1.3. Kemutakhiran Masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini/actual, dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut
saya katakan karena jurnal ini menggunakan buku lama sebagai rujukannya.

1.4. Kohesi dan Koherensi

Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf cukup
kohesi dan koherensi. Pada jurnal kegayutan antar elemen jurnal sudah baik, namun hal yang
menjadi kelemahan adalah pada banyaknya kalimat-kalimat yang berbelit-belit dan terus
diulang-ulang.

7
BAB V
IMPLIKASI

1.1. Implikasi Terhadap Teori

Jurnal Alasan Kelarutan Yang Berbeda Dari Alkali Metal Chlorides Dalam Cadmium
Nitrate Solution berdasarkan Jurnal Russia Kimia Umum, implikasi atau keterlibatan
terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori-teori yang dijabarkan jurnal merupakan teori-
teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai dengan tujuan peraturan pemerintah.

Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca atau reviewer
akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai kelarutan dari alkali
metal baik dari segi konsep, pemahaman teoritis sampai mendapatkan contoh aplikatif dalam
penelitian yang disampaikan jurnal ini.

1.2. Implikasi Terhadap Program Pembangunan Di Indonesia

Program pembangunan di Indonesia sangat bergantung pada penyelenggaraan


pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi, globalisasi dan kebutuhan
pembangunan. Hingga saat ini sistem pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa
kali perubahan dengan tujuan mencapai mutu yang sesuai dengan perkembangan global.
Dengan adanya sistem desain pembelajaran, mahasiswa lebih mampu menguasai materi
perkuliahan setelah diadakannya desain tersebut, sehingga tujuan dari institut ataupun jurusan
kependidikan maupun nonkependidikan di suatu perguruan tinggi dapat melahirkan lulusan-
lulusan yang memiliki pengetahuan dan terampil dalam memahami perkembangan peserta
didiknya agar tujuan dari pendidikan itu tercapai.

1.3. Pembahasan dan Analisis

Jurnal ini menerangkan permasalahan dan pemecahan masalah yang sekiranya terjadi
dalam penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah. Ataupun juranl ini bisa menjadi
rujukan untuk sekolah keguruan lainnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan
dalam jurnal ini. Sehingga jurnal ini layak digunakan oleh pendidik sebagai salah satu
referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit dalam pelaksanaan penerapan desain
sistem pembelajaran pengembangan bahan ajar melalui hal-hal pendukung yang sudah
dijabarkan di dalam jurnal.

Secara tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa elah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisi suatu permasalahan. Selain itu
dengan memahami point demi poin sebagai pegangan dalam menulis karya ilmiah yang
nantinya diharapkan agar mahasiswa dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan
kaidah dan aturan yang berlaku.
8
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Adapun simpulan pada kritik jurnal Jurnal Alasan Kelarutan Yang Berbeda Dari Alkali
Metal Chlorides Dalam Cadmium Nitrate Solution berdasarkan Jurnal Russia Kimia Umum
adalah jurnal ini berupa jurnal pembahasan yang akan membantu pembaca memahami dan
sarana mengenai pelaksanaan meningkatkan aktivitas dalam belajar Kimia, karena jurnal ini
merupakan gambaran nyata penerapan pendidikan. Untuk kepentingan tersebut, jurnal ini
berupaya memformulasikan suatu ulasan saran dalam mengimplementasikannya melalui hasil
pembahasan teori-eori para ahli, sehingga dapat dijadikan panduan oleh para pelaksana
pembelajaran.

1.2. Saran

Saran yang dapat diajukan untuk jurnal ini sebenarnya sudah terdapat pada kelemahan
jurnal yang dijabarkan di atas. Adapun sarannya yaitu agar penulis memutakhirkan rujukan,
memperbaiki kaidah kebahasaan dan kesalahan-kesalahan kata pada jurnal, sehingga jurnal
yang diterbitkan selanjutnya memiliki kualifikasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Khripun.M.K.dkk.2003.Reason for Different Solubility of Alkali Metal Chlorides in

Cadmium Nitrate Solution.Russian Journal of General Chemistry.Vol 73(2):161-164

Anda mungkin juga menyukai